Oleh: Martin Simamora
Bacalah
lebih dulu bagian 1D
Paragraf sepuluh: Bagi orang yang mendengar Injil perbuatan
baik tidak menyelamatkan sebab keselamatan
ditentukan oleh sikapnya terhadap salib (dan keselamatan disini bukan
hanya terhindar dari neraka tetapi harus kembali kepada gambar Allah). Setelah
seseorang menerima salib atau menerima karya keselamatan dalam Yesus Kristus,
maka kebaikan yang dimiliki haruslah kebaikan yang berstandar Kristus. Mereka
dikehendaki untuk sempurna seperti Bapa. Itulah sebabnya orang-orang yang
disebut sebagai umat pilihan, mereka adalah orang-orang yang harus menjalani
hidup lebih berat dan sukar sebab mereka harus diproses melalui pemuridan untuk
sempurna seperti Bapa atau memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Itulah
sebabnya mengikut Tuhan Yesus berarti berjuang melalui jalan sesak untuk
menjalani proses keselamatan (Luk 13:23-24). Proses ini tidak akan dialami oleh
mereka yang tidak memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Proses ini hanya
terjadi atas mereka yang mengenal, percaya dan mengasihi Tuhan Yesus (Rom 8:28).
Paragraf sepuluh, ini merupakan paragraf yang penuh
dengan kesalahan fatal; buah-buah alami dari sebuah pohon pengajaran - yang
dikatakan oleh Rasul Paulus - Injil yang
lain atau injil yang bukan sama sekali berakar pada KASIH KARUNIA KRISTUS :
Galatia
1:6-9” Aku
heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik
dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah
memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil
lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan
kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi
sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda
dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang
kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang
yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu
terima, terkutuklah dia.”
Bandingkan
dengan: 2 Korintus 11:3-4:” Tetapi aku takut, kalau-kalau
pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama
seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar
saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah
kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah
kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Galatia
3:1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu?
Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di
depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau
karena percaya kepada pemberitaan Injil?
Galatia
5:2-6,12-16 Sesungguhnya, aku, Paulus,
berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak
akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang
menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kamu lepas
dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup
di luar kasih karunia. Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran
yang kita harapkan. Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal
bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang
bekerja oleh kasih..... (12) Baiklah mereka
yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! (13) Saudara-saudara,
memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi
janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan
dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh
hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan
saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging.
Teks-teks diatas
menunjukan bahwa pemberitaan Injil Kasih Karunia, sebagaimana yang dimaksudkan
oleh Yesus Kristus sendiri, yang digemakankan oleh rasul Paulus akan senantiasa mengalami tantangan berupa pemutarbalikan Injil atau
kabar baik, yaitu Yesus Kristus itu sendiri. Pemutaran balik mulai dari
ajaran yang mengatakan, injil kasih karunia itu melahirkan orang-orang Kristen
brengsek. Galatia sendiri sudah menyanggahnya, dan pada bagian1A, hal semacam ini telah disinggung. Yesus sendiri, terkait penyesatan, menyatakan,
hal semacam ini harus ada! Perhatikan perkataan Yesus berikut ini:
Matius
18:6-7 Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya
kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada
lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus
ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (juga dalam: Markus 9:42,
Lukas 17:2)
Anak-anak
kecil disini dengan demikian tidak
bermakna semata pada usia, namun pada orang-orang yang percaya
kepada Yesus, yang ada di seluruh
dunia. Bandingkan dengan Matius 10:42:” Dan
barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan
kehilangan upahnya dari padanya."
Sekarang, mari kita
sorot sejumlah poin pengajaran pada paragraf ini, dengan kesaksian Yesus
Kristus sendiri:
Pdt. Dr. Erastus Sabdono mengajarkan:
“keselamatan ditentukan oleh sikapnya terhadap
salib”
Sementara
Yesus Kristus mengajarkan:
Matius
11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain
Anak dan
orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
Markus
8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku.
Matius
11:28 Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati
dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk
yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Yohanes
6:35-40 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu
tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku
akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak
akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak
Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada
yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman. Sebab inilah kehendak
Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal,
dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Jika
pendeta Dr.Erastus Sabdono menyatakan keselamatan ditentukan pertama-tama dan
terutama oleh diri manusia itu sendiri, sikap dirinya terhadap karya
keselamatan Yesus Kristus bagi manusia atau salib. Yesus melalui pernyataan di
atas telah membantah dan membungkam pernyataan pendeta Erastus.
Sangat
berlawanan, sebab Yesus menyatakan bahwa Keselamatan seorang manusia secara
mutlak ditentukan oleh Allah-tindakan Allah terhadap manusia, bukan tindakan
manusia untuk memiliki dan memastikan keselamatan. Yohanes 6:35-40, adalah
pernyataan Yesus kepada SEMUA ORANG BANYAK YANG MENDATANGI DIRINYA (bandingkan dengan Yohanes 6:1-2, 6:25). Jika diperhatikan pada perkataan Yesus dalam Yohanes 6:35-40, kita
melihat, bahwa datang dan percaya kepada Yesus
merupakan pokok tunggal untuk dapat dibangkitkan oleh Yesus Kristus pada akhir zaman kelak. Yesus membicarakan
kebangkitan orang-orang percaya pada sebuah pertimbangan tunggal, yaitu dirinya
sendiri. Bahkan Yesus sendiri adalah SANG PEMBANGKIT atas setiap orang yang
datang kepadanya dan percaya kepadanya. Dirinya saja untuk memiliki hidup yang
kekal, bukan apapun yang lain, apalagi perbuatan baik.
Apa
yang mengejutkan bagi anda pembaca, dan ini kerap menjadi poin silang pendapat
yang sangat tajam, sehingga poin yang akan saya ungkapkan ini kerap dituding
sebagi poin sesat oleh mereka yang anti kepada ajaran atau tindakan Yesus ini.
Ini adalah pernyataan Yesus yang kerap ditolak dan dituding sebagai pernyataan
sesat oleh kelompok-kelompok orang yang
mengaku Kristen, mengaku murid Kristus.
Yesus,
terkait orang-orang yang datang dan percaya kepadanya, berkata:
Semua
yang diberikan Bapa kepada-Ku
akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak
akan Kubuang.
Yesus,
pada dasarnya sedang menjelaskan mengapa ada orang yang dapat datang kepadanya
dan mengapa ada orang yang tak dapat datang kepadanya. Fakta atau realita yang
demikian disebabkan oleh sebuah faktor tunggal belaka: Allah itu sendiri! HANYA jika seorang tersebut adalah dia yang diberikan oleh Bapa kepada Yesus, orang tersebut dapat datang kepada Yesus!
Dan
"datang" atau "mendatangi Yesus" di sini, bukan datang kepada Yesus untuk
kemudian melakukan pertimbangan, apakah dia pada akhirnya akan menolak
atau menerima. Sebab Yesus,sekali lagi, menyatakan titik akhirnya ada
ditangannya, bukan di tangan manusia itu: ia
tidak akan Kubuang! Mengapa demikian? Sebab tindakan Allah menyerahkan
seseorang adalah tindakan Allah membuat seseorang untuk menjadi datang untuk
percaya dan menyerahkan dirinya kepada
Yesus, dalam sebuah kepastian hingga kesudahannya. Bapa memulai sebuah
tindakan yang melahirkan tindakan pada
diri manusia itu untuk datang dan percaya, Yesus menerima siapapun yang Allah
berikan atau serahkan kepadanya. Yesus memandang pada Bapa Sang Pemberi, sebab
tidak ada dasar dan kebenaran apapun yang dapat dipandang pada manusia yang diserahkan kepadanya.
Yesus,
kemudian menegaskan, perkataan dan tindakan dirinya yang demikian bukan ajaran
dirinya sendiri atau sebuah pengajaran yang sesat. Sebaliknya Yesus menyatakan
bahwa apa yang dikatakan dan dilakukannnya adalah melakukan apa yang memang
menjadi kehendak Bapa! Perhatikan perkataan Yesus berikut ini:
“Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan kehendak
Dia yang telah mengutus Aku”
Apakah isi kehendak Bapa itu? Ini adalah
jawaban atau penjelasan Yesus Kristus terhadap orang banyak tersebut:
“Dan
inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman”
Kehendak
Bapa sangat berhubungan dengan KESELAMATAN MANUSIA. Bagaimana seorang manusia
dapat selamat atau mengalami
keselamatan, sepenuhnya dan satu-satunya ditentukan oleh tindakan Bapa dan
Anak: Bapa MENYERAHKAN dan Anak MENERIMA. Seutuhnya, keselamatan seorang
manusia, bermula dan mengalami penggenapannya oleh karya keselamatan yang diselenggarakan dan
dilaksanakan oleh Bapa dan Anak.
Demikianlah
Yesus berkata dan menjelaskan bagaimana seseorang dapat datang, percaya dan
selamat, dibangkitkan olehnya sendiri pada akhir zaman kelak!
Mutlak
diperhatikan, Yesus menyatakan hal ini untuk menjelaskan, mengapa sekalipun
mereka telah melihat Yesus, dan bahkan mendengarkan penjelasan Yesus akan
siapakah dirinya (Yohanes 6-25-35), namun masih saja tak percaya:
Yohanes
6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun
kamu telah melihat Aku, kamu tidak
percaya.
Mereka
tidak percaya karena mereka bukanlah orang-orang yang diserahkan oleh Bapa
kepada Yesus. Bandingkan hal ini dengan
peristiwa serupa, kala Yesus
berbicara kepada banyak orang yang mengikut dirinya:
Yohanes
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang
kepada-Ku, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya."
Respon
orang banyak terhadap penjelasan Yesus
terkait keselamatan yang secara dominan ditentukan oleh Allah, segera
mendatangkan ketidaksukaan! Ya, tak beda dengan
orang-orang mengaku Kristen dan merendahkan pernyataan Yesus tersebut.
Perhatikan hal berikut ini:
Yohanes
6:43 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan
kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepada-Ku, jikalau ia
tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Pernyataan
Yesus yang demikian, mendatangkan sebuah tanda tanya besar terkait kredibilitas
diri Yesus. Ingat, Yesus mengklaim bahwa hal Keselamatan Yang Mutlak ditentukan
oleh Allah, sebagai merupakan kehendak Bapa, juga. Ini menimbulkan keraguan akan, benarkah Yesus
itu berasal dari sorga?
Yohanes
6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia
ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu
bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
Orang-orang
Yahudi yang hidup dalam ketentuan-ketentuan hukum Taurat, tentu sangat sukar
untuk dapat menerima kebenaran perkataan Yesus adalah kehendak Bapa! Bagaimana
bisa, kehendak Bapa, sama sekali tak memperhitungkan sisi manusia sebagai yang
harus berperan dalam kebenaran apalagi keselamatan, sebagaimana ketentuan hukum Taurat? Aspek ini, telah disinggung
pada bagian 1D. Ini adalah dasar bagi mereka
untuk meragukan pernyataan Yesus mengenai Keselamatan yang bermula dan
ditentukan oleh Allah, dikerjakan oleh Allah sendiri! Benarkah Yesus seperti
klaimnya? Berasal dari sorga?
Meragukan
Yesus berasal dari atas, dapat dilihat dari buahnya, yaitu: meragukan setiap
pernyataannya terkait keselamatan yang
datang dari Allah! Bagaimana Allah menyelenggarakan dan melakukan keselamatan
itu.
Percaya
atau beriman kepada Allah sangatlah
vital bagi keselamatan manusia:
Yohanes
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
percaya, ia mempunyai
hidup yang kekal.
Namun
terkait, mengapa dan bagaimana seseorang dapat datang dan percaya
kepadanya, untuk kemudian dibangkitkan oleh YESUS KRISTUS pada akhir zaman, mutlak ditentukan oleh Bapa!
Pada
kasus Yesus dalam Yohanes 6:1-71, sesungguhnya sebuah demontrasi akan apa yang
Yesus singkapkan. Dia memberitakan kabar
baik kepada banyak orang, kepada semua
orang yang hadir. Namun, sekalipun dirinya sendiri yang memberitakan kabar baik
itu, tak menjadi sumber utama untuk seseorang dapat menerima dan percaya pada
perkataan dan dirinya sendiri. Banyak murid mengundurkan diri, namun 12 murid
tidak mengundurkan diri (Yohanes 6:60).
Ketika
Yesus memberitakan kabar baik atau keselamatan yang datang dari Allah dan ada
pada dirinya (Yohanes 6:53-58) maka orang banyak akan terbelah menjadi dua
kelompok:
-Kelompok
orang yang percaya
-Kelompok
orang yang tak percaya atau guncang imannya setelah mendengarkan kabar baik
dari Allah (Yohanes 6:61)
Percaya
kepada Yesus, tidak pernah menjadi sebuah pekerjaan gampangan atau terlalu
mudah untuk dilakukan oleh diri manusia sendiri, sehingga bisa dilakukan sambil tidur-tiduran dan sambil
bermalas-malasan sebagaimana anggapan kelompok Kristen tertentu, pada faktanya: MUSTAHIL. Percaya kepadanya, merupakan sebuah peristiwa yang melampaui
apa yang dapat dilakukan oleh manusia. Orang boleh menipu dirinya sebagai
seorang percaya, namun dia tidak bisa menipu pada Allah yang menentukan siapa
yang beriman kepada Yesus Kristus, jikalau bukan Allah yang menyerahkan dirinya
kepada Yesus Kristus.
Keselamatan Adalah Menerima Diri
Yesus, Dan Oleh Allah
Sekarang,
mari kita lihat, injil atau kabar baik apakah yang diberitakan oleh Yesus
Kristus kepada orang banyak yang hadir:
Yohanes
6:50-58 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia
tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun
dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia."(52) Orang-orang
Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini
dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."(53)
Maka
kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu
tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup
di dalam dirimu.(54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman.(55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman.(56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.(57) Sama seperti Bapa
yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang
memakan Aku, akan hidup oleh Aku.(58) Inilah roti yang telah turun dari sorga,
bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati.
Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Itulah
injil atau kabar baik yang diberitakan
atau dikhotbahkan di dalam rumah ibadat ( Yohanes 6:59) di Kapernaum.
Yesus pada dasarnya sedang memberitakan bagaimana KELAK kematiannya di salib dan
penumpahan darahnya di salib merupakan karya keselamatan yang datang dari dan
dilakukan oleh Allah, diri Yesus adalah sumber keselamatan. Yesus memberitakan hal yang sangat penting
ini, namun bukan penerimaan seratus persen yang terjadi, sebaliknya gelombang
penolakan yang keras. Pemberitaan Injil Kasih Karunia menimbulkan pertengkaran (Yohanes 6:52).
Mereka bertengkar terkait bagaimana bisa “dia memberikan dagingnya untuk dapat
dibagikan dan kemudian dimakan?” Tak memahami bahwa yang dimaksud oleh Yesus
adalah “ dagingnya benar-benar makanan dan darahnya adalah benar-benar minuman.”
Bukankah Yesus memulai khotbahnya dengan membicarakan roti yang benar-benar
roti, secara aktual telah dimakan oleh nenek moyang orang-orang Yahudi (Yohanes
6:32). Dan Yesus memang mendahului khotbahnya
terkait roti yang benar-benar makanan (bandingkan dengan Yohanes 6:26-27).
Bukankah
Yesus sendiri,
sebelum menyeberang danau - Yohanes
6:16-17, menyampaikan khotbah di bait Allah, telah memberikan makanan kepada
banyak sekali orang?
Yohanes
6:10-11 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di
tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu
laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan
membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya
dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Bukankah
Yesus sendiri memperbandingkan dirinya sendiri sebagai Sang Pemberi Roti aktual (makanan) yang dapat dimakan:
Yohanes
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup
yang kekal, yang akan diberikan
Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah,
dengan meterai-Nya."
Bukankah Yesus sendiri
memperbandingkan dirinya secara langsung dengan Manna atau roti yang diturunkan
Allah dari sorga untuk kemudian menjadi sumber pangan utama bagi semua orang
Yahudi kala era nenek moyang mereka (pendengar khotbah Yesus)?
Yohanes
6:32-35 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang
memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah
roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka
kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi.
Dan,
episode orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti dia, namun tak percaya pada pemberitaan injil diri Kristus sendiri,
sebagaimana telah dikemukakan oleh Yesus sendiri, dengan menyatakan situasi tersebut sebagai: “Sungguhpun
kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.” Mungkin, anda bertanya: “bagaimana bisa, jika mengikut Yesus adalah
akibat tindakan Allah menyerahkan mereka pada Yesus, mengapa pada akhirnya
Yesus berkata: “kamu tidak percaya?” Bukankah perkataan Yesus ini sangat tidak konsisten? Tentu jawabannya ada pada penjelasan yang disampaikan oleh Yesus sendiri, sebab hanya Yesus yang sungguh-sungguh tahu, siapa yang memang
diserahkan Allah kepada dirinya dan siapa yang
bukan. Yesus, bahkan dapat menunjukan atau memberikan sebuah jawaban jitu pada sebuah fenomena yang sedang berlangsung di hadapannya langsung,
sebuah fenomena mengikut
Yesus sebagai kepengikutan yang semu
atau sebuah keberimanan yang semu:
Yohanes
6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya
kamu mencari Aku, bukan karena
kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Tanda-tanda
yang menunjukan SIAPAKAH YESUS! Mereka tak sanggup melihat itu SEKALIPUN
MELIHAT. Sebaliknya mereka bisa sedemikian gigih mengikut Yesus, oleh karena
Yesus dapat membuat mereka kenyang. Sayangnya hal itu sama sekali tidak
diperhitungkan oleh Yesus sebagai kebenaran! (Yohanes 6:27).
Jadi,
mengapa mereka atau orang banyak itu tidak dapat percaya
akan berita injil atau kabar baik yang disampaikan oleh Yesus? Atau, mengapa
mereka tidak dapat percaya bahwa diri Yesus adalah injil atau kabar baik itu
sendiri? Yesus sudah menjelaskannya, bahwa hanya orang-orang yang telah diserahkan Bapa kepadanya saja yang dapat percaya, dapat
bersikap menerima, dapat menjadi pengikut Yesus yang sejati!
Sehingga,
dapat dinyatakan, pernyataan pendeta Dr. Erastus Sabdono: “keselamatan ditentukan oleh sikapnya
terhadap salib” adalah sebuah kesalahan fatal, sebab injil atau kabar baik yang disampaikan
Kristus menyatakan bahwa keselamatan ditentukan
oleh Allah!
Tinjauan selanjutnya
dan tuntas akan saya sajikan pada
bagian-bagian selanjutnya.
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada
TUHAN
No comments:
Post a Comment