Pages

13 April 2013

Ketika Tuhan Menghujani Parade Daud - Bagian 2

Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini


Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M


Akhirnya Sampai Di Rumah

( 2 Samuel 6:12-19)

(12) Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu." Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita. (13) Apabila pengangkat-pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. (14) Dan Daud menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan. (15) Daud dan seluruh orang Israel mengangkut tabut TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala.(16) Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya. (17) Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN. (18) Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN semesta alam.(19) Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.


Pastilah sebuah suasana kesedihan meliputi Yerusalem selama  hari-hari itu ketika tabut tetap tinggal di rumah Obed-edom. Akan tetapi  saat-saat itu merupakan hari-hari yang hebat bagi Obed-edom dan keluarganya. Kita tidak diberitahu bentuk  berkat-berkat yang dialami, tetapi kita diberitahu bahwa selama tabut itu ada didalam rumah itu,  Obed-edom dan keluarga-Nya diberkati Tuhan. Orang-orang telah mendengarkan perihal itu, dan kabar mengenai  ini juga sampai di telinga Daud. Ini merupakan semacam pertanda. Apakah Daud telah berkesimpulan bahwa tabut itu menjadi semacam kutuk  bagi mereka yang dekat dengan tabut itu? Jika ini yang ada di benak Daud, maka Daud jelas-jelas tidak menginginkan tabut itu ada di Yerusalem bersama dengan dia. Itu mengapa dia harus menyimpannya di sebuah tempat aman yang jauh di rumah Obed-edom. Tetapi kini menjadi terlihat bahwa tabut itu adalah sebuah sumber berkat. Apa yang salah sehingga mendatangkan kematian Uza? Bagaimana hal ini diperbaiki sehingga tabut dan berkat-berkat yang menyertainya dapat  datang ke  Yerusalem? Pertanyaan-pertanyaan ini pastilah  sangat memenuhi  benak Daud, dan juga memenuhi benak orang-orang Israel lainya.


Saya percaya bahwa kita berharap dapat  mengetahui jawabannya, yang menjadi  alasan penulis kitab Samuel tidak mengatakannya kepada kita. Penulis kitab  Tawarikh tidak  membuat para pembacanya berasumsu pada  bagian ini, jadi dia langsung saja memberitahukannya :



(1) Daud membuat bagi dirinya gedung-gedung di kota Daud, lalu ia menyiapkan tempat bagi tabut Allah dan membentangkan kemah untuk itu.(2) Ketika itu berkatalah Daud: "Janganlah ada yang mengangkat tabut Allah selain dari orang Lewi, sebab merekalah yang dipilih TUHAN untuk mengangkat tabut TUHAN dan untuk menyelenggarakannya sampai selama-lamanya."(3) Kemudian Daud mengumpulkan segenap Israel ke Yerusalem untuk mengangkut tabut TUHAN ke tempat yang telah disiapkannya untuk itu.(4) Daud mengumpulkan bani Harun dan orang Lewi (5) dari bani Kehat: Uriel, seorang pemimpin, dan saudara-saudara sepuaknya: seratus dua puluh orang; (6) dari bani Merari: Asaya, seorang pemimpin, dan saudara-saudara sepuaknya: dua ratus dua puluh orang; (7) dari bani Gerson: Yoel, seorang pemimpin, dan saudara-saudara sepuaknya: seratus tiga puluh orang;(8) dari bani Elsafan: Semaya, seorang pemimpin, dan saudara-saudara sepuaknya: dua ratus orang;(9) dari bani Hebron: Eliel, seorang pemimpin, dan saudara-saudara sepuaknya: delapan puluh orang; (10) dari bani Uziel: Aminadab, seorang pemimpin, dan saudara-saudara sepuaknya: seratus dua belas orang.(11) Lalu Daud memanggil Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, dan orang-orang Lewi, yakni Uriel, Asaya, Yoel, Semaya, Eliel dan Aminadab, (12) dan berkata kepada mereka: "Hai kamu ini, para kepala puak dari orang Lewi, kuduskanlah dirimu, kamu ini dan saudara-saudara sepuakmu, supaya kamu mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah kusiapkan untuk itu.(13) Sebab oleh karena pada pertama kali kamu tidak hadir, maka TUHAN, Allah kita, telah menyambar di tengah-tengah kita, sebab kita tidak meminta petunjuk-Nya seperti seharusnya."(14) Jadi para imam dan orang-orang Lewi menguduskan dirinya untuk mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel. (15) Kemudian bani Lewi mengangkat tabut Allah itu dengan gandar pengusung di atas bahu mereka, seperti yang diperintahkan Musa, sesuai dengan firman TUHAN.



Daud  pertama-tama murka  atas  kematian Uza, yang kemudian menjadi ketakutan. Rasa takut pada Daud adalah hal yang sehat  dan  beralasan, tetapi Tuhan ingin dekat dengan  umatnya untuk memberkati mereka. Satu-satunya cara  hal ini dapat terjadi bagi manusia untuk dapat mendekati Dia  ada dalam cara yang telah ditentukan. Kehadiran Tuhan diasosiasikan dengan tabut itu. Manusia dapat mendekati Dia, tetapi tidak terlampau dekat. Mereka tidak dapat menyentuh tabut itu, jika menyentuh maka mati. Ini bermakna bahwa satu-satunya cara  tabut itu dapat dipindahkan adalah  memindahkannya sebagaimana yang Tuhan telah sampaikan, oleh orang-orang Kehat, yang harus membawa tabut itu dengan kayu-kayu pengusung, yang ditempatkan melalui  gelang-gelang tabut.


Daud kini telah diyakinkan bahwa kedekatan dengan  tabut merupakan sebuah berkat, tetapi tabut harus dibawa ke Yerusalem  mengacu kepada arahan-arahan Tuhan. Dan kemudian Daud mengumpulkan orang-orang Israel dan menugaskan anak-anak Kehat untuk membawa tabut, menginstruksikan mereka secara seksama  bagaimana mereka harus melaksanakan kewajiban mereka. Penulis memberithukan kepada kita  bahwa setelah tabut dibawa sejauh enam langkah, sebuah korban dipersembahkan. Enam langkah tersebut tidak diragukan pastilah langkah-langkah yang paling menegangkan dari keseluruhan perjalanan. Setelah kematian Uza,  mereka yang ada paling dekat dengan tabut itu (orang-orang  Kehat) pasti gugup  menjadi  terlampau dekat dengan dengan kotak yang sakral ini, tentu saja, terhadap hadirat Tuhan itu sendiri. Selagi perjalanan berlanjut, semangat dan suka cita orang-orang  pasti meningkat. Segera saja ada sebuah selebrasi besar ketika mereka berhasil melakukan perjalanan ke kota suci.



Teks kita pada 2 Samuel memberitahukan bahwa ada  selebrasi besar ketika tabut dibawa ke Yerusalem. Kisah paralel pada 1 Tawarikh bahkan lebih  lengkap lagi. Tidak hanya sekelompok kecil orang-orang Israel, tetapi “seluruh orang Israel” (2 Samuel 6:15). Pada perjalanan pertama yang mematikan bersama dengan tabut, para musisi mendampingi tabut ( 2 Samuel 6:5). Pada perjalanan kedua yang sukses, ada berbagai macam musisi ( 1 Tawarikh 15:16-24). Ini merupakan salah satu momen-momen besar dalam sejarah Israel :



(28)Seluruh orang Israel mengangkut tabut perjanjian TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala, nafiri dan ceracap, sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi. ( 1 Tawarikh 15:28)


Itu merupakan saat selebrasi, persembahan korban  dan pesta :


(17) Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu, kemudian Daud mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan TUHAN. (18) Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN semesta alam. (19) Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.



Selanjutnya :  Ketika Isteri Daud Memandangnya Rendah


When God Rained on David’s Parade (2 Samuel 6:1-23) |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora



No comments:

Post a Comment