Pages

28 July 2012

Penyesatan Dalam Pengharapan (2) : Kesesatan Dalam Memahami Hal Spektakuler Yang Dilakukan Yesus!

Yesus dan Yudas
Saya tidak berpura-pura  dapat memahami pikiran dan hati Yudas, tetapi saya harus katakan bahwa pemikiran di seluruh  injil-injil dari sudut pandang  pengharapan telah membantu saya untuk memahaminya lebih baik bagaimana pengharapan-pengharapan ini menguap ketika ia memperhatikan dari dekat  pelayanan Yesus Kristus di dunia. Sebelas murid Yesus lainnya berbeda dengan Yudas dalam satu hal  yang paling penting :  mereka percaya  Yesus sebagai Messias mereka, dan Yudas tidak memercayainya.[ Lihat Yohanes 6:64; 13:10-11, 18-20; Kisah  Para Rasul 1:25.]


Kita tahu bahwa Yudas adalah Bendaharawan Yesus dan mereka yang mengikuti Yesus. Demikian juga, kita tahu bahwa Yudas ada  mencuri uang ini [Yoh 12:6].  Yudas seperti halnya murid-murid lainnya telah melakukan berbagai pengorbanan untuk mengikuti Yesus[Matius 19:27].  Dia pastilah  memiliki keyakinan didalam dirinya bahwa apa yang diambil dari tas uang adalah “bagiannya,” semacam imbal atas investasinya. Sementara para murid enggan untuk mendengarkan tentang penyaliban  Yesus Kristus di Yerusalem, Saya percaya bahwa Yudas menerima perkataan Yesus secara serius. Seperti Thomas, Yudas  bisa jadi memiliki perasaan bahwa pergi ke Yerusalem bersama Yesus berarti kematian baginya, seperti halnya Yesus [lihat Yoh 11:16].  Hal ini semakin jelas baginya bahwa Yesus berniat  untuk mati di Yerusalem dan para pemimpin agama Yahudi telah memutuskan untuk membunuh Yesus. Bagi seorang manusia yang telah mengikatkan pengharapan-pengharapan   (bukan surgawi) duniawinya   pada Yesus, nampaknya dia akan kehilangan pengharapan-pengharapannya itu. “Investasi”-nya dalam Yesus akan lenyap ketika Yesus mati.

Saya memiliki sejumlah  penjelasan mengapa Yudas memilih untuk menghianati Yesus, hampir semuanya meyakinkan. Saya akan mengajukan sebuah dugaan yang sederhana  (ini spekulasi) bahwa Yudas, menyadari bahwa Yudas, menyadari bahwa  Yesus berniat untuk mati dan bahwa para pemimpin Yahudi berniat untuk membunuhnya, jika dipikirkan cara semacam ini dapat  memfasilitasi tujuan-tujuan Yesus dan para pemimpin Yahudi. Sebagai seorang anggota murid Yesus, Yudas  pasti tahu dimanakan Yesus dapat ditangkap. Dan dengan memiliki informasi berharga semacam ini, dia dapat memanfaatkan untuk keuntungannya dari apa yang terjadi jika tidak ia akan   mengalami rugi karena Yesus. Jadi, Yudas telah memutuskan untuk menghianati Yesus enam hari sebelum hari raya Paskah Yahudi (Yohanes 12:11). Hal “mengapa” telah terselesaikan dalam benaknya; satu-satunya pertanyaan adalah “kapan”dan “dimana.” Pengurapan Yesus oleh Maria menjadi sebuah tanda terakhir bagi Yudas. Ini membuatnya  bergegas untuk mengadakan kesepakatan dengan iblis dan dengan para pemimpin-pemimpian agama Yahudi (lihat  Matius 26:6-16).”

Anda akan ingat bahwa para pemimpin agama telah memutuskan untuk tidak menahan dan membunuh Yesus “selama hari raya Paskah Yahudi.” Hal ini dilakukan karena mereka nampaknya akan menghadapi amuk amarah orang banyak, yang masih berantusias terhadap Yesus [lihat Matius 26:1-5]. Yesus secara seksama membuat Yudas tidak  mengetahui dimanakah Yesus akan melaksanakan hari raya Paskah Yahudi bersama-sama dengan para murid [Lukas 22:7-13]. Tetapi sejak semula, dalam melakukan Paskah Yahudi, Yesus tidak hanya memberitahukan kepada Yudas (namun terlebih lagi kepada murid-murid lain yang lebih berminat dengan hal-hal lain) bahwa Dia akan dikhianati oleh salah satu dari murid-muridnya, pengkhianatnya adalah Yudas [ Yohanes 13:21-30; Matius 26:20-25]. Yudas pergi meninggalkan, mengetahui bahwa dia tidak akan pernah dapat kembali bersama. Kini saatnyalah dia harus menghianati Yesus. Dia tahu dimana mereka akan menghabiskan malam, dimana mereka  berada  pada  malam-malam sebelumnya [Lukas 21:37]. Ini tinggal menunggu waktu saja, dan inilah tempat satu-satunya  (dari sudut pandang Yudas), dan inilah saat yang sempurna bagi Domba Paskah untuk mati.

Yudas telah meletakan seluruh pengharapannya pada Yesus sebagai sosok revolusioner yang dapat menjungkalkan Roma dan menegakan kerajaannya diatas bumi. Kini dia telah melakukan penghianatan terhadap Yesus, Yudas telah menyimpulkan bahwa tidak ada lagi pengharapan bagi dirinya dalam hidup ini, dan lantas dia bunuh diri. Tidak pernah ada orang yang demikian putus asanya seperti Yudas.

Yesus dan Kerumunan Orang Banyak

Khotbah Yohanes Pembaptis telah menciptakan sebuah rasa  akan harapan (pengharapan) terkait dengan kedatangan Messias. Kala Yesus memulai pelayanan  secara terbuka dihadapan khalayak, kita dapat dengan mudah memahami mengapa orang-orang banyak menjadi tertarik kepada Yesus :

4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. 4:24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. 4:25 Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. [Matius 4:23-25, penekanan oleh penulis]

Penekanan Matius pada pencatatan pelayanan Yesus Kristus, maka dalam catatannya terlihat  bahwa Yesus tidak hanya memiliki kuasa atas “semua penyakit” tetapi juga berkuasa atas alam semesta. Sehingga kita akan dengan segera mendapatkan catatan Yesus yang menenangkan badai :

8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?"* Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"[ Matius 8:23-27, penekanan oleh penulis]

Otoritas yang dimiliki oleh Yesus Kristus  telah membuktikan siapakah dia dalam cara yang lain. Pengajaran Yesus telah membuat Yesus terpisah dari para pemimpin religius Yahudi dimasanya. Dia mengidentifikasi dirinya sebagai penggenap nubuatan Mesianik, dan Dia telah mengajar seolah dialah yang menuliskan Perjanjian Lama :

4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.

4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” [ Lukas 4:16-21, penekanan oleh Penulis]


7:28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 7:29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. [ Matius 7:28-29, penekanan oleh penulis]


Bukan semata otoritas yang dimiliki Yesus Kristus yang telah menarik perhatian orang banyak  terhadap dirinya. Sementara Yesus adalah Anak Allah yang tanpa dosa, Dia dengan bebas dapat berhubungan dengan manusia yang berdosa. Kata-kata dan tindakan Yesus memperlihatkan jaminan akan  kasih karunia dan pengharapan bagi orang-orang berdosa, dan inilah yang membuat  orang-orang berdosa tertarik kepada kepada Yesus :

5:2  Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3  "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. [Matius 5:2-6]


11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. [Matius 11:28-29]


2:1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2:2  Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 2:4  Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: /"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 2:6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" 2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: /"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"* --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: 2:11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 2:12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat." [Markus 2:1-12, penekanan oleh penulis]

4:22 Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" [Lukas 4:22, penekanan oleh penulis]

Khotbah Yesus memberikan orang-orang berdosa pengharapan. Dia mengklaim dan mendemonstrasikan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa-dosa. Ketika orang-orang berdosa yang merasa dirinya benar membawa sorang wanita yang kepergok  melakukan perzinahan kehadapan Yesus, mempermalukanya dan berupaya untuk mempermalukan Yesus, orang-orang farisi ini meninggalkannya dengan rasa malu, dan wanita ini diampuni [John 7:53—8:11. YA,  saya percaya bahwa kisah ini  menjadi bagian dari  kitab suci yang diinspirasi] Ketika wanita dengan masa lalu yang memalukan ini  membasuh kaki Yesus, “orang farisi yang merasa memiliki kebenaran dalam dirinya”  takjub bagaimana Yesus dapat mengizinkan hal tersebut terjadi.  Tetapi sekali lagi orang berdosa itu pergi dalam keadaan telah dibersihkan, dan orang farisi itu pergi tercengang :

7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." 7:49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"[ Lukas 7:48-51]

Meminimalisasi  Pengharapan-Pengharapan Palsu  (Yang semata  Duniawi)

Kita dapat dengan mudah melihat bagaimana kedatangan Tuhan kita diatas  panggung sejarah manusia menciptakan sebuah kegairahan sesaat yang luar biasa, memenuhi semua jenis pengharapan. Jika Yohanes Pembaptis dan  murid-murid Yesus Kristus  memiliki pengharapan-pengaharapan yang salah arah, anda sebaiknya percaya bahwa pengharapan-pengharapan orang banyak juga telah salah arah dan terdistorsi. Ketika kita membaca  catatan peristiwa yang ditulis Yohanes tentang perasaan 5000 orang, kita kini melihat bagaimana orang banyak menjadi demikian senangnya dan mereka mencari Yesus untuk menjadikannya raja atas mereka :

6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." 6:15  Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. [Yohanes 6:14-15]

Dalam sorot antusiasme semacam ini, adalah penting bagi kita untuk mengetahui bahwa Yesus telah melakukan segala  hal yang  mungkin untuk meminimalisasi pengharapan-pengharapan  palsu. Saya menyebutkan tiga cara  Yesus menghadapi harapan-harapan palsu yang berbahaya pada sebagian orang.

  1. Yesus berupaya  meminimalisasi pengharapan-pengaharapan palsu dengan pengajaran-pengajarannya. Pada khotbah di bukit dalam Matius 5-7 [juga lihat di Lukas 6: 28-dan seterusnya] Yesus membuat pembedaan yang sangat jelas antara “sekarang” dengan segala pencobaan yang menyertainya dan “kelak/nanti” dengan berkat-berkat kekal yang akan kita terima. Dia mendorong orang  untuk menyimpan harta di surga [Matius 6:19 dan seterusnya], jadi dengan membedakan “sekarang”  yaitu saat sekarang ini dari “kelak”  yaitu surga. Dia  berbicara berkat-berkat penderitaan dalam hidup ini, dikarenakan berkat-berkat yang menantikan di waktu kelak [Matius 5:10-12]. Yesus mengajarkan perumpamaan empat macam tanah, mengisyaratkan bahwa akan ada banyak yang dengan cepat memilih untuk mengikut Dia (berdasarkan pengharapan-pengharapan palsu), hanya untuk  terjatuh  kala  ongkos untuk mengikut Yesus menjadi sesuatu yang penting baginya   {Mat 13 :1-23]. Ketika Yesus menghadirkan dirinya sebagai Messias di Sinagoga Nazareth, segera muncul antusiasme besar, tetapi Yesus segera mengahiri antusiasme mereka dengan memberitahukan kepada orang-orang bahwa keselamatan juga ada bagi orang-orang non Yahudi, sebagaimana bagi orang-orang Yahudi.

Yesus menyurutkan mereka yang terlalu antusias  terkait mengikut Dia dengan memberitahukan  kepada mereka  tentang ongkos/pengorbanan yang harus dikeluarkan  dalam pemuridan [Luk 9:57-62]

Dalam diskusi  bukit Zaitun dan saat teduhnya, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya bahwa Dia akan ditolak dan disalibkan. Dia bahkan memberitahukan kepada murid-muridnya bahwa salah satu dari mereka akan menghianatinya. Yesus tidak “menggoda” murid-muridnya yang mengikuti dia dengan  menjanjikan mereka posisi-posisi yang prestisius dan  dengan kuasa dalam waktu segera; Dia  memanggil mereka  untuk membayar harga (mau berkorban)  menjadi murid karena upahnya  ada tersimpan di surga.

  1. Yesus juga  berupaya mengatasi harapan-harapan palsu dengan meminimalisasi hal spektakular dalam pelayanan-Nya. Yesus tidak mengadakan mujizat setiap saat orang-orang menghendakinya; ini benar-benar dilakukannya, Dia tidak selalu melakukan mujizat ketika para muridnya memintanya untuk melakukan mujizat. Yesus menyatakan hal ini jelas bahwa mengabarkan injil adalah prioritasnya, bukan mengadakan mujizat :

    1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. 1:36 etapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; 1:37  waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau. 1:38  Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." 1:39  Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.[Markus 1:35-39]

Apalagi yang  lebih mencengangkan daripada membuat setan-setan bersaksi tentang jati dirimu sebagai Anak Allah? Dan demikian Yesus memerintahkannya diam, karena Dia tidak memerlukan pengakuan mereka, ini sepektakuler sebagaimana yang telah terjadi :

4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.[Lukas 4:41]

Ketika Yesus melakukan berbagai mujizat, Dia kerap melakukannya sebagai sebuah tindakan yang privat jika keadaannya memungkinkan. Ketika Yesus menyembuhkan orang sakit kusta, Dia  didorong oleh belas kasih, bukan oleh sebuah hasrat publisitas. Sehingga ia memerintahkan orang itu untuk tidak mengatakannya kepada siapapun juga; sebaliknya, orang itu pergi kepada iman sebagaimana yang disyaratkan Hukum [Markus 1:43-44]. Ketika Yesus menyembuhkan orang tuli dan bisu, Dia menarik orang itu menjauh dari keramaian untuk menyembuhkanya dan kemudian memerintahkannya untuk tidak mengatakan kejadian ini kepada siapapun [Markus 7:31-36]. Ketika Yesus menyembuhkan orang  buta, Dia membawanya keluar dari desa itu, dan ketika orang itu telah sembuh, dia diperintahkan untuk tidak kembali ke desa itu [Markus 8 :22-26]. Ketika Yesus membangkitkan anak perempuan seorang kepala rumah ibadat dari kematian, Dia pertama-tama memerintahkan orang banyak untuk keluar, menyisakan orang tua dan tiga muridnya untuk menyaksikan mujizat spektakuler ini [ Lukas 8: 49-56]. Yesus tidak  mengadakan  harapan-harapan palsu dengan menitikberatkan pada hal spektakuler dalam pelayanannya.

  1. Yesus berupaya meminimalkan pengharapan-pengharapan palsu dengan meluangkan hampir segenap waktunya di Galilea, dan hanya sesekali melakukan kunjungan ke Yerusalem. Dalam tiga Injil sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), hampir semua pelayanan  yang disaksikan khalayak ramai dilakukannya di Galileas. Yesus tidak melakukan hal yang hebat  sewaktu berada  di Yerusalem, sekalipun faktanya bahwa inilah tempat untuk membuat dirinya  terkenal, sebagaimana yang dikatakan  oleh saudara dari Yesus Kristus kepada-Nya :

    7:11
    Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: "Di manakah Ia?" 7:12 Dan banyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang berkata: "Ia orang baik." Ada pula yang berkata: "Tidak, Ia menyesatkan rakyat." 7:13 Tetapi tidak seorangpun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi.

Yesus secara hati-hati menata semua kehadirannya di Yerusalem sehingga dia dapat disambut oleh orang banyak pada waktu  kedatangan yang  gemilang. Satu bagian yang teramat penting dari proses ini adalah membangkitkan Lazarus di Bethany, sebauh situasi yang disertai dengan Penolakan dari Yerusalem. Peristiwa ini memiliki efek bermacam-macam yang menarik perhatian  banyak orang untuk melihat  Yesus (beberapa diantaranya telah percaya) dan juga menguatkan rencana para pemimpin Yahudi  untuk menangkap Yesus dan menghukumnya mati.

12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 12:10  Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, 12:11  sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. [ Yoh 12:9-11]

11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 11:46
Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 11:47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 11:48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." (Yoh 11:45-48)

Bersambung ke Bagian 3- selesai

Hope in the Gospels (Matthew 4:18—5:16) Study By: Bob Deffinbaugh  | Martin Simamora



No comments:

Post a Comment