Pages

19 October 2012

Dia adalah Tuhan yang Sama, Dahulu dan Sekarang, dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru


Funscrape.com

Keluaran 33:11
Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.”
Pada permukaannya, Tuhan didalam Perjanjian Lama terlihat menjadi begitu berbeda secara radikal dibandingkan dengan dalam Perjanjian Baru. Dalam  Perjanjian Lama, Dia  terlihat bergitu berkuasa, kudus, menghukum, murka, dan  cemburu. Dalam Perjanjian Baru, dalam  wujud Yesus, Dia terlihat baik, mengasihi, lemah lembut,dan pengampun. Bagaimana kita mempertemukan Keilahian yang demikian berkuasa, memerintahkan penghancuran kota-kota yang tak terhitung jumlahnya dengan  Yesus yang berlutut membela wanita  pelacur?

Kuncinya adalah menyadari konteksnya. Dalam Perjanjian Lama, konteksnya adalah Tuhan  yang memilki hubungan dengan  bangsa yang  telah Dia pilih untuk mewakili kekudusan-Nya dan mengajarkan dunia mengenai Dia. Dalam  Perjanjian Baru, dan sekarang dalam era gereja, konteksnya adalah Tuhan yang memiliki hubungan dengan pribadi-pribadi dan gereja yang telah Dia pilih untuk mewakili kekudusan-Nya dan  mengajarkan dunia  mengenai Dia. Ada beberapa area dimana  tindakan-tindakan-Nya dalam Perjanjian Lama dapat dibandingkan dengan pekerjaan-Nya dalam Perjanjian Baru, dan dalam kehidupan kini di saat ini.


Standard-standard Personal : walaupun faktanya dalam Perjanjian Lama, Tuhan secara umum berurusan dengan  orang-orang Israel sebagai sebuah bangsa, Dia masih memiliki pengharapan-pengharapan terhadap perilaku individual. Yang paling terkenal adalah yang tertuang didalam 10 Perintah Tuhan ( Keluaran 20:1-17). Dalam Perjanjian Baru, Matius 5 memberikan beberapa pengharapan   terhadap pribadi-pribadi  pada era gereja, termasuk   peringatan untuk melakukan  apapun yang perlu agar menjauhkan diri dari tindakan dosa :

Matius 5:29-30
Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.



Standard-standard korporat : Imamat dan  Ulangan dipenuhi dengan harapan-harapan Tuhan bagi orang-orang Israel secara keseluruhan :  hanya menyembah Dia (Keluaran 34:14), menjalankan Sabat (Keluaran 16:29) dan perayaan-perayaan (Keluaran 11  dan 12; Ulangan 16:16; Imamat 23:27-28), dan mengikuti perintah-perintahnya tanpa kebimbangan ( Bilangan 14).  Perjanjian Baru juga mengandung perintah-perintah untuk tubuh korporat yang baru—gereja. Gereja tidak boleh  membiarkan  adanya hati-hati yang tidak  bertobat ( 1 Korintus 5:1-2), tetapi mengikuti serangkaian instruksi untuk  menjauhkan diri dari dosa ,Matius 18:15-20 :

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."



Konsekuensi-konsekuensi Personal :  Tuhan menjatuhkan konsekuensi-konsekuensi bagi mereka yang tidak mematuhi-Nya baik dalam Perjanjan Lama dan Perjanjian Baru. Tuhan membunuh Akhan dalam Yosua 7. Tuhan mengambil anak Daud sebagai akibat perzinahan Daud dengan Betsyeba ( 2 Samuel 12:15-23). Dan Tuhan menahan Musa dan Harun untuk memasuki Tanah Kudus setelah ketidakpatuhan  mereka (Bilangan 20:24; Ulangan 34:4). Sama halnya dengan Perjanjian Baru, Ananias dan Safira jatuh mati  setelah berdusta  tentang persembahan mereka (Kisah Para Rasul 5:1-11), dan Yesus menghardik Petrus ketika Petrus menyangkali tujuan Yesus ( Markus 8:31-33). Dalam 1 Yohanes 5:16, kita belajar bahwa ada kasus-kasus dimana sebuah dosa individual begitu memilukan sedemikian rupa, untuk   perlindungan gereja dan kehormatan nama Tuhan, Tuhan mengizinkan orang itu mati.


Konsekuensi-Konsekuensi  Korporat : Ini berangkali area utama dimana Tuhan terlihat berbeda dibandingkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Bagaimana dapat penghancuran Sodom, Gomorah, dan orang-orang Kanaan dapat dipertemukan dengan apapun juga dalam Perjanjian Baru? Jawabannya kembali pada konteksnya. Israel dan tanah Israel telah dipandang kudus, dipisahkan, dan dibebaskan dari pengaruh  tuhan-tuhan palsu. Agar Israel menjadi sebuah bangsa yang kudus, bangsa-bangsa yang begitu luar biasa jahatnya yang  berdiam harus dimusnahkan. Ini bukanlah negari-negari  dengan sedikit orang berdosa. Mereka adalah bangsa-bangsa yang dijalankan dengan jahat. Kejadian 18:22-33  berkata bahkan tidak  ditemukan  10 orang benar di Sodom. Faktanya, orang yang paling benar di Sodom adalah Lot—orang yang menawarkan anak-anak perempuannya untuk diperkosa beramai-ramai. Tuhan berurusan dengan orang utamanya dalam tingkatan sebuah bangsa. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan berurusan dengan individu-individu dan dengan  tubuh-tubuh orang percaya—gereja-gereja.  Wahyu 2 dan 3 memberikan daftar kesalahan-kesalahan dan  kebaikan-kebaikan beberapa jemaat, dan kitab  1 Korintus dipenuhi denan panduan Paulus—dan terkadang  frustrasi—dengan  gereja di Korintus.


Otoritas Memerintah : Ini adalah area lainnya   yang  menjadi dasar anggapan  perbedaan Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terlihat menyolok. Dalam Perjanjian  Lama, Tuhan mengembankan otoritas pada Israel untuk mengeksekusi para penyihir ( Imamat 20:27), para pezinah ( Imamat 20:10), dan anak-anak yang tidak hormat ( Ulangan 21:18-21). Perjanjian Baru mengatakan bahwa orang-orang berdosa yang tidak bertobat harus dikucilkan (Matius 18:15-20). Mengapa  berbeda? Karena hukum sipil  diberikan kepada   aparat berwenang sipil. Pada Israel dalam  Perjanjian Lama, para imam dan hakim  merupakan hukum sipil. Dalam era gereja, otoritas sipil diberikan kepada   pemerintah-pemerintah bangsa dan regional, bukan pada  gereja. Gereja tidak memiliki hak untuk mengimplementasikan penghukuman pada masyarakat secara luas.

Peran Roh Kudus : Ini adalah contoh lain  pada perubahan konteks antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan ini berkaitan  langsung dengan lima poin sebelumnya. Dengan kebangkitan dan kenaikan Yesus dan  disebarkannya injil   keluar dari bangsa Israel, peran Roh Kudus berubah untuk mengakomodasi situasi yang baru ini. Ketimbang membatasi keterlibatan-Nya secara langsung ke beberapa nabi, imam-imam, dan  raja-raja, Dia sekarang berdiam dan menuntun setiap orang percaya. Ketimbang  menempatkan pusat penyembahan yang tersentral pada sebuah bangsa terpilih ( Keluaran 40:34), Dia sekarang   menempati setiap hati orang percaya ( 1 Korintus 6:19). Ini merupakan hubungan yang lebih personal, bermakna bahwa Tuhan tidak lagi  terutama berhadapan dengan kita melalui otoritas spiritual dan para pemimpin sipil, tetapi secara langsung ( Filipi 2:13), yang juga berarti kita menjadi lebih bertanggungjawab atas  tindak-tanduk kita (2 Timotius 2:15  : Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.)


Cinta kasih : Kejadian 4:15 adalah salah satu dari contoh-contoh utama  cinta kasih terhadap seorang individual yang tidak pantas untuk menerimanya. Kain telah membunuh  saudaranya, dan penghukuman atas pembunuhan adalah kematian. Tuhan tidak hanya menunda  penghukuman, Dia menempatkan sebuah tanda pada Kain untuk melindungi dia dari mereka yang  ingin melakukan pembalasan dendam. Pada Kejadian 17:20, Tuhan memperlihatkan cinta kasih ketika Dia menjanjikan kepada Ismael menjadi bapak sebuah bangsa yang besar. Dan dalam 1 Raja-Raja 19:1-21, Dia memberikan peristirahatan, makanan dan seorang pengganti kepada Elia yang sudah keletihan. Kasih sayang Yesus dalam Perjanjian Baru sangat menonjol. Dia sangat baik kepada wanita pezinah ( Yohanes 8:1-11), bermurah hati  kepada wanita non Yahudi ( Matius 15:21-28), dan  sabar terhadap para murid-Nya yang lambat untuk  mengerti (Matius 8:26).  Tetapi Tuhan yang menghibur Hagar dan Tuhan yang menyembuhkan perempuan kebangsaan Siro-Fenisia –Yunani (Markus 7:25-30) adalah Tuhan yang sama.


Persahabatan :  adalah mudah untuk membayangkan Yesus meninggal jejak  kaki di tanah, bercanda dengan Petrus, atau duduk di meja Maria dan Marta,  berterimakasih pada Marta atas makanan. Yesus begitu terbuka dan baik sehingga Yohanes  mendapat julukan “murid yang dikasihi Yesus.” Ini merupakan persahabatan yang sama  dipertunjukan Tuhan dalam Perjanjian Lama. Keluaran 33:11  berkata : ” Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.” Daud begitu dekat dengan Tuhan, sehingga mau mengikuti dan percaya pada Dia, sehingga Daud disebut “ seorang  yang  berkenan di hati Tuhan” ( 1 Samuel 13:14; Kisah Para Rasul 13:22).


Tujuan : Tujuan Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian baru sama: memilih orang yang tidak layak untuk menerima perhatian-Nya, memungkinkan mereka untuk memperlihatkan kemuliaan dan kebenaran-Nya, dan mengutus mereka untuk mengajarkan dunia mengenai Dia. Abraham dan orang-orang Israel  tidak melakukan apapun agar  mendapatkan perhatian Tuhan ( Ulangan 7:7-9), dan demikian juga dengan kita ( Efesus 2:8-9). Tuhan memilih Israel untuk mematuhi Dia dan menjadi kudus ( Keluaran 19:5-6), sebagaimana Dia lakukan  bagi kita ( Roma 12:1). Dan Dia mengembankan baik pada Israel ( Kejadian 22:18) dan  orang-orang percaya era gereja ( Matius 28:19-20) untuk mempersembahkan karunia keselamatan Tuhan kepada dunia.
Ulangan 7:7-9
(7)Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? (8) tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.(9)  Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan,

Efesus 2:8-9
(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Tuhan  tidak berubah; konteksnya yang telah berubah. Dia  tidak lagi terutama berhubungan dengan  dunia melalui sebuah bangsa berdaulat, tetapi melalui individu-individu dan gereja. Ini berdampak pada bagaimana kita memandang skala karya-Nya. Dimana dalam Perjanjian Lama, sebuah bangsa secara keseluruhan  bisa dihancurkan, kita melihat hari ini seorang pembunuh berseri ditangkap dan dihukum. Dimana sebelumnya, bangsa Israel telah diasingkan karena ketakpatuhan mereka, sekarang seorang pastor yang berdosa dikeluarkan dari pelayanan. Dan dengan ukuran   yang sama, dimana sebelumnya Tuhan telah memperlihatkan penderitaan yang panjang  pada orang pilihan-Nya ketika mereka memberontak melawan-Nya,  Dia sekarang memperlihatkan bahwa  kemurahan yang sama kepada kita ketika kita memilih hal dunia melampaui Firman Tuhan. Kekudusan Tuhan, hasrat kasih , pembatasan, dan  kemarahan  tidak ada bedanya; kita kini melihatnya pada  tingkat personal  ketimbang tingkat bangsa. Dan itu berarti kita dapat mengalami kasih dan pengampunan-Nya pada tingkat personal juga.


compellingtruth.org | diterjemahkan oleh : Martin Simamora


No comments:

Post a Comment