Pages

08 August 2013

KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 2)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian 1]Para pengaku-pengaku  belaka , walau  mereka berkata, “ Tuhan, bukakanlah bagi kami,” dan menegaskan bahwa Kristus tidak ada makan di jalan-jalan mereka, akan mendapatkan sebuah jawaban, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23)Perhatikanlah, jangan sampai lidah yang menyanjung anda  menyajikan tipuan pada jiwamu sendiri. Berdiri dalam pandangan Mata yang menembus hati terdalam (bandingkan dengan  Yer 17:10, Amsal 20:27, Ibrani 4:13, Maz  139:1), semoga kita..."

Pada banyak kesempat anda telah menemukan perbedaannya, dalam transaksi-transaksi komersialmu, antara apa yang dikatakan bank dan kebenaran positif. Seorang pria berkata bahwa dia akan  membayar tagihan, atau dia akan melunasi hutang. Dia berkata bahwa sewa harus dibayar kala tiba saatnya. Dia mengatakan beribu-ribu hal—dan kamu mendapatkan  adalah cukup mudah baginya untuk berkata, tetapi tidaklah terlalu mudah bagimu untuk mendapatkan dia melakukannya. Dan ketika kesepakatan telah dituangkan kedalam tulisan, diregistrasi, dan dibuat sejelas hitam dan putih, kamu tidak mendapatkan seluruhnya dapat diandalkan, karena untuk mengatakan  mengikat sebuah kontrak atau perjanjian tidak selalu menjadikan kontrak itu pasti bahwa seseorang akan memenuhinya. Ini  hendak mengatakan bahwa tidak  selalu sebuah ikrar adalah itikad yang baik, atau jaminan menghadapi pelanggaran ikrar.


Percayalah, jika dalam soal-soal fana semacam ini saja omongan tidak sama dengan apa yang seharusnya atau harus dilakukan, maka tidak juga dalam hal-hal  rohani!




Seorang   pelayan Tuhan berkata bahwa dia diutus oleh Tuhan,  namun juga seekor serigala berpakaian domba. Seseorang  mungkin berkata bahwa dia telah menyatukan dirinya dengan Gereja Tuhan, tetapi dia
Hipokrit
Credit: Sodahead
mungkin tidak lebih baik dari seorang munafik dan seorang asing yang bukan merupakan bagian  dalam persekutuan gereja. Kita mungkin berkata bahwa kita berdoa,  namun demikian belum pernah sebuah doapun yang lahir dari dalam hati kita. Kita mungkin berkata  kepada sesama kita bahwa kita adalah orang-orang Kristen, namun demikian kita mungkin belum pernah dilahirkan kembali---tidak pernah mendapatkan iman berharga  seorang  yang dipilih  Allah— sejauh ini belum  pernah dibasuh oleh darah Yesus Kristus.



Dan, Bapak-Bapak, sebagaimana anda tidak akan dipuaskan dengan semata mengatakan bahwa anda kaya. Sebagaimana anda menginginkan sertifikat-sertifikat tanah yang luasnya berhektar-hektar. Sebagaimana anda ingin mendengarkan dentingan uang logam didalam  kotak penyimpan uang. Sebagaimana anda menginginkan  hal yang riil, dan bukan sekedar omongan tentang suatu hal—jadi saya berdoa bagimu, jangan jadi orang yang  cuma bisa omong tentang hal rohani.




Jangan menjadi puas hanya oleh perkataan, dan berpikir seperti itu. Berupayalah agar pengakuan dari mulutmu diverifikasi oleh kesaksian dari Surga, sebagaimana  juga oleh kesaksian dari  hati nurani kita sendiri. Tidak tertulis “Dia yang berkata bahwa dia percaya akan diselamatkan.” Tetapi “dia yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan (bandingkan dengan Markus 16:16—ditambahkan oleh editor Anchor).” Tidak dikatakan bahwa dia yang berkata bahwa dia yang telah mengaku akan diampuni. Tetapi ”Dia yang mengaku dan menanggalkan dosa-dosanya akan mendapakan belas kasih (bandingkan dengan Lukas 13:5, juga Matius 3:2, Mat 4:17). Para pengaku-pengaku belaka,walau  mereka berkata, "Tuhan, bukakanlah bagi kami,” dan menegaskan bahwa Kristus tidak ada makan di jalan-jalan mereka, akan mendapatkan sebuah jawaban, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23).



Marilah kita tidak ditipu dan diperdaya. Marilah kita tidak membohongi dan  termakan oleh  setiap gagasan bahwa dengan mengatakan demikian  akan membuatnya seperti apa yang dikatakan! Perhatikanlah, jangan sampai lidah yang menyanjung anda  menyajikan tipuan pada jiwamu sendiri. Berdiri dalam pandangan Mata yang menembus hati terdalam (bandingkan dengan  Yer 17:10, Amsal 20:27, Ibrani 4:13, Maz  139:1), semoga kita belajar untuk membedakan antara pengakuan belaka dan kepemilikan utuh akan Anugerah yang riil dan kesalehan yang vital.



Bersambung ke Bagian 3

Sincerity and Duplicity | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment