Pages

11 March 2015

Sihir Dalam Dunia Alkitab (3)



Oleh : Edwin Yamauchi,Ph.D (Professor of History)

Sihir Dalam Dunia Alkitab (3)
Pemantera Ular Mesir- credit: Universitas Wales, Swansea

Bacalah lebih dulu Bagian 2

Ular-ular
Salah satu bahaya besar  yang dihadapi orang-orang dunia purba yang mengupayakan proteksi sihir adalah ular-ular beracun[102]. Di gurun Sinai, Tuhan telah mengirimkan sebuah penghukuman ‘ular-ular tedung’ (וַיְשַׁלַּ֨ח הַשְּׂרָפִ֔ים - vay·shal·lach has·se·ra·fim) untuk mendatangkan penderitaan pada umat pemberontak hingga mereka bertobat[103]. Mereka secara ajaib telah disembuhkan ketika mereka telah memandang seekor ular tembaga yang dibuat untuk dipandang dan ditempatkan pada sebuah tiang (Bilangan 21:4-9). Walau sejumlah pihak telah menilai hal ini sebagai sebuah tindakan sihir penyembuhan alternatif[104], para rabi telah memahami bahwa mereka telah disembuhkan bukan karena pandangan mata mereka pada ular tembaga tersebut, tetapi anugerah Tuhan  melalui pertobatan dan iman mereka[105].  Hanya Yahweh yang dapat menyembuhkan, bukan dewa-dewa ular apapun atau amulet-amulet Mesir[106]. Kemudian kala orang-orang Israel membuat Nehushtan atau ular tembaga yang menjadi obyek penyembahan berhala, Hizkia telah menghancurkanya, 2 Raja-Raja 18:4[107]

Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.


Para penyihir Mesir  tahu bagaimana mengubah seekor kobra menjadi berwujud tongkat (Keluaran 7:8-13), berangkali dengan memberikan tekanan pada leher ular tersebut[108]. Para pawang atau pemantera tradisional ular India memainkan sebuah suling[109] Namun  melihat faktanya, semua  ular, dan bukan hanya ‘ular berbisa yang tuli’[Mazmur 58:4-5], adalahtuli, para pawang ular sangat berupaya menarik perhatian ular-ular tersebut oleh gerakan-gerakannya[110]


Pada tahun 1968 sebuah  rumusan kata mantra melawan gigitan ular dari Ugarit (RS 24.244=UT507) telah dipublikasikan[111]. Sejumlah teks telah mendapatkan banyak tanggapan sebanyak diskusi-diskusinya. Para penerjemah membedakan pada apakah memberi lebih banyak   bobot pada yang bersifat mitologi atau elemen-elemen yang bersifat magis pada teks tersebut[112]. Pada yang bersifat mitologi berhubungan dengan  upaya pembujukan untuk mendapatkan persetujuan antara seorang dewi Mare dan dewa Horan. Akan tetapi, ada relatif  kecil ketidaksetujuan mengenai terjemahan baris 4-5, yang dituliskan Young:


My fate is the bite of a snake,
The sting of the serpent
c qšr,From him let the charmer exhaust,
From him he should remove the venom.[113]



Apa yang menjadi minat khusus ahli Perjanjian Lama adalah  fakTa bahwa kata dalam bahasa Ugarit untuk ‘pemantera/pemikat’ adalah turunan dari bentuk kata-kata Ibrani untuk pemantera/pawang ular dalam Perjanjian Lama. Kata-kata tersebut secara literal מלחשים - melahashimpara pemanteradari kata kerja חשי. Teks  Yesaya 3:3 ‘ahli dalam mantera; tidak untuk diterjemahkan  sebagai ‘yang memiliki kekuatan yang fasih untuk melakukannya’(mengikuti Targum, Vulgata, Syriac)   tetapi sebagai ‘pemantera yang pintar’ (versi NIV)[114] Dalam Yeremia 8:17 Tuhan mengancam untuk mengirimkan ular-ular berbisa yang tidak dapat dimanterai :Lihatlah, Aku melepaskan ke antaramu ular-ular beludak, yang tidak dapat dimanterai, yang akan memagut kamu, demikianlah firman TUHAN." Pengkhotbah 10:11 berhubungan dengan amsal, ‘Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera (הַלָּשֽׁוֹן   לעַבַ yang secara literal bermakna ‘ahli lidah’).


Sebuah keluarga yang bekerja membangun tembok bersama dengan Nehemia (Nehemia 3:12) memiliki nama yang sangat tak lazim yang memiliki arti asli ‘pemantera’ atau ‘pemantera/pawang ular.’[115]. Adalah mencengangkan bahwa inilah satu-satunya kasis dimana seorang pria memiliki  anak-anak perempuan bekerja dengannya membangun tembok.


Amulet-Amulet
Salah satu dari sarana-sarana magis/sihir adalah proteksi melawan bahaya-bahaya seperti ular-ular, mata iblis, dan setan-setan dengan mengenakan amulet-amulet[116] Obyek-obyek semacam ini telah ditemukan di Mesopotamia dari era pra sejarah[117]. Bahkan dewa Marduk bergantung pada sebuah amulet dalam konfliknya dengan Tiamat[118].


Amulet-amulet adalah obyek-obyek magis, biasanya dikenakan pada leher. Amulet-amulet tersebut  bahkan ada yang  tanpa tanda atau tulisan padanya atau dengan tanda atau tulisan[116]. Pada amulet yang tanpa tanda atau tulisan adalah  babi astragali (tulang-tulang kaki babi) telah ditemukan oleh Paul Lapp di kota kuno Taanach[119]. Pada amulet yang memilki tanda atau tulisan adalah tablet Arslan Tash (abad ke 7 SM) dari Syria[120]


Sejumlah ayat dalam kitab suci dapat diambil menjadi sebuah rujukan pada obyek-obyek yang digunakan sebagai amulet-amulet. Anting-anting yang dikubur oleh Yakub di bawah  pohon Ek, Kejadian 35:4Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem [121].” Ornamen-ornamen  berbentuk bulan sabit yang diambil Gideon dari leher-leher unta(Hakim-Hakim 8:21). Amulet-amulet ini dugunakan baik  oleh para pria (Hakim-Hakim 8:26) dan oleh para perempuan sebagai amulet-amulet penghias. Amulet-amulet berbentuk  bulan sabit, yang semacam ini telah ditemukan misal di Tell el-Ajjul dan masih digunakan oleh orang-orang Arab masa kini. Sebagaimana John Gray mengamati:


The nomads have always observed astral cults . The crescents were used as amulets on the camels or as ornaments; and today blue beads of glass are often hung on children, animals, and even on motor-buses and cars among the more primitive Arabs, to avert the influence of the evil eye

Para nomaden selalu memperhatikan dan melaksanakan pemujaan astral-berhubungan dengan bintang. Bentuk bulan sabit telah digunakan sebagai amulet-amulet pada unta-unta atau sebagai  ornamen-ornamen; dan kini  manik-manik kaca berwarna biru kerap dikalungkan pada anak-anak, hewan-hewan, dan bahkan pada kendaran bis-bis dan kendaraan-kendaraan pada orang-orang Arab yang lebih primitif, untuk mencegah pengaruh mata iblis.[122]



Pernyataan dalam Amsal 17:8 ‘Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya,  adalah sebuah rujukan untuk  חן – אֶֽבֶן־, yang secara literal bermakna sebuah ‘batu berkah’(KJV,RV ‘batu  mulia’; RSV ‘batu magis’). Pemahamannya adalah gagasan bahwa seseorang dapat mengandalkan sebuah suap seperti sebuah amulet sihir[123]. McKane akan  mengalimatkan kembali pernyataan itu: ‘Sebuah suap bekerja seperti sihir’.[124]


Sekalipun kecaman biblikal dalam Yesaya 3 pada beragam hal yang bersifat  ornamen- ornamen  amulet termasuk לְּחָשִֽׁים (ayat 20) – jimat/amulet, orang-orang Yahudi  di sepanjang masa terus menggunakan amulet-amulet yang dilarang hukum  termasuk juga pilakteri (dua kubus hitam kecil dari kulit yang menyimpan sekeping perkamen bertuliskan  ayat Ulangan 6:4-9, Ulangan 6: 13-21 dan Keluaran 13:1-16: satu kubus diikatkan pada tangan kiri dan satunya lagi pada kening selama doa pagi harian oleh  para pria Yahudi ortodoks dan konservatif-ditambahkan oleh editor Anchor). Sebuah amulet khas Yahudi berikutnya bertuliskan:



An effective amulet, tested and tried, against the evil eye and evil spirits, for grace,against imprisonment and the sword, for intelligence, to be able to instruct people in moral, against all sorts of disease and reverses, and against loss of property; ‘In the nameof Shaddai, who created heaven and earth, and in the name of the angel Raphael...’[126]

Sebuah amulet/jimat efektif, telah diuji dan telah dicoba, melawan mata iblis dan roh-roh jahat, untuk anugerah, melawan pemenjaraan dan pedang, untuk kecerdasan, untuk dimampukan memerintahkan orang dalam moral, melawan segala macam penyakit dan  kebalikan-kebalikan, dan melawan kerugian harta benda;’Dalam nama Shaddai, yang telah menciptakan langit dan bumu, dan dalam nama malaikat Rafael...



Amulet-amulet atau jimat-jimat secara luas digunakan dalam dunia Greco-Roman[127] Bahkan kaisar Agustus (Suetonius, Aug.90) membawa serta kemanapun sekeping kulit anjing laut sebagai proteksi melawan petir. Meskipun kita tak dapat pasti dengan apa yang disebut ’amulet-amulet Gnostik[128] yang telah digunakan oleh orang-orang Gnostik, hal ini  telah dituding sebagai penggunaan sihir oleh bapa-bapa  gereja[129]


Satu  teks yang mempesona adalah apa yang terkadang digunakan oleh orang-orang Kristen yang lebih maju sebagai sebuah jimat adalah persegi SATOR-ROTAS yang terkenal


SATOR
AREPO
TENET
OPERA
ROTAS


Ini semacam palindrom –yang dalam persegi itu dapat dibaca  lebih dari satu arahan.Lebih jauh lagi, huruf-huruf tersebut dapat disusun ulang untuk membentuk kata-kata ‘Bapa Kami’ dan Alfa dan Omega dalam bahasa Latin, sebuah persegi yang berasal dari Kristen telah diajukan.


Kami sekarang telah memiliki 11 contoh persegi semacam ini, termasuk yang ditemukan di Conimbriga, Portugal pada 1971, dan satu lagi telah ditemukan di Manchester pada 1978. Dua contoh paling  awal datang dari reruntuhan kota Pompeii, yang telah terkubur  bersama Herculaneum oleh letusan gunung  Vesuvius pada 79 Masehi[131


Walaupun  poinnya masih  diperselisihkan, persegi-persegi ini dapat diambil sebagai bukti kehadiran orang-orang Kristen dalam praktek-praktek magis atau sihir[132]



Kesimpulan
Begitu jelas dari  firman-firman Tuhan sendiri, dari penemuan-penemuan arkeologi dan teks-teks di luar Alkitab bahwa Firman Tuhan telah datang kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang telah hidup dalam sebuah dunia yang telah sangat disesaki dengan kepercayaan-kepercayaan dan praktek-praktek magis atau sihir. Pewahyuan Alkitab tidak datang kepada manusia-manusia tanpa dosa tetapi menjangkau mereka dalam situasi-situasi budaya mereka.


Walau memang demikian adanya bahwa kebergantungan pada  sihir sangat  tidak cocok dengan kesederhanaan percaya pada Tuhan, kita tidak boleh memaklumi atau  memuluskan praktek-praktek yang bersifat magis seperti kebergantungan pada  mandrake sebagai aprodisiak[133]


Allah yang berdaulat mengutuk  penyembahan berhala, namun demikian telah menggunakan para pemuja berhala untuk tujuan-tujuan-Nya. Dia telah menggunakan kepercayaan pada nekromansi (praktek berkomunikasi dengan orang mati) untuk menegur Saul, dan astrologi yang sangat terkenal untuk memandu orang Majus menuju Bethlehem. Tuhan telah berbicara melalui nabi palsu Bileam, dan bahkan melalui keledai Bileam. Karena itu, akan menjadi sebuah  kesimpulan yang salah sama sekali untuk mencari panduan Tuhan dari ringkikan keledai-keledai[134]


ooOoo


Diterjemahkan, diedit dan diringkas untuk kepentingan pembaca oleh: Martin Simamora, dari: Magic in the Biblical World,” Tyndale Bulletin 34 (1983): 169-200.



Catatan kaki
102 Among the unpublished texts discovered at Ebla are spells directed at serpents and scorpions, according to G. Pettinato, The Archives of Ebla (Garden City: Doubleday, 1931) 192.

103 The snakes in question were probably Carpet vipers, which are numerous, aggressive and highly venomous. See G. S. Cansdale, All the Animals of the Bible Lands (Exeter: Paternoster, 1970; Grand Rapids: Zondervan, 1970) 206-208.

104 Some scholars view the tale as aetiological, or see behind the text allusions to an Egyptian or Canaanite serpent cult. See Karen R. Joines, ‘The Bronze Serpent in the Israelite Cult’, JBL 87 (1968) 245-256; idem,Serpent Symbolism in the Old Testament (Haddonfield: Haddonfield House, 1974): R. S. Boraas, ‘Of Serpents and Gods’, Dialog 17 (1978) 273-279.

105 A. Cohere, ed., The Soncino Chumash (London: Soncino, 1947) 907.

106 The Cobra or Uraens was one of the chief deities of Egypt. See J. Vandier,La religion égyptienne (Paris: Presses Universitaires de France, 1949) 39, 42, 67. According to E. A. W. Budge, Egyptian Magic (New Hyde Park: University Books, 1958 reprint of the 1899 edition) 59: ‘The amulet of the serpent’s head was placed on the dead body to keep it from being bitten by snakes’. We have stelae depicting Horus, standing on crocodiles and wringing in his hands scorpions and serpents. See R. Otto, ‘Gott als Better in Ägypten’, Tradition and Glaube, ed. Gert Jeremias et al. (Göttingen: Vandenhoeck & Ruprecht, 1971) 19; F. Lexa,La magie dan l’Égypte antique de l’Ancien Empire... (Paris: Geuthner, 1925) 11, 66 ff, plates 27-30. See also Brier, Ancient Egyptian Magic 290, 294-2957 ANET 2 326

107 D. M. Beegle, Moses, The Servant of Yahweh (Ann Arbor: Pryor Pettingill,1979)313-314. Joines (‘The Bronze Serpent’, 245-246, notes 2-5) lists examples of seven bronze se rpents recovered from Megiddo, Gezer, Hazor, and Shechem. For the gilded snake found at the Egyptian shrine at Tirana, see B. Rothenberg,Timna (London: Thames and Hudson, 1972); Suzanne Singer, ‘“From These Hills...”’, Biblical Archaeology Review 4.2 (1978) 16-25.


108 Kitchen, ‘Magic’ in The Illustrated Bible Dictionary, II, 934.


109 Cf. N. L. Corkill, ‘Snake Specialists in Iraq’, Iraq (1939) 45-52.


110 Cansdale, All the Animals 206.


111 C. Virolleaud, ‘yes nouveaux textes mythologiques et liturgiques de Ras Shamra’,Ugaritica 5 (Paris: Mission de Ras Shamra, !968) 564-574; M. Astour, ‘Two Ugaritic Serpent Charms’,JNES 27 (1968) 13-36.


112 See D. Pardee, ‘A Philological and Prosodic analysis of the Ugaritic Serpent Incantation UT607’,Journal of the Ancient Near Eastern Society of Columbia University 10 (1976) 73-107; and M. Tsevat, ‘Den Schlangentext von Ugarit UT 607...’, UF 11 (1979) 759-778, who summarize earlier discussions


113 D. W. Young, ‘The Ugaritic Myth of the God Hðōrān and the Mare’,UF11 (1979) 343.

114 E. J. Kissane, Isaiah (Dublin; Browne & Nolan, 1960) 36.

115 F. Michaeli,Les livres des Chroniques, d’Esdras et de Néhémie (Neuchâtel: Delachaux & Niestlé, 1967) 316; H. Brockington, Ezra, Nehemiah and Esther (Loneon: Nelson, 1969) 139.
116 A. Wiedemann, Die Amulette der alter Aegypter (Leipzic: C. Hinrichs, 1910); E. A. W. Budge, Amulets and Talismans (New Hyde Park: University Books, 1961 reprint of 1930 edition); J. Marquès-Rivière, Amulettes, Talismans et Pentacles (Paris: Payot, 1972); F. M. and J. H. Schwartz, ‘Engraved Gems in the Collection of the American Numismatic Society:1. Ancient Magical Amulets’,Museum Notes 24 (1979) 149-197

117 Beatrice L. Goff, Symbols of Prehistoric Mesopotamia (New Haven: Yale University, 1963).
118 H. W. F. Saggs, The Greatness That Was Babylon (New York: Hawthorn Books, 1962) 303. For amulets from Mesopotamia, see MIT 383-386; G. Wilhelm, ‘Ein neues Lamaštu-Amulett’, ZA 69 (1979) 34-40.

119 P. A. Lapp, The Tale or the Tell (Pittsburgh: Pickwick, 1975) 97-98.
120 See ANET3658; in addition to the bibliography listed there, see A. Caquot, ‘observations sur 1a première tablette magique d’Arslan Tash’, Journal of the Ancient Near Eastern Society of Columbia University 5 (1973) 45-51; G. Garbini, ‘Gli incantesimi fenici di Arslan Tas’, Oriens Antiquus 20 (1931) 277-294.


121 J. Skinner, A Critical and Exegetical Commentary on Genesis (Edinburgh: T. & T. Clark, 1930) 423. For illustrations see D. J. Wiseman, ‘Amulets’, The Illustrated Bible Dictionary , 1, 46-47.
122 J. Gray, Joshua, Judges and Ruth (London: Nelson, 1967). 312. These crescent ornaments were culled in Greek ---------- and in Latin lunulae
123 D. Kidner, The Proverbs (Leicester: IVP, 1964; Chicago: Inter-Varsity, 1964) 124; R. B. Y. Scott, Proverbs, Ecclesiastes (Garden City: Doubleday, (1965) 110.
124 W. McKane, Proverbs (London: SCM, 1970; Philadelphia: Westminster, 1970) 502.
125 On phylacteries, see Y. Yadin, Tefilin from Qumran (Jerusalem: Israel Exploration Society, 1969)


126 Trachtenberg, Jewish Magic 139. On Jewish amulets or amulets found in Palestine, see MIT 393-394; B.Lifshitz, ‘Einige Amulette aus Caesarea Palaestinae’,ZDPV 80 (1964) 80-34; T. Schrire, Hebrew Amulets (London: Routledge & Kegan Paul, 1966); J. T. Milik, ‘Une amulette judéo-aramēenne’,Bib 48 (1967) 450-451;E. R. Goodenough, Jewish Symbols in the Greco-Roman Period (Princeton; Princeton University, 1962), XIII, 53; T. Shrire, ‘Samaritan Amulets, “Yat” and Exodus 14:20’,IEJ22 (1972) 153-155; J. Kaplan, ‘A Second Samaritan Amulet from Tel Aviv’,IEJ25 (1975) 157-159; J. Bowman, ‘Five Persian Jewish Amulets’,Abr-Nahrain17 (1976-77) 13-19; J. Kaplan, ‘A Samaritan Amulet from Corinth’,IEJ30 (1980) 196-198; L. Y.Rahmani, ‘A Magic Amulet from Nahariyya’,HTR74 (1981) 387-397.



127 See MIT 388-389; H. J. Rose, ‘A Blood Staunching Amulet’, HTR 44 (1951) 59-60; B. M. Metzger, ‘A Magical Amulet for Curing Fever’, Historical and Literary Studies (Leiden: Brill, 1968; Grand Rapids: Eerdmans, 1966) 104-109.


128 Appearing on these amulets is the name Abrasax, which was the name of the ruler of the heavens in the system of the Gnostic Basilides. Cf. Schwartz, ‘Engraved Gems’ 155 ff; M. Philonenko, ‘Une intaille magiqueau nom de IAO,Semitica 30 (1980) 57-60.
129 See R. M. Grant, W.,Gnosticism(London: Collins, 1961; New York: Harper & Brothers, 1961) 23, 30, 34,37.
.

131 The impress of a cross on the wall of a building at Herculaneum has also been taken as evidence of the presence of Christians. J. Deiss, Herculaneum (New York: Thomas Y. Crowell, 1966) 68-69; J. Finegan, The Archeology of the New Testament (Princeton: Princeton University, 1969) 249-250.



132 See F. V. Filson, ‘were There Christians in Pompeii?’BA2 (1939) 13-16; C. Kraeling, ‘The Sator Acrostic’, Crozer Quarterly 22 (1945) 28-38; J. Meysing, ‘Le diagramme Sator-Arepo’, Revue des sciences religieuses 40 (1966) 321-352; D. Fishwick, ‘on the origin of the Rotas-Sator Square’, HTR 57 (1964) 39-53; H. Polge, ‘La fausse énigme du carré magique’, RHR 175 (1969) 155-163; C. J. Hemer, ‘The Manchester Rotas-Sator Square’, FT 105 (1978) 36-40; H. Hoffmann, ‘Sator-Quadrat’, PE Supplementary Volume XV (1978) 477-565; E. Dinckler, ‘Miscellanea Archaeologiae Christianae’, TR 46 (1981) 219-224.


133 As does J. S. Wright, ‘Magic and Sorcery’, The Illustrated Bible Dictionary, II, 933, when he says of the mandrakes, ‘Since modern investigations have shown that primitive medicines often contain some element that is really effective, it would be foolish to dismiss this example as magic’


134 The complex subject of ‘Diseases, Demons. and Exorcism s’ will be treated by the author in another essay.

No comments:

Post a Comment