Pages

25 September 2012

KEBAIKAN TUHAN (2 Selesai) : Mengucap Syukurlah Dalam Segala Hal !

Relevansi Kebaikan Tuhan

Christ in the Storm on the Sea of Galilee, Ludolf Backhuysen 1695, ...
freechristimages.org
1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Kebaikan Tuhan adalah  sebuah kebenaran  yang mengubahkan hidup. Mari kita menyimpulkan dengan  mempertimbangkan sejumlah cara kebaikan Tuhan yang  pastinya bersinggungan dengan sikap-sikap dan tindakan kita.

(1) Kebaikan Tuhan adalah sebuah sifat dasar yang  terkandung didalam setiap atribut Tuhan  lainnya.
Murka Tuhan adalah baik. Kekudusan Tuhan adalah baik. Kebenaran  Tuhan adalah baik. Tuhan itu baik dalam seluruh  diri-Nya. Tidak ada hal yang  tidak baik mengenai Tuhan. Tidak ada maksud Tuhan bagi anak-anak-Nya yang tidak baik. Tuhan  memberikan kepada anak-anak-Nya hanya apa yang baik. Dan Dia tidak menahan apapun yang baik dari kita. Tuhan itu baik, dan Dia bekerja dalam kehidupan kita untuk  hal baik. Tidak ada hal yang Tuhan buat yang tidak baik, tidak ada yang Tuhan kerjakan hal yang  tidak baik.

Bacalah bagian terdahulu :

KUASA TUHAN (1) :"Karena Tuhan Menghajar Orang Yang Dikasihi-Nya, Dan Ia Menyesah Orang Yang Diakui-Nya Sebagai Anak"



[Akan ada sejumlah orang yang merujuk pada  teks seperti dalam Ayub 2:10 yang berbunyi : “Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.  Kadang kala didalam Alkitab dimana “baik” merujuk pada sukses atau makmur, dan “jahat” digunakan untuk merujuk kegagalan, kesulitan atau penderitaan. Tuhan secara berdaulat memilih untuk memberikan kemakmuran pada seseorang dan  kesulitan pada yang lainnya. Tetapi tidak pernah Tuhan menjadi  perancang kejahatan , Yakobus 1:13-17 :” Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran]

Kita harus membawa kebenaran kebaikan Tuhan ini satu langkah lagi. Tuhan tidak  mengizinkan  hal yang tidak baik terjadi pada orang Kristen. Kita mengenal baik ayat berikut ini :

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Kita mungkin diyakinkan akan kebaikan Tuhan namun meragukan bahwa setiap hal yang terjadi  pada kita adalah baik. Kita secara berhati-hati menghindar untuk menyalahkan Tuhan, karena kita tahu bahwa Dia baik. Sehingga kita menyalahkan Setan untuk berbagai pencobaan dan  penderitaan-penderitaan. Atau, kita dapat selalu menyalahkan orang. Disini saya mengingatkan anda  mengenai “duri didalam daging” Paulus yang disebabkan oleh seorang “utusan Setan” ( 2 Korintus 12:7), dan itupun Tuhan mengizinkan hal itu terjadi sehingga kekuatannya dapat dimanifestasikan melalui kelemahan Paulus ( 2 Korintus 12:7-10). Dan  saudara-saudara Yusuf yang “jahat” yang berniat melawan dirinya, dimaksudkan Tuhan  untuk hal baik” (Kejadian 50:20). Apapun yang masuk kedalam kehidupan orang Kristen adalah bagian dari maksud Tuhan untuk membawa kebaikan bagi kita dan kemuliaan-Nya.

(2)  Kita harus menyimpulkan bahwa guru-guru yang mengatakan kepada kita  bahwa Tuhan hanya  ingin memberkati kita dengan kesembuhan dan kemakmuran dalam hidup ini adalah, dalam kebenaran, guru-guru palsu.

Pengajaran mereka menuntun orang Kristen kepada  kesimpulan yang sama salahnya dibuat oleh Asaf, sebuah kesimpulan, yang dibuat melalui perenungan, dimana dia mengaku menjadi jahat dan  menjijikan. Mengenal Tuhan bukanlah jalan menuju “hidup yang nyaman” sebagaimana diajarkan oleh “pengajar injil hidup nyaman.” Kenyataannya, Asaf menyatakan, bersama dengan orang banyak lainnya dalam Alkitab, bahwa penderitaan  kerap adalah saran-sarana yang melaluinya kita menjadi mengenal Tuhan secara lebih intim.

Mazmur 119:67
Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.

Mazmur 119:75
Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan

Filipi 3:10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya

2 Korintus 12:7-10
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.  Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat

Beberapa tahun lampau ketika saya masih di seminari, salah satu professor saya, Dr.J. Dwight Pentecost, meminta kelas kami untuk berdoa bagi isterinya. Dia akan pergi ke dokter karena sejumlah gejala yang mungkin mengindikasikan kanker. Kemudian, Dr. Pentecost memberitahukan kepada kita bahwa tes-tes menunjukan negative, dan  Malady , isterinya tidak dalam kondisi bahaya. Kita menarik nafas lega.

Tetapi Dr. Pentecost belum selesai dengan apa yang dia laporkan kepada kita. Dia   meneruskannya dengan memberikan tantangan kepada kita terkait definisi “baik”  menurut kita. Dia menunjukan sejumlah orang meresponnya seperti ini “ Tuhan baik” atas laporan bahwa isterinya tidak  mengidap kanker. “Ya,’  ujar Dr Pentecost, “ Tuhan baik. Tetapi, teman-teman, saya harus mengatakan kepada anda bahwa jika laporan dokter menyatakan isteriku mengidap kanker, Tuhan tetap baik.” Dia tahu apa yang harus kita ketahui jika kita harus berpikir selaras dengan Alkitab mengenai kebaikan Tuhan—Tuhan SELALU baik, entah Dia mengirimkan kemakmuran atau   penderitaan,  sehat atau sakit.

(3)    Kebaikan Tuhan adalah bukti  injil  Yesus Kristus.
Injil adalah “kabar baik ( Yesaya 40:9; 41:27; 52:7; 61:6; Lukas 1:19; 2:10; Kisah Para Rasul 8:12; 13:32; Ibrani 4:2,6), dan memang baik! Tuhan itu baik bagi semua manusia dalam anugerahnya yang  umum, mencurahkan berkat-berkatnya  baik kepada yang orang yang jahat dan orang yang benar ( Matius 5:43-45; Kisah Para Rasul 14:16-17). Tetapi Tuhan pada pokoknya baik bagi mereka yang percaya kepada Injil.

Injil didasarkan pada kebenaran bahwa manusia adalah seorang berdosa, layak menerima murka Tuhan yang  kekal (Lihat Roma 1:18-3:23). Ini adalah kabar buruk bagi kondisi keberdosaan kita dan  murka  kekal Tuhan sebagai hal yang layak diterima. Tetapi “kabar baik” nya adalah : Tuhan dalam kebaikan-Nya telah memungkinkan sebuah cara yang melaluinya manusia dapat luput dari penghakiman,  mengalami pengampunan dosa-dosa, dan  hidup dalam kekekalan dalam  berkat hadirat Tuhan. Cara itu melalui kedatangan Yesus Kristus  yang hidup dalam kehidupan sempurna, untuk mati di salib  Kalvari, di tempat dimana seharusnya orang berdosa berada, dan untuk bangkit dari kematian dan naik ke surga.

Tidak ada tempat  dimana kebaikan Tuhan lebih nyata daripada  didalam  diri Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam kebaikan-Nya, Tuhan menyediakan sebuah jalan bagi orang-orang berdosa untuk diampuni dan dinyatakan sebagai orang benar. Ini bukan oleh  perbuatan  baik  apapun yang kita upayakan, tetapi berdasarkan pada kebaikan Tuhan Yesus Kristus ( Lihat Roma 3:19-26; Titus 3:4-7). Jika anda tidak pernah mempercayai karya  keselamatan-Nya, saya memiliki kata-kata nasehat bagi anda :

Mazmur 34:8
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Dengan  penawaran keselamatan  melalui iman kepada Yesus Kristus, saya harus juga mengeluarkan sebuah kata peringatan. Kebaikan Tuhan diarahkan pada pertobatan kita ( Roma 2:4).  Jika kita menolak kebaikan Tuhan didalam Kristus, jika kita menolak injil, maka kita  membawa diri kita sendiri  kepada murka Tuhan :

Ezra 8:22
Karena aku malu meminta tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: "Tangan Allah kami melindungi semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, tetapi kuasa murka-Nya menimpa semua orang yang meninggalkan Dia.

Roma 11:22
Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga.

(4) Kebaikan Tuhan adalah sebuah kebenaran  mendasar yang membentuk cara pandang kita terhadap Tuhan dan  cara Tuhan berurusan dengan hidup ini.

Kebaikan Tuhan adalah sebuah fakta yang kerap disaksikan oleh Alkitab. Ini adalah sebuah kenyataan dimana setipa orang Kristen harus percaya dan memegangnya. Tetapi lebih dari  hal ini,   merupakan sebuah perspektif yang melaluiny semua pengalaman hidup harus dipandang.

Dalam  catatan Alkitab mengenai kejatuhan Adam dan Hawa, sangatlah jelas bahwa serangan Setan ditujukan pada dimensi  karakter Tuhan.  Memang benar bahwa Setan menyebut Tuhan seorang pembohong, tetapi serangan Setan pertama  ditujukan kepada atribut kebaikannya. Merupakan serangan tersembunyi, tetapi satu yang jelas bagi orang Kristen yang membaca kata-kata ini :

Kejadian 3:1-5
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,  tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."




Tuhan itu baik, dan setiap hal yang Dia ciptakan adalah baik. Tetapi satu hal didalam taman itu yang tidak “baik” untuk dimakan adalah “ pohon pengetahuan akan yang baik dan jahat.  Pertanyaan Setan yang nampaknya tidak salah ditujukan untuk melemahkan keyakinan Hawa akan kebaikan Tuhan. Saat Setan selesai, Hawa lantas memiliki pandangan akan Tuhan  sebagai Dia yang  kurang dari baik, dan buah terlarang    adalah yang baik.  Saat Hawa meragukan kebaikan Tuhan, maka menjadi hal yang jauh lebih mudah baginya untuk tidak mematuhi Tuhan. Jika Tuhan tidak baik dan tidak  melakukan hal baik baginya, lalu mengapa dia  mematuhi-Nya? Memang benar, mengapa dia tidak boleh bertindak tanpa perlu bergantung  pada  Tuhan  untuk mengupayakan kebaikannya sendiri—buah terlarang?

Setan  pertama-tama mengubah cara pandang Hawa terhadap Tuhan, dan kemudian setan mampu membujuknya untuk membangkang Tuhan dengan memakan buah terlarang. Kebaikan Tuhan adalah  sebuah perspektif dimana kita dapat dan seharusnya  memandang seluruh perintah Tuhan, termasuk larangan-larangan-Nya.   Terlihat dari apa yang  telah terjadi sebagai akibat memakan buah terlarang itu  bahwa Tuhan melarang buah itu demi kebaikan manusia. Larangan itu merupakan ekspresi kebaikan Tuhan. Hawa tidak  paham mengapa Tuhan melarang buah itu, tetapi mengetahui bahwa Tuhan itu baik seharusnya sudah cukup. Apa yang dilarang oleh Tuhan yang baik itu pastilah hal yang jahat,  dan apa yang diperintahkan Tuhan yang baik itu pastilah hal yang  baik. Kita harus tahu kebenaran yang ditemukan dalam Firman Tuhan  untuk menghindarkan Setan ketia dia  menggoda kita untuk mengubah cara pandang kita   tentang Tuhan.  Setan kerap melakukan hal ini dengan membuat  kita meragukan Tuhan dan firman-Nya.


Sahabat baikku  semasa  di seminari, Tony Emge,  minggu lalu menelpon saya untuk memberitahukan bahwa isterinya telah meninggal karena kanker. Saya terbang ke California untuk menghadiri pemakamannya dan  hadir bersama dengan Tony dan anak-anak-Nya. Saya tidak mengerti semua maksud  Tuhan yang hendak dikerjakan melalui kematian Cathie  yang tragis, tetapi kebaikan Tuhan memberikan saya sebuah cara pandang yang melaluinya saya dapat memandang kematian ini dalam  iman,  berterimakasih untuk semua yang telah Dia kerjakan, lihat :

1 Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Ditengah-tengah kesedihan dan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab, ada kebenaran-kebenaran tertentu yang saya tahu adalah benar. Tuhan itu baik. Bagi orang Kristen, saya tahu ini adalah Tuhan yang baik yang menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk hal baik, untuk mereka semua yang telah  Dia pilih dan yang telah meletakan  percayanya kepada Dia ( Roma 8:28).  Saya tahu kematian Cathie Emge datang dari tangan Tuhan kita yang baik dan dia  menggunakan kejadian ini untuk hal baik. Saya bahkan dapat merefleksikannya pada  sejumlah cara  tragedi ini yang digunakan Tuhan untuk maksud baik.

Pertama, saya  sudah mengetahui bahwa kematian Cathie adalah untuk   kebaikannya sendiri. Rasul Paulus mengharapkan kemungkinan akan kematiannya,  mengetahui bahwa menjadi mati bersama Kristus adalah jauh  lebih baik (Filipi 1:23) karena meninggalkan tubuh ini berarti orang Kristen itu ada bersama dengan Tuhan ( 2 Korintus 5:6-8). Kedua, kematian Cathie memiliki sebuah maksud yang baik bagi mereka yang belum diselamatkan. Peristiwa sedih ini  merupakan sebuah pengingat  akan  kematian yang pasti datang, terkadang lebih cepat dari yang kita sangka. Kejadian sedih ini memberikan sebuah kesempatan bagi orang-orang Kristen untuk mendemonstrasikan  realitas  iman mereka  di saat-saat tergelap dari pengalaman manusia. Peristiwa duka ini memberikan peluang bagi injil menjadi dapat dikomunikasikan secara jernih pada pemakamannya. Dan nampaknya memang setidaknya ada satu orang yang menjadi percaya sebagai akibat kematian Cathie.

Selesai.

The Goodness of God, Study By: Bob Deffinbaugh | diterjemahkan & diedit oleh : Martin Simamora


No comments:

Post a Comment