Pages

26 June 2015

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (1H)



Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 1G

Sekarang, saya akan meninjau  penutup pada paragraf 10, yaitu: “Proses ini tidak akan dialami oleh mereka yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Proses ini hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus (Rom 8:28).” Kala “proses ini” adalah “keharusan orang-orang Kristen untuk berjuang keras melalui pintu yang sesak” berdasarkan Lukas 13:23-24, maka sudah jelas,sebagaimana yang telah saya paparkan pada bagian 1F dan 1G, Lukas 13:23-24 itu sendiri, bukanlah sebuah perintah terkait  bagaimana keselamatan harus terjadi pada orang percaya. Bahkan saya sudah menunjukan juga,  bahwa tuan rumah, sama sekali tidak memperhitungkan perjuangan keras itu, sebaliknya apakah tuan rumah mengenal setiap orang itu (Lukas 13:25-27), dan  bukankah tuan rumah, tak peduli seberapa gigihnya mereka berjuang melalui jalan sesak itu, menyebut mereka pelaku-pelaku kejahatan (Lukas 13:27) karena tuan rumah tidak mengenali mereka?! Tak dikenali oleh tuan rumah telah mendefinisikan kemana ujung kehidupan mereka (Lukas 13:28). Sungguh berbeda ketika Yesus juga menyebutkan satu-satunya JALAN yang harus dituju, namun bukan dengan perjuangan keras, namun percaya.

Sehingga menyatakanProses ini hanya terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus ( dengan menautkan Rom 8:28),” merupakan hal yang sangat salah, oleh sebab dua hal pokok: a.proses  berjuang melalui jalan sesak untuk menuju keselamatan sebagaimana Lukas 13:23-24, sama sekali tidak berujung ke keselamatan, dan b. bukan saja,  bukan untuk orang percaya, namun, juga  bukan merupakan cara  atau metoda keselamatan bagi yang tak percaya agar selamat, sebab memang tidak menghasilkan keselamatan (sebab Lukas 13:25-28 menunjukan hanya yang dikenal tuan rumah yang selamat, tak ada hubungan sama sekali dengan seberapa keras dan gigihnya perjuangan itu dilakukan).



Mengatakan hal semacam ini, bahwa keselamatan tidak ditentukan pada seberapa keras atau gigih perjuangan manusia itu. sekali lagi, bukan bermakna sebuah kemalasan dalam memperjuangkan keselamatan. MENGAPA? Sebab, dasar untuk mengatakan BUKAN ITU MAKSUDNYA, ada pada apa yang  Yesus sendiri ungkapkan. Apakah itu? Bahwa jalan menuju keselamatan  adalah dirinya sendiri, percaya  kepadanya, dikenal olehnya dan mengenalnya.Bacalah kembali Tinjauan bagian 1F.



Lukas 13:23-24 Tidak Menyokong Roma 8:28,  Tidak Satu Sama Lainnya! Sebuah Versus Yang Semu.
Ini sebetulnya sebuah poin kontradiksi tertajam, pada bagaimana pendeta Erastus memandang dan memaparkan bagaimanakah keselamatan itu? Apakah datang dari Tuhan ataukah beranjak dari apa yang dapat dan sepatutnya dilakukan (terlepas dari Kristus) oleh semua manusia, sejauh ini, pada  bagian 1 ini. Perhatikan Lukas 13:23-24 yang digunakan oleh pendeta Erastus Sabdono, sudah dibuktikan bukan penentu keselamatan, bukan sama sekali ditujukan bagi mereka yang sudah diselamatkan di dalam Kristus, dan bahkan, juga, sama sekali bukan metoda  menuju keselamatan, sebagaimana yang diajarkannya.
Jika  saya, pun menggunakan asumsi [yang salah] tersebut, sebagaimana telah dilakukan si pengajar, bahwa Lukas 13:23 adalah apa yang harus dilakukan oleh siapapun yang ingin diselamatkan, yaitu berjuang keras melalui jalan yang sesak itu, maka  menautkannya dengan Roma 8:28, sangat fatal. Ini hanya menunjukan ketidakkonsistenan dalam memandang dan mengajarkan bagaimana keselamatan tersebut terjadi. Menggunakan asumsi salah, maka keselamatan adalah keadaan dan keberadaan yang harus diperjuangkan secara keras atau gigih atau segenap daya untuk mengalaminya. Apakah Roma 8:28 menyatakan hal yang sama?


Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah 


Teks Roma ini, sekalipun mencakup adanya manusia-manusia namun statusnya pasif, terhadap apa yang direncanakan Allah dan dilakukan Allah. Allah adalah subyek yang dipredikatkan sebagai yang bekerja. ALLAH BEKERJA!
Dalam hal apakah Allah bekerja?
a.dalam segala sesuatu
b.untuk mendatangkan kebaikan

Untuk siapakah Allah bekerja?
[hanya] bagi mereka yang mengasihi

Siapakah mereka sesungguhnya, yang mengasihi-Nya itu?
mereka adalah [hanya] yang terpanggil, itu mengapa mereka dapat mengasihi

Berdasarkan apakah ke-terpanggil-an mereka itu?
[hanya] Berdasarkan atau sesuai dengan rencana Allah

Allah yang bekerja bagi manusia-manusia, Allah yang memiliki rencana atas manusia-manusia. Dia bekerja berdasarkan perencanaannya sendiri- sejak semula, dan dalam perencanaannya, dia berkuasa untuk mewujudkan dan mengerjakannya segala maksudnya dalam segala hal secara pasti.

Ini, sangat bertolak belakang dengan Lukas 13:23-24 yang berbicara bagaimana manusia-manusia harus berjuang keras untuk melalui jalan yang sesak itu, jalan yang bukan diri Yesus sendiri, karena memang  bukan berbicara mengenai keselamatan menurut kebenaran di dalam diri Yesus Kristus.


Sekarang perhatikan hal berikut ini: kerap dikatakan bahwa dengan menyatakan demikian, dikatakan atau dinilai sebagai Kristen tanpa perjuangan atau Kristen instan atau Kristen gampangan atau dangkal. Memandang  keselamatan sebagai proses yang “semudah atau sesederhana” itu, begitu menempatkan keselamatan itu pada kedaulatan dan kerja Allah atas diri manusia. Pandangan seperti ini, bukan saja salah tetapi menyesatkan. Mengapa?

(1).Keselamatan, sebagaimana yang Yesus katakan, hanya mereka yang beriman kepadanya maka akan diselamat, bukanlah perihal yang dapat dikatakan mudah apalagi gampangan dan dangkal, sebab Yesus sendiri berkata bahwa  keberimanan seseorang kepada dirinya hanya terjadi jika Bapa menganugerahkannya. Cobalah untuk membaca kembali, tinjauan saya pada bagian1E.

(2)Yesus sendiri berkata: beriman kepadanya memiliki hidup yang kekal:
Yohanes 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.

Bandingkan dengan
Yohanes 6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

Yohanes 6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


Yesus sedang membicarakan sebuah kehidupan yang dikaikannya dengan beriman kepadanya saja, bukan yang berasal dari dunia ini. Ini adalah kehidupan yang bersumber dari Yesus dan kehidupan selama-lamanya, sebab Yesus sendiri adalah selama-lamanya. Adalah mustahil bagi siapapun untuk memiliki kehidupan kekal dengan upaya sendiri dan dengan mengabaikan Yesus Kristus, jika demikian faktanya. Kehidupan kekal itu sendiri atau kehidupan bersama  Bapa itu sendiri ada pada diri Yesus:

Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Yohanes 14:11  Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Yohanes 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Teramat penting untuk diketahui para muridnya, bahwa Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus! Para murid tidak perlu mencari cara yang bagaimanapun untuk dapat melihat atau menuju Bapa, tak perlu mencari jalan lain untuk dapat berjumpa dengan Bapa, sebab memang tidak ada yang lain. Coba perhatikan dialog menakjubkan ini:

Yohanes 14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."

Barangkali, ini pun terjadi pada banyak orang Kristen. Orang-orang Kristen yang tak puas dengan firmanYesus mengenai dirinya, bahwa dirinya di dalam Bapa dan Bapa ada di dalam dirinya. Bahwa hanya melalui Yesus saja orang sampai kepada Bapa. Ini sebuah jalan yang asing dibandingkan dengan Lukas 13:23-24, jalan yang sebetulnya juga adalah jalan yang benar dalam menunjuk pada ketakberdayaan manusia untuk dapat memenuhi tuntutan finalnya, bahwa tuntutan final atau lebih tepat “tunggal” adalah hanya yang dikenali atau diketahui oleh Bapa saja yang bisa masuk (Lukas 13:25). Orang tak dikenali Bapa, BUKAN karena dia TIDAK sangat serius mengerjakan keselamatannya, Bapa tak mengenali seseorang BUKAN karena dia TIDAK bersikap serius terhadap mengerjakan keselamatan dan mengiringi Tuhan. Orang dikenali oleh Bapa, karena memang Bapa mengenalinya!


Orang-orang Kristen yang menilai perkataan Yesus ini, sebagai tidak bisa atau tidak boleh dipahami secara literal begitu saja atau sedangkal itu. Sebab kalau begitu adanya, maka kekristenan itu gampangan atau dangkal sekali keberimanan yang demikian. Ini, pandangan yang seperti itu, adalah pandangan orang-orang Kristen yang tidak memahami betapa mahalnya apa yang baru saja dikatakan Yesus itu. Perhatikan ini:

Lukas 10:21-22 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."

Jika seseorang dapat percaya SIAPAKAH  Yesus itu sesungguhnya, maka itu dapat terjadi hanya jika ANAK berkenan! Percaya kepada Yesus adalah hal mahal yang tak dapat dibeli oleh manusia dengan apapun juga, dan untuk dikenali oleh Allah sangat bergantung pada apakah anda percaya kepada Yesus??! Ini  adalah kebenaran yang diucapkan oleh Yesus dalam keadaan bergembira di dalam Roh Kudus! Sebuah catatan yang  penting mengenai kebenaran Kristus,  terkait siapakah  yang bisa percaya, jika bukan Dia yang menghendakinya!


Sekarang, perhatikan ini, pada Yohanes 14:8, Yesus baru saja menjelaskan Yohanes 14:6-7 mengenai dirinya adalah JALAN menuju Bapa! Bahwa Bapa ada di dalam dirinya!

Filipus, sangat mungkin seperti kebanyakan orang Kristen walau sangat mungkin memiliki dasar yang berbeda untuk mempertanyakan atau meragukan perkataan Yesus, apakah sungguhan demikian?

Yesus menegaskan, kemudian, bahwa apa yang baru saja difirmankannya adalah sungguhan adanya:

Yohanes 14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Sekarang Yesus begitu vulgar, begitu gamblang dan begitu menghentakan! Melihat Aku adalah Melihat Bapa? Bagaimana bisa Yesus adalah  Allah yang tak dapat dilihat (Yohanes 1:18,  Yohanes 6:46,Keluaran 33:20)?

Perkataan Yesus: melihat aku  berarti telah melihat Bapa, adalah perkataan yang sungguh tidak main-main dan tidak permainan  dalam hal ini, sebab kematian adalah kepastian:

Keluaran 33:20  Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."

Hanya ada satu orang yang hampir saja dapat melihat Allah secara otentik, itu pun terjadi dalam KASIH KARUNIA:

Keluaran 33:18-19 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."

Sehingga, memang kita dapat memiliki semacam dugaan yang berdasar untuk memahami kegamangan atau kegoyahan pada diri  Filipus untuk dapat menerima sepenuhnya perkataan Yesus, mempertanyakan/meragukan/mengernyitkan dahi, kala Yesus mengatakan hal yang sungguh tidak main-main. Bahkan Musa saja, tidak bisa untuk sekedar melihat Allah. Sekarang Yesus, sedang berkata bahwa melihatnya berarti melihat Bapa, secara tak langsung menyatakan dirinya lebih besar daripada Musa (Ibrani 3:3, juga bacalah artikel ini). Tentu ini bukan melihat dalam makna  visual inderawi, bahwa kemuliaan otentik Allah nampak oleh matanya, sebab  pnegalaman inderawi yang demikian dialami Filipus, maka hal yang dialami Musa akan terulang kembali .Filipus harus memandang Yesus dari  jauh.  Kemuliaan ilahi  Yesus telah ditahan oleh tubuh dagingnya (Ibrani 10:5).


Sebagaimana Musa membutuhkan kasih karunia untuk dapat sedikit mengintip kemuliaan Allah yang otentik, pun Filipus membutuhkan Kasih Karunia agar dapat menerima perkataan Yesus tersebut! Dan kita melihat bagaimana Yesus memastikan bahwa melihat Bapa atau menuju Bapa atau Bapa ada di dalam  Yesus adalah sungguhan (bandingkan dengan perkataan Yesus : "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?), tidak ada makna figuratif yang bagaimanapun. Satu-satunya agar dapat melihat  Bapa pada diri Yesus adalah: IMAN!

Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Yohanes 14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Ketika Yesus berkata: Melihat Aku berarti MELIHAT BAPA, Yesus hendak mengatakan bahwa itu adalah aktual pada dirinya! Ketika banyak orang bertanya-tanya bagaimana dapat menuju Bapa, maka hanya ada satu jalan menunju ke sana, jalan itu adalah diri Yesus sendiri.

Ini bukan jalan yang bisa dilalui dengan melangkahkan kakimu, dengan berjuang keras untuk melaluinya sebab jalan itu begitu disesaki oleh manusia yang mengerumuni jalan yang sempit itu. Tidak seperti itu. Cara melalui jalan itu atau cara mencapai Bapa adalah PERCAYA. Kepada siapa? Kepada Yesus!

Kita sendiri sudah mempelajari (bacalah bagian1E dan bagian1F ), bahwa untuk percaya pada Yesus pun, bukan sebuah bagian yang dapat diupayakan dan diperjuangkan oleh manusia, selain Allah sendiri MENYEBABKAN seseorang untuk menjadi percaya.

Sehingga sangat keliru dan menyesatkan pada apa yang Yesus katakan sendiri, bahwa percaya kepada Yesus dan Allah yang bekerja pada manusia untuk mendatangkan keselamatan adalah segala-galanya dan satu-satunya penentu atas keselamatan manusia itu sendiri, sebagai sebuah pengajaran yang dangkal, kulit belaka tanpa kedalaman, yang menjadikan keselamatan  dalam Kristen adalah  instan. Ini bukan soal instan atau tidak, ini soal apa yang Allah kerjakan pada apa yang memang sama sekali manusia tidak berdaya sebab memang mati.


Anda tak percaya bahwa anda dan semua manusia adalah mati dalam pandangan Allah?
Perhatikan perkataan-perkataan Yesus berikut ini:

Yohanes 6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

Dan untuk  perkataan Yesus semacam ini, kesinisan tersinis segera merebak:
Yohanes 6:41-42 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"

Apakah problem pada mereka? Mengapa mereka tidak dapat menerima perkataan Yesus? Apakah menurut anda? Apakah mungkin karena intelektualitas mereka tidak dapat menyentuh intelektualitas anak Yusuf ini? Atau, apakah mereka tidak  memiliki kemampuan berontologi terhadap presuposisi Yesus tersebut?  Bagi anda sendiri, apakah perkataan Yesus itu sendiri adalah sebuah presuposisi, atau KEBENARAN?

Kalau anda mengatakan bahwa itu adalah KEBENARAN, maka tidak bagi orang-orang Yahudi, itu adalah presuposisi yang masih perlu pembuktian dan pengujian dan perlu diselediki bagaimana interpretasi yang tepat berdasarkan kebenaran-kebenaran  menurut diri mereka.

Maka, jika demikian skenarionya, PERCAYA atau BERIMAN adalah masalah  atau halangan terbesar dan terkeras bagi mereka, untuk dimiliki pada diri sendiri dan pada kemandirian berupaya.

Lalu, apakah solusinya, atau adakah solusinya? Jika ada, apakah ada pada sisi manusia, atau perlukah manusia melakukan sesuatu agar dapat beriman pada Yesus dan juga perkataannya sehingga perkataanya akan bergerak dari sebuah presuposisi belaka, menuju kebenaran ilahi. Bahwa presuposisi itu sendiri adalah kebenaran ilahi!


Jawabannya ada pada  Yesus sendiri:

Yohanes 6:43-44 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Orang-orang yang tak percaya pada bagaimana keselamatan itu melulu bersentral pada Allah yang bekerja untuk menciptakan keselamatan pada manusia, akan memandang remeh kebenaran semacam ini. Pada orang-orang Yahudi kala itu: bersungut-sungut. Mereka tidak percaya, tidak tunduk pada kebenaran yang disampaikan Yesus, tidak mau mengikuti atau mematuhi apa yang telah disampaikan kepada Yesus. Mereka tidak  dapat mendatangi Yesus sebagai yang menerima segenap Yesus.

Karena Apakah? Karena mereka tidak termasuk orang yang ditarik oleh Bapa. Ditarik oleh Bapa sehingga datang atau menerima segenap Yesus, bersumber dari Allah yang bekerja untuk mewujudkannya.

Dan  yang mengejutkan, Yesus secara terbuka menyibakan penyebabnya, mengapa mereka tidak dapat menerima Yesus dengan segenap perkataannya! Dapatkan anda membayangkan Yesus sedang mengadakan penginjilan atau pemberitaan kabar baik yaitu dirinya sendiri, dan kemudian membuka sebuah rahasia mengapa pendengarnya  tak percaya pada perkataannya? Tentu anda semua, ini atau semacam ini adalah sebuah kegilaan dan kesesatan! Bukankah itu sudah terlintas dalam benak anda? Tengoklah pada Yesus!

Kunci atau jalan tunggal bagi seseorang untuk berbalik dari jalannya yang jahat dan mendatangi Allah, atau seseorang keluar dari kegelapan dan datang kepada terang dunia (Yohanes 8:12; 12:36), ada di tangan Bapa sendiri! Perhatikan penjelasan Yesus berikut ini:

Yohanes 6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Bandingkan dengan Yohanes 10:9:
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Untuk dapat mendatangi Yesus dan memperoleh keselamatan, sangat membutuhkan kasih karunia, dan itu hanya datang dari Bapa!

Yesus memang jalan keselamatan bagi semua orang, JIKA PERCAYA. Dan untuk dapat datang kepada Yesus dan menjadi percaya, sangat ditentukan oleh Allah sendiri!

Yesus sedang memberitakan injil atau kabar baik, yaitu dirinya sendiri, keselamatan hanya pada dirinya sendiri dan tidak pada yang lain, dan  pada saat yang sama menyibakan kebenaran, bagaimana sebuah keselamatan dapat berlangsung. Bahwa hanya jika Bapa menghendaki seseorang diselamatkan, maka diselamatkan dalam sebuah kepastian hingga pada akhir zaman (Yohanes 6:37-39)!

Roma 8:28 adalah Allah yang bekerja, dan kita baru saja melihat bagaimana Allah mengerjakan keselamatan itu terhadap semua manusia yang mati (sebab tak berdaya pada dirinya sendiri untuk mendapatkan keselamatan, bahkan untuk “sekedar” percaya).

Anda tidak bisa mengatakan, bahwa untuk percaya kepada Yesus adalah “mudah” atau mengatakan, keselamatan berdasarkan percaya saja maka selamat, adalah dangkal. Atau, mengatakan jika demikian, ini adalah kekristenan yang tak berjuang serius untuk menggapai keselamatannya sendiri. Sebab faktanya, untuk “sekedar” percaya saja, manusia harus bergantung kepada belas kasih Bapa!

Fakta ilahi ini, mustahil melahirkan kekristenan yang busuk dan dangkal, sebagaimana diyakini oleh cukup banyak orang Kristen termasuk para pendetanya, sebab faktor satu ini, yang Yesus sendiri katakan “dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu (Yohanes 14:20),“adalah kunci vitalitas bagi seorang Kristen untuk dapat hidup dalam kebenaran dan dalam dinamika kehendak Bapa atas dirinya. Sang  Kudus diam di dalam dirimu untuk menguduskanmu sebagai orang percaya, sebab sama seperti anda tak berdaya untuk beriman maka sejatinya anda tak berdaya untuk hidup di dalam kekudusan sebelum anda memiliki sang Kudus Pengudus di dalam dirimu!

Menarik untuk meneruskan  Roma 8:28 yang dikutip secara sangat salah oleh pendeta Erastus Sabdono, untuk menyokong pengajarannya, pada ayat 29-30:

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

HANYA Allah yang bekerja bagi keselamatan manusia, dari semula! Dia yang menentukan, dia yang menjadikan serupa. Dia yang memanggil, dia yang membenarkan, dan dia juga yang memuliakan.

Mengapa? Sebab manusia tidak dapat menentukan dirinya sejak semula, sebab manusia baru ada setelah permulaan berlangsung. Sebab manusia tidak dapat menyerupakan dirinya dengan gambaran Anak-Nya, sebab siapakah yang begitu mengenal Anak-Nya selain Sang Bapa?! Sebab manusia tidak dapat menentukan dirinya untuk dipanggil oleh Allah! Sebab manusia tidak dapat membenarkan dirinya di hadapan Allah (Ayub 25:4, Ayub 4:17-18, Maz 143:2, Roma 3:23) karena manusia tidak  pernah memiliki kebenaran tanpa memiliki Anak sang Kebenaran (Yohanes 1:17;14:6). Sebab manusia tidak dapat memuliakan dirinya sendiri, karena hanya Anak yang memiliki kemuliaan di sorga bersama-sama dengan Sang Bapa (Yohanes 17:5,24)!

Ketidak-dapatan manusia itu, bukan karena manusia itu tidak berjuang atau kurang berjuang keras, atau dikatakan tidak serius mengiringi Tuhan! Diperhadapkan dengan apa yang dikatakan oleh Yesus, maka adalah omong kosong untuk mengatakan bahwa seorang harus memperjuangkan ke-anakan-nya atau memperjuangkan dirinya agar layak diangkat menjadi anak-anak Allah. Faktanya, tak ada hal yang dapat dilakukan  pada sisi manusia untuk itu, sebab untuk percaya saja kepada ANAK ALLAH, manusia sangat bergantung pada Allah yang bekerja bagi keselamatan seseorang, sejak semula!


                                                                  AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN



No comments:

Post a Comment