Pages

20 June 2013

Harapan-Harapan Lama


Oleh : Dr. Iain Duguid

Ketika Yesus tiba pada khotbah kerajaan Allah, Dia berbicara  dengan latar belakang  harapan-harapan dalam Perjanjian Lama. Dia telah memproklamasikan  pemerintahan Tuhan diatas bumi dalam sebuah cara yang baru dan kongkrit: Tuhan sendiri telah datang dan tinggal diantara manusia untuk membawa hasil tujuan kekal-nya yaitu memiliki sebuah    umat bagi-Nya sendiri. Kedatangan-Nya akan membawa kebenaran, damai, dan suka cita dalam Roh Kudus ( Lukas 4:18-19).

Harapan- trekearth


Ketika Yesus memulai pelayanannya di muka bumi, dia  telah memulainya dengan “memproklamasikan injil kerajaan” (Matius 4:23). Namun  dimanapun dalam Injil-Injil kita tidak menemukan Yesus memberikan sebuah definisi yang jelas mengenai kerajaan tersebut. Alasannya sederhana : Yesus tidak perlu mendefiniskan apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan tersebut, karena para pendengarnya adalah mereka yang terdidik baik dalam Perjanjian Lama. Teka-teki bagi mereka dicoba untuk dijawab dengan bagaimana kedatangan Yesus  itu sesuai atau selaras dengan  harapan-harapan Perjanjian Lama. Itu sebabnya belakangan Yesus mengatakan, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya” (Matius 13:52). Kerajaan Allah, atau kerajaan surga sebagaimana disebut dalam catatan Matius, adalah sesuatu yang lama sekaligus baru. Itu adalah konsep yang sama tuanya dengan penciptaan itu sendiri, namun dengan kedatangan Kristus,  kerajaan ini telah tiba di bumi dalam sebuah cara yang sama sekali baru. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi asal-usul kuno terkait kerajaan Tuhan dan  mencermati bagaimana  kerajaan ini diperbarui dan diselesaikan dalam pribadi dan karya Yesus Kristus.



Kerajaan Allah  pertama kali berpangkal   dalam penciptaan. Tuhan adalah raja atas semua yang Dia telah ciptakan, yang bermakna bahwa Dia  memerintah atas setiap hal dalam alam semesta di sekitar kita. Dia berkuasa atas  bintang-bintang di langit dan planet-planet, sebuah penguasaan  yang direfleksikan dalam  aturan yang menentukan bagaimana seharusnya matahari dan bulan beredar  dalam pergiliran siang dan malam, musim-musim dan tahun-tahun. Dia  berkuasa atas bumi dan  semua ciptaan-Nya, sebuah pemerintahan yang direfleksikan dalam mandat  yang telah diberikan kepada Adam dan Hawa untuk memerintah atas tatanan ciptaan yang lebih rendah, memenuhi dan menaklukannya untuk kemuliaan Raja Agung, yang dalam citra-Nya   mereka telah diciptakan. Dalam taman Eden,mereka telah dipersyaratkan untuk tunduk kepada Hukum Raja Agung dan tidak makan dari pohon pengetahuan akan yang baik dan yang jahat. Manifestasi pertama pemerintahan Tuhan adalah sebuah waktu “kebenaran, damai, dan suka cita dalam Roh Kudus, “ yang Paulus karakteristikan sebagai esensi kerajaan Allah dalam Roma 14:17.



Namun Adam  dan Hawa telah berbuat dosa, semua hal yang dahulu dimiliki telah hilang. Pemerintahan Tuhan atas ciptaan ditantang dengan sebuah tindakan pemberontakan : kebenaran telah digantikan oleh ketidakbenaran, dan hasilnya  : keharmonisan hubungan  damai dan sukacita antara raja dan rakyat-Nya telah hancur.



Akan tetapi, Tuhan telah berketetapan untuk menegakan kembali pemerintahan-Nya yang  murah hati atas  umat manusia.  Karena alasan ini, Dia telah  memanggil Abraham keluar dari   akar-akar pagan dan telah menjanjikan padanya sebuah tanah yang akan didiami. Pada masa Eksodus, Tuhan telah membawa keturunan Abraham keluar dari Mesir dan telah mendeklarasikan bahwa mereka akan menjadi milik Dia dalam sebuah cara yang spesial: Israel akan menjadi kerajaan imam-imam-Nya, bangsa-Nya yang kudus ( Keluaran 19:5-6).  Tuhan akan menjadi gembala surgawi mereka dan akan menyediakan gembala-gembala dunia bagi mereka, raja-raja yang  akan memerintah mereka secara bijak (Ulangan 17:15). Tuhan akan menjalankan kekuasaan yang berdaulat atas seluruh dunia dengan kebenaran dan keadilan demia umat-Nya sendiri, Israel ( Maz 99).



Dosa telah menantang pemerintahan Tuhan atas Israel, tepat seperti yang telah terjadi sebelumnya dalam pemerintahan-Nya  atas ciptaan ( Eden).  Bangsa pilihan Tuhan telah memberontak melawan Dia dan telah  memutuskan kovenan, mencari tuan-tuan yang lain dalam tempat-Nya.  Raja-raja yang Tuhan telah bangkitkan  untuk memimpin umat dalam kebenaran,  sebaliknya malah memimpin mereka kepada kebinasaan,  membuat berhala-berhala bagi mereka untuk disembah. Sebagai akibatnya,   bukannya  kebenaran, damai, dan suka cita, Israel telah mengalami berbagai kutuk dari kovenan, berkulminasi dalam pengasingan dari tanah perjanjian. Raja  Agung telah pergi dari bait, tempat yang menjadi kediaman-nya secara dunia di Yerusalem, meninggalkan  Yerusalem tanpa pertahanan  terhadap musuh-musuh Yerusalem ( Yehezkiel 9-10).



Akan tetapi,  dosa manusia tidak pernah memiliki kata terahir. Bahkan saat Israel dan Yehuda dibawa kedalam pembuangan, para nabi telah mengumumkan kepastian sebuah permulaan  masa depan baru, sebuah kerajaan baru yang akan didirikan diatas sebuah Kovenan atau Perjanjian Baru ( Yeremia 31:31-33). Hari-hari itu telah datang ketika Tuhan akan mengadakan langit baru dan bumi baru ( Yesaya 65:17), sebuah ciptaan baru yang   akan bermakna sebuah  kembalinta kemakmuran dan kedamaian seperti Eden ( Yesaya 11:6-9).  Tuhan sekali lagi akan  membawa umat-Nya dari sebuah tanah asing dalam sebuah eksodus baru, dari tulang kering masa lalu Dia akan membentuk sebuah Israel baru (Yehezkiel 37). Bangsa baru ini akan  dipimpin oleh seirang raja yang   memiliki hati Tuhan ( Yehezkiel 34:23-24) dan bahkan akan meliputi   orang-orang bukan Yahudi dalam bilangannya ( Yesaya 2:2-4; 56:6-7).

foto: Crime - telegraph.co.uk


Namun permulaan bagi kerajaan Tuhan yang baru ini tidak akan terjadi  segera atau dalam waktu instan. Bahkan setelah kepulangan dari pengasingan, bangsa ini mendapatkan diri mereka  hidup dalam  sebuah hari yang tidak berarti; berupaya untuk  mempertahankan kelangsungan hidup dalam ketiadaan raja ( Zakaria 4:10). Mereka telah diperingatkan oleh nabi Daniel bahwa kesudahan dunia belum lagi dekat. Kedatangan kerajaan ini untuk menyudahi semua kerajaan yang hanya akan tiba setelah sebuah  periode  sejarah yang diperpanjang dan berat ( Daniel 8). Tahun-tahun pengasingan hanyalah sebuah bagian kecil saja dari era pencobaan dan tribulasi, yang akan  diperpanjang tidak hanya tujuh puluh tahun tetapi tujuh puluh kali tujuh tahun ( Daniel 9:24; bandingkan dengan Matius 18:22).  Kerajaan Tuhan akan  mulai sebagai sebuah  kerikil kecil yang  kemudian akan tumbuh menjadi sebuah gunung yang mendominasi dunia ( Daniel 2:34-35). Namun demikian pada ahirnya, tak peduli bagaimana perlawanan manusia atau rohani  dipersiapkan untuk melawannya, kerajaan Tuhan akan Berjaya  dalam  kepastian.


credit: oldbibleforsale.com

Ketika Yesus tiba pada khotbah kerajaan Allah, Dia berbicara  dengan latar belakang  harapan-harapan dalam Perjanjian Lama. Dia telah memproklamasikan  pemerintahan Tuhan diatas bumi dalam sebuah cara yang baru dan kongkrit: Tuhan sendiri telah datang dan tinggal diantara manusia untuk membawa hasil tujuan kekal-nya yaitu memiliki sebuah    umat bagi-Nya sendiri. Kedatangan-Nya akan membawa kebenaran, damai, dan suka cita dalam Roh Kudus ( Lukas 4:18-19). Kerajaan Allah telah terlihat melalui kedatangan sebuah  Israel yang baru, diri Yesus sendiri. Dalam injil Matius, silsilah Yesus mendeklarasikan Dia menjadi Israel baru, keturunan Abraham, putera Daud, anak pengasingan ( Matius 1:12-16). Seperti Israel, Yesus pergi ke  Mesir sebagai seorang anak dan dibawa keluar dari sana secara aman dari  sana ( Matius 2:13-15). Dia  melintasi air baptisan dan menghabiskan  40 hari siang dan malam di  gurun, memparalelkan pengalaman Israel sendiri ( Matius 3-4), sebelum  naik ke gunung untuk memberikan umatnya Hukum (Matius 5). Namun dimana Israel gagal di gurun, Yesus  telah mematuhinya secara setia. Yesus telah menggenapi  Hukum Taurat yang telah meremukan Israel (Matius 5:17).  Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah menyelesaikan sebuah  eksodus yang baru bagi umat-Nya, membawa mereka keluar dari belenggu dosa dan kematian ( Lukas 9:31). Dalam Dia, umat Tuhan yang baru— mempersatukan bersama-sama orang Yahudi, Samaria, dan Orang bukan Yahudi—telah menjadi sebuah kenyataan ( Yohanes 4; Efesus 2:11-22). Dalam Kristus, kebenaran, damai, dan suka cita dalam hadirat Tuhan telah sekali lagi  terbuka bagi umat manusia.



Namun,  sekalipun kerajaan  Allah telah  datang ke dunia dalam pribadi Yesus lebih dari 2 milenia lalu, penggenapan finalnya masih tetap menjadi pengharapan masa depan kita. Itu sebabnya Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa bagi kedatangan kerajaan tersebut ( Matius 6:10) dan menanti penuh harap akan kedatangannya, bahkan andaikan kerajaan itu lama dinanti  kedatangannya ( Matius 25). Pemerintahan Tuhan telah dimulai, membawa serta damai dan suka cita bagi umat-Nya, tetapi kita belum melihat langit baru dan bumi baru yang  telah dikatakan oleh para nabi. Dalam pemahaman yang menonjol, dengan kedatangan Kristus, dan secara khusus dengan kematian dan kebangkitan-Nya, kerajaan atau pemerintahan dunia ini telah siap menjadi kerajaan  Tuhan dan Kristus-Nya ( Wahyu 11:15). Akan tetapi, kita belum tiba di Yerusalem baru, yang mana meliputi sebuah Eden yang baru,  menarik semua sejarah manusia kepada sebuah penyelesaian kosmik. Walaupun kita belum dapat melihatnya, ahir kisah ini pasti. Batu itu telah  mengenai kaki tanah liat pada struktur-struktur kekuasaan  dari zaman ini dan telah memulai fragmentasi  final menjadi debu ( Daniel 2:34-35). Karena semua kemuliaan mereka dan  kemegahan mereka, tulisan pada dinding itu terkait dengan raja-raja dan kerajaan-kerajaan dunia ini—kesudahan mereka pasti. Kerajaan Allah adalah  satu-satunya kerajaan yang  berlangsung abadi.


Sementara itu, kita menantikan kedatangan kembali raja dari surga dengan harapan yang menggelora. Dia akan datang kembali untuk membawa  pemenuhan  kebenaran, damai, dan suka cita dalam Roh Kudus yang  dijanjikan sebagai buah-buah dari pemerintahan-Nya. Dia akan memerintah dari samudera ke samudera, atas setiap pria, atas setiap wanita dari setiap suku dan  bahasa dan bangsa dan bahasa. Peperangan yang menentukan telah   berlangsung, dan kemenangan telah diwujudkan dalam kebangkitan Yesus dari kematian. Dalam  Yesus,  Kerajaan Alah telah datang ke dunia, dan pemerintahan-Nya akan berlangsung selama-lamanya- tiada berkesudahan.



Old Expectations, Tabletalk- Ligonier Ministries and R.C Sproul | diterjemahkan-diedit oleh : Martin Simamora    


No comments:

Post a Comment