Pages

26 September 2012

HIKMAT TUHAN (1) : “Sebab Rancangan-Ku Bukanlah Rancanganmu”


Janoska : Five thousand's peak Sherlang Danda
Yesaya 55:8-9:
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Merupakan sebuah sukacita untuk dapat menyaksikan kebijaksanaan dan hikmat didalam diri seorang manusia.  Maka betapa lebih besar lagi mendapatkannya  pada  Hikmat Tuhan dan pengetahuannya yang melampaui pengertian dan tiada batasnya. Keindahan karakter Tuhan adalah : bahwa setiap atribut-atributnya melengkapi atribut-atribut lainnya. Kita telah  mempelajari Kuasa Tuhan  yang tak terbatas—Dia omnipoten—yang memampukannya untuk melakukan apapun yang Dia pilih. Kita selanjutnya mempelajari kebaikanTuhan, yang memotivasi setiap tindakan Tuhan terhadap mereka yang percaya, demikian juga halnya anugerahnya yang bersifat umum bagi orang-orang yang tidak mempercayai-Nya serta juga mereka yang mempercayai-Nya. Sekarang kita beralih ke Hikmat-Nya yang tidak terbatas. Ketika kita mempelajari atribut-atribut ini bersama-sama—kebaikan Tuhan, Himat  Tuhan, dan kuasa Tuhan—kita akan mendapatkan ketenangan dan kekuatan.


Pengajaran apapun di Alkitab tentang Tuhan, maka semuanya menyatakan  tentang  segala hikmat-Nya.
Ayub 12:13
Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.
Yesaya 40:28
Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
Roma 11:33
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

Lihat juga
Ayub 9:1-4
Tetapi Ayub menjawab: Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah? Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat?

Ayub 36:5
Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi.
Yesaya 31:1-2
Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim.
Tuhan itu sangat bijaksana, hikmatnya tiada batas :

Ayub 36:5
Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi.
Mazmur 147:5
Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga

Hikmat Tuhan jauh lebih unggul dibandingkan dengan hikmat manusia :
Yesaya 55:8-9:
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
 
Lihat juga :

Ayub 28:12-28:
Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi? Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan tidak didapati di negeri orang hidup. Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku. Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata lazurit; tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua. Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni. Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya? Ia terlindung dari mata segala yang hidup, bahkan tersembunyi bagi burung di udara. Kebinasaan dan maut berkata: Hanya desas-desusnya yang sampai ke telinga kami. Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat kediamannya. Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit. Ketika Ia menetapkan kekuatan angin, dan mengatur banyaknya air, ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan, dan jalan bagi kilat guruh, ketika itulah Ia melihat hikmat, lalu memberitakannya, menetapkannya, bahkan menyelidikinya; tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."

Yeremia 51:15-17
Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya. Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya, menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya. Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas akan menjadi malu karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya,

Hanya Tuhan yang bijaksana:

Roma 16:25-27
Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-- bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Lihat juga :

1 Timotius 1:17
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Yudas 1:25
Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.
Tuhan adalah sumber hikmat :

Amsal 2:6
Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.

Daniel 2:20
Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!

Yakobus 1:5
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Apakah Hikmat?
Orang dapat   menyimpulkan makna istilah “hikmat” dengan kata-kata “ Tahu  bagaimana.” Hikmat didasarkan pada pengetahuan. Kenyataannya, kerapa hikmat dan pengetahuan disebutkan bersamaan ( Lihat Yeremia 10:12; 51:15; Lukas 1:17-versi AV; Roma 11:33; 1 Korintus 1:24; 2:5; Kolose 2:3; Wahyu 5:12; 7:12). Hikmat tidak dapat ada tanpa sebuah  pengetahuan mengenai semua  fakta yang berhubungan dengan maksud atau rencana apapun. Sebagai contoh, membangun sebuah Disneyland di Eropa nampaknya akan menjadi sebuah malapetaka. Jika pembangunan proyek gagal dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan,  ini dikarenakan  proyek tersebut direncanakan dan dibangun tanpa pengetahuan mengenai sejumlah data yang sangat krusial. Beberapa kesalahan perhitungan yang sangat serius terjadi yang mengakibatkan hal fatal pada pelaksanaan pembangunan. Tuhan yang maha bijaksana juga Tuhan yang maha tahu akan segala sesuatu.

Tuhan tahu setiap  hal. Para teolog menggunakan istilah “omniscient” ketika membicarakan pengetahuan Tuhan yang tak terbatas. Tuhan  mengetahui setiap hal mengenai setiap hal. Dia tahu apa yang dipikirkan oleh orang-orang ( Lihat Yehezkiel 11:5; Lukas 5:21-22). Dia mengetahui setiap hal yang akan terjadi. Dia bahkan tahu setiap hal yang dapat terjadi, dalam situasi yang seperti apapun juga ( sebagai contoh lihat 1 Samuel 23 :1—12; 2 Raja-Raja 8:10). Tuhan tidak dapat merencanakan sebuah rencana yang  buruk atau gagal menggenapi tujuan-tujuan dan janji-janji-Nya menjadi terpenuhi. Dia tahu setiap hal. Kemahatahuan-Nya melandasi  hikmat-Nya.

Hikmat bukan sekedar pengetahuan, tetapi “tahu bagaimana.” Hikmat Tuhan  memampukan Dia untuk “tahu bagaimana” untuk melakukan apapun ( Lihat 2 Petrus 2:9). Hikmat  melibatkan keterampilan yang sangat tinggi untuk meramu sebuah rencana dan menjalankannya dalam cara yang paling baik dan efektif. Bazaleel adalah seorang pengerajin, seortang dengan “hikmat” yang luar biasa dalam seni membuat perabotan untuk Tabernakel ( Lihat Keluaran 31:1-5). Yosua telah diberikan himat untuk mengetahui bagaimana memimpin bangsa Israel (Ulangan 34:9). Salomo telah meminta dan menerima pengetahuan  yang diperlukan untuk memerintah Israel ( 2 Tawarikh 1:7-12)

A.W. Tozer dan J.I Packer   menyimpulkan hikmat sebagai berikut :
“Dalam Kitab suci, hikmat, ketika digunakan pada  Tuhan dan orang-orang baik, selalu membawa sebuah konotasi moral yang kuat. Hikmat dipandang sebagai yang kudus, penuh kasih, dan baik…Hikmat, diantara hal-hal lainnya, adalah kemampuan untuk  mengotaki  tujuan-tujuan  yang sempurna dan untuk mencapai tujuan-tujuan itu dilakukan dengan  sarana-sarana yang sempurna. Hikmat  melihat akhir sejak permulaannya, sehingga tidak tidak diperlukan untuk menduga atau rekaan. Hikmat melihat segala sesuatu dengan focus, setiap hal dalam relasi  yang tepat terhadap semuanya,  dan dengan demikian mampu bekerja menuju tujuan-tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu sebelumnya dengan kepresisian yang tak bercela.”
-A. W. Tozer, The Knowledge of the Holy (San Francisco: Harper and Row, Publishers, 1961), p. 66.

[“In the Holy Scriptures wisdom, when used of God and good men, always carries a strong moral connotation. It is conceived as being pure, loving, and good.… Wisdom, among other things, is the ability to devise perfect ends and to achieve those ends by the most perfect means. It sees the end from the beginning, so there can be no need to guess or conjecture. Wisdom sees everything in focus, each in proper relation to all, and is thus able to work toward predestined goals with flawless precision.” ]

“Hikmat adalah kekuatan untuk melihat, dan kecenderungan untuk memilih, tujuan yang terbaik dan tertinggi, beserta dengan  sarana-sarana yang paling pasti. Hikmat, pada kenyataannya, adalah sisi praktis dari kebaikan moral. Hal semacam ini ditemukan dalam kepenuhannya hanya  pada  Tuhan.  Dia satu-satunya yang pada dasarnya bijak  dan secara keseluruhan bijak dan  bijak-Nya tak pernah berubah.”- J. I. Packer, Knowing God, p. 80.

[“Wisdom is the power to see, and the inclination to choose, the best and highest goal, together with the surest means of attaining it. Wisdom is, in fact, the practical side of moral goodness. As such, it is found in its fulness only in God. He alone is naturally and entirely and invariable wise.”]

Hikmat Tuhan Didalam Alkitab

Ketika membicarakan hikmat Tuhan, sebuah gambaran yang senilai lebih dari seribu kata-kata. Sebagaimana kita lihat pada beberapa nas dalam Kitab suci yang memperkatakan hikmat Tuhan, kita akan berupaya mempertajam definisi hikmat Tuhan dan memperlihatkan relevansinya terhadap kehidupan kita sehari-hari.
Hikmat Pada Kejatuhan  Manusia : Kejadian 2 dan 3; Amsal 3

Saya harus berterus terang bahwa saya tidak pernah  menimbang kisah kejatuhan manusia di kitab Kejadian dalam  terang hikmat Tuhan. Walau demikian, memang jelas bahwa hasrat Hawa terhadap hikmat berperan serta dalam kejatuhannya :
Kejadian 3:1-6
(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (6
) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

Ayat 6 memberitahukan kepada  pembaca bagaimana Hawa memiliki pengertian tentang pohon pengetahuan akan yang baik dan jahat. Dia menganggap pohon itu sebagai baik, baik untuk dimakan. Dia  sampai pada pandangan bahwa pohon itu menyenangkan untuk dilihat dan diinginkan karena dia sekarang  yakin bahwa buah pohon itu akan membuatnya bijak.

Mari kita perjelas : cara   Hawa memandang buah terlarang dari pohon itu bukanlah realita. Hawa sekarang  melihat buah dari pohon itu sebagai yang diinginkan Setan agar Hawa memandangnya demikian. Hawa melihat pohon itu sebagai yang diinginkan karena dia telah ditipu :

1 Timotius 2:13-15
(13) Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. (14) Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. (15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Buah dari pohon itu tidaklah baik untuk dimakan, karena Tuhan telah melarang Hawa dan suaminya untuk memakannya. Dan  buah dari pohon itu juga tidak dapat membuat seseoran menjadi bijak. Pohon itu dapat melakukan  seperti apa yang menjadi namanya. Pohon itu tidak disebut “pohon hikmat,” tetapi “pohon  pengetahuan tentang yang baik dan jahat.” Memakan buah pohon itu memang telah membuat Adam dan Hawa  menjadi “tahu mengenai yang baik dan jahat.”
Hikmat bukan “tahu tentang yang baik dan  jahat.” Hikmat adalah mengetahui tentang yang baik dari yang jahat.” Memakan buah dari pohon yang terlarang  telah membuat Adam dan Hawa mengetahui yang jahat. Mereka mengenal  hal  jahat melalui pengalaman. Hal yang terburuk dari hal ini adalah : Adam dan Hawa tiba pada sebuah kesadaran baru akan hal “baik dan  jahat,” tetapi perhatikan apa yang telah terjadi dalam proses itu. Apa yang dahulu  jahat telah menjadi “baik” dalam pandangan mereka. Memakan buah  dari pohon itu  adalah hal terlarang oleh  Tuhan. Memakan buah itu adalah melakukan apa yang jahat. Namun demikian, dengan sedikit dorongan dan tipuan oleh Setan, Hawa  menjadi memiliki pandangan bahwa hal “jahat” ini ( menurut definisi Tuhan) sebagai “baik” (dalam persepsinya, sebagaimana disarankan oleh Setan).

Setelah memakan buah terlarang ini,  yang mana (larangan itu) dahulu adalah “baik” menjadi nampak sebagai jahat. Ketika Tuhan menciptakan Adam dan kemudian isterinya Hawa, mereka (seperti semua ciptaan Tuhan  lainnya) adalah baik dalam padangan-Nya. Mereka telah diciptakan dalam keadaan telanjang, dan mereka tidak mengenal malu.  Ketelanjangan mereka adalah  baik pada   ketakberdosaan mereka. Tetapi ketika mereka berdosa dengan memakan buah  dari pohon itu, mereka merasa malu akan ketelanjangan mereka dan berupaya  menutupi diri mereka sendiri. Ketelanjangan mereka tidak lagi “baik” tetapi “jahat.” Dan persekutuan yang mereka nikmati  dengan Tuhan yang  sudah pasti sangatlah baik. Tetapi ketika mereka membangkang terhadap Tuhan, mereka berupaya untuk bersembunyi dari kehadiran-Nya ketimbang menikmatinya. Mengapa? Karena hal “ baik” ini ( menikmati Tuhan) sekarang adalah hal yang “jahat.” Mereka telah mengetahui hal baik dan jahat, tetapi sekarang label itu ditukar. Apakah  Setan tidak bersalah melakukan apa yang Tuhan larang?

Yesaya 5:20
Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.

Bersambung : Bagian 2

The Wisdom of God, Study By: Bob Deffinbaugh | Diterjemahkan oleh : Martin Simamora




No comments:

Post a Comment