Pages

28 April 2013

KEJATUHAN MANUSIA! (Bagian 3)


Bacalah juga bagian 1 dan bagian 2 untuk  mendapatkan pemahaman, dan ikutilah  bagian selanjutnya sehingga mendapatkan pengertian yang utuh.

credit :newmotheradvice.com
 
Ular Dihukum ( Kejadian 3:14-15)


Ular yang pertama dibereskan dan penghukuman baginya  telah dijatuhkan. Mahkluk ciptaan itu, sebagai instrumen Setan, dikutuk dan tunduk pada keadaannya yang dipermalukan, merangkat didalam debu (Kejadian 3:14).


Ayat 15 menjelaskan  ular dibalik ular tersebut, Setan, naga  besar itu:” Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, … “(Wahyu 12:9)


Pasti ada,  pertama-tama, sebuah  permusuhan abadi antara Hawa dan ular itu :” Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15)


Permusuhan semacam ini dapat dengan mudah dimengerti. Tetapi  permusuhan ini  akan meluas: “Dan antara keturunanmu dan keturunannya” (ayat 15)


Disini, saya percaya Tuhan sedang merujuk pada pertempuran berabad-abad  antara umat Tuhan dan pengikut iblis (bandingkan dengan Yohanes 8:44 dan seterusnya).


Akhirnya, ada konfrontasi personal antar benih[Kata  benih  (zera)  dapat digunakan  baik secara kolektif maupun individual (bandingkan dengan  Kejadian  4:25; I Samuel 1:11; II Samuel 7:12). Disini pada Kejadian 3:15kata itu digunakan dalam dua makna tersebut,saya yakin. Kidner  menyatakan, “Yang terakhir,seperti benih  Abraham,  keduanya kolektif (bandingkan dengan  Rom 16:20)dan, dalam perjuangan yang krusial, individual (bandingkan dengan  Gal 3:16), karena  Yesus  sebagai Adam terakhir telah menyimpulkan umat manusia didalam diri-Nya sendiri.” Derek Kidner, Genesis (Chicago: Inter-Varsity Press, 1967), hal. 71.] Hawa, sang Mesias, dan Setan:” keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”(ayat 15).



Dalam konfrontasi ini Setan akan  terluka parah sementara itu Mesias akan menerima sebuah luka yang menyakitkan, tetapi bukan luka yang fatal.


Betapa cantiknya nubuat yang memotret kedatangan Juru selamat,  yang akan membalikan  peristiwa-peristiwa kejatuhan. Hal inilah yang Paulus tuliskan dalam  tinjauan kembali di Roma 5 :


(14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. (15) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.(16) Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.(17) Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.(Roma 5:14-17)

Meskipun nubuat  dari Kejadian 3:15 agar terselubung, menjadi  semakin nyata dalam terang  pewahyuan selanjutnya.  Menjadi agak sedikit mengejutkan, kemudian, mempelajari bahwa orang-orang Yahudi, menurut Targum, menganggap nas Kejadian 3:15 sebagai Mesianik [H. C. Leupold, Exposition of Genesis (Grand Rapids: Baker Book House, 1942), I, hal. 170.].



Penghukuman   bagi Perempuan itu (ayat 16)


Hal ini hanya pas karena  Setan telah menyerang umat manusia melalui perempuan sehingga Tuhan akan membawa keselamatan Manusia dan kehancuran Setan melalui perempuan. Hal ini telah diungkapkan kepada Setan pada ayat 15. Setiap anak yang  terlahir perempuan telah menyusahkan Setan.



Sementara keselamatan akan datang   melalui kelahiran seorang anak, kelahiran itu sendiri  bukanlah proses yang tanpa sakit. Penghukuman pada perempuan terletak di sentral eksistensinya. Ini berkaitan dengan  melahirkan anak-anaknya. Namun ditengah-tengah kesakitan melahirkan dia dapat mengetahui bahwa  maksud Tuhan baginya telah diwujudkan, dan itu, berangkali, Mesias  akan dilahirkan melaluinya.

Menambahkan hal    rasa sakit dalam  melahirkan, hubungan perempuan itu dengan suaminya telah ditentukan. Adam haruslah  memimpin dan  Hawa haruslah mengikuti. Tetapi hal satu ini bukan terkait dengan kasus kejatuhan. Karena itu, sejak saat ini perempuan harus diperintah oleh pria :” namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu” (ayat 16).


Beberapa hal harus dikatakan terkait kutuk ini. Paling pertama, ini adalah satu kutuk yang ditujukan kepada semua perempuan, bukan hanya  Hawa. Semua perempuan akan mengalami rasa sakit yang sama dalam melahirkan anak, sehingga mereka harus   tunduk terhadap otoritas suami-suaminya. Hal ini  tidak dimaksudkan dalam cara yang bagaimanapun untuk menunjukan  inferioritas pada pihak perempuan. Tidak juga hal ini membenarkan pembatasan hak-hak memilih atau  menahan pembayaran yang setara dan lain sebagainya.



kepada mereka yang menolak untuk tunduk pada pengajaran biblikal terkait peran wanita didalam gereja—bahwa  perempuan tidak boleh memimpin atau mengajar pria, dan bahkan  berbicara secara publik-dihadapan orang banyak ( 1 Korintus 14:33b-36; I Timotius 2:9-15)—saya akan mengatakan hal ini. Peran perempuan didalam gereja dan didalam pernikahan tidak dibatasi pada pengajaran Paulus, tidak juga  menjadi dipandang sebagai hanya berhubungan dengan konteks  amoralitas di Korintus. Itu adalah doktrin Biblikal, yang memiliki asal-usulnya dengan Kejadian 3. Itulah sebabnya Paulus menulis ,


perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat ( 1 Korintus 14:34)


Kepada mereka  para pria dan perempuan yang ingin meremehkan instruksi Tuhan, saya harus katakan, tepat  hal seperti inilah yang Setan inginkan. Persis  sebagaimana dia menarik perhatian Hawa dari  pembatasan  satu pohon, sehingga setan ingin perempuan itu  merenungkan  pembatasan yang ditempatkan pada perempuan di hari ini. “Lemparkan belenggu-belenggumu,”desak  setan, “Temukan pemenuhan diri  sendiri.” “Tuhan sedang menjauhkan anda dari  apa yang terbaik,” setan membisikan. Dan ini adalah sebuah dusta! Aturan-aturan Tuhan memiliki dasar-dasarnya, entah kita memahaminya atau tidak.



Untuk para pria, saya cepat-cepat menambahkan  bahwa ayat ini (dan pengajaran biblikal tentang perang perempuan) bukanlah sebuah ayat bukti atas superioritas pria atau semacam kediktatoran didalam pernikahan. Kita memimpin dengan kasih. Kepemimpinan kita  menjadi pengorbanan diri kita sendiri, mencari apa yang terbaik bagi isteri kita ( Efesus 5:25 dan seterusnya). Kepemimpinan Biblikal adalah berpolakan  seturut dengan Tuhan Yesus ( bandingkan dengan Filipi 2:1-8)



Penghukuman bagi Pria ( Kejadian 3:17-20)


Tepat sebagaimana  penghukuman bagi Hawa yang berhubungan dengan sentral kehidupannya, demikian juga halnya dengan Adam. Dia  telah ditempatkan didalam Taman, sekarang dia harus  mencari nafkah dari tanah “dengan berpeluh” (ayat 17-19).



Anda akan memperhatikan disini bahwa meskipun ular  telah dikutuk,  hanya tanah yang dikutuk disini, dan bukan Adam atau Hawa.  Tuhan telah mengutuk Setan karena  Tuhan memang tidak bermaksud untuk merehabilitasi atau menebus Setan. Tetapi telah menjadi maksud Tuhan untuk menyelamatkan manusia telah disingkapkan (ayat 15).

Tidak hanya Adam akan  berjuang mengolah  tanah untuk mencari nafkah, dia pada akhirnya akan kembali  kepada debu. Kematian rohani telah terjadi ( bandingkan dengan  Kejadian 3:7-8). Kematian fisik telah dimulai. Terlepas dari hidup yang  Tuhan berikan, manusia pada dasarnya (walau  perlahan) kembali ke  keadaan aslinya—debu ( bandingkan dengan Kejadian 2:7)



Tanggapan Adam terhadap  hukuman-hukuman Tuhan dan janji disingkapkan dalam Kejadian 3:20:” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.”



Saya  percaya  tindakan ini telah membuktikan sebuah iman sederhana pada pihak Adam. Dia  telah menerima kesalahan dan penghukumannya, namun telah fokus  pada janji Tuhan bahwa melalui keturunan  perempuan  Juru selamat akan datang. Keselamatan Hawa (dan juga kita) akan datang melalui penundukannya terhadap suaminya dan melalui melahirkan anak-anak. Adam menamai perempuan itu, Hawa, yang artinya “hidup” atau “kehidupan” telah memperlihatkan bahwa kehidupan akan datang melalui Hawa.

Tuhan bukan hanya sebuah Tuhan yang memberikan hukuman-hukuman, tetapi memberikan  pemberian kasih karunia. Jadi,  Tuhan telah membuatkan bagi Adam dan isterinya   garmen dari kulit hewan-hewan untuk menutupi ketelanjangannya. Sebuah nubuat  terselubung tentang penebusan  melalui pencurahan darah bukanlah,  dalam pandanganku, ini bukan sebuah penyalahgunaan ayat ini.



Bersambung : Sebuah Belas Kasih yang  Hebat


The Fall of Man (Genesis 3:1-24) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment