Pages

30 October 2012

Apa yang Anda Benci Tentang Yesus? – Bagian 1




Kerap kali ketika saya bertatap muka dengan orang-orang non Kristen dalam sebuah dialog rohani, merupakan hal yang umum untuk mendengarkan   sebuah keluhan berantai tentang gereja, perilaku orang-orang Kristen munafik, dan seterusnya. Beberapa kritisme benar adanya sementara yang  lainnya tidak memiliki dasar kebenarannya. Akan tetapi, karena orang-orang Kristen sejati  tidak  berdasarkan pada kemanusiaannya  atau hal-hal yang duniawi, tetapi lebih kepada manusia rohaninya yang telah dikuduskan.  Saya berupaya melakukan sebisa saya untuk membawa mereka kembali kepada Yesus dan mengarahkan mereka untuk tertuju pada Yesus saja.  Sebuah pertanyaan yang biasanya saya kemukakan, “ Saya mendengarkan apa yang anda katakan, tetapi mari kita bicara tentang Yesus  satu menit saja. Katakan padaku, apa yang kamu benci dari Yesus?”

Hampir sebagian besar waktu, merupakan waktu hening yang panjang dalam percakapan, dan itu  karena alasan yang  baik. Ketika Yesus secara ilegal diadili oleh musuh-musuhnya, Markus memberitahukan kepada kita : ” Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya “ (Markus 14:55). Musuh-musuh Kristus secara harfiah   terus menerus  mengamati setiap langkah Yesus, mengirimkan murid-murid palsu dan mencobai dan memperdayai Dia dengan sejumlah  ucapan  yang salah/janggal, namun demikian secara  telak tidak ada  hal cemar  yang dapat mereka  hantamkan  terhadap Yesus.



Tetapi sekali-kali, seseorang yang saya ajukan dengan peryanyaan tersebut akan mengemukakan apa yang  mereka benci mengenai  Yesus. Artikel ini dan kelanjutannya akan mengulas dua keluhan-keluhan yang paling umum.


1.  Yesus menyebut seorang perempuan sebagai  seekor  “ anjing.”

Dalam Matius 15:21-26 kita menemukan kisah berikut ini : “Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."


Keberatan terhadap Yesus adalah : Dia tidak menghormati perempuan ini yang telah dating kepadanya memohonkan pertolongan. Bukankah ini keheningan awal-Nya dan diikuti dengan tanggapan yang menghina?

Dua hal yang layak dicermati dalam perjumpaan ini. Pertama, Yesus dengan sengaja pergi ke  daerah-daerah (Tirus dan Sidon), dimana tidak ada  orang-orang Yahudi yang saleh yang akan berpikir  bahwa Yesus akan melakukannya.  Akan tetapi, Dia tidak pergi kesana secara khusus untuk melayani, melainkan menjauhi diri dari tekanan    Herodes dan para  pemimpin agama Yahudi terhadap dirinya.

Kenyataannya,  Dia pada kesempatan sebelumnya  dan secara eksplisit mengatakan pada para murid—untuk saat ini—berfokus pada Israel dan bukan pada orang-orang non Israel (Matius 10:5). Orang-orang non Yahudi tidak diabaikan selamanya, tetapi Israel memang  yang utama, target utama  Yesus, karena Dia adalah Mesias yang telah dijanjikan bagi mereka ( yang sayangnya ditolak).

Selanjutnya, kesunyian atau penolakan awal  oleh Yesus tersebut   kemungkinan besar terkait dengan seruan “Anak Daud” yang diucapkan oleh  perempuan tersebut,  yang merupakan sebuah gelar Mesianik Yahudi.  Ketika wanita tersebut, seorang non Yahudi, datang kepada Yesus dengan  dasar atau hal-hal terkait khsusus Yahudi. Yesus tidak merespon, tetapi kesunyian dari diri Yesus tidak berlangsung  untuk waktu yang lama.

Ketika perempuan itu  memanggil  Yesus  sebagai Tuan (Lord), Yesus selanjutnya, memperbandingkan wanita tersebut bagaikan  dengan  seekor  “anjing”.  Akan tetapi   terminologi  yang Yesus gunakan untuk  perempuan tersebut bukan  penghinaan yang digunakan oleh orang-orang Farisi ketika merujuk pada orang-orang  non Yahudi.  Sebaliknya para pemimpin agama Yahudi menyebut orang-orang  non Yahudi  sebagai “kyons” yaitu sebutan  bagi binatang-binatang jalanan di dunia timur, yang makan sampah dan kotoran manusia, Yesus menggunakan istilah “kynarion” yang merujuk pada sebuah keluarga hewan peliharaan atau  anjing mini ( jenis toy dog-red) yang dipelihara dengan sangat kasih oleh para pemiliknya.

Yesus tidak sedang menghina wanita itu, tetapi sedang menunda jawabannya. Kenapa menunda?  Kita harus selalu mengingat bahwa setiap doa yang  diterima tidak  merupakan sebuah jawaban doa yang segera.  Sangat mirip dengan cara Yakub bergulat dengan Tuhan dan tidak mau melepaskan hingga dia diberkati ( Kejadian 32:28),  keuletan wanita ini sedang diuji dan  pada puncaknya akan  menerima jawabanmya.


Cerita ini berakhir demikian : ” Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."Dan seketika itu juga anaknya sembuh (Matius 15:27-28).

Jawaban perempuan itu menghasilkan  buah pada hasratnya . Lebih lanjut lagi, Yesus  memuji  perempuan tersebut dengan mengatakan kepadanya bahwa imannya  besar. Menariknya, hanya dua orang yang dipuji dalam cara ini oleh Yesus--  seorang centurion  (prajurit Roma)  yang hambanya disembuhkan ( Matius 8:5-13) dan wanita ini—keduanya adalah orang-orang  non Yahudi.

Kisah istimewa  ini yang terdapat didalam injil-injil memperlihatkan perbedaan antara orang-orang Farisi dan orang-orang  Yahudi religius, dan seseorang yang tidak     termasuk didalam  bagian orang-orang yang diikat dalam covenant/perjanjian. Para pemimpin agama  mengingkari otoritas yang dimiliki Yesus,  mereka tersinggung oleh  perilakua  Yesus  dan murid-murid-Nya , dan mengetahui huruf-huruf dalam kitab Hukum tetapi gagal memahami penerapannya.  Namun perempuan ini adalah seorang yang  merupakan keturunan  dari musuh-musuh  purba Israel, tetapi mendekati Raja diatas segala raja dengan iman yang besar dan memohon untuk mendapatkan  anugerah—dan Yesus menerima permintaannya.

No comments:

Post a Comment