Pages

26 January 2013

Nilai Agung dalam Kebangkitan Yesus Kristus – Bagian 1



Oleh : Bob Deffinbaugh, Th.M
Signifikansi kebangkitan Yesus Kristus kerap dilewatkan atau terdistorsi oleh gereja-gereja di Amerika. Kerap kali,  perayaan peristiwa Kebangkitan Yesus Kristus lebih sebagai sebuah  ritual “keluar dari kubur,” ketimbang sebagai  sebuah ibadah dan selebrasi kebangkitan Yesus Kristus. Banyak pengkhotbah evangelikal memanfaatkan momentum ini untuk menyampaikan khotbah apologetik, berupaya memperlihatkan kebangkitan Yesus Kristus merupakan sebuah fakta sejarah—dan memang demikian adanya. Saya meyakininya,akan tetapi, dari banyak orang-orang non Kristen yang menghadiri ibadah-ibadah perayaan kebangkitan Yesus Kristus mengakui bahwa kebangkitan Kristus adalah sebuah fakta.  Hanya saja mereka tidak mengenali dan mengambil langkah berdasarkan signifikansinya atau nilai agung  yang terkandung . Untuk alasan  inilah saya menyampaikan  ulasan ini kepada orang-orang tidak percaya yang religius, yang percaya  pada fakta kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, tetapi yang gagal  menangkap signifikasinya bagi dirinya sendiri. Saya akan berupaya untuk mendemonstrasikan signifikansi kebangkitan Kristus dengan  memfokuskan pada keunikannya, perlunya, dan pentingnya kebangkitan itu.



Keunikan Kebangkitan Kristus



Signifikansi kebangkitan  Yesus Kristus harus dilihat dalam keunikan-keunikan kebangkitan-Nya dari kematian. Ada sejumlah sisi keunikan-keunikan kebangkitan Yesus Kristus yang akan  menjadi perhatian kita :


(1)Kebangkitan Yesus Kristus adalah unik karena Keilahiannya. Signifikansi dalam peristiwa kebangkitan saling bertautan dengan signifikansi pribadi yang dibangkitan. Bukan semata manusia yang telah bangkit dari kematian pada pagi di hari kebangkitannya, dia adalah Anak Allah. Pada  seluruh kehidupan-Nya, Yesus telah mengklaim dirinya adalah Anak Allah,  sebuah klaim yang  menjadi dasar bagi para pemimpin agama untuk mengupayakan kematiannya (bandingkan dengan Yohanes 8:31-59). Dia hadapan kematian Yesus Kristus, seorang prajurit berdiri didekatnya mendeklarsikan,”sungguh orang ini adalah Anak Allah!” (Markus 15:39). Dibalik ini, kebangkitan merupakan bukti positif bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, bahkan  sebagaimana yang telah Dia  deklarasikan (bandingkan dengan Roma 1:3-4).



Dalam  tulisannya  tentang kebangkitan Kristus, salah satu argumen  Petrus  adalah: jika  Yesus Kristus sungguh-sungguh Tuhan, tidaklah mungkin bagi Tuhan untuk tetap mati, membusuk didalam sebuah kubur (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 2:24-32).  Siapapun manusia  yang bangkit  dari kematian pastilah hal itu  dinilai bukan hal yang  biasa-biasa;  demikian juga Anak Allah yang telah bangkit dari kematian.  Karena itu  orang tidak dapat   memandang kebangkitan  Yesus Kristus  dalam cara yang  terlalu serius.

(2)Kebangkitan  Yesus unik karena kematian yang mendahului dan  Kebangkitannya yang harus terjadi. Kematian Kristus merupakan kematian  orang  yang tanpa dosa, untuk kepentingan  orang-orang berdosa. Selama bertahun-tahun ada  orang yang berupaya memperlihatkan bahwa kematian Yesus  Kristus tidak semulia  yang diyakini. Sejumlah pihak berpendapat bahwa  peristiwa  kematiannya merupakan  kebodohan Yesus yang mengakibatkan kematiannya sendiri. Puncaknya, mereka akan berkata, Yesus telah membuat klaim-klaim sinting yang menyatakan Tuhan adalah dirinya sendiri, dan  Dia secara  gigih menentang para pemimpin agama dengan cara menyerang dan mengecam mereka dihadapan publik. Tidak mengherankan dia mati, beberapa orang akan berkata, karena ‘orang’ ini tidak memilik nalar untuk mengenali kemanusiaannya sendiri atau diplomasi untuk menenangkan kekuatan struktur kala itu.

Hampir semua orang tidak akan nekat melihat Yesus lebih dari itu, tetapi akan lebih melihat kematian  Kristus sebagai sebuah tragedi  besar. Peristiwa yang dialami oleh Yesus bukanlah kebodohan Yesus sendiri, tetapi merupakan plot jahat dari sejumlah manusia yang merasa  terancam, yang berupaya mengakibatkan  kematian Yesus  secara prematur , sebelum Dia dapat menegakan kerajaannya yang ideal di muka bumi.



Kematian Kristus adalah unik, namun  hal itu, dikarenakan kematian Yesus adalah sebuah bagian dari rencana kekal Tuhan bahwa Kristus akan mati sebagai  domba korban tak bersalah, sebagai sebuah  substitusi pembayaran atas dosa-dosa manusia. Korban-korban didalam   sistem Perjanjian Lama telah memprediksikan Dia yang harus datang sebagai “Domba  Allah yang menghapus dosa-dosa dunia” ( Yohanes 1:29; bandingkan dengan 1 Korintus 5:7). Dari   kekekalan masa lampu, Kristus telah dirancangkan sebagai korban  yang sempurna, tanpa cela atau cacat, yang kematiannya dapat menebus dosa-dosamanusia ( Yesaya 53; Ibrani 9:11-14; 1 Petrus 1:18-20; 2:21-25).



(3) Kebangkitan  Yesus Kristus unik sebagai sebuah peristiwa yang  tidak disangka-sangka [ Kebangkitan Yesus Kristus merupakan  sebuah peristiwa yang tidak sama sekali baru dan telah ada sejumlah peristiwa sejenis, dalam  artian, oleh sejumlah pria dan perempuan yang kembali   hidup setelah mereka meninggal, tetapi tidak ada satupun kasus “kebangkitan” yang dialami individu-individu itu yang telah menerima tubuh-tubuh yang telah dimuliakan, tubuh yang tidak dapat rusak dan mengalami kematian] Belum pernah terjadi sebelumnya ada orang yang telah bangkit dari kematian dalam sebuah cara dimana dia sepenuhnya telah ditransformasikan dan  sehingga tak  tersentuh oleh jari-jari kematian yang dingin. KebangkitanYesus Kristus merupakan kebangkitan pertama yang  “genuine”-asli, baru ini yang pernah terjadidimanapun dan kapanpun dalam sejarah manusia. Kebangkitannya dirujukan  sebagai “  buah sulung,” karena akan  ada yang akan  mengalami apa yang telah Yesus alami ( 1 Korintus 15:23)



Selanjutnya : Kebangkitan YesusKristus  yang Mutlak Diperlukan



The Significance of the Resurrection | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment