Pages

01 September 2014

Anugerah Yang Disalahgunakan



Oleh : Martin Simamora

Anugerah Yang Disalahgunakan



Galatia 1:8-9 “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. “

Galatia 5:13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. “

Artikel ini memiliki keterkaitan yang ketat sebagai pelengkap terhadap artikelMenguji Pengajaran Joseph Prince,” oleh sebab sebuah hal :Gerakan Anugerah yang menitikberatkan pada kemerdekaan orang Kristen dan menyurutkan pentingnya perilaku bermoral dalam menikmati kemerdekaan. Gerakan ini harus berhadap-hadapan dengan salah satu  Epistel yang sebetulnya pada satu sisi menekankan kemegahan Anugerah secara demonstratif; sebuah surat yang berisikan  kecaman keras terhadap praktek-praktek Judaisme dalam kehidupan Kristen. Paulus bahkan  menyatakan bahwa Injil yang berbaur dengan praktek-praktek Judaisme sebagai injil yang berbeda. Kepada penyebar Injil yang berbeda tersebut, Paulus berkata: “terkutuklah dia.” Bahkan tidak main-main, Paulus menyatakan terkutuklah dia sebanyak 2 kali. Sebuah pesan keras, betapa kita harus memeriksa diri terkait seperti apakah  pemberitaan Injil yang kita terima atau beritakan. Bagaimana Epistel ini menghadang pengajaran anugerah yang menampik peringatan agar orang-orang Kristen menikmati kemerdekaan dalam sebuah moralitas yang sejatinya bersumber dari Anugerah itu sendiri?


Orang-orang  Galatia diindikasikan oleh Paulus sebagai telah meninggalkan Injil Kasih Karunia :

Galatia 1:6 “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,”



Ada  Injil lain yang tidak menyetujuioleh Kasih Karunia Kristus telah memanggil kamu.” Kasih Karunia yang dimaksud oleh Paulus dalam epistelnya adalah :


Galatia 1:4 “yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.”


Injil sejati selalu memberitakan keselamatan orang percaya berdasarkan tindakan Yesus Kristus yang telah menyerahkan dirinya untuk sebuah penyebab dan untuk sebuah tujuan yang berlangsung atas persetujuan Bapa.”  Inilah Injil Kasih Karunia yang menuturkan ketiadaan sama sekali andil manusia agar  seseorang itu  dapat lepas dari dunia jahat! Bandingkan dengan surat Paulus kepada Titus, seorang Yunani ( Galatia 2:3) :

Titus 2:14 “yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik

Dan satu epistel lainnya
I Korintus 15:3 “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, “


Inilah Injil Kasih Karunia, injil yang  bersentral pada tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia yang  berlangsung dalam kerelaan Allah untuk melakukannya, tanpa sama sekali ada andil dari manusia agar  misi keselamatan oleh Allah menjadi tuntas dan sempurna. Dikatakan sempurna sebab Paulus sendiri merujukan pada hasil tindakan penyelamatan Allah dalam indikasi yang telah rampung dan mapan : “telah dipanggil untuk merdeka.” Paulus mengatakan “telah,” bukan “akan” atau “untuk saat ini” atau “jika anda memenuhi pra kondisi-kondisi tertentu.”


Seperti apakah Injil lain itu? Injil yang dikecam keras sekali oleh Paulus. Potret peristiwa ini diharapkan secara ringkas membantu kita untuk memahami Paulus :


Galatia 2:3-4 “(3)Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. (4) Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita.”


Paulus berbicara kemerdekaan Kristen dalam sebuah konteks yang sangat unik, dikaitkan dengan kebebasan untuk tidak terikat terhadap ketentuan-ketentuan yang membuat Injil Kasih Karunia menjadi tidak  cemerlang sebab masih mengikatkan diri kembali kepada ketentuan-ketentuan Hukum  dengan tujuan agar selamat. Memang benar bahwa di era para rasul ada terdapat kelompok Yahudi yang mengharuskan  orang-orang non Yahudi untuk takluk kepada hukum Musa :

Kisah Para Rasul 15:5 “Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." [Perselisihan ini pada akhirnya diselesaikan oleh para rasul, baca Kisah Para Rasul 15:5-31]

Sunat sendiri memang menjadi ketetapan dalam kovenan Hukum :
  • Imamat 12:3 “Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu. “
  • Keluaran 12:44 “Seorang budak belian barulah boleh memakannya, setelah engkau menyunat dia. ”
  • Keluaran 12:48 “Tetapi apabila seorang asing telah menetap padamu dan mau merayakan Paskah bagi TUHAN, maka setiap laki-laki yang bersama-sama dengan dia, wajiblah disunat; barulah ia boleh mendekat untuk merayakannya; ia akan dianggap sebagai orang asli. Tetapi tidak seorangpun yang tidak bersunat boleh memakannya.”


Titus bukan orang Yahudi, dia seorang Yunani. Jika merujuk pada ketentuan Hukum maka jelas Titus harus disunat agar  minimal dia dianggap sebagai orang asli-orang Yahudi; dan tentu saja memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku selama ini.

Kepada orang-orang Yahudi yang mengharuskan  Titus wajib disunat  sebab sudah lama bersama-sama dengan Paulus, dan  dia seorang Yunani atau asing. Paulus  menyatakan kelompok ini sebagai saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, mereka menyeludup kedalam untuk menghadang kebebasan yang kita miliki didalam  Kristus Yesus. Dikatakan  kebebasan yang kita miliki” adalah “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita.”


Mengatakan Kristus telah mati karena dosa-dosa kita memiliki dampak yang sangat fundamental  terkait ketentuan Kovenan Hukum, sebab dengan demikian semua ketentuan terkait penebusan dosa dalam Perjanjian Lama tidak lagi berlaku atau batal  sebagai akibat dari Yesus Kristus telah menyerahkan diri karena dosa-dosa kita! 

Contoh korban pendamaian orang karena dosa dalam Perjanjian Lama :

  • Imamat 4:35 “Tetapi segala lemak haruslah dipisahkannya, seperti juga lemak domba korban keselamatan dipisahkan, lalu imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah di atas segala korban api-apian TUHAN. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosa yang telah diperbuatnya, sehingga ia menerima pengampunan. “
  • Imamat 5:10 “Yang kedua haruslah diolahnya menjadi korban bakaran, sesuai dengan peraturan. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu karena dosa yang telah diperbuatnya, sehingga ia menerima pengampunan. 


Ketentuan dalam Perjanjian Lama ini telah dipenuhi /digenapi oleh Yesus Kristus  :

  • Yohanes 1:29 “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. “ 

Yesus adalah korban yang jauh lebih kuat dan jauh lebih sempurna. Kepada Timotius , Paulus berkata terkait hal ini :

  • 1 Timotius 2:6 “yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.”

Paulus dalam Epistelnya yang lain menuliskan demikian:

  • 2 Korintus 5:21 “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”


Inilah Injil kasih karunia dan inilah yang dimaksudkan oleh Paulus, bahwa kita memiliki kemerdekaan yang dimiliki didalam Yesus Kristus. Menjerat orang-orang percaya dengan ketentuan-ketentuan yang menyuramkan Injil Kasih Karunia yang sepenuhnya bersentral pada tindakan kasih karunia Allah terhadap manusia adalah sebuah hal yang terkutuk.


Sebetulnya, kalau anda membaca Galatia secara keseluruhan maka bukan hanya Titus yang menjadi bidikan penyesatan dalam gereja  oleh saudara-saudara palsu ini. Terbilang Barnabas dan Petrus pun  tak luput : Galatia 2:11-14.

Nah.... jika Paulus mengecam pekabar Injil yang masih terikat dengan ketentuan-ketentuan Perjanjian Lama hingga  mengimbuhkan 2 kali  kecaman sekelas “terkutuk,” mengapa didalam epistel yang sama, Paulus juga memasukan ketentuan-ketentuan perilaku bermoral dalam  kehidupan merdeka yang dimiliki oleh orang-orang Kristen.  Seolah orang-orang Kristen itu masih harus memenuhi sebuah hukum yang lain dalam Injil? Pada artikel “Menguji Pengajaran Joseph Prince,” saya sudah memperlihatkan bahwa tidak sama sekali demikian.


Pada kesempatan ini, saya secara sederhana hendak mengajak anda untuk melihat hal yang paling mendasar,  yaitu mengapa Galatia 5:16-26 mengemuka dalam epistel yang begitu tinggi membicarakan anugerah. Sebuah hal yang dipahami oleh para pengikut (setidaknya sebagaimana yang dijumpai dalam interaksi penulis sendiri)"Gerakan Anugerah"  sebagai mencampuradukan anugerah dengan hukum atau sama sekali bukan anugerah atau Injil Kasih Karunia . Tudingan yang  terlontar bilamana membicarakan aspek moral dalam kemerdekaan seorang Kristen; jika membicarakan moralitas dalam kemerdekaan kerap dinilai sebagai tidak hidup dalam anugerah secara sempurna.


Sebuah poin  terpenting dan mendasar telah diletakan Paulus. Mengapa pada saat dia mengecam para “judaizer,” pun dia membuat semcam daftar perilaku bermoral yang harus menjadi perhatian orang percaya yang  dikatakannya sendiri memiliki kemerdekaan didalam Kristus.


Inilah poin terpenting dan mendasar tersebut :
Galatia 2:16 “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.”  


Jelas dan sangat tegas bahwa inilah Injil Kasih Karunia. Tidak ada sedikitpun terdapat elemen perbuatan  baik atau pemenuhan ketentuan Hukum yang diperhitungkan dalam pembenaran orang percaya. TIDAK ADA SEORANGPUN YANG DIBENARKAN oleh karena melakukan hukum Taurat. Jika ada yang memasukan elemen  Hukum kedalam Kasih Karunia Allah maka terkutuklah orang yang mengajarkan hal itu.


Apakah impresi pembaca kala dikatakan bahwa tidak  seorangpun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat? Bagaimana memaknai kemerdekaan yang sungguh luar biasa ini; kemerdekaan yang diberikan Allah kepadamu sehingga tidak perlu sama sekali anda melakukan apapun sehubungan dengan berbagai ketentuan dalam Hukum Taurat; sehingga anda memiliki kebenaran semata-mata dari pembenaran semacam ini? Bebas dalam dimensi yang sebebas-bebasnya sampai-sampai kebebasan itu melepaskan koridor moral dalam kehidupan seorang Kristen yang TELAH merdeka? Bahkan berdosa tidak lagi diperbolehkan menggusarkan nuranimu (sebab itu hal yang tidak pantas) dengan mendasarkannya pada telah dihapus oleh Yesus Kristus. Jika demikian adanya maka anda adalah seorang oportunis dalam kemerdekaan anda; anda menggunakan kemerdekaan itu untuk melakukan kejahatan.


Kelanjutan poin terpenting dan medasar tersebut :
Galatia 2:17 “Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak.”


Sekali-kali tidak (bandingkan dengan Roma 6:1-2). Ini sebuah penegasan keras terkait Kristus bukan pelayan dosa(mu); bahwa karena dosamu telah dihapus oleh-Nya dan merupakan korban satu kali untuk selama-lamanya, maka  kemerdekaan anda itu termasuk dalam perbuatan-perbuatan dosamu - merdeka untuk juga berdosa sebab "bebas" konsekuensi. Bandingkan dengan  Ibrani  7:27 :

“yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.”


Sekalipun demikian adanya kemegahan Injil Kasih Karunia itu, namun tidak dapat dimanipulasi dalam cara seolah kita tidak perlu kuatir lagi akan dosa–dosa; pada akhirnya membuahkan penyalahgunaan kemerdekaan.  Menyalahgunakan anugerah merupakan sebuah hal yang sama terlarangnya dengan memasukan elemen-elemen hukum untuk mendapatkan pembenaran :

Galatia 5:13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. “


Memang benar anda telah dipanggil untuk merdeka, tetapi anda sama sekali tidak boleh mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa. Paulus melanjutkannya dengan “layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”


Paulus menekankan agar orang-orang Kristen mempergunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk melayani seorang akan yang lain OLEH kasih.  Dalam kemerdekaan yang diperoleh dari Yesus Kristus, maka orientasi saya dan anda  bukan berorientasi pada dirimu sendiri tetapi kepada orang lain oleh Kasih  melayani mereka. Bandingkan juga dengan pernyataan Paulus berikut ini :


Galatia 2: 19-20 “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”


Anda memang telah merdeka tetapi kemerdekaan yang anda miliki tidak  sama sekali mengindikasikan sebuah kemerdekaan sebagaimana anda bayangkan; seolah-olah anda bisa mengisi kemerdekaan itu dengan kepentingan diri atau egoismu atau bahkan sebuah pengajaran mengenai Anugerah versimu yang malahan berorientasi pada pemuasan dagingmu atas nama kemerdekaan Kristen. Sebaliknya, anda dan saya, oleh   karena telah disalibkan dengan Kristus maka anda tidak lagi memiliki kehidupan yang berorientasi pada dirimu, namun kepada kepentingan Tuhan. Mengisi kemerdekaan ini dengan melayani sesama oleh Kasih.


Apa yang lebih menarik lagi, Paulus mengatakan bahwa  sekalipun aku hidup dalam kemerdekaan Kristus namun hidupku  YANG KUHIDUPI SEKARANG INI DI DALAM DAGING,  ADALAH HIDUP OLEH IMAN  DALAM ANAK ALLAH.



Faktanya adalah: anda saat ini hidup dalam daging  dimana hidupmu masih diwarnai oleh berbagai-bagai kegagalan selain keberhasilan untuk mengisi kemerdekaan dalam Kristus dengan hal-hal yang bernilai. Walau matamu melihat hal demikian namun anda tidak boleh menyandarkan realita demikian sebagai sebuah dasar kelayakan untuk mendapatkan pembenaran oleh Allah. Jika demikian anda tidak berada dalam kasih karunia :

Galatia 2:21 “Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.”

Jika tidak menjangkarkan kepada hukum Taurat, lantas kemana atau kepada siapa? Jelas kepada Kasih Karunia dalam Yesus Kristus – kita hidup dalam daging/dalam kelemahan kita oleh IMAN dalam ANAK ALLAH!

Sehingga kita perlu menyadari, bahwa sebetulnya  kebenaran yang kita miliki ini adalah sebuah kebenaran yang mahal dan megah, tidak bisa anda gunakan seperti halnya berfoya-foya dalam pesta pora untuk memuaskan kemerdekaanmu yang berorientasi pemuasan dagingmu. Seolah-olah kemerdekaan adalah “properti milikmu sendiri.” Tidak demikian. Anda telah disalibkan  dengan Kristus dan anda tidak hidup demi hidupmu dan kepentinganmu sendiri. Melayani sesama oleh kasih merupakan kesempatan teramat indah sebagai orang-orang yang merdeka. Sudahkah anda melayani sesamamu oleh kasih ataukah porsi hidupmu masih  disesaki oleh kepentingan diri sendiri. Tidak mudah memang tetapi berjuanglah dalam kemerdekaan yang anda miliki agar hidupmu sungguh mewartakan kasih kepada sesama.


Jadi bagaimana memandang Galatia 5 :16-26 yang memuat daftar pantangan yang panjang tersebut?  Apakah sedang memenuhi Taurat? Jelas bukan, sebaliknya itu mencerminkan kehidupan yang telah disalibkan dengan Kristus. Hidupmu berorientasi kepada kepentingan Kristus atau dengan kata lain Kristus yang hidup didalammu  bukan dirimu lagi. Jelas sekali bahwa Kristus tidak akan memuaskan hasrat-hasrat dosa tersebut. Jikalau anda memiliki Kristus didalammu maka anda memang semestinya benar-benar tidak menyetujui  hasrat-hasrat daging sekalipun anda hidup anda saat ini didalam daging dan dapat mengalami kegagalan-kegagalan selama proses pembaharuan hidup dalam kemerdekaan dan pengenaan manusia barumu; didalam Kristus anda memiliki kemampuan untuk melakukannya. Berjuanglah sebagai orang-orang  yang telah dimerdekakan agar kehidupanmu memancarkan kasih kepada sesama manusia.


Jikalau Kristus memang benar-benar hidup didalammu dan engkau hidup didalam Kristus; jikalau memang benar anda telah disalib dengan Kristus maka anda memiliki kasih-Nya. Jikalau  anda memang benar memiliki kasih-Nya, maka :


1Korintus 13:4-6  Kasih itu SABAR; kasih itu MURAH HATI; ia TIDAK IRI HATI. Ia tidak MEMEGAHKAN DIRI dan TIDAK SOMBONG.(5) Ia TIDAK MELAKUKAN YANG TIDAK SOPAN dan TIDAK MENCARI KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI. Ia TIDAK PEMARAH dan TIDAK MENYIMPAN KESALAHAN orang lain.(6) Ia TIDAK BERSUKACITA KARENA KETIDAKADILAN, tetapi karena kebenaran.


Tidakkah  1 Korintus 13:4-6 senilai dan senada dengan Galatia 5:16-26 dan nas-nas lain yang saja sajikan dalam artikel “ Menguji Pengajaran Joseph Prince?” Ketika  gereja memperingatkan anda sebagai orang-orang merdeka dalam Kristus agar tidak membiarkan perilaku tidak bermoral menghidupimu, bukan sama sekali berbicara tentang hidup kembali dalam Hukum. Namun berbicara tentang bukan aku lagi yang hidup tetapi Kristus yang hidup dalamku dan  melayani sesama oleh kasih. Kasih jelas bersilangan tajam dengan semua  yang jahat; berbicara kasih jelas bukan Hukum Taurat tetapi sebuah kehidupan yang dijiwai oleh cinta kasih Allah kepada manusia



Semoga kita bukan orang-orang "telah merdeka" yang tanpa cinta  kasih, sebab jika demikian anda berpotensi besar untuk  hidup dalam "injil yang" lain-sebuah injil yang dikecam keras oleh Paulus. Pastikan-periksa dirimu bahwa anda didalam Kristus . 2 Kor 13 : 5 "...Selidikilah dirimu!   Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu?..."

Amin


Catatan : Selanjutnya, saya  masuk kepada materi-materi JP yang lebih serius-bukan quote.


Referensi:
 



No comments:

Post a Comment