Pages

13 August 2012

Catatan Penting Dokter Lukas : Bagaimana Menjadi Instrumen di Tangan Yesus Kristus yang Hidup?

Penutupan gereja ilegal Foto: M. Nizar Abdurrani | Dok THE GLOBE JOURNAL
Kehidupan beragama di Aceh dalam beberapa pekan ini terusik, beberapa kejadian yang memilukan dan mengkhawatirkan terjadi. Pasca penyegelan terhadap beberapa gereja di Aceh Singkil kemudian disusul dengan penyerbuan warga terhadap tempat ibadah Gereja  Bethel Indonesia (GBI) di Peunayong Banda Aceh, pada minggu kemarin (BERITA BULAN JUNI 2012) - Berita  terkait hal ini   lihat disini

Kisah Para Rasul 1:1-3
(1) Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, (2) sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. (3) Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah
.

Saya senang bahwa Tuhan meletakan didalam  hati beberapa dokter untuk melakukan  lebih dari sekedar mengobati tubuh dan menghasilkan uang. Saya mengucap syukur kepada Tuhan untuk hal ini. Tetapi dokter yang paling membuat saya harus mengucapkan syukur terbesar didalam dunia kedokteran yaitu dokter bernama Lukas. Dalam Kolose 4:14 Paulus memanggilnya  tabib Lukas yang kekasih.” Kita bertemu dengan dia pertama kali di Troas dimana dia bergabung dengan Paulus dan Silas dan Timotius pada perjalanan misionaris yang ke-dua (Kisah Para Rasul 16:10, perhatikan “kami”). Lukas telah menjadi orang yang percaya kepada Yesus Kristus disana dan bergabung dengan tim misionaris sebagai semacam staf dokter.

Tetapi  dalam perjalanan dia  menjadi lebih dari seorang dokter! Dia melakukan perjalanan bersama Paulus selama bertahun-tahun dan  akhirnya pergi bersama Paulus ke Roma dimana disinilah Paulus wafat. Saya menemukan sebuah kalimat Paulus yang sangat menggugah dalam surat terakhirnya ( 2 Timotius 4:11) selama  dia  untuk kali terakhir di penjara Roma.  Paulus hanya berujar ,” Hanya Lukas yang tinggal dengan aku.”

Semua tahun-tahun dalam semua perjalanan ini, termasuk dua tahun di Palestina, Lukas membuat catatan-catatan yang berisikan perbuatan-perbuatan dan kata-kata Yesus dan  perkembangan gereja. Akhirnya Tuhan menggerakkannya untuk menuliskan 2 volume buku yang memberikan makna lebih pada Perjanjian Baru lebih daripada para penulis Perjanjian Baru lainnya, termasuk  rasul Paulus.

Tujuan Lukas dalam Menulis

Lukas telah menulis Injil  Menurut Lukas, dan Kisah Para Rasul. Dan tujuan yang paling terlihat dalam membuat pencatatan-pencatatan adalah untuk membantu seorang pria bernama Teofilus agar melihat kebenaran pada apa yang  Yesus telah   kerjakan dan ajarkan dan bagaimana gereja menyebar diseluruh dunia Roma. Ini mungkin dapat membantu untuk melihatnya secara langsung. Pada Lukas 1:3-4, ia menulis :


(3) Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, (4) supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.

Kemudian pada Kisah Para Rasul 1:1 Lukas merujuk kembali kepada injil dan berkata :

Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus

Teofilus berangkali seorang pejabat Roma karena gelar yang dikenakan “yang mulia” yang digunakan Lukas hanya untuk para pejabat Roma seperti Felix  (Kisah Para Rasul 23:26) dan Festus (Kisah Para Rasul 26:25), para penguasa Yudea. Teofilus memiliki sedikit pengetahuan tentang Yesus dan gereja, tetapi pengetahuan yang dimilikinya itu tidak jelas dan pasti dan lengkap. Tujuan Lukas adalah untuk memberikan kepada Teofilus sebuah catatan yang terpercaya mengenai apa yang Yesus telah perbuat dan katakana dan kemudian perkembangan gereja di dunia.

Saat ini saya ingin memulai sebuah serial khotbah dari  volume dua, karya tulis Lukas. Yaitu Kisah Para Rasul. Dan saya pikir jika saya dapat menyelaminya dengan  benar, anda akan melihat mengapa hal ini  begitu relevan bagi kita dimasa kini. Jadi mari kita arahkan perhatian kita saat ini hanya pada tiga ayat  pertama.

Permulaan Tindakan-Tindakan  dan Pengajaran Yesus

Ayat 1 :” Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada hari Ia terangkat.”

Pada Alkitab bahasa Inggris versi ESV :

In the first book, O Theophilus, I have dealt with all that Jesus began to do and teach

Kata kunci untuk memahami  relevansi  kitab Kisah Para Rasul adalah kata  “mulai [began].” Lukas berkata,” Pada buku pertama—pada Injil—aku telah menulis semua yang Yesus telah  MULAI lakukan dan ajarkan hingga kenaikannya ke surga setelah kebangkitannya.” Injil Lukas  berakhir ( dalam Lukas 24:51-53) denga kenaikan Yesus ke surga. Dan Lukas berkata bahwa kisah yang dia sampaikan, diakhiri dengan kenaikan Yesus ke surga, adalah PERMULAAN  pelayanan pengajaran Yesus. Ini adalah PERMULAAN dari perbuatan-perbuatan Yesus.

Finalitas Karya Yesus

Sekarang saya  tidak ingin meminimalisasi  Finalitas—satu kali untuk selamanya—dari  karya Yesus di kayu salib dan kebangkitannya. Ibrani 10:12 berkata,”  Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk SELAMA-LAMANYA di sebelah kanan Allah.” Ketika Yesus berseru nyaring “ sudah selesai ;’ hutang  telah lunas dibayar, dosa-dosa telah diselubungi, murka telah disingkirkan dan Setan  telah terluka parah. Saya tidak ingin meminimalisasi kemuliaan satu kali untuk selama-lamanya dalam cara apapun.

Namun  Ini Hanyalah Permulaan Karya Kristus

Tetapi saya ingin menekankan apa yang Lukas katakan  disini—bahwa apa yang Yesus telah perbuat di dunia dalam pemikirannya, belas kasihnya, kasihnya, tindakan-tindakan penyembuhannya dan apa yang telah dia ucapkan  di bumi dalam kejujurannya, kekuasaannya, caranya meyakinkan, pengajarannya yang memberikan damai di hati hanyalah permulaan dari  pekerjaannya dan pengajaranya. Ini benar-benar krusial untuk memahami tujuan kitab Kisah Para Rasul dan siapakah kita sebagai gereja dan berkisah apakah  masa yang dicatat Lukas ini. Karena implikasi jelasnya adalah SEKARANG—sekarang  Yesus    sedang duduk disebelah kanan Bapa—dia BELUM selesai. Dia belum selesai dengan pekerjaannya dan dengan pengajarannya. Dia tidak mati dan dia  tidak absen. Dia hidup dan dia hadir. Dia sedang bekerja dan dia sedang mengajar.

Inkarnasi Anak Allah  dengan mengambil  wujud manusia, satu kali pengorbanan dirinya untuk selama-lamanya bagi dosa di kayu salib. Kebangkitan dan kenaikan yang perkasa ke sebelah kanan Bapa hanyalah PERMULAAN dari untuk apa Yesus datang untuk bekerja dan mengajar. Dan hal selanjutnya dari apa yang masih harus ia lakukan semenjak dia datang ke dunia untuk  mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dilanjutkan SEKARANG di masa sekarang ini hingga masa yang ditentukan  oleh Bapa untuk  penyempurnaan segala sesuatu. Inilah tujuan kitab Kisah Para Rasul yang tidak hanya kisah para rasul; ini adalah kisah tindakan-tindakan  Yesus yang telah bangkit, hidup dan  telah  bertakhta. Yesus berkata dalam Matius 16 :18, “Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Inilah pokok yang hendak dikemukakan Lukas. Yesus telah memulai pekerjaan dan  pengajarannya hingga dia terangkat ke surga. Sekarang dia  masih terus menyelesaikan pekerjaan dan pengajarannya—dia  masih terus membangun jemaatnya tepat seperti apa yang dikatakannya akan dilakukan.


Digambarkan dalam Pelayanan Paulus

Izinkan saya menggambarkan hal ini dari pelayanan Paulus. Paulus adalah salah satu dari pahlawan-pahlawan manusia dari  kitab Kisah Para Rasul. Separuh dari kitab ini dapat disebut Kisah Paulus. Tetapi  perhatikan  apa yang sesungguhnya terjadi dalam pelayanan Paulus  (dari Roma 15:18-19)

Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah DIKERJAKAN KRISTUS OLEHKU, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus.

Apapun yang telah Paulus selesaikan bagi kerajaan, itu   pekerjaan dan pengajaran Yesus. Perhatikan   pasangaan kata-kata yang sama : Dikerjakan Kristus olehku dengan "perkataan dan perbuatan.” Yesus sedang berbicara dan bertindak. Dia hidup  saat ini, dan dia sedang membangun jemaatnya. Inilah kisah yang dituturkan kitab Kisah Para Rasul. Dan itu sebabnya mengapa ini sangat relevan dengan masa kini. Yesus masih hidup saat ini. Dia akan selalu hidup! Dia masih berbicara dan bekerja. Dia sedang membangun jemaatnya, dimanapun  orang  berada dibawah otoritas namanya dan menerima pengampunan bagi dosa-dosanya dan percaya pada kuasanya. Inilah hal yang kita rindukan  untuk melihatnya  terjadi lagi dan lagi di kota ini dan diantara semua orang  di dunia ini yang belum terjangkau.

Apa yang Diperlukan untuk Menjadi Instrumen-Instrumen Yesus yang Hidup?

Kini kita kembali ke  ayat 2 dan 3 dan  menanyakan pertanyaan ini : Apa yang  Yesus berikan kepada  orang sehingga mereka menjadi rekan sekerjanya dan   rekan pekabarnya didalam gedung gerejanya di dunia ini hingga dia datang? Atau : Apa yang  perlu dilakukan orang agar menjadi instrumen   Yesus yang hidup pada hari ini ? Ada tiga hal yang disebutkan dalam ayat 2 dan 3 dan  hal yang keempat disebutkan dalam ayat 4-5, yaitu, baptisan Roh Kudus. Saya akan menyimpan hal ini  untuk minggu depan dan kini hanya membahas 3 hal dalam ayat 2-3.

Apa yang Yesus telah  berikan kepada para rasul sehingga mereka dapat menjadi instrument-instrumennya seperti dia bergerak melintasi dunia Roma menyebarkan  pemerintahannya? Dan seberapa banyak hal ini dapat berlaku pada kita?

Sebuah  Pengutusan  atau Perintah Melalui Roh Kudus

Pertama, Yesus telah memberikan mereka sebuah tugas atau sebuah perintah. Ayat 2 ,” sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.”

Menjadi instrumen Yesus sebagaimana dia bekerja dan berbicara di dunia, para rasul membutuhkan sebuah perintah, atau tugas, atau sebuah otorisasi yang datang dengan otentikasi Roh Kudus. Ketika Lukas berkata bahwa dia telah memberikan mereka perintah melalui Roh Kudus, ini dapat langsung  bermakna bahwa Yesus telah diminta oleh Roh Kudus untuk  memberikan  Amanat Agung untuk mengabarkan injil (Kisah Para Rasul 10:42; Lukas 24:47) dan melakukan pemuridan (Matius 28:19). Tetapi saya berpendapat Lukas  menyatakan ini  agar hal ini memiliki keterkaitan dengan  bagaimana para rasul itu sendiri telah menerima perintah, tidak hanya pada bagaimana Yesus memaksudkannya.

Pada Yohanes 20:21-22 ada satu penggambaran  sebuah perintah yang Yesus telah berikan kepada para rasul setelah kenaikannya. Perhatikan perang Roh Kudus disini :

Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, [demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.]" Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.

Tidakkah ini terdengar seperti sebuah situasi dimana Lukas  mungkin menggambarkan sebagai pemberian perintah melalui Roh Kudus? Beberapa orang berkata ini adalah semacam tindakan melalui perumpamaan mengenai apa yang akan terjadi pada Pentakosta ketika Roh Kudus memenuhi para  rasul (Kisah Para Rasul 2:4). Tetapi semakin saya renungkan mengenai kemerdekaan dan keragaman karya Roh Kudus, semakin saya merasakan desakan untuk melihat hal ini sebagai tindakan  parabolik. Mengapa kita tidak dapat katakana saja bahwa ketika Yesus menghembuskan pada mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus,” adalah sebuah pelayanan nyata dari Roh Kudus dalam kehidupan para rasul pada saat itu dan pada situasi saat itu dan untuk pemahaman dan ketepatan dan pelaksanaan pengutusan ?

Itulah apa yang saya  pikir dimaksudkan oleh Lukas ketika dia berkata bahwa Yesus telah memberikan mereka sebuah perintah melalui Roh Kudus. Perintah itu melalui pelayanan Roh Kudus yang dia  telah  katakan, dan melalui pelayanan Roh Kudus yang telah dia terima, kata pengutusan. Roh telah membantu mereka dalam hari-hari itu sebelum Pentakosta untuk memahami perintah itu (Lukas 24:45). Dan tidak ada  kontradiksi apapun bahwa pada hari Pentakosta sesuatu telah terjadi kembali, sesuatu yang  lebih  memberikan kuasa untuk menggenapi pengutusan yang Yesus telah berikan kepada mereka melalui Roh Kudus. Kita akan membicarakan hal ini pada waktu mendatang ( 1:4-5).

Jadi untuk menjadi instrumen Yesus sebagaimana dia bekerja dan berbicara didalam dunia,hal pertama para rasul memerlukan sebuah pengutusan yang diterima dengan otentikasi Roh Kudus. Inilah maksud ayat 2.

Verifikasi bahwa Yesus Hidup dan Berkemenangan

Hal kedua yang mereka  perlukan dari  Yesus adalah verifikasi—verifikasi bahwa Yesus hidup dan berkemenangan atas kematian. Ayat 3 :” Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri…

Anda tidak dapat menjadi instrumen yang otentik di tangan Kristus yang hidup, jika anda tidak berpikir dia hidup. Sampai para rasul  diyakinkan secara meyakinkan bahwa Yesus telah menghancurkan kuasa kematian dan bahwa dia hidup dengan kehidupan yang tidak dapat dihancurkan, dan oleh karena itu tidak dapat dikalahkan dan bahwa apa yang telah dimulai oleh Yesus dalam perkataan dan perbuatannya  tidak dapat dihentikan—sampai  kelak nanti, para  rasul waktu itu telah bersiap untuk kembali menjadi nelayan sebagai sumber nafkah. Tetapi 40 hari  Yesus menampakan diri kepada mereka kembali dan menampakan lagi.  Dan Lukas 24:39-40,42-43, memberitahukan kepada kita hal-hal terkait apa  yang Yesus  telah ucapkan  dan lakukan :

Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.

Sehingga ketika 40 hari dia menampilkan dirinya dan bercakap-cakap dan  menikmati makanan berlalu, para rasul telah melewati keraguan. Mereka memiliki  bukti-bukti yang tidak dapat salah dan  pada tingkat  untuk diyakinkan mereka telah siap untuk pelayanan mereka. Tetapi mereka membutuhkan sesuatu lagi.

Instruksi  Lebih Lanjut Mengenai Kerajaan Allah

Hal terakhir yang disebutkan  pada ayat 3 adalah : bahwa mereka memerlukan instruksi. Mereka membutuhkan pengutusan yang diotentikasi oleh Roh Kudus; mereka memerlukan   verifikasi kehidupan Yesus dan kuasa setelah kematiannya; dan mereka memerlukan instruksi  lebih lanjut mengenai Kerajaan Allah. Anda melihat hal ini diakhir ayat 3 :”… selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”

Para rasul begitu lamban hatinya untuk memahami dan percaya selama pelayanan Yesus di  bumi. Sekarang mereka membutuhan  jalur terobosan  dalam teologi kerajaan pasca kebangkitan.  Tentang apakah  sebenarnya janji-janji dari Perjanjian Lama (Lukas 24:25-27,45)? Dalam hal apakah kerajaan telah datang dalam pelayanan Yesus ? Bagaimana  kerajaan memperlihatkan dirinya sendiri dalam kehidupan dan pelayanan gereja?

Kita  Membutuhkan Banyak Hal dari Apa yang Dimiliki Para Rasul

Sekarang, saya menegaskan bahwa kita tidak berdiri di tempat dimana para rasul berada. Mereka unik dalam sejarah penebusan. Mereka memiliki keunikan melakukan kontak muka ketemu muka dengan Kristus yang telah bangkit/ hidup (Kisah Para Rasul 10:41).

Tetapi ini tidak berarti kita tidak membutuhkan banyak  hal seperti yang dimiliki oleh para rasul. Kita memerlukannya—terutama jika kita akan menjadi instrumen-instrumen ditangan Yesus yang hidup yang pada hari ini melanjutkan pekerjaan dan pengajarannya untuk membangun jemaatnya.

Kita memerlukan otentikasi Roh untuk pengutusan atau penugasan pada kehidupan kita dari Kristus yang hidup. Kita memerlukan sebuah keyakinan dalam pikiran yang mendalam, hati yang memegang teguh verifikasi bahwa Yesus saat ini hidup dan berkemenagan atas semua musuh-musuhnya, dan ini adalah tindakan-tindakan dan perkataannya yang tidak dapat dihentikan. Dan kita  harus memahami  Kerajaan Allah dan bagiamana kerajaan ini telah datang; dan bagaimana kerajaan ini masih hadir hingga saat ini, dan bagaimana  kerajaan itu akan datang.

Dan doaku agar dalam serial khotbah  pada Kisah Para Rasul, Yesus sendiri akan berbicara dan bertindak dan memberikan kepada kita apa yang kita perlukan untuk menjadi instrumen kuasanya di dunia ini. AMIN.


WhatJesus Did After  the Beginning, John Piper | diterjemahkan oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment