Pages

04 May 2013

KEMUNCULAN KAIN (Bagian 3 Selesai)

Oleh : DR. Keith Krell

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 dan bagian 2
telegraph.co.uk : Perang Dunia I

4.Pengejaran Allah yang Kasih (Kejadian 4:9-16)
, Kain  dengan bodohnya berpikir bahwa dia dapat menyembunyikan dosanya dari Allah. Dia sedang mengikuti  jejak-jejak kaki ayahnya (Kejadian 3:8). Namun demikian, Tuhan masih mencari Kain sama seperti Tuhan  telah mencari Adam dan Hawa. Tuhan adalah seorang pencari. Setelah dosa Kain yang berbahaya, Tuhan melakukan hal yang tidak terpikirkan—Tuhan berdialog dengan Kain. Tuhan berbicara dengan anugerah, bukan murka. Tuhan berkata kepada Kain,”Dimanakah Habel saudaramu?” Kain merespon dengan berkata, “Aku tidak tahu.” Kain  memulainya dengan sebuah nada berdosa dengan berdusta kepada Tuhan. Kain yang lemah mengatakan kepada Tuhan yang maha tahu, bahwa dia tidak tahu dimanakah saudaranya Habel berada. Yang benar saja! Fakta bahwa Kain dapat menyangkal tanpa perasaan apa yang telah dia perbuat dan memperlihatkan sebuah  ketidakpedulian yang sepenuh hati  terhadap saudaranya secara erat bertalian dengan ketidakpedulian pria terhadap wanita dalam Kejadian 3:12, dimana si pria dengan dinginnya berkata kepada pasangannya sebagai “perempuan itu” dan menimpakan semua kesalahan kepadanya, dengan demikian menyingkapkan sebuah ketiadaan total intimasi dan keberpasangan yang sejak semua telah  menjadi karakter hubungan mereka.


Untuk memperlihatkan betapa buruknya situasi ini, Kain melanjutkan dengan mengatakan pepatah terkenal ini, “Apakah Aku penjaga saudaraku?” Ini adalah sebuah  kesalahan tragis pada pihak Kain. Sekarang, bila saya adalah Tuhan, Aku akan  menghanguskan Kain tepat dimana di berdiri!Tetapi Tuhan tidak melakukannya!Sebaliknya, Tuhan menanyai Kain sebuah  pertanyaan selanjutnya  yang merupakan pertanyaan sama terhadap Hawa (3:13) :”Apakah yang telah engkau lakukan?” Tidakah engkau akan membenci Kain saat ini? Tuhan lantas berhenti mengajukan pertanyaan-pertanyan dan berkata, Suara darah saudaramu   sedang berteriak kepada-Ku dari tanah itu (4:10). Ini adalah sebuah  kalimat kunci. Kata “kepadaku” mendemonstrasikan betapa seriusnya Tuhan menyikapi pembunuhan tingkat  pertama ini. Ketika seseorang membunuh seorang bayi, seorang anak, atau seorang dewasa yang diciptakan dalam  citra Tuhan (Kejadian 1:26; 9:6), darah korban berseru kepada Tuhan!Dosa tidak dapat ditutupi dari Tuhan. Dosa dapat disembunyikan dari manusia, tetapi tidak dari Tuhan. Dosa rahasia di bumi merupakan skandal terbuka di surga!



Sebagai sebuah konsekuensi dari tindakan Kain melakukan dosa dengan sengaja, Tuhan mengutuk dia ( Kejadian  4:11-12), seperti halnya Dia telah mengutuk si ular ( Kejadian 3:14) dan tanah ( Kejadian 3:17-19). Menyedihkan! Musa mencatat kata-kata tragis ini:” Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi" [Paralelisme antara Adam dan Kain berlanjut dengan  tema penulis tentang pengasingan Kain dari Tanah tersebut. Hubungan awal Adam dengan tanah tersebut sangatlah intim:Dia telah diciptakan “dari debu tanah itu”(Kejadian 2:7),dan perannya adalah untuk  “mengerjakan tanah” itu (Kejadian 2:5,15 bandingkan juga dengan 3:23). Kain juga  memulai sebuah hubungan yang intim dengan tanah tersebut: Dia adalah seorang “pengolah” tanah itu (4:2) dan membawa kehadapan Tuhan persembahan dari “buah/hasil tanah itu” (4:3).Dikarenakan pelanggaran Adam, tanah tersebut akan dikutuk, sehingga  tanha itu juga menghasilkan  rumput liar  memaksa Adam berpayah-payah agar dapat makan (Kejadian 3:17-19). Penghukuman Kain bahkan lebih keras: Ketika dia mengolah tanah itu, tanah itu tidak akan lagi memberikan hasil baginya (4:12), dan dia akan diusir dari hadapan tanah tersebut (4:14).]. Ini merupakan kejadian pertama dimana manusia “dikutuk.” Penghukuman tertinggi bagi seorang Ibrani bukanlah kematian, tetapi pengasingan, sebuah kehilangan dari akar-akarnya.



Pada Kejadian 4:13-14Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku [Kata yang diterjemahkan “hukuman” (avon) dibagian  lain selalu diterjemahkan  “kesalahan” (bandingkan dengan  1 Sam 20:1; 1 Raja 17:18; Ayub 7:21; 14:17; 31:33; Maz 38:19). Hal ini memberikan sebuah pemahaman bahwa Kain sedang mengekspresikan penyesalan dan pertobatan.] itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku." Keberatan-keberatan Kain dibumbui dengan  penggunaan tujuh kata ganti orang. Kain hanya memikirkan dirinya  sendiri. Tidak ada rasa takut atau hormat terhadap Tuhan, tiada penyesalan atas hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah, tiada kesedihan atas dosa, dan tidak ada pemikiran terhadap orang tuanya yang  kehilangan seorang putera secara  tragis melalui pembunuhan dan akan mengalami kehilangan putera satunya lagi melalui pemberontakan. Hanya ada satu hal yang memenuhi dirinya. Si pembunuh ini takut dibunuh. Dia yang membunuh  salah satu dari keluarganya sekarang harus  waspada terhadap siapapun sanak saudaranya[Hamilton, The Book of Genesis, 233.].




Kejadian 4:15,  Tuhan berkata kembali kepada Kain, “Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda [Para penafsir telah menginterpretasikan “tanda” Kain dalam sejumlah cara. 1. Paralysis. Pandangan ini berpijak pada makna dua kata yang digunakan untuk menerjemahkan “tanda”dalam Septuaginta. 2. Kata  YHWH “Yahweh.” Pandangan ini berasal daru sebuah interpretasi penafsir Yahudi kuno. 3.Sebuah tanduk panjang muncul dari tengah-tengah dahi Kain. Interpretasi ini berasal dari penafsir Yahudi lainnya , dan banyak lukisan-lukisan abad pertengahan yang menggambarkan hal ini. 4. Beberapa pihak lain mengidentifikasikan tanda ini pada pribadinya, berangkali bahkan pada namanya. Pandangan ini terlihat sebagai parallel dengan tanda-tanda lain yang mengidentifikasi dan melindungi para pembawa tanda dimana Alkitab merujuknya (bandingkan dengan Yehe 9:4; Wah 7:3; 13:16-18; 14:1). 5.Sebuah verifikasi dari janji Tuhan untuk Kain. Teks ini tidak mengidentifikasikan atau memberitahukan apakah tanda itu , tetapi tanda itu menjadi semacam indikasi yang segera bahwa Tuhan telah memberikan Kain jaminan bahwa dia tidak akan mati (bandingkan dengan Kej 21:13, 18; 27:37; 45:7, 9; 46:3 dengan kej 21:14; 44:21). Pandangan ini berpijak pada makna umum “tanda” dalam Perjanjian Lama (bandingkan dengan Judg 6:36-40; 2 Raja 2:9-12; dan lain-lain),  diumana konstruksi Ibrani  mendukung hal ini. Lihat Constable, Notes on Genesis, 63-64.] pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.” Tuhan  melanjutkan untuk memperlihatkan anugerah dan  belas kasih-Nya—bahkan kepada Kain! Tuhan telah memberikan kepada Kain sebuah tanda sebelum penghakiman dilaksanakan. Tidakah ini  persis seperti  Yesus Kristus?



Program Tuhan selalu  terlihat  disertai dengan kemurahan sebelum penghakiman. Betapa beruntungnya kita bahwa seperti inilah Tuhan itu
. Jika tidak demikian, kita sudah lama dimatikan sejak dulu! Tak peduli apa yang telah engkau lakukan, Tuhan menghendaki sebuah hubungan denganmu. Tidak ada dosa  yang telah engkau lakukan yang terlampau besar bagi Tuhan. Dia akan menerimamu JIKA anda menerima  korban Anak-Nya bagi dosamu. Kita tidak tahu apakah “tanda” itu. Beberapa orang  telah menduga tanda itu adalah sesuatu pada  tubuh  Kain (semisal tato) , yang lain  berpendapat gaya rambut. Salah satu dari para rabi  era kuno berpendapat bahwa  tanda itu adalah seekor  anjing yang menemani Kain pada pengembaraannya. Anjing tersebut menjami Kain akan perlindungan Tuhan dan menakutkan para penyerang[R. Kent Hughes, Genesis: Beginning & Blessing (Wheaton, IL: Crossway, 2004), 107.]. Yang lainnya berpikir itu adalah semacam tanda didalam dunia eksternal, seperti sebuah ketakutan yang amat kuat  dalam membunuh manusia lainnya[Kata  “tanda” (oth) pada bagian lain  secara khusus merujuk pada sebuah kejadian eksternal (Misal Keluaran 10:2). Eaton, Genesis 1-11, 108.]. Mengakhirinya, Tuhan menempatkan sebuah tanda pada Kain sebelum Tuhan mengusirnya. Ini akan melindungi Kain dari pembalasan. Disini kembali belas kasih sebelum penghakiman.


Pada Kejadian 4:16, kita membaca kata-kata sedih ini:”Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod [Kain menetap di tanah  Nod,yang berarti, “mengembara” (bandingkan dengan. Kejadian 4:12b).], di sebelah timur Eden.”  Satu pertanyaan yang diajukan disini adalah : Apakah Kain bertobat? Berangkali tidak. Nas-nas Perjanjian Baru secara seragam berbicara mengenai Kain dalam kaliamt-kalimat negatif  seperti “jalan Kain” (Yudas 1) dan Kain “seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya”(1 Yohanes 3:12). Hidupnya dikontraskan dengan “Habel yang benar” (Matius 23:35). Namun demikian, kita tidak tahu apa yang  telah terjadi pada dirinya pada akhirnya [Walau keturunan-keturunan Kain  terdampak oleh apa yang telah dia lakukan (Kejadian 4:17-24), sangat mengagumkan untuk dicatat  bahwa nama anak pertama Kain, Henok, yang berarti “dedikasi,” atau “penyucian” atau “permulaan.” Kata ini berbicara sebuah permulaan baru. Nama ini dapat bermakna bahwa Kain menginginkan permulaan kembali dan membangun sebuah hidup baru bagi dirinya]. Dia berangkali telah merespon Tuhan. Kain tidak diluar anugerah Tuhan[Hughes, Genesis: Beginning & Blessing, 107.] dan tidak juga anda.

[Penting untuk dicatat  bahwa dosa Adam (Kejadian 3:6-7) berkembang ke membunuh antra saudara dengan saudara (Kejadian 4:1-16), dan kemudian menuju masyarakat  yang busuk/rusak (Kejadian 4:17-26)]



5.Kisah dua manusia ini (Kejadian 4:17-26). Pada Kejadian 4:17, kita ketahui dengan baik merupakan sebuah bukti teks yang digunakan para skeptik. Ayat tersebut dibaca:” Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.” Tentu saja, pertanyaannya jelas: Darimanakah Kain mendapatkan isteri? Jawabannya sangat sederhana: Kain menikahi saudara perempuannya (atau sangat mungkin seorang kemenakan). Alkitab  mengatakan Adam “memiliki  anak-anak  laki-laki dan anak –anak perempuan lainnya” (Kejadian 5:4). Faktanya, karena Adam hidup selama 930 tahun ( Kejadian 5:5), dia memiliki banyak waktu untuk memiliki banyak sekali anak-anak! Kain dapat menikahi salah satu dari banyak saudara-saudara perempuan, atau bahkan seorang keponakan, jika dia menikah setelah saudara-saudara atau saudari-saudarinya  memiliki  anak-anak perempuan dewasa. Terlepas dari ini, salah satu dari saudara-saudaranya akan menikahi  seorang saudara perempuan. Pernikahan antara saudara-saudara kandung pada mulanya tidak terhindarkan jika seluruh ras manusia berasalah dari satu pasangan. Pernikahan antara  kakak beradik dan saudara dekat tidak dilarang sampai  datangnya Hukum Musa, yang terbentuk ribuan tahun kemudian (Imamat 18:6-18). Belum ada ketidaksempurnaan genetik pada permulaan ras manusia. Tuhan menciptakan Adam secara genetik  sempurna (Kejadian 1:27). Kerusakan-kerusakan genetik  diakibatkan  dari kejatuhan dan  hanya berlangsung secara bertahap, melalui sebuah periode-periode waktu yang panjang.



Pada Kejadian 4:18-19, kita membaca mengenai seorang manusia dengan nama “Lamekh” yang menjadi orang pertama yang  beristeri dua-bigamis.  Beristeri dua merupakan hal umum di  dunia kuno Timur Dekat, tetapi hal ini bukanlah  kehendak Tuhan (bandingkan dengan Kejadian 2:24; Matius 19:4-5). Namun demikian, Tuhan  mendiamkan, sebagaimana yang telah dia lakukan dalam banyak budaya-budaya yang tidak Dia setujui (misal perceraian, menikahi selir, poligami dan lain-lain)[ Pengamatan Hamilton, “Pastilah, tidaka ada teguran dari Tuhan yang ditujukan kepada Lamekh atas pelanggaran  kesepakatan pernikahan. Kisah ini semata dicatat. Tetapi ini adalah kasus pada  hampir semua Ilustrasi Perjanjian Lama. Abraham tidak dikecam  berkumpul kebo dengan Sarah dan Hagar, tidak juag menegur Yakub karena menikahi secara beruntun Lea dan Rahel.Walau demikian, kenyataannya hamper setiap rumah tangga yang poligami [sic] dalam Perjanjian Lama mengalami pengalaman yang paling tidak menyenangkan dan porak poranda karena ini hanylah hubungan yang tidak permanen. Pertarungan didalam rumah tangga mengakibatkan penghancuran.” Hamilton, The Book of Genesis Chapters 1-17, 238. Bandingkan dengan Ulangan 21:15-17.]; tetapi Tuhan tidak senang dengan pelanggaran pada kovenan pernikahan ini.




Pada Kejadian 4:20-24,  kita melihat bahwa Kain  telah menjadi makmur walaupun dia telah memberontak melawan Tuhan. Kemakmuran Kain membuat dia menghasilkan kota-kota, musik, senjata-senjata dan penerapan agrikultural—singkat kata peradaban[Allen P. Ross, Creation & Blessing (Grand Rapids: Baker, 2002 [1988]), 164.]. Bahkan diantara orang-orang yang tidak saleh Tuhan mengizikan perkembangan dan kemajuan. Ini merupakan bagian dari kebaikan-Nya terhadap seluruh umat manusia. Ini merupakan indikasi lainnya  tentang anugerah Tuhan.  Keturunan-keturunan Kain memimpin pembangunan kota-kota, pengembangan musik, pemuktahiran agrikultural, penciptaan senjata-senjata, dan penyebaran peradaban.


Pada Kejadian 4:23-23, Lamekh berkata kepada isteri-isterinya,” "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak; sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."[ Generasi-generasi ke-7 dari Adam sampai Kain dan Set, Lamekh yang jahat (Kejadian 4:19-24) dan Henokh yang saleh (5:24), tampil dalam kontras yang tajam satu sama lain. Yang pertama mengalami kematian, yang kedua-Henokh tidak mengalami kematian]. Lamekh yang adalah cicit cucu buyut Kain, menuliskan sekeping puisi, tetapi betapa buruknya puisi ini!Itu adalah sebuah lagu.




Orang dapat dengan mudah melihat bahwa baris-barisnya parelel dan puitis. Lamekh sedang menyanyikan sebuah lagu. Tetapi apakah yang sedang dia lantunkan? Dia sedang melantunkan poligami,pembunuhan dan balas dendam. Ini adalah sebuah “lagu pedang” dimana Lamekh menggunakan kekerasan sebagai sebuah simbol kehormatan. Tuhan mengizinkan para pembuat instrumen  musik  untuk tampil, tetapi mereka menyalahgunakan  kebudayaan mereka untuk mempromosikan kekerasan. Beginilah para pria dan wanita menggunakan budaya mereka. Tuhan memperbolehkan kehidupan keluarga, musik, dan teknologi tetapi bagaimana manusia menggunakan berkat-berkat-Nya? Manusia menyalahgunakan berkat-berkat-Nya! Musik luar biasa! Namun musik dapat digunakan juga untuk tujuan yang jahat[Eaton, Genesis 1-11, 115.]



Apakah anda menyadari pengaruh media pada dirimu dan anak-anakmu? Pikirkanlah tentang banyak lagi-lagu yang popular saat ini. Lagu-lagu itu penuh dengan kekerasan, seks dan diri sendiri. Bagaimana dampak pada televisi? Apakah anda tahu bahwa  rata-rata keluarga di Amerika menonton TV 6,5 jam setiap hari?Satu cara membuat angka astronomikal ini masuk akal adalah mempertimbangkan hal ini: Rata-rata anak menghabiskan 9.000 jam setahun di sekolah tetapi 1.500 jam setahun menonton TV[Data statistik  berasal dari “Faith Highway” (http://outreach.faithhighway.com.)]



[Tepat ketika berbagai hal terlihat  menjadi  jauh dari harapan, Tuhan menjulurkan tangan kedaulatan dan janji-Nya]



Pada Kejadian 4:25-26, Musa menulis,” Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: "Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya." Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.” Secara jelas , 4:25-26 tidak semestinya disalahmengerti sebagai sebuah sekuel  4:17-24. Silsilah Kain tidak berlanjut sampai enam generasi sebelum Adam mengasuh seorang anak  lagi. Anak-anak Kain makmur dan  telah mendirikan  dunia baru setelah kejatuhan. Namun demikian,mereka tidak tercakup dalam silsilah “benih” Mesianik (bandingkan dengan Kejadian 3:15). Penulis Kejadian beralih ke halaman lain dengan kelahiran “keturunan  lain di tempat Habel” (4:25). Kelahiran strategis ini menyingkapkan bahwa “benih” ini akan berlanjut melalui keturunan Set. Nama Set, dari kata kerja Ibrani yang diterjemahkan “diberikan-dikabulkan” dan bermakna “ menetapkan  atau menempatkan,” mengekspresikan iman Hawa bahwa Tuhan akan  terus menyediakan benih  meskipun mati[Waltke, Genesis, 101.]



Setelah  kelahiran Enos (putera Set), dicatat bahwa “kemudian manusia mulai memanggil nama  TUHAN.” Anak kalimat “memanggil nama Tuhan” biasanya merujuk kepada proklamasi daripada doa dalam Pentateukh[ Penggunaan ungkapan ini dalam Pentateukh mendukung ide proklamasi ketimbang doa (bandingkan dengan Kejadian  12:8;Keluaran 34:6; Imamat 1:1). Arti  sem, “nama,”  juga memerlukan interpretasi, karena kata itu pada dasarnya diikuti dengan nama itu sendiri. Kata “nama”  juga merujuk pada  karakteristik-karakteristik dan atribut-atribut (lihat  Yesaya 9:6). Ide dari baris kalimat ini adalah : bahwa orang mulai menyatakan proklamasi  mengenai natur Tuhan (“Mulai memproklamasikan Tuhan dengan nama”). Ross, Creation & Blessing, 169.]. Disini   hal ini berangkali merujuk pada permulaan penyembahan bersama nama TUHAN. Ini merupakan peresmian penyembahan yang sebenarnya( bandingkan dengan Kejadian 12:8; 13:4; 16:13; 21:33; 26:25). Enos berarti “kelemahan” dan dalam kelemahannya dia beralih kepada Tuhan dengan petisi dan puji-pujian (Maz 149:6). Manusia tidak akan berdoa sampai dia mengenali kelemahan manusianya dan ketidakberdayaan dan kebergantungan sepenuhnya kepada Tuhan. Sehingga anak pertama Kain dan para penerusnya menjadi pionir peradaban, sementara itu  anak pertama Set dan para penerusnya menjadi pionir  menyembah Tuhan.



Akankah anda merendahkan dirimu, mengakui kelemahan-kelemahanmu, dan beralih kepada kepada Tuhan untuk mendapatkan kekuatan-Nya. Sebagaimana Paulus menulis dalam Perjanjian Baru, “…Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.” (1 Korintus 1:25)


---Selesai--- 

"Raising Cain" (Genesis 4:1-26)  | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment