Pages

25 March 2013

Apakah Kristus Satu-Satunya Jalan?-1 (Bagian 3): Apakah Eksklusif Salah ?

Untuk memahaminya secara lebih baik, bacalah bagian 1 di sini dan bagian 2 di sini


Oleh : Dr. Kenneth Boa



Kini saya bergerak ke area berikutnya. Anggaplah  bahwa jalan itu sempit  sehingga jalan seperti ini pasti keliru. Inilah mengapa ada  tiga asumsi dasar  keliru yang dibuat. Satu bahwa ketulusan membuat sesuatu  menjadi benar. Kedua  bahwa keyakinan membuat sesuatu benar. Terakhir, bahwa eksklusifitas membuat sesuatu salah. Saya menyatakan disini bahwa  hal-hal ini tidak sepenuhnya benar  dalam apa yang diungkapkan.


Mari kita bicara  mengenai ketulusan. Ingat Charlie Brown dan  bagaimana dia mengatakan, bagaimana bisa  kita kehilangan (kalah) begitu banyak pertandingan padahal kita  begitu tulus? Inilah idenya. Dapatkah anda memberikan kepada saya sebuah fakta bantahan  yang menunjukan beberapa orang yang tulus tetapi salah  dalam ketulusan? Bagaimana dengan David Koresh sebagai sebuah contoh? Berangkali pada contoh-contoh terburuk kita semua dapat berpikir tentang apakah Jim Jones di Guyana beserta dengan lebih dari 900 orang meminum Koll-Aid yang telah diracun. Nah, orang-orang ini sungguh tulus ketika mereka melakukannya. Tak seorangpun memaksa mereka untuk melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak mereka atau memelintir tangan mereka tetapi mereka tulus dan secara tulus menjadi  salah.  Ada sejumlah kasus dimana orang dapat menjadi salah didalam ketulusan--atas apa yang dia lakukan.



Ini adalah sebuah kasus dimana seorang perawat menggantikan sebuah tangki oksigen pasien dan keesokan paginya pasien didapatkan telah tewas. Mereka kemudian  menemukan bahwa  tangki oksigen ini telah diberi label  yang salah  saat digudang dan isinya adalah nitrogen. Nah, si perawat tadi sangat tulus dalam hal yang dia kerjakan tetapi juga bersalah dalam ketulusannya. (Berangkali)Banyak diantara anda yang akan mengenal Jim Marshal dari Minnesota Vikings dan anda teringat bahwa dia membawa bola dan berlari mendobrak dan  melemparkan para penjegalnya berkali-kali hingga dia berhasil melewati garis gol. Kemudia dia mendapatkan bahwa dia   berlari ke arah garis  gol  yang salah dan telah mencetakan gol  bagi tim lawan. Saya ingin katakan kepada anda dalam momen  gemilang  itu—apa yang dia pikir gemilang – akan menjadi sebuah momen yang kemudia menjadi horor. Kesadaran atas apa yang telah saya lakukan? Saya  pastikan kepada anda bahwa dia tulus dengan apa yang dia lakukan tetapi dia pergi kea rah yang salah. Ketulusan oleh karena itu hanya sedikit saja  memberikan dampak sebagaimana yang dapat adan lihat apakah hal ini memang benar atau tidak.


Kebenaran lainnya yang dapat kita  lihat adalah : asumsi kedua bahwa  eksklusifitas  akan  membuat sesuatu  menjadi salah. Sekarang ada banyak orang yang mengajukan keberatan ini dalam  hal semacam ini.  Mereka berpikir mengenai jenis-jenis hal yang  bersifat netral; beberapa orang menyukai tiram dan beberapa orang tidak; beberapa orang  suka menonton Liga Ivy ( ini semacam liga atletik yang terdiri dari tim-tim sport dari 8 badan pendidikan tinggi swasta di  timur laut AS yaitu  Brown University, Columbia University, Cornell University, Darthmouth College, Harvard University, Princeton University, University of Pennsylvenia dan  Yale University- Wikipedia red) dan beberapa orang lahi tidak suka dengan liga semacam ini. Idenya disini adalah bahwa setiap orang harus melakukan apa yang dia sendiri yakini. Akan tetapi, sementara hal itu mungkin benar dalam hal  fashion dan  cita rasa yang  mungkin tidak berlaku pada banyak area realitas. Saya  terutama melihat pada hal-hal tersebut diatas tidak terlampau  banyak berkaitan dengan keyakinan saya atau tidak terlalu bersentuhan dengan keyakinan tetapi lebih pada apakah hal-hal ini memang benar atau palsu. Sebagai contoh, sisi jalan mana yang akan engkau  pilih untuk mengendarai mobil? Kita tahu bahwa bumi tidak datar. Saya pikir ada  komunitas : Masyarakat  Bumi yang Datar yang masih ada dan mereka berkata semua itu adalah kebohongan dan omong kosong dan kita ini  telah  benar-benar ditipu untuk berpikir bumi ini bulat. Hampir semua kita berangkali tidak akan menjadi kandidat untuk bergabung dengan Flat Earth Society (lihat di sini). Saya kenal seseorang  yang berkata bahwa perjalanan-perjalanan ke bulan  merupakan  buatan studio. Anda dapat membuat klaim seperti  itu tetapi ada banyak fakta-fakta yang menunjukan sebaliknya, yang akan melawan sebuah klaim semacam ini.



Faktanya adalah bumi berbentuk  bulat—secara teknis bumi  adalah sebuah  bulatan lonjong walaupun sangat dekat dengan sebuah bulatan.  Bumi tidak datar. Poin saya disini adalah bahwa bukan sebuah pertanyaan   atas  opini, ini adalah sebuah pertanyaan dari sebuah bukti yang bagus. Anda dapat berkata saya kebetulan percaya bahwa bumi itu berbentuk oktagonal. Saya kebetulan dari planet Zendar. Anda mungkin dapat yakin mengklaim berasal dari  planet semacam ini tetapi kamu lihat  akan pergi kemana saya dengan keyakinan semacam itu?  Ada beberapa hal yang bukan  merupakan sebuah pertanyaan semata tentang  sebuah pilihan mayoritas atau pandangan popular. Saya bisa yakin sebanyak yang saya inginkan  atas hal-hal semacam ini  tetapi hal-hal ini dapat menjadi salah sepenuhnya. Ini bukan sebuah pertanyaan tentang keyakinan yang menjadikan sesuatu itu benar atau salah.


Keeksklusifitasan agama-agama adalah sebuah isu besar dalam budaya kita. Jika sebuah agama   harus eksklusif, secara alami menjadi salah.  Tetapi kembali ketika kita  mendesak dan meminta sejumlah contoh mengenai hal-hal ini—kita harus bertanya apakah yang kamu maksud dengan eksklusifitas? Secara alami dan setiap hal yang kita lakukan merupakan  hal yang agak eksklusif. Saya sangat khusus tentang segala hal ketika saya  berada di sebuah pesewat terbang dan ketika   pesawat akan mendarat maka mereka tahu landasan yang mana dan pada  saat kapan mereka akan mendarat. Hal-hal semacam ini merupakan faktor-faktor penting bagi saya dan bahwa mereka mendengarkan  panduan-panduan dari menara-menara kontrol. Mobil saya sangat khusus  juga ketika meminta saya untuk mengisikan bahan bakar tanpa timbal. Jika saya keberatan dan mengisikan bahan bakar solar kedalam  tangki mobilku, ya pasti saya bisa  melakukanya, tetapi faktanya saya akan mengalami konsekuensi-konsekuensi terutama jika saya memutuskan untuk mendapatkan yang sangat muraj dan mengisikan air kedalam tangki bahan bakar!



Poinku adalah  cara benda-benda ini bekerja sangat,sangat spesifik. Ini bukan  hanya sebuah  pertanyaan yang sekedar berkata bahwa semuanya atau apapun  bisa bekerja. Segera setelah kamu membuat sebuah klaim atas sesuatu, anda secara sangat alami akan mengabaikan fakta-fakta yang menganulir klaim tersebut. Saya menemukan hal menarik dimana orang atas nama toleransi, adalah orang-orang intoleran yang tidak memegang toleransi mereka. Ini adalah sebuah  proposisi mengalahkan diri sendiri. Faktanya, saya baru saja membaca sebuah buku karya  Thomas Odin berjudul Requiem yang  sepatutnya dibaca oleh setiap orang yang ada didalam seminari-seminari liberal. Dia mengajarkan dalam seminari semacam ini dan berkata, saya harus berterus terang.  Inilah yang sedang berlangsung disini. Atas nama toleransi kita telah dimarjinalisasi dan juga telah membuat orang-orang ini menjadi seperti anak-anak, kita telah memarjinalisasikan mereka dan kita telah   memfitnah mereka karena pandangan-pandangan khusus yang  mereka miliki, yang kebetulan tidak  bersesuaian dengan pandangan-pandangan khusus kita mengenai toleransi. Ini tidak dapat efektif. Ini tidak dapat bekerja. Dengan kata lain, posisi apapun yang anda anut, secara sangat alami, akan mengesampingkan semua hal yang bertentangan.

Kita kerap mendengar bahwa jika anda melihat agama-agama, mereka semua mengajarkan hal yang sama. Semua agama berbeda satu sama lain dan memiliki pandangan-pandangan yang eksklusif mengenai Tuhan,kemanusiaan dan keselamatan.  Saya juga akan berkata satu yang benar atau yang lainya adalah salah atau semua agama itu salah tetapi semua agama itu tidak bisa  semuanya benar. Apa yang kerap kita dengar adalah jika anda melihat pada agama-agama, semuanya mengajarkan hal yang sama. Saya akan  menyatakan disini bahwa  bukan ini yang menjadi soalnya. Tiga area yang kita lihat adalah pandangan-pandangan  agama tentang Tuhan,keselamatan dan takdir manusia. Dengan kata lain siapakah Tuhan? Apakah arti keselamatan? Apakah destini kita dan seperti apakah akhir hidup kita?Kita akan melakukan survei cepat ata lima agama utam; Kekristenan, Islam, Budisme, Judaisme dan Hinduisme. Kita akan melihat sejumlah perspektif berbeda.


Bersambung  ke bagian 4


Is Christ The Only Way ?- Part 1 | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment