Pages

21 June 2013

Setia- Kasih (Hesed)

Oleh : Dr. Iain Duguid

Kepenuhan hesed Tuhan  terlihat di Salib: ada Hasid yang sejati,  Yesus Kristus sendiri—satu-satunya manusia  yang benar-benar loyal kepada Tuhan dan kepada sesamanya dalam setiap aspek hidup—telah diperlakukan sebagai pemutus  perjanjian dan  telah dikutuk karena dosa sehingga kita yang tidak setia dapat dibajui dalam  kesetiaan-Nya dan dengan demikian telah ditebus.


Dalam Perjanjian Lama, hesed adalah sebuah istilah teologia yang sentral. Kata ini adalah atribut utama dalam penggambaran diri Tuhan dalam Keluaran 34:6-7,  seperti sebuah kewajiban yang disematkan pada semua orang dalam Mika 6:8. Namun demikian karena tidak ada kata dalam bahasa Inggris yang setara dengan kata ini,  terbukti sulit bagi para penerjemah Alkitab untuk menerjemahkannya secara akurat. Dalam beragam versi, kata ini diterjemahkan sebagai “kindness (murah  hati).”  “faithfulness (kesetiaan),” “mercy  (belas kasihan),” “goodness (kebaikan),” “loyalty (kesetiaan),” dan “ steadfast love (kasih yang tidak dapat berubah.” Dalam uraian selanjutnya, kita akan mengeksplorasi bagaimana kasih dan kesetiaan dikombinasikan dalam satu kata ini, hesed.



Normalnya, hesed melukiskan sesuatu yang sedang terjadi dalam sebuah hubungan yang sedang berlangsung, apakah diantara dua manusia atau antara Tuhan dan manusia. Dalam hubungan  manusia, hesed menyatakan mengasihi sesame kita, tidak semata dalam  hal perasaan-perasaan emosi yang  hangat tetapi perbuatan-perbuatan kasih dan  melayani yang   wajib  kita lakukan kepada orang lain semata karena dia adalah bagian dari komunitas kovenan. Umat Tuhan harus bertindak secara adil, menyukai hesed, dan  berjalan dalam  kerendahan hati dengan Tuhan mereka (Mika 6:8).



Sebuah contoh dari hal ini yang secara radikal mendefinisi ulang  batas kewajiban pada komunitas adalah perumpamaan yang Tuhan Yesus katakan  mengenai orang Samaria yang baik (Lukas 10:30-37). Sesama yang baik memiliki sebuah kewajiban untuk menolong anggota komunitas yang  mengalami kesulitan. Namun demikian kewajiban yang memperlihatkan hesed  ini telah  ditolak oleh para iman dan  orang Lewi, yang melewati begitu saja  orang  yang terluka  di sisi lain  jalan itu. Dalam contoh ini, sesama  manusia yang sejati adalah orang Samaria yang  “telah memperlihatkan belas kasihan” kepada orang asing (Lukas 10:37). Bukan secara kebetulan, kata Yunani untuk “belas kasihan” adalah kata yang sama digunakan secara normal untuk menerjemahkan hesed dalam Perjanjian Lama berbahasa Yunani.



Demikian pula, hesed dapat menggambarkan kesetiaan terhadap kewajiban seseorang kepada Tuhan. Ini mencakup tindakan-tindakan setia terhadap anggota –anggota lainnya dalam komunitas kovenan, karena bagaimana kita dapat berkata bahwa kita mengasihi Tuhan kovenan kita jika kita mengabaikan perintah-perintah-Nya untuk mengasihi sesama pengikut Kristus ( 1 Yohanes 4:20)? Orang yang Hasid ( dari kata hased) adalah loyal kepada Tuhannya dan memohonkan kepada Tuhan untuk memperlihatkan kepadanya kesetiaan yang sama sebagai balasan ( Maz 4:4; 32:6). Nama Hasidim  karenanya  telah  dikaitkan dengan masyarakat Yahudi yang paling ketat dalam  Judaisme kontemporer.



Namun demikian penggunaan paling berharga kata hesed dalam Perjanjian Lama adalah sebagai penggambaran akan apa  yang Tuhan  lakukan. Telah  masuk kedalam  hubungan kovenan dengan umat-Nya, Tuhan mengikatkan diri-Nya sendiri untuk bertindak   terhadap  mereka dalam cara-cara tertentu, dan Dia benar-benar setia terhadap komitmen-Nya sendiri.


Mazmur 136 mengeksplorasi apakah makna  hesed Tuhan dalam   istilah-istilah terluas yang mungkin, karena  setiap  kata diahiri dengan kata-kata:”hesed-Nya bertahan selamanya.” Karena hesed Tuhan, Dia telah menciptakan  alam semesta, dan Dia memerintah atasnya setiap hari melalui pemeliharaan-Nya ( Maz 136:5-9,25). Karena  hesed-Nya  kepada Israel, Dia telah menebus mereka keluar dari  Mesir dan membawa mereka melintasi Laut Merah dan gurun untuk  masuk kedalam Tanah Perjanjian. Untuk   alasan  yang sama, Dia  telah menghempaskan orang-orang Mesir kedalam laut tersebut dan  menjatuhkan raja-raja Kanaan dihadapan mereka  (Maz 136 ayat 11-21). Baik pembebasan umat-Nya dan  penghancuran Tuhan atas musuh-musuh umat-Nya adalah aspek-aspek kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya untuk menjadikan Abraham sebuah bangsa yang  perkasa, memberkati mereka yang memberkati dia dan mengutuk mereka yang mengutuk dia ( Kejadian 12:1-3).



Bahkan kala umatnya berdosa terhadap Dia dan menghadapi konsekuensi-konsekuensi atas dosa mereka,mereka masih memohonkan hesed Tuhan, seperti yang dilakukan penulis Ratapan ditengah-tengah kehancuran Yerusalem pada  586 SM. Dikelilingi oleh  bukti  kesetiaan Tuhan untuk menghakimi kejahatan, pemberontakan, dan dosa, penulis  Ratapan melemparkan dirnya  pada karakter Tuhan yang tidak berubah, menegaskan, “Hesed TUHAN tidak pernah berhenti; belas kasihnya tidak pernah berkesudahan;  selalu baru setiap pagi; besar  kasih setia-Nya ( Ratapan 3:22-23).




Dalam  Mazmur 23:6, pemazmur mendeklarasikan bahwa kebaikan dan hesed Tuhan  akan mengikuti dia sepanjang masa hidupnya. Kata mengikuti  normalnya menggambarkan tindakan  pasukan-pasukan penjarah dan  kovenan atau perjanjian kutuk, tetapi pemazmur diyakinkan bahwa bukan  perjanjian kutuk yang  layak dia terima, tetapi  sebaliknya kasih setia dan kebaikan Tuhan yang akan  memburu dirinya tanpa henti.



Kepenuhan hesed Tuhan  terlihat di Salib: ada Hasid yang sejati,  Yesus Kristus sendiri—satu-satunya manusia  yang benar-benar loyal kepada Tuhan dan kepada sesamanya dalam setiap aspek hidup—telah diperlakukan sebagai pemutus  perjanjian dan telah dikutuk karena dosa sehingga kita yang tidak setia dapat dibajui dalam  kesetiaan-Nya dan  sehingga telah ditebus. Dalam cara ini, tujuan kovena Tuhan yang mula-mula untuk memiliki sebuah umat bagi pujian-Nya telah dicapai dalam kesetiaan.


Hesed Tuhan tidak akan pernah melepaskan kita. Di tengah-tengan cobaan-cobaan dan tragedi-tragedi hidup, kita boleh berteriak kepada Tuhan  kekasih kita dengan keyakinan bahwa tidak ada dalam semua ciptaan yang pernah dapat memisahkan kita dari kasih yang setia yang telah memilih kita sebelum waktu telah dimulai, sedang menguduskan kita saat ini, dan akan secara setia membawa kita ke rumah kita yang abadi ( Roma 8:28-30).



Loyal-Love (Hesed), Tabletalk – Ligonier Ministries and R.C Sproul | diterjemahkan-diedit oleh : Martin Simamora.

No comments:

Post a Comment