Pages

31 May 2013

Yesus : Satu-Satunya Juru Selamat

Oleh : DR. R.C Sproul

Saya tidak dapat membayangkan ada sebuah afirmasi  yang dapat menimbulkan   resistensi yang lebih besar dari orang-orang  Barat masa kini dibandingkan dengan  afirmasi yang Paulus buat dalam 1 Timotius 2:5 :” Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” Deklarasi ini sempit dan  benar-benar  bukan lazimnya pandangan orang Amerika.  Kita telah demikian dibanjiri dengan  sudut pandang bahwa ada banyak  jalan yang menuju ke surga, dan Tuhan itu tidaklah sesempit itu sehingga Dia mensyaratkan kesetiaan hanya pada satu jalan keselamatan. Jika ada yang menyerang pada akar pohon pluralisme  dan relativisme, inilah klaim  eksklusifitas terhadap agama manapun. Sebuah pernyataan seperti yang telah  dibuat  Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Timotius dipandang sebagai  fanatik  dan penuh kebencian.


Paulus, tentu saja, tidak sedang mengekspresikan kefanatikan  atau sesuatu yang penuh dengan kebencian
. Dia hanya mengekspresikan kebenaran dari Tuhan, kebenaran yang sama diajarkan Yesus ketika Dia berkata : ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Paulus sedang mengafirmasi keunikan Kristus, secara khusus  perannya sebagai Mediator. Seorang mediator adalah  seorang yang  ada diantara dua pihak, seseorang yang berdiri diantara dua pihak yang terasingkan atau terlibat dalam semacam perselisihan. Paulus mendeklarasikan bahwa Kristus adalah satu-satunya Mediator antara dua pihak dalam perselisihan satu sama lain—Tuhan dan manusia.


Kita menjumpai mediator-mediator diseluruh Alkitab. Musa, sebagai contoh, adalah mediator dari Perjanjian Lama. Dia   merepresentasikan orang Israel dalam perbincangan-perbincangannya dengan  Tuhan, dan dia kala itu adalah juru bicara bagi Tuhan untuk orang Israel. Juga, Imam besar Israel  dahulu difungsikan sebagai mediator; dia  dahulu dipandang sebagai representasi Tuhan  untuk  bangsa ini, sehingga Tuhan, mengenakan tanggung jawab pada dia untuk memerintah dalam kebenaran berdasarkan hukum Perjanjian Lama.

Mengapa, kemudian, Paulus berkata hanya satu pengantara antara Tuhan dan manusia? Saya percaya kita harus memahami keunikan pengantaraan  Kristus dalam terminologi-terminologi keunikan pribadi-Nya. Dia adalah Tuhan-manusia, yaitu, Tuhan yang   menjelma. Dengan tujuan membawa rekonsiliasi antara Tuhan dan manusia, pribadi kedua dalam Trinitas telah disatukan kepada diri-Nya dalam natur manusia. Sehingga Yesus memiliki kualifikasi-kualifikasi untuk mengadakan rekonsiliasi—Dia mewakili kedua belah pihak secara sempurna.

Orang bertanya pada saya, “ Mengapa Tuhan demikian sempit sehingga Dia menyediakan hanya satu Juru selamat?” Saya tidak berpikir bahwa inilah pertanyaan yang harus kita  tanyakan. Sebaliknya, kita semestinya bertanya, “ Mengapa  Tuhan   memberikan kita cara apapun  juga untuk diselamatkan?” Dengan kata lain, mengapa dia tidak  menghukum saja kita semua? Mengapa Tuhan, dalam anugerahnya, memberikan kita sebuah Mediator untuk berdiri di tempat kita, untuk menerima penghukuman yang semestinya   untuk kita, dan memberikan kepada kita kebenaran yang mati-matian kita butuhkan? Hal menakjubkan bukan  pada Dia tidak melakukan  pengantaraan dalam banyak cara, tetapi  bahwa Dia telah melakukannya bahkan dalam satu cara.

Perhatikan bahwa Paulus, dalam mendeklarasikan keunikan Kristus, juga mengafirmasi keunikan Tuhan :”Ada satu Tuhan.” Keunikan ilahi ini telah dideklarasikan diseluruh Perjanjian Lama; perintah yang pertama sekali adalah sebuah perintah eksklusifitas:  “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:3).



Sehingga Paulus membawa semuanya dalam sebuah untaian.  Hanya ada satu Tuhan, dan Tuhan  memiliki satu-satunya  Putera, dan Putera itu adalah satu-satunya MEDIATOR antara Tuhan dan umat manusia. Seperti telah saya katakan  sebelumnya , bahwa sangat sulit bagi orang yang telah dibanjiri dengan pluralisme untuk menerimanya, namun mereka marah dengan Kristus dan Rasul-Rasulnya pada poin ini. Alkitab tidak menawarkan bahwa  ketulusan penganut agama-agama lain akan diselamatkan  tanpa iman pribadi kepada Yesus Kristus. Seperti dikatakan Paulus di Atena, “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kisah Para Rasul 17:30). Ada sebuah persyaratan universal bagi orang untuk  mengaku  percaya /  beriman kepada Kristus.

Berangkali anda prihatin mendengarkan saya berbicara dalam terminologi sempit semacam ini- eksklusifitas Kristus dan  iman Kristen. Jika  demikian,  saya minta anda untuk menimbang melalui konskuensi-konsekuensi yang timbul dengan menempatkan para pemimpin agama lain pada level yang sama seperti Kristus. Pada satu sisi, tidak ada penghinaan yang  lebih besar bagi Kristus daripada menyebut-Nya dalam nafas yang sama seperti tokoh-tokoh agama lain manapun, sebagai contoh, Jika Kristus  adalah Dia yang mengklaim, menjadi, tidak ada yang lain dapat menjadi jalan menuju Tuhan. Lebih  jauh  lagi, jika hal ini benar bahwa ada banyak jalan menuju Tuhan, Kristus bukan salah satunya , karena tidak ada dasar salah satu dari banyak jalan menuju Tuhan akan mendeklarasikan kepada dunia bahwa Dia adalah satu-satunya jalan menuju  Tuhan.

Sebagaimana kita telah memperingati kematian dan kebangkitan Yesus beberapa waktu lalu, adalah baik bagi kita untuk mengingat keunikan Kristus. Semoga kita tidak pernah beranggapan bahwa Tuhan  belum  cukup melakukan bagi kita, menimbang pada apa yang telah Dia lakukan untuk kita dalam Kristus Yesus.


Jesus : The Only Savior |diterjemahkan  dan telah diedit  oleh : Martin Simamora



Jika anda  menyukai artikel ini,  berangkali anda  perlu membaca artikel berikut ini :

Apakah KristusSatu-Satunya Jalan?-1 (Bagian 3): Apakah Eksklusif Salah ?

TRANSFIGURASIBagian 1

No comments:

Post a Comment