Pages

30 October 2012

Memegang Kendali : “Kuasa dan Damai dari “Aku Tidak Tahu”


Salmon berenang melawan arus, menghadapi
bahaya disantap beruang Grizzly
Kita cenderung untuk berpikir mengenai orang yang berjuang  untuk  mengendalikan dirinya  sebagai orang yang gila dan tidak stabil. Dalam filem-filem, si aktor mencengkram  bahu orang yang tidak  bisa mengendalikan dirinya, mengguncang-guncangkan bahunya,  sambil berkata seperti ini, ”berpeganglah sesuatu!” atau “ Kuasailah dirmu, Bung!” Pada kenyataannya, kita sebagai masyarakat memiliki pengagungan yang  tinggi pada individu yang yang  memiliki kendali atas setiap hal dan yang memiliki semua jawaban.  Masalahnya adalah, individu mitologi semacam ini tidak pernah ada. Kita tidak akan pernah memiliki semua jawaban,dan kita harus  dapat  menjadi nyaman dalam mengatakan, “Aku tidak tahu,” ketika kehidupan memperhadapkan diri kita dengan pertanyaan-pertanyaan  besar  bagi kita.


Berada  Didalam Kendali : Berenang Melawan Arus
Hampir semua kita  nampaknya melalui kehidupan ini  dengan berenang melawan arus seperti seekor ikan Salmon yang akan bertelur. Kita memiliki sebuah tujuan atau sasaran atau cita-cita, atau berangkali tujuan kita untuk suatu hari kelak memiliki sebuah  sasaran, dan kita berjuang,  berjuang untuk meraih tujuan tersebut. Ancaman-ancaman datang seperti beruang-beruang  Grizzly, yang berupaya  memukul kita dengan keras hingga terlempar keluar dari air atau meremukan  dengan  memakan  kita pada waktu yang tepat, dan kita percaya bahwa jika kita  terus lebih keras berenang  atau jika kita tetap berada didalam bayangan-bayangan, kita mungkin dapat menghindari ancaman-ancaman ini.

Ketika kita  memeriksa pada kitab suci, secara sepintas,  berangkali akan terlihat bahwa kita seharusnya terus  berupaya menjadi bijak dan berupaya memiliki semua jawaban…


Amsal 3:35  Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh.

Pada akhirnya, Salomo, ketika  diperhadapkan dengan sebuah tawaran dari Tuhan untuk menerima apapun yang dia inginkan, Salomo meminta hikmat untuk memerintah kerajaan secara lebih baik, dan Tuhan memenuhi permintaannya, dengan tidak hanya memberikan hikmat, tetapi juga kekayaan dan umur yang panjang. Tuhan terlihat  menginginkan kita menjadi bijak, bukan?

Ya, sepertinya , tetapi tidak  demikian yang sesungguhnya.

Berada Didalam Kendali : Damai   dari “Aku Tidak Tahu”
Ketika kita sedang berupaya keras  untuk mendapat semua jawaban, kita  sedang berjuang keras dengan sekuat-kuatnya untuk  memegang kendali. Kita ingin mengendalikan  situasi-situasi kita. Kita ingin mengendalikan perjalanan hidup kita. Kita bahkan berupaya untuk mengendalikan orang yang ada dalam kehidupan kita, tetapi ini semua merupakan ikhtiar yang sia-sia.

Yesaya 5:21 Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana, yang menganggap dirinya pintar!

Tuhan memberkati Salomo karena, ketika diberikan  kesempatan untuk  mendapatkan apa yang dunia anggap sebagai sukses, apa yang Salomo  mintakan  sebenarnya adalah pertolongan Tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Dia tidak menganggap dirinya mampu menjadi raja terbaik yang   pernah dilihat dunia bahkan dengan  kekayaan supernatural atau umur  yang panjang. Dia telah mengetahui hal itu, diatas semuanya, dia membutuhkan Tuhan.

Apakah kita mengakuinya atau tidak, kita sedang  berguncang  dan meracau seperti seseorang  yang tidak dapat mengendalikan dirinya kala bergerak yang pada akhirnya mendapatkan tamparan  di wajah dan diperintahkan untuk “  berpeganglah  pada sesuatu”. Intinya, kita tidak perlu untuk memiliki  kendali   atas diri kita sendiri. Kita harus melepaskan diri kita sendiri. Kita harus  berhenti  mengupayakan  kendali atas kehidupan kita; stop   berpura-pura seolah kita memiliki semua jawaban, dan berpegang pada Tuhan.

Matius 6:25-29 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

Ini merupakan kata-kata yang diucapkan oleh Yesus sendiri : Jangan gelisah/cemas/kuatir! Kita semestinya untuk sungguh-sungguh meletakan iman kepada Tuhan. Ini bermakna bahwa, terlepas dari berbagai situasi yang kita alami, kita percaya kepada Tuhan  menjadi Tuhan, dan tidak menjadi kuatir mengenai pengendalian atau  bahkan memahami keseluruhannya. Ini  apa yang dimaksud dengan “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah” (Mazmur 46:10) yang sesungguhnya.


Berada Didalam Kendali : Tidak Perlu Mendebat

Ketika kita beristirahat didalam damai yang berasal dari kedaulatan Tuhan, setiap hal lainnya mulai terlihat sangat  sepele. Tuhan memegang kendali dan Tuhan itu Kasih. Ketika kehidupan memberikan kita buah-buah lemon (yang  asam/kecut—red), kita biarkan Tuhan untuk menguasainya, dan jika Tuhan membuatnya menjadi limun/sari buah lemon ( yang nikmat/segar), itu luar biasa! Jika tidak, Tuhan tetaplah Tuhan dan dia akan menggunakan buah-buah lemon tersebut untuk hal baik (Roma 5:8  Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. )

Jika seseorang menawarkan sebuah umpan untuk sebuah bantahan/argumen,  atau menyajikan sebuah tantangan  yang membuat simpul-simpul kuatir, kita tidak usah menyelaminya.

Amsal 29:9 Jika orang bijak beperkara dengan orang bodoh, orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan.

Sekali lagi, Tuhan memegang kendali, dan Tuhan itu kasih. Apa yang kita perlukan hanya mengatakan, “Aku tidak tahu.” Jika kita berpura-pura tahu jawabannya, maka orang akan  merespon  demikian. Sangat langka orang  ditenangkan oleh jawaban-jawaban kita. Mereka melihat bahwa semua  jawaban yang kita ajukan adalah opini kita, yang mana berangkali didukung dengan “ Saya ada membacanya sebuah sumber  di internet yang…”. Ini tidak menghasilkan damai  bagi  kita.

Sebaliknya, ketik kita merespon secara tulus dan dalam kasih mengatakan ,” Saya tidak tahu,” dan kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, orang akan  memberikan dukungan, dan pintu-pintu terbuka untuk menyaksikan kepada semua saudara-saudara pria  atau wanita yang masih berenang melawan arus,  untuk   berupaya mendapatkan sebuah pegangan.


2 Petrus 1:2-3  Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.


Being in Control : The Power  and Peace of “I Don’t Know” by Jonathan Fashbaugh | diterjemahkan oleh : Martin Simamora



No comments:

Post a Comment