Pages

13 July 2012

Kemurnian Seksual Didalam Gereja (4) : Tubuhmu Adalah Kediaman Roh Kudus !


Pada 1 Korintus 6:18, Paulus lebih lanjut   memperlihatkan  betapa seriusnya dosa ini, “Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.” Sangat sulit untuk mengetahui secara persis keseluruhan pandangan yang dimiliki Paulus disini. Tetapi apa yang nampaknya dikatakan  adalah : bahwa setiap dosa lainnya mendekati anda dari sisi luar, tetapi dosa satu ini muncul dari sisi dalam diri manusia. Penyebab terjadinya dosa ini datang dari dalam diri manusia itu sendiri.  Dosa-dosa lainnya  memiliki pemicu-pemicu dari luar. Dosa ini nampaknya memiliki pemicu internal. Penyebab dosa-dosa lain bisa berasal dari luar diri manusia. Penyebab dosa satu ini dari dalam diri manusia. Sebuah hasrat dan dorongan untuk melakukan yang teramat kuat dan memiliki kapasitas untuk merusak  lebih dalam dan lebih luas daripada dosa-dosa lainnya. Saya secara pribadi percaya bahwa dosa seksual lebih merusak dari pada narkoba,  lebih merusak dari pada alkohol, lebih merusak daripada pola-pola kejahatan,dan, sangat kerap, semua dosa-dosa ini ada bersama-sama dengan dosa seksual. Tetapi sesuatu yang mendalam pada seseorang dipengaruhi oleh dosa ini, sehingga dia berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri dalam sebuah cara yang teramat serius.

Bacalah terlebih dahulu bagian-bagian sebelumnya :



Dia berangkali didalam benaknya memikirkan adanya penyakit seks menular. Beberapa orang berpendapat bahwa penyakit menular ini adalah sebuah reaksi murka Tuhan terhadap dosa. Saya salah satu yang meyakininya. Saya  berpendapat bahwa semua penyakit akibat hubungan seks bebas yang  menular adalah sebuah reaksi ilahi  yang menentang dosa. Saya tidak  menganganggap bahwa semua korban penyakit menular seks atau AIDS atau penyakit seks menular lainya  adalah  mereka yang secara langsung melakakukan dosa seksual. Saya berpendapat ada terdapat sejumlah orang yang  sebenarnya tidak bersalah-tidak melakukan dosa seksual namun mendapatkan penyakit ini melalui cara-cara lain selain dosa seksual. Tetapi hal ini jelas sebuah bentuk penghukuman Tuhan terhadap masyarakat yang berdosa.  Ada sesuatu  yang begitu dalam dan memicu keinginan didalam dosa jasmani ini didalam diri seseorang-dan saya telah melihat hal ini disepanjang tahun-tahun, bahwa dosa ini menyandera orang-orang dalam cengkramannya yang beragam caranya dimana dosa-dosa lain nampaknya tidak bekerja dengan cara seperti ini.

Saya memiliki sebuah contoh, didalam  tahun-tahun pendisiplinan gereja dan “Grace (gereja)” mencatatnya bahwa, sedikitnya, 9 dari 10 atau lebih pendisiplinan gereja dilakukan, berangkali 99 dari 100,Saya tidak yakin, tetapi ada disekitar  lebih dari 90 dari 100 pendisiplinan gereja terkait dengan ketidaksetiaan pasangan seksual tetapnya (suami/isteri). Dan alasannya adalah: karena dosa ini nampaknya tidak dapat dihentikan. Jika anda mengkonfrontasi seseorang terkait gossip atau kebohongan atau berkhianat atau apapun juga, tentang praktek ketakjujuran dalam berbisnis, mereka  biasanya akan melakukan yang terbaik   untuk memperbaikinya jika mereka memiliki kemauan untuk mematuhi Tuhan. Tetapi ada orang  yang terjerembab didalam dosa ini, dosa ini begitu menguasainya dan begitu merasukinya, sehingga secara harfiah  mereka berperilaku seolah-olah mereka tidak lebih daripada orang-orang yang tak berotak.

Anda perhatikan seseorang yang telah mengarungi pernikahan selama 25 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang luar biasa dan melayani Tuhan, keluarga Jetusin, Tuhan, gereja, para sahabat, semuanya,  lenyap karena  dorongan yang demikian kuat dan tak dapat dikendalikan bagi seseorang dimana mereka tak memiliki hak untuk bersama-sama. Dosa ini  menggelapkan pikiran mereka; dosa ini memelintirkan dan menyimpangkan kebijaksanaan yang dimiliki seseorang, dan meninggalkan sebuah tanda  yang tragis didalam pribadi mereka.

Ada dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia yang  bersumber dari luar dirinya yang nampaknya tidak begitu menggoda, Namun dosa yang satu ini begitu menggoda dan nampaknya godaan yang menjadi sebuah perbuatan dosa, sebagaimana yang dikatakan Paulus pada ayat 18,”  dosa  terhadap dirinya dalam cara-cara yang tidak dilakukan oleh dosa-dosa lainnya. Dosa ini membawa keterikatan yang mengerikan,  pelumpuhan kekuatan yang  mengerikan.
“Bahkan Daud meneriakkan kejijikannya (Maz 51:2 “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!) setelah melakukan perzinahan dengan Betsyeba, tentang dirinya yang menjadi lemah, tentang semua sumber kehidupannya mongering didalam dirinya. Berteriak tentang kesendiriannya, dan kesedihannya, dan kehancurannya, dan derita batinnya. Dan menghabiskan seluruh hidupnya dalam keadaan yang tidak pernah dapat keluar sepenuhnya dari derita batinnya. Dosa ini menghancurkanmu dikedalaman dirimu, dosa seksual menghancurkan hubungan menjadi berkeping-keping, dosa seksual menghancurkan kepercayaan, ini adalah dosa yang menghujam kedalaman jiwa dan  sangat luar biasa.

“Jadi akankah anda bersatu dengan Kristus didalam dosa seperti itu?” Itulah pertanyaan yang ditanyakan Paulus.  Hal yang ketiga membawa kita dari Tuhan kepada Kristus dan Roh Kudus. Ayat 19,” Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” Sehingga disini Paulus sedang berkata, ketika anda melakukan dosa seksual, anda menentang  fakta bahwa Tuhan adalah  yang memiliki tubuhmu.

Sang Juru selamat  yang dengannya anda bersatu dan Roh Kudus adalah pemilik tubuhmu-bait Allah yang hidup. Kemudian secara harfiah,  Daud menyampaikannya dengan baik sekali dalam Mazmur 51,” Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa.” Dan dosa ini, khususnya, dan itu adalah dosa dimana Daud sedang perkatakan, adalah sebuah dosa yang melawan Tuhan dalam proporsi yang sangat besar berimplikasi pada keseluruhan trinitas dalam keberdosaannya.” Dapatkan anda, kata Paulus, mengabaikan fakta bahwa Tuhan memiliki rencana kekekalan bagi tubuhmu dan tubuh itu milik Tuhan? Dapatkah anda mengabaikan  fakta bahwa dalam dosamu anda sedang menyatukan Kristus dengan seorang pelacur? Dapatkan anda memandang hina tempat bernaung Roh Kudus?” Anda harus melihat dosa itu mengerjakan apa,” Itulah yang Paulus sedang katakana. Ini bukan sekedar  sebuah kesalahan. Ini bukan hanya keterikatan yang kecil. Ini bukan sekedar perbuatan biologis. Ini bukan semata peristiwa biologis. Ini adalah sebuah penistaan terhadap diri Tuhan sendiri.

Oleh karena itulah pada ayat 20, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” “Percabulan, Efesus 5:3 berkata,” Janganlah hal itu disebutkan diantaramu.” Ibrani 13:4,” Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” Bagaimana jika anda telah menyimpang dengan melakukan? Ya. Ada orang yang akan datang dan berkata, “dosa ini dapat diampuni.” Apa yang tak mereka perhitungkan adalah bahayanya, perbudakan oleh dosa itu dan penyimpanganya. Tidak ada jalan untuk  meloloskan diri dari konsekuensi-konsekuensinya. Secara pribadi, lari dari konsekuensi-konsekuensinya. Pertimbangkanlah bahwa tubuhmu dalam kepemilikan Tuhan. Tubuh disatukan dengan Juru selamat dan berdiam Roh Kudus didalamnya. Dan dengan pandangan yang kudus ini atas tubuhmu sendiri, jika anda memiliki cinta yang seperti apapun kepada Tuhan dan kepedulian yang bagaimanapun terhadap natur Tuhan yang kudus, anda tidak akan melanggar firmannya dalam area ini.


Bersambung ke Bagian 5

Sexual Purity In Church, by John MacArthur  | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment