Pages

09 August 2013

KETULUSAN DAN KEMUNAFIKAN (Bagian 3)

Oleh : Charles H Spurgeon

[Bagian2]“…, “mengenal” dalam Kitab suci kerap juga  bermakna berkomunikasi secara  akrab. Elifas  berkata, “Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram” (Ayub 22:21).  Ini hendak mengatakan,   berkomunikasilah dengan Dia, bersahabatlah dan bersekutulah dengan Dia.  Sehingga perlu   bagi setiap orang percaya harus  mengenal Kristus dengan memiliki sebuah  kekariban dengan Dia,… Dengan  kata lain, Saudara-Saudara  kekasih, mengenal Kristus dalam banyak hal sama  seperti  mengenal orang lain. Ketika anda mengenal seseorang, jika dia adalah  sahabat karibmu, kamu mempercayai dia, kamu mengasihi dia, kamu  menghargai dia, kamu membicarakan  berbagai situasi dengan dia. Kamu tidak hanya  bersapa dengannya  di jalan, tetapi  kamu berkunjung ke rumahnya.Kamu duduk satu meja bersama sobat karibmu di mejanya.

Ilustrasi
Masalah mendesak saat ini, dimana pembedaan harus dibuat, adalah MENGENAL KRISTUS. Mari kita pertama-tama membicarakan mengenai apakah maksudnya mengenal Dia, kemudian tentang  mengetahui bahwa kita mengenal Dia. Dan setelah itu secara serius menyanggah mereka yang  semata berkata bahwa mereka mengenal  Dia.


I.Perihal yang harus dipertimbangkan dan ditimbang  pada malam ini oleh setiap manusia bagi dirinya sendiri  adalah MENGENAL KRISTUS. Apakah, kemudian, mengenal Kristus itu? Tentu saja kita belum pernah melihat Dia. Bertahun-tahun yang amat lampau Dia telah pergi meninggalkan dunia dan   naik kembali ketempat dimana Bapa berada. Tetap saja kita tidak dapat mengenal Dia. Itu tidak mungkin. Telah ada ribuan, dan bahkan berjuta-juta orang yang telah memiliki sebuah hubungan sangat akrab dengan Dia, dengan Dia, walaupun   mereka tidak dapat melihat, mereka mengasihi, dan didalam Dia mereka memiliki suka cita dengan suka cita tak terkatakan dan penuh dengan kemuliaan.


“Mengenal” adalah sebuah kata yang telah digunakan dalam Kitab Suci dalam sejumlah pengertian. Terkadang kata ini bermakna mengakui.  Manakala kita membaca bagian tertentu kisah Firaun, bahwa “dia tidak mengenal Yusuf” (bandingkan dengan Keluaran 1:8). Itu maksudnya, dia tidak mengakui  kewajiban apapun bagi negara atau kerajaan terhadap Yusuf.   Tidak ada yang mengingat apa  yang telah dilakukan sosok hebat ini. Dan demikian jugalah, Kristus berkata bahwa  domba-dombanya “mengenal” suara-Nya (Bandingkan dengan Yohanes 10:27). Mereka mengakui suara Yesus. Mereka mengakui suara
Yesus sebagai yang menjadi suara Gembala mereka, dan dengan  riang gembira mengikuti kemana Gembala mereka menuntun. Sekarang, ini adalah sebuah soal keharusan utama untuk mengakui Kristus—bahwa Dia adalah Tuhan, bahwa Dia adalah Anak Bapa, bahwa Dia adalah sang Juru selamat bagi umat-Nya, dan Monarki  yang memiliki hak penuh di dunia—untuk lebih lagi mengakui—bahwa kamu menerima Dia sebagai Juru selamatmu, sebagai Rajamu, sebagai Nabimu, sebagai Imammu.




Inilah, dalam pemahaman yang pasti,  untuk mengenal Kristus. Yakni, memiliki dan mengaku dalam hatimu bahwa Dia adalah Tuhan (bandingkan dengan Roma 10:9), dalam kemuliaan Allah Bapa. Bahwa Dia adalah Penebusmu. Bahwa darah-Nya telah membasuhmu (bandingkan dengan Efesus 1:7; Yohanes 1:29, 1 Petrus 1:18-19),dan kebenarannya  melingkupi dirimu ( bandingkan dengan 2 Kor 5:21, Roma 3:21-26, Roma 5:1). Bahwa Dia adalah keselamatanmu, satu-satunya harapanmu, dan  hasratmu yang  terindah.




Kata “mengenal” bermakna, pada tempat berikutnya,  mempercayai. Sebagaimana dalam nas, “hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang “ (Yesaya 53:11)—dimana  secara nyata bermakna bahwa oleh  Hikmat-Nya, ini hendak mengatakan, oleh iman didalam Kristus Yesus, Dia akan membenarkan banyak orang.  “Mengenal” dan “mempercayai” terkadang digunakan dalam kitab suci sebagai  istilah-istilah yang dapat dipertukarkan. Sekarang dalam pengertian ini kita harus mengenal Kristus. Kita harus   mempercayai Dia, kita harus menaruh percaya kepada Dia, kita harus menerima laporan-laporan  Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul yang menghormati Dia. Dan harus mengikuti mereka,  dalam praktek, dengan segenap hati, dan jiwa, dan kekuatan, dan menyandarkan semua beban dan takdir kekekalan kita pada karya-Nya  yang telah selesai. Mengenal Dia, kemudian, adalah mengakui Dia, dan mempercayai Dia.



Ini belum semua, kata “mengenal” kerap  juga bermakna mengalami. Dikatakan oleh Tuhan kita bahwa, “Dia yang tidak mengenal dosa” ( bandingkan dengan 2 Kor 5:21). Nas ini hendak mengatakan bahwa  Dia tidak pernah mengalami dosa. Dia tidak pernah menjadi seorang  berdosa. Mengenal Kristus, kemudian, kita harus merasakan dan membuktikan kebenaran  kuasa-Nya, kuasanya untuk mengampuni, kuasa kasih yang mengalir dari hatinya, kuasa pemerintahannya  dalam menaklukan  nafsu-nafsu kita. Kuasa penghiburannya, kuasanya memberikan penerangan, kuasanya untuk meninggikan, dan semua pengaruh-pengaruh lain yang  memberkati, melalui Roh Kudus,  memancar keluar dari dalam diri Kristus. Inilah makna  mengalami  Yesus. Dan sekali lagi, “mengenal” dalam Kitab suci kerap juga  bermakna berkomunikasisecara  akrab. Elifas  berkata, “Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram” (Ayub 22:21). Ini hendak mengatakan,   berkomunikasilah dengan Dia, bersahabatlah dan bersekutulah dengan Dia.



Sehingga perlu   bagi setiap orang percaya harus  mengenal Kristus dengan memiliki sebuah  kekariban dengan Dia, dengan bercakap dengan Dia dalam doa dan pujian—dengan meletakan hati kita  pada hatinya—menerima dari Dia rahasia Ilahi, dan  mengemukakan kepadanya pengakuan penuh akan semua dosa dan  kesedihan.



Dengan  kata lain, Saudara-Saudara  kekasih, mengenal Kristus dalam banyak hal sama dengan mengenal orang lain. Ketika anda mengenal seseorang, jika dia adalah  sahabat karibmu, kamu
Credit : dailymail.co.uk
mempercayi dia, kamu mengasihi dia, kamu  menghargai dia, kamu membicarakan  berbagai hal dengan dia. Kamu tidak hanya   bersapa dengannya  di jalan, tetapi  kamu berkunjung ke rumahnya. Kamu duduk  satu meja bersama sobat karibmu di mejanya.
Pada   banyak kesempatan lain, kamu  meminta nasehat padanya, atau kamu meminta bantuanya. Dan dia datang ke rumahmu, dan kamu mempertahankan hubungan karib itu, satu sama lainya. Ada sebuah pengertian yang baik antara kamu dengan orang yang  mungkin mengatakan  secara sungguh-sungguh bahwa kamu mengenal dia.





Pada  situasi-situasi semacam inilah jiwa menjadi bersama dengan  Kristus. Dia tidak bisa hanya  semata sesosok tokoh historis yang kita baca dalam  nas-nas Alkitab. Tetapi Dia mesti menjadi seorang Pribadi yang nyata yang dapat kita ajak bicara dalam roh, berkomunikasi  didalam hati, dan  telah disatukan dalam ikatan-ikatan kasih. Kita harus mengenal Dia, benar-benar mengenal Pribadinya, sehingga dapat mencintai dan mempercayai Dia sebagai Tuhan yang aktual bagi kita.  Nilailah, kemudian, setiap hal ini, masing-masing dirimu—apakah  kamu sungguh-sungguh, dalam  pengertian semacam ini, “mengenal” Kristus.


Bersambung ke Bagian 4



Sincerity and Duplicity | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment