Pages

07 December 2013

Kebencian Tanpa Sebab - 4



Oleh:  Charles H Spurgeon


Catatan Editor Anchor of Life : Kebencian   terhadap Yesus dengan segala macam manifestasinya saat  Dia pertama kali datang ke bumi (peristiwa Natal) tidak lagi terjadi di era  saat  Dia TELAH KEMBALI  ke Surga. Tetapi bukan berarti kebencian terhadap diri-Nya berakhir. Memang Dia tidak lagi bisa diludahi, ditinju, disesah, atau setidaknya dilempari dengan batu.


Namun jelas kebencian dalam wujud lain tetap ada dan nyata dalam ragam bentuk/cara,  Sebab kebencian terhadap pengikut Kristus memang akan terjadi (Perhatikanlah peringatan Yesus sendiri: Matius 5:11-12, Matius 10:18,Matius 10:22, Matius 10:39, Matius 24:9, Lukas 6:22-23;Yohanes 15:18-21, Yohanes 16:33 bandingkan dengan Kisah Para Rasul 9:1, 2 Tim 2:12)


Tentu Kekristenan masa kini jauh lebih baik, lebih dihargai dibandingkan dengan era-era lampau, namun ini bukan sebuah keadaan  abadi atau bebas sama sekali dari hal-hal tersebut, terlebih dalam  dunia yang telah jatuh kedalam dosa.



Kebencian Tanpa Sebab



"The Magi in the House of Herod, by James Tissot"
Matius 2:1-18
Bacalah lebih dulu bagian3

Ada lagi jenis orang   lainnya   yang kamu tak bisa hindari   membencinya. Mereka adalah orang-orang egois. Kini kita tahu  beberapa orang yang sangat  luar biasa  bagus dalam tempramen, yang luar biasa jujur dan lurus—tetapi mereka sangat egois! Kala kamu  bersama dengan mereka, kamu merasa bahwa mereka hanyalah  teman-teman karena apa yang dapat mereka peroleh darimu. Dan ketika kamu telah melayani keperluan mereka, mereka mengabaikanmu dan  berupaya mencari  teman-teman lain. Dalam upayanyaberbuat baik, perbuatan-perbuatan baik mereka memiliki maksud-maksud tersembunyi, tetapi,bagaimanapun juga, mereka selalu mendapatkan! Dan tidak ada seorang di dunia ini yang mendapatkan bagian kebencian  (akibat tindakannya) yang lebih besar daripada orang yang hidup dalam sebuah  kehidupan egois. Diantara orang-orang yang paling  malang di di dunia ini, ditendang  dunia ini seperti sebuah sepak bola, adalah seorang egois kikir! Tetapi didalam Kristus tidak ada egois.


Apapun yang telah dia lakukan, Dia telah melakukannya untuk orang-orang lain. Dia memiliki sebuah kuasa  menakjubkan  yang mengerjakan mujizat-mujizat, tetapi Dia tidak mau bahkan untuk mengubah  sebuah batu menjadi roti (Lukas 4:3) bagi dirinya sendiri. Dia telah   menyimpan kuasa menakjubkan untuk orang-orang lain. Dia tidak terlihat untuk memiliki sebuah partikel diri sendiri dalam keseluruhan Natur-Nya. Faktanya, dekskripsi kehidupan-Nya mungkin ditulis secara sangat ringkas—“Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!” (Matius 27:42).


Dia telah melakukan perjalanan. Dia telah menjamah orang yang paling malang, yang paling jahat dan mereka yang paling  menjengkelkan. Yesus tidak peduli akan apa yang  orang katakan  mengenainya. Dia  terlihat tak peduli oleh ketenaran,  atau martabat, kenyamanan-terlepas dari kesukaran, atau kehormatan. Tidak juga dia peduli dengan kenyamanan-kenyamanan secara fisik dan jiwa setidak-tidaknya terkait diri-Nya. Pengorbanan diri adalah hidup Kristus. Tetapi Dia telah melakukan itu dengan  kelihatan mudahnya terlihat tanpa  berkorban. Ah, saudara-saudara kekasih, dalam pemahaman ini, pastilah mereka  telah membenci Kristus tanpa sebuah sebab—karena tidak ada apapun  dalam Kristus untuk membangkitkan kebencian—faktanya, terdapat setiap  hal, sebaliknya,  untuk mengikat seluruh dunia untuk mengasihi dan menghormati sebuah Karakter  yang sedemikian menonjolnya tidak egois.


Jenis  lainnya, orang-orang yang tidak saya suka—orang yang munafik— tidak, saya pikir saya bahkan mungkin untuk hidup dengan orang egois andai saya kenal dia memang egois. Tetapi orang munafik—jangat biarkan dia datang  mendekati dimana saya berada! Biarkanlah seorang figur  publik  menjadi seorang munafik, sekali pernah melakukannya, dan dunia   hampir sangat sukar untuk mempercayai dia kembali. Mereka akan membenci dia! Tetapi Kristus, dalam hal ini terutama, adalah bebas dari cela hal ini.
 
"kebencian terhadap Yesus tetap berlangsung hingga kini, walau kini ditujukan kepada para pengikut-Nya"
Seperti digambarkan  Open Doors



Dan jika mereka membenci Dia, mereka telah membenci Dia bukan karena munafik—karena tidak pernah ada seorang yang  tampil lebih apa adanya atau tanpa bayangan pertukaran. Apapun yang mungkin dunia katakan  mengenai Kristus. Dia   telah dipanggil, anda tahu, Yesus sang Anak—karena sebagai seorang anak berbicara apa adanya dan tidak ada yang disimpan dan tidak ada yang dibuat-buat—bahkan demikianlah dengan  Yesus. Dia tidak melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dimaksudkan untuk mengimpresi, tidak ada muslihat.

Tidak ada yang berubah pada Dia. Dia sejak dulu ‘tanpa kecenderungan untuk berubah-ubah atau bayang  perubahan(Ibrani 13:8).’ Apapun  yang dunia mungkin katakan  mengenai Kristus, mereka tidak pernah berkata bahwa mereka meyakini bahwa Dia  adalah seorang munafik. Dan diantara semua  fitnah-fitnah yang mereka ajukan melawan Dia, mereka tidak pernah mempersengketakan ketulusan-Nya.


Apakah mereka telah mampu  untuk memperlihatkan bahwa Dia sungguh-sungguh telah memaksakan pada mereka, mereka mungkin memiliki sejumlah dasar untuk membenci Dia, tetapi Dia telah  menjalani hidupnya dalam terang matahari ketulusan dan telah berjalan  diatas  puncak paling puncak gunung observasi  yang terus- menerus. Dia tidak  dapat menjadi seorang munafik dan orang-orang telah mengetahui bahwa Dia tidak dapat menjadi munafik. Dan tetap saja orang-orang membenci Dia.

Sesungguhnya, sobat-sobatku, jika kamu mengamati secara cermat Karakter Kristus, dalam seluruh keanggunan-Nya, dalam semua kebajikan-Nya, dalam semua ketulusan-Nya, dalam semua  keinginan teramat kuat untuk memberi keuntungan manusia, anda harus katakan, memang benar, “mereka telah membenci Dia tanpa sebuah sebab.” Tidak ada apapun dalam Pribadi Kristus yang membuat manusia untuk membenci Dia.

Pada tempat berikutnya, adakah apapun juga dalam misi  kedatangan Kristus  (ke dunia) yang dapat membuat orang membenci Dia?  Andai  mereka  ada menanyakan  Dia, “ Untuk alasan apakah Engkau datang dari surga?” Akan adakah apapun juga dalam jawaban-Nya yang sepertinya menimbulkan kemarahan dan kebencian? Saya pikir tidak ada. Untuk tujuan apakah Dia  datang? Dia  telah datang, pertama-tama, untuk menjelaskan misteri-misteri—untuk memberitahu mereka apakah maksud pengorbanan anak domba, apakah nilai penting dari   korban  kambing  penanggung dosa-scapegoat (Imamat 16:6-10- apakah ‘scapegoat’ ini? Ini disebutkan dalam Imamat 16 sebagai bagian dari instruksi-instruksi Tuhan bagi bangsa Israel terkait Hari Penebusan. Pada hari itu, imam tinggi pertama-tama akan mempersembahkan sebuah korban bagi dosa-dosanya dan semua kaumnya; kemudian dia akan  melaksanakan korban-korban bagi bangsa. Dari komunitas Israel, sebagaimana diinstruksikan imam besar,  menyediakan 2 kambing jantan- satu untuk  persembahan korban penghapus  dosa dan  seekor domba jantan  untuk korban bakaran” (ayat 5). Imam membawa membawa hewan-hewan itu  di hadapan Tuhan dan membuang undi antara dua kambing—satu untuk dikorbankan dan yang lainnya menjadi kambing  penanggung dosa atau scapegoat. Kambing pertama dikorbankan bagi dosa-dosa orang Israel dan darahnya untuk  menguduskan Tempat  Maha Kudus, kemah pertemuan dan altar (ayat 20). Setelah pengudusan, kambing yang hidup dibawa kepada imam besar. Meletakan tangannya diatas kambing penanggung dosa/scapegoat, dan imam besar harus ‘mengaku diatas kambing itu semua kejahatan dan pemberontakan orang-orang Israel—semua dosa-dosa mereka—dan meletakannya diatas kepala kambing. Imam akan melepaskan kambing itu ke padang gurun dalam penjagaan seseorang yang telah ditunjukan. Kambing itu akan membawa diatas dirinya sendiri semua dosa-dosa mereka ke sebuah tempat terpencil; dan orang yang menjaga akan melepaskannya di gurun” (ayat 21-22). Secara simbolik, kambing penanggung dosa mengambil dosa-dosa Israel dan menghapusnya-ayat10. Bagi orang-orang Kristen, ini adalah sebuah  bayangan akan Kristus: Ibarni 4:14, Wahtu 13:8, 2 Korintus 5:21,Ibrani 10:1, Ibrani 10:3-4,10—dikutip dari gotquestions.org  oleh editor Anchor), yang telah dimaksudkan oleh tabut perjanjian, ular tembaga ( Bilangan 21:5-7, juga baca Bilangan 14:28-34 ; ular tembaga ini adalah bayangan yang menunjuk pada Yesus : Yohanes 3:14; simbol dosa dan penghukuman, telah ditinggikan diatas bumi dan diletakan pada sebuah kayu (salib), yang merupakan simbol kutuk : Galatia 3:13—Allah telah membuat  dia yang  tanpa dosa menjadi dosa bagi kita : 2 Korintus 5:21) dan  buli-buli manna (Keluaran 16:33, baca juga Keluaran 16:2 dan 13-36- Yesus adalah adalah penggenap dari gambaran manna – bacalah Yohanes 6:32,48-50).

Dia telah datang untuk menyingkirkan atau menyobek tirai ruang Maha Kudus dan untuk memperlihatkan pada orang-orang, rahasia-rahasia yang tak pernah dilihat sebelumnya.  Haruskah mereka  membenci Dia yang telah mengajarkan mereka apa yang Abraham dambakan untuk dilihat dan apa yang para Nabi dan raja telah rindukan untuk  mengetahui, tetapi telah mati tanpa sebuah pengetahuan akan hal ini? Adakah apapun juga dalam hal itu, yang  sepatutnya membuat orang-orang membenci Kristus?

Jika Dia  telah datang untuk mereformasi pemabuk, untuk memulihkan pelacur, berkumpul bersama dengan para pemungut pajak dan para pendosa dan membawa anak pemboros kembali ke rumah-rumah ayah mereka, kembali, pasti itu adalah sesuatu yang  mana setiap pilantropis (orang yang fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan manusia dengan derma) harus menyetujuinya!

Untuk itulah pemerintahan-pemerintahan kita dibentuk dan dijalankan—untuk membawa manusia kepada keadaan yang lebih baik! Dan jika Kristus telah datang untuk tujuan demikian—adakah  hal apapun juga yang mana membuat manusia membenci  Dia? Untuk  hal lain apa lagi Dia telah datang ke dunia ini? Dia telah datang untuk menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani—apakah itu adalah sebuah obyek kebencian yang sah? Akankah saya membenci dokter yang akan  secara murah hati menyembuhkan semua  macam penyakit-penyakit? Apakah telinga- telinga tuli telah mendengar (Markus 7:31-37), apakah mulut-mulut bisu telah terbuka (Baca Matius 9:32-34), apakah orang mati telah bangkit (Lukas 11:40-44, Markus 5:21-43), apakah orang buta telah dibuat melihat dan  para janda telah diberkati dengan anak laki-laki mereka (Lukas 7:11-17)?

Apakah penyebab-penyebab ini  membuat seorang manusia harus dibenci? Pastilah, Dia  mungkin berkata,”Untuk hal yang mana dari pekerjaan-pekerjaan ini kamu melempari Aku dengan batu? Jika Aku telah melakukan pekerjaan-pekerjaan baik mengapa kamu berkata  melawan atau menentang Aku?” Tetapi  tidak ada dari pekerjaan-pekerjaan ini yang menyebabkan kebencian orang-orang—mereka telah membenci Yesus tanpa sebab!

Dan Dia telah datang ke dunia untuk mati, sehingga orang-orang berdosa bisa tidak mati—apakah ini sebuah sebab kebencian? Wajibkah saya  membenci sang Juru selamat karena Dia telah datang untuk  memadamkan api-api  Neraka bagiku? Haruskah saya menghina Dia yang  telah memungkinkan pedang Berapi Bapa menjadi dipadamkan oleh darah-Nya sendiri? Akankah saya melihat dengan kemarahan terhadap sang Pengganti/Substitusi yang telah  mengambil dosa-dosaku dan duka-dukaku kepada Dia dan membawa kesedihan-kesedihanku? Akankah saya membenci dan menghina Manusia yang telah mengasihiku lebih baik daripada Dia mengasihi diri-Nya sendiri—yang telah mengasihiku sedemikian banyaknya dimana Dia telah mengunjungi kubur kelam bagi keselamatanku? Apakah hal-hal semacam ini penyebab kebencian? Pastilah misi-Nya adalah satu-satunya yang harus membuat kita menyanyikan pujian-Nya selama-lamanya dan  bergabung dengan kecapi para malaikat dalam  lagu-lagu keterpesonaan mereka!”Mereka telah membenci Aku tanpa sebuah alasan.”


Bersambung ke Bagian 5
Hatred Without Cause | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment