Pages

10 September 2014

Menguji Pengajaran Joseph Prince “Pengakuan Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (3)



Oleh : Martin Simamora

Menguji  Pengajaran Joseph Prince
“Pengakuan Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (3)


Bacalah  lebih dulu bagian 2
Sebuah hal teramat penting harus saya kemukakan sebelum  melaju untuk menyentuh poin 2 sub poin 3; ini harus senantiasa dicamkan manakala anda berpikir bahwa  pengajaran para rasul memiliki hal kontroversial ketika mengandung elemen yang dinilai atau disangka akan mencemari pengajaran anugerah; elemen yang bernada memperingatkan orang percaya untuk memperhatikan bagaimana orang percaya harus hidup didalam anugerah – menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan oleh Allah.  Sebuah hal itu adalah :

2 Timotius 3:16-17  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

Sehingga haruskah dikatakan bahwa pengajaran  keselamatan oleh anugerah saja menjadi tercemar kala didalam pengajaran anugerah tersebut terkandung elemen menyatakan kesalahan,untuk  memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran? Sampai-sampai dikatakan, jikalau  masih saja pengkhotbah atau gereja  melakukan hal sedemikian maka berarti masih bercampur dengan taurat. Pandangan demikian  jelas sekali berlawanan dengan “tulisan yang diilhamkan Allah,” yang masih menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakukan dan mendidik dalam kebenaran. Jangan pernah menjadikan pengajaran yang berlawanan dengan kesaksian-kesaksian yang tercatat didalam Alkitab sebagai ajaran yang lebih mulia. Jika demikian maka anda telah disesatkan oleh seorang penyesat!  Kita harus tunduk kepadatulisan yang diilham Allah” bukan melarikan diri dengan pengertianmu sendiri. Yesus adalah teladan bagi kita dalam hal penundukan diri terhadap firman : Matius 26:35, bacalah dan anda akan menemukan sebuah kefantastisan bagaimana Yesus menundukan dirinya.


Ketika Berpikir Orang Kudus Tidak Dapat Tercemar dan  Kecemaran Melenyapkan Jaminan Keselamatan

Mari kita mencermati  pandangan Joseph Prince ini :


Poin 2 sub poin 3:

Terkait “If we walk in the light” pada ayat 7 “But if we walk in the light, as he is in the light, we have fellowship one with another, and the blood of Jesus Christ his Son cleanseth us from all sin,” dimaknai oleh Prince bahwa ini  bukan sama sekali
“If we walk according to the light.”
Dalam hal ini,  Joseph  juga menyatakan bahwa ayat ini bukan sama sekali  mengenai hal semacam ini : ”Kamu sudah sekian lama menjadi Kristen, kamu harus berjalan seturut/selaras dengan Terang.” 
“According to the light that God has. No one (Selaras dengan terang yang Allah miliki. Tidak  seorang pun (bisa).


Dampak dari  penyangkalan “we” sungguh fatal dan ini langsung terlihat dalam pengajaran yang dikhotbahkan oleh Joseph Prince. Sebuah penyangkalan akan melahirkan penyangkalan selanjutnya; sebuah kesalahan yang dinilai sebagai kebenaran akan melahirkan sebuah kesesatan dalam mengajar baik pada dirinya sendiri apalagi bagi khalayak pendengar yang tidak memedulikan kesalarasan pengajaran si pendeta dengan Kitab suci yang dikatakan sebagai sumber pengajaran dan dikatakan sebagai pengajaran yang diangkat secara benar.

Mari kita sorot lebih dekat:

1John 1:7- KJV “But if we walk in the light, as he is in the light, we have fellowship one with another, and the blood of Jesus Christ his Son cleanseth us from all sin
Ayat 7 Alkitab LAI “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”


Setelah sebelumnya, pada seri-seri terdahulu, kita telah membuktikan bahwa “we” dalam “if we” dan “but if we” adalah jemaat, bukan orang yang lain. Maka  terlebih dahulu penting untuk diketahui apa dampaknya bagi orang percaya :


Pertama : Joseph Prince melakukan pengelabuan yang begitu naif dengan mengatakan bahwa “we walk in light” bukan sama sekali “ walk according to the light” atau “berjalan didalam terang” sebagai bukan sama sekali “ berjalan menurut/selaras dengan terang.” Ini adalah sebuah kejanggalan yang aneh sebab pertama-tama dia telah mengatakan bahwa “we” pada “if we” dan “but if” bukan jemaat, tetapi orang lain. Jadi apa pentingnya  atau apalagi relevansi yang penting untuk dibicarakan sebagai refleksi bagi orang percaya atau jemaat.  Ini seperti surat salah alamat  yang berisikan nasihat yang ditujukan kepada orang yang keliru (pada bagian sebelumnya kita sudah melihat bahwa orang-orang tidak percaya tidak lagi bersama-sama dengan mereka).


Kedua, merujuk pada pola pikir Prince yang menyatakan “we” pada “if we” dan “but if we” bukan jemaat, tetapi orang yang lain, maka  pengajaran Joseph Prince SUDAH RUNTUH dan hanya menyisakan OMONG KOSONG BELAKA. Bagaimana bisa yang BUKAN JEMAAT/BUKAN ORANG PERCAYA namun Yohanes dikatakan oleh Prince MENGANDAIKAN MEREKA BERJALAN DI DALAM TERANG sehingga  MEMILIKI PERSEKUTUAN SATU SAMA LAIN; ini seperti mengandaikan seekor ikan dapat terbang sehingga dapat bercengkrama bersama-sama dengan burung-burung lain atau sebaliknya.  Jika “we”  adalah bukan orang percaya maka mengandaikan berjalan dalam terang adalah sebuah  kekacauan; untuk dapat berjalan dalam terang anda harus TERLEBIH DAHULU menjadi pengikut Yesus; orang tak percaya mustahil berjalan dalam terang kecuali menjadi pengikut Yesus terlebih dahulu. Jikalau Prince menuding Rasul Yohanes sebagai sedang membicarakan “orang lain” dan “bukan jemaat” pada “we” maka seharusnya Yohanes berbicara terlebih dahulu mengenai “mengikut Yesus” kepada “orang yang lain – bukan jemaat/orang percaya.” Tentu saja, Joseph Prince harus memperhatikan bagaimana Rasul Yohanes mencatat hal ini :

Yohanes 8:12 “ “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Sehingga secara pasti dapat dikatakan bahwa Joseph Prince telah melakukan kesalahan fatal dalam memahami Rasul Yohanes!


Ketiga, Joseph Prince mengatakan bahwa  “walk in the light” bukan sama sekali “walk according to the light.” Apa yang sedang dia usahakan melalui “statement” yang lagi-lagi sia-sia, persis seperti kala dia berkata bahwa “we” pada “if we” dan “but if we?” Saya, kali ini, tidak akan  mengajar seperti seorang guru bahasa Inggris. Tidak! Sebab jawaban yang sangat tangkas terdapat didalam ayat  yang sama.


Prince tidak pantas sama sekali untuk  memusingkan “walk in the light” sebagai bermakna BUKAN “walk according to the light.” Sangat jelas apa  yang dimaksud dengan “walk in the light”  oleh Rasul Yohanes, jikalau benar dia (Joseph Prince) belajar sungguh-sungguh dari Alkitab   bahasa Inggris versi KJV miliknya :

“But if we walk in the light, as he is in the light”

Tetapi jika kita berjalan didalam terang, sebagaimana Dia didalam terang. KJV menuliskannya walk in the light,” dan kalau Prince  mempertanyakan seperti apa sih berjalan didalam terang itu? Maka rujukan sucinya adalah Yesus : as he is! Seperti Yesus berada! As he is in the light!


Anda harus berjalan didalam terang sebagaimana Yesus berada didalam terang! Pertanyaannya adalah : bagaimana bisa saya berada pada posisi Yesus yang demikian?


Rasul Yohanes mencatat sebuah solusi yang Yesus berikan kepada kita, menjawab kebingungan dan kerancuan berpikir dalam khotbah dan pengajaran Joseph Prince. Beginilah Yesus memberikan solusinya :

Yohanes 8:12 “ “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Alkitab bahasa Inggris versi KJV:
(12)Then spake Jesus again unto them, saying, I am the light of the world: he that followeth me shall not walk in darkness, but shall have the light of life


Yesus, kepada orang banyak ( jadi belum percaya- bukan jemaat, berbeda dengan konteks  epistel Yohanes dan oleh sebab itu Prince keliru dalam menafsirkan “we” pada “if we” dan “ but if we.”) berkata :

  • Aku terang dunia 
  • Ikutlah Aku 
  • Tidak akan berjalan dalam kegelapan 
  • Mempunyai  terang hidup


Jadi bagaimana cara atau dapat “walk in the light?” Hal  yang dipermasalahkan Prince dalam cara yang kacau sebab mengabaikan maksud Rasul Yohanes. Maka caranya : pertama-tama : Ikutlah Yesus! Apakah anda sudah mengikut Yesus? Jika demikian maka anda “tidak berjalan dalam  kegelapan,” sebab anda “mempunyai terang”.

Jika memahami ini, maka ada sebuah gap dengan pengajaran Joseph Prince terkait : “walk in the light” yang dia (Yohanes) katakan bukan sama sekali “walk according to the light” yang dipahaminya (Prince)  sebagai upaya manusia sendiri terlepas dari Yesus; gagasan ini terefleksi dari pernyataannya : “According to the light that God has. No one.”

Yesus, tidak pernah memaksudkan berjalan dalam terang sebagai upayamu sendiri, demikian juga dengan Rasul Yohanes. Yesus berkata bahwa sebagai orang percaya (pengikut Yesus) maka kamu tidak akan berjalan didalam gelap. Tak  hanya itu kabar gembiranya sebab Yesus berkata  bahwa orang percaya  MEMILIKI TERANG HIDUP. Jelas ini adalah anugerah SEPENUHNYA. Tak sama sekali bahwa Yesus dan Rasul Yohanes sedang  berbicara bahwa anda sebagai orang percaya oleh daya mandirimu dapat berjalan seturut terang—terang milik Allah! Memang tidak bisa sama sekali, dan Rasul Yohanes bukan sedang berbicara dalam cara pikir Prince. Sebuah kesalahan fatal oleh Prince!


Pengajaran Prince semakin runtuh dihadapantulisan (Rasul Yohanes) yang diilhamkan Allah “ sebab baik :

(6) If we say that we have fellowship with him, and walk in darkness, we lie, and do not the truth:
dan
1John 1:7- KJV “But if we walk in the light, as he is in the light, we have fellowship one with another, and the blood of Jesus Christ his Son cleanseth us from all sin


Bukan sedang mengindikasikan  orang Kristen yang tergelincir sehingga dia akan kehilangan keselamatannya (akan terlihat jelas perihal ini pada seri selanjutnya); sehingga Prince memaksakan kemauannya dengan mengatakan “we” bukan orang percaya. Prince tidak menyadari bahwa Rasul Yohanes sedang menggembalakan, sedang membina, sedang menegur dan sedang mengoreksi jemaat Kristus bahwa mereka sebagai orang percaya telah memiliki terang; orang-orang yang tidak lagi berjalan didalam kegelapan (Yohanes 8:12).


MEMILIKI TERANGhave the light of life adalah kuncinya; bahwa anda oleh sebab itu TIDAK MUSTAHIL UNTUK MEMILIKI TERANG YANG DIMILIKI ALLAH oleh karena Yesus Kristus sendiri adalah Terang itu sendiri. Kala anda mengikut Yesus maka anda MEMILIKI TERANG. Dalam hal ini, pernyataan Prince bahwa mustahil memiliki terang yang dimiliki Allah telah gugur dan terbantahkan secara telak. Inilah anugerah, tidak ada yang mustahil. Bagaimana bisa Prince berbicara anugerah namun berkata mustahil untuk dapat hidup didalam dan selaras dengan terang jikalau Yesus memberikan kepadamu terang-Nya??

Menjadi dipahami bahwa sebetulnya  Yohanes sedang memberikan sebuah aplikasi praktis bagi orang-orang percaya yang memiliki terang agar hidup selaras dengan terang itu SEBAGAIMANA YESUS SELARAS DENGAN TERANG ALLAH.

Perkataan Rasul Yohanes ini sungguh indah dan merupakan kemegahan yang dimiliki oleh orang-orang percaya : “we have fellowship one with another .“ Setelah anda mengikut Yesus maka anda MEMILIKI TERANG; Yesus adalah Terang dan memiliki terang berarti anda memiliki Yesus. Dalam epistelnya ini, Yohanes yang menulis Injil Yohanes menuliskannya dalam sebuah gaya bahasa yang MENGGAUNGKAN pernyataan Yesus yang dicatat sendiri oleh Rasul Yohanes :“kita memiliki persekutuan satu sama lain.Yesus bersekutu dengan anda dan anda bersekutu dengan Yesus! Bandingkan dengan doa Yesus dalam Injil Yohanes yang dicatat oleh Rasul Yohanes :


Yohanes 17:20- 26  KJV : “ (20) Neither pray I for these alone, but for them also which shall believe on me through their word; (21) That they all may be one; as thou, Father, art in me, and I in thee, that they also may be one in us: that the world may believe that thou hast sent me(22) And the glory which thou gavest me I have given them; that they may be one, even as we are one(23) I in them, and thou in me, that they may be made perfect in one; and that the world may know that thou hast sent me, and hast loved them, as thou hast loved me.(24) Father, I will that they also, whom thou hast given me, be with me where I am; that they may behold my glory, which thou hast given me: for thou lovedst me before the foundation of the world. (25) O righteous Father, the world hath not known thee: but I have known thee, and these have known that thou hast sent me.(26) And I have declared unto them thy name, and will declare it: that the love wherewith thou hast loved me may be in them, and I in them.

Yohanes 17:20-25 “(20) Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang(akan) percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;(21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga (menjadi satu) di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.(22) Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka(dapat) menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu (23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.(24) Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.(25) Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;(26) dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."


Bandingkanlah apa yang dipahami oleh Rasul Yohanes  (dalam Injil Yohanes 17) terpatri secara identik kala dia membina jemaat dalam epistelnya ini, bahwa baik pada 1 Yohanes 1: 6-7 dalam kalimat “if” dan “but if” ; dia-Yohanes sedang membina jemaat, sedang mengajak jemaat untuk memang benar-benar hidup sebagai jemaat yang memiliki terang, dengan menekankan kepada mereka sebagai yang  MEMILIKI PERSEKUTUAN DENGAN YESUS KRISTUS atau MEMILIKI PERSATUAN DENGAN YESUS KRISTUS SECARA SEMPURNA :

1 John 1:6  If we say that we have fellowship with him, and walk in darkness, we lie, and do not the truth:
dan
1John 1:7- KJV “But if we walk in the light, as he is in the light, we have fellowship one with another, and the blood of Jesus Christ his Son cleanseth us from all sin


Baik ayat 6 dan ayat 7 selalu Yohanes menekankan “have fellowship with him” sebuah fellowship yang melampaui keakraban atau keintiman yang bagaimanapun intimnya manusia dapat membayangkannya sebab, sekalipun Yesus tidak lagi bersama-sama dengan mereka sebagaimana dahulu Rasul Yohanes secara jasmaniah  dapat menikmatinya; melihat dengan mata dan meraba dengan tangan ( 1 Yohanes 1:1), namun jemaat malahan memiliki fellowship yang sangat agung : “have fellowship one with another. “ Persis seperti doa Yesus sendiri agar jemaat atau orang percaya “be with me where I am ,“ selalu bersama dengan Yesus dimana Yesus berada; “they also may be one in us,” bahwa jemaat juga menjadi satu didalam Bapa dan Anak sebagaimana “as thou, Father, art in me, and I in thee, “ sebagaimana Engkau, Bapa ada di dalam aku dan aku didalam Engkau. Inilah fellowship atau persekutuan yang sedang dibicarakan oleh Rasul Yohanes.


Namun, Yohanes juga memperingatkan jemaat yang dikatakan memiliki persekutuan demikian juga adalah DUSTA bilamana jemaat memiliki persekutuan dengan Yesus DAN berjalan DALAM KEGELAPAN. Ini kontradiksi, bagaimana bisa Rasul Yohanes berbicara seperti ini? Masakan  jemaat atau orang percaya yang memiliki terang dari Yesus masih harus diperingatkan demikian?


Rasul Yohanes tidak ngawur; Rasul Yohanes sedang tidak mencampuradukan anugerah dengan Hukum Taurat. Sebagaimana kerap ditudingkan oleh para pengikut “GRACE ASING” sebagaimana didemonstrasikan oleh Joseph Prince.


Rasul Yohanes melakukan SETURUT dengan YESUS KRISTUS sebagaimana tercatat didalam  injil Matius :

Matius 5:14-16 “(14)Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.(16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


Siapakah   yang memiliki terang? Pengikut Yesus, dan orang-orang yang mengikut Yesus DAPAT MEMANCARKAN TERANG YANG DIMILIKI OLEH TUHAN sebab ORANG –ORANG PERCAYA MEMILIKI TERANG YANG SAMA SEBAGAIMANA DIMILIKI OLEH ALLAH. Ini dimungkinkan terjadi pada orang percaya oleh sebab sebuah persatuan yang megah dan agung :

John 17:21 “ “That they all may be one; as thou, Father, art in me, and I in thee, that they also may be one in us:”


Sehingga, sekali lagi, Joseph Prince tidak perlu mengatakan bahwa ada bagian dalam epistel  ini  yang mengandung kontroversi sebab  Yohanes  terlihat mencampuradukan anugerah dengan hukum dengan cara memperingatkan orang percaya yang menerima dan memiliki terang perlu diperingatkan bagaimana seharusnya hidup; dan satu-satunya cara meluputkannya adalah dengan mengartikan “we” sebagai orang yang lain. Mengesankan bahwa Rasul Yohanes sedang berlawanan dengan Anugerah dan Yesus Kristus. Padahal Yesus melakukan hal yang sama!


Tahukah anda bahwa  memang benar orang percaya masih dapat jatuh  kedalam perbuatan-perbuatan yang tak terpuji? Dan saya telah menyinggungnya pada “Anugerah Yang Disalahgunakan,”  sebab faktanya kita memang masih hidup didalam daging dimana hawa nafsu memiliki kehidupan didalam dagingmu.  INI SAMA SEKALI TIDAK BERBICARA SEOLAH-OLAH SAYA DAN ANDA DENGAN DEMIKIAN KELUAR MASUK DALAM TERANG KALA MELAKUKAN KESALAHAN SETIAP DETIKNYA, bukan itu! Bahkan Yesuspun tidak berkata demikian; Yesus sedang berbicara Terang yang  terpancar dan Terang yang tidak terpancar; Yesus meminta agar terang itu terpancar sebagaimana Yesus yang terangnya terpancar , Matius 5:14-16.


Dalam cara seperti inilah Epistel Yohanes : 1 Yohanes 1:6-7 sedang bertutur kala Yohanes bertutur dalam pengandaian “if we” dan “but if we.” Tak perlu berpikir jika “we” adalah jemaat maka dengan demikian itu seperti orang percaya yang keluar masuk terang! Sebab Rasul Yohanes tidak mengindikasikannya demikian, pun Yesus pun tidak kala kepada anda yang memiliki terang berkata seperti dalam Matius 5:14-16.


Jika anda berpikir sebagai orang-orang yang  hidup didalam anugerah tidak sepantasnya berpikir sebagaimana  Yesus dan Yohanes TELAH LAKUKAN, maka anda perlu mencamkan hal ini :

1Korintus 9:27 “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
KJV: “But I keep under my body, and bring it into subjection: lest that by any means, when I have preached to others, I myself should be a castaway.”


Bandingkan dengan perkataan Yesus kepada orang yang telah memiliki terang darinya :

Matius 5:14-16 “(14) Ye are the light of the world. A city that is set on an hill cannot be hid(15) Neither do men light a candle, and put it under a bushel, but on a candlestick; and it giveth light unto all that are in the house.(16) Let your light so shine before men, that they may see your good works, and glorify your Father which is in heaven.


Dengan kata sederhana, kalau anda memberitakan  Injil namun hidupmu sebagai orang percaya tidak selaras (membiarkan menggelinding demikian sebab  berpikir sudah merdeka dan salah jika masih berpikir bagaimana  hidup dalam kemerdekaan) dengan apa yang Yesus dan Rasul Yohanes telah kemukakan, maka hidup ini akan sangat menyedihkan. Ini menjadi pergumulan bagi siapapun  agar kita melatih tubuh fana ini sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dalam anugerah namun masih menghadapai tantangan hidup dalam dunia fana dan godaan-godaan dunia yang dirasuki oleh berbagai kecemaran.


Pada seri selanjutnya kita akan memasuki “menit-menit yang baru.” Akan semakin  membuat kekacauan yang  meyesatkan semakin terang benderang.


Selamat merenungkan dan  biarlah hidup kita dikoreksi oleh segala tulisan yang diilhamkan oleh Allah:


2 Timotius 3:16-17  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”


AMIN



Bersambung ke  bagian 4
(pada bagian 4, kita akan juga menyentuh 1 Yohanes 1:8-10)




Rujukan :
-Innerancy And The GospelA God Centered Approach To The Challanges of Harmonization, Vern Sheridan Poythress




No comments:

Post a Comment