Pages

23 May 2012

Invasi Planet Bumi : Sulitnya Memahami Sebuah Kemegahan!

Bacalah lebih dulu bagian 2

(4) Kedatangan Kristus merupakan  gambaran akan pelayanannya kelak.

Orang dapat dengan mudah melewatkan keterhubungan-keterhubungan antara respon manusia terhadap kelahirannya, terhadap pelayanan dan berita yang disampaikannya. Sementara yang rohnya rendah hati mengenali Dia sebagai Messias dan menyembah Dia, hampir keseluruhan mayoritas mengabaikan Dia. Kedatangannya yang begitu sederhana kedalam dunia menyimbolkan posisinya yang sederhana dalam hidup. Sebagaimana Herodes mencoba melenyapkannya saat bayi yang  dianggap sebagai bahaya terhadap kekuasaannya.


(5) Ada akurasi historis dalam detail-detail waktu dalam kisah-kisah Injil.

Kritik-kritik pada Firman Tuhan dengan cepat ditujukan pada berbagai perbedaan dalam kisah-kisah Injil. Robert Coughlan dalam artikel "Who Was the Man Jesus?" ("SIapakah Manusia Yesus? Life Magazine, Vol.57, No [Desember 25,1964]), menyatakan kritisinya dengan tajuk berita ini :"In detail and many important points, the gospel do not agree" (hal.90-91) [= dalam detail dan banyak poin-poin penting, Injil tidak sepakat].


Coughlan mengkritisi perbedaan-perbedaan antara silsilah yang ditulis oleh Matius dan Lukas dan fakta bahwa kedua penulis ini memilih untuk menelusuri sebuah runut kejadian berbeda yang menyertai kelahiran Yesus Kristus. 


Walalupun orang-orang Kristen harus mengakui bahwa argumen-argumen pembelaan untuk setiap tantangan yang diajukan bisa jadi tidak memadai untuk meyakinkan mereka yang skeptik, ada solusi-solusi yang tersedia bagi orang yang berkeinginan untuk mendengarkan. Lebih lanjut, kita dapat mempertahankan bahwa temuan-temuan linguistik dan arkeologikal telah mengurangi secara luar biasa tuduhan-tuduhan adanya apayyang dianggap  perbedaan-perbedaan dan kesalahan-kesalahan.


(6} Profetik-profetik terkait kedatangan Messias telah digenapi secara tepat namun dalam sebuah cara yang  sungguh-sungguh tak diduga.

Berkali-kali kita temukan didalam Injil-injil pernyataan semacam ini "Agar nas kitab suci  digenapi". Kita belajar didalam injil-injil bagaimana Kristus dilahirkan di Betlehem dan dikenal sebagai orang Nazareth. Pemeliharaan Tuhan adalah bukti yang ditemukan dimanapun. Tuhan yang  menggerakan Kerajaan Roma untuk menyelenggarakan sebuah sensus di Palestina sehingga Maria pasti ada di Betlehem dan tidak di Nazaret untuk melahirkan Messias.


Namun, Poin yang hendak saya sampaikan disini adalah kita tidak perlu takjub dengan pemeliharaan atau penjagaan Tuhan (tentu saja kita harus!), tetapi kita harus waspada menjadi terlalu dogmatik dalam interpretasi nubuat-nubuat yang digenapi. Jika tak seorang pun yang dapat memiliki prediksi sebelumnya secara jitu bagaimana nubuat-nubuat purba menjadi digenapi dalam penampilan perdana Messias (dan ini apa yang dikatakan Paulus kepada kita--1 Petrus 1:10-11), mari kita menjadi sangat berhati-hati menjadi terlampau detail atau dogmatik terkait kedatangannya untuk kali kedua nanti.



Interpretasi Kesaksian-kesaksian Injil tentang Kelahiran Messias

Berdasarkan catatan-catatan injil, kita didorong untuk membuat dua kesimpulan: pertama, kelahiran Yesus Kristus Tuhan kita dihasilkan dari pembuahan  seorang perempuan yang perawan; kedua, hasil dari pembuahan  itu adalah manusia-Tuhan yang sempurna, Tuhan yang berinkarnasi.

Mari kita mulai dengan definisi :"Kelahiran Yesus Kristus adalah sebuah kelahiran dalam tubuh manusia yang normal, seorang manusia ibu yang normal, yang pembuahannya tidak diakibatkan dari hubungan seksual dengan pria manapun, tetapi oleh aktivitas supernatural yang dilakukan Roh Kudus."

Kelahiran dari seorang perawan adalah sebuah penggenapan atas nubuat nabi Yesaya :"Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yesaya 7:14).


Kelahiran perawan adalah klaim  jelas yang dikemukakan oleh Matius dan Lukas.

[Matius 1:18,20]
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

[Lukas 1:31,34-35]
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia  Yesus.Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Ada banyak orang yang berupaya menggiring kita untuk menolak kelahiran perawan Yesus Kristus Tuhan kita, tetapi menurut pengetahuanku, tak satupun yang berani menentang sebuah kelahiran sebagaimana yang diklaim terjadi oleh Lukas dan Markus.

Mereka yang menyangkali kelahiran perawan tidak dapat mengatakan bahwa Perjanjian Baru tidak mengajarkan hal itu, Tak peduli seberapa cermat dalam menyusun kata-kata, pada dasarnya kritisme-kritisme semacam ini menyatakan bahwa Matius dan Lukas adalah pendusta--bahwa mereka secara sengaja memalsukan kisah-kisah yang mereka tuliskan untuk  tujuan-tujuan mereka sendiri.

Lalu alasan sesungguhnya orang-orang ini menolak doktrin ini bukan karena mereka memandang  penulis-penulis injil tak bisa dipercaya, hal ini dikarenakan mereka sudah terlebih dahulu menyimpulkan bahwa mujizat-mujizat tidak dapat terjadi. Seluruh  masalah kelahiran perawan dan inkarnasi ditentukan pada dasar presuposisi-presuposisi (praanggapan) dan bukan pada bobot bukti. Michael Green merangkumkan problem pada mereka yang mengkritisi kesejarahan injil-injil dengan membuat

3 asumsi atau presuposisi salah yang pasti mereka gunakan.
a. Tidak ada elemen ilahi dalam Alkitab
b. Tidak ada kemungkinan bagi sebuah mujizat
c. Tidak ada finalitas mengenai Yesus


(2) Yesus Kristus adalah Tuhan yang berinkarnasi
Jika Matius menekankan kebenaran bahwa Yesus adalah Messias, yang berhak mewarisi tahta Daud, dan Lukas menekankan kemanusiaan Yesus Kristus, Yohanes mengkonfrontasi kita dengan keilahian Yesus yang tak berkesudahan.



[Yohanes 1:1-3,14,15]
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."


Ketika kita berbicara doktrin inkarnasi dan  Yesus Kristus sebagai Tuhan yang berinkarnasi, kita merujuk Yesus Kristus sebagai ilahi yang tidak berkesudahan (senantiasa penuh) dan kemanusiaan yang sempurna bersatu dalam satu  pribadi secara permanen.



Ada banyak kebingungan terkait doktrin ini karena kesalahpahaman terhadap pengajaran Paulus tentang kenosis (atau penghampaan-pengosongan) Kristus dalam bab kedua Filipi. Beberapa orang berupa membuat ruang untuk adanya kesalahan-kesalahan dalam alkitab (dan bahkan didalam pengajaran Yesus Tuhan kita) dengan mengusulkan bahwa Yesus Kristus, pada inkarnasinya, mengosongkan dirinya sendiri dari sejumlah keilahiannya. Mereka akan berkata bahwa Ia  mengesampingkan beberapa atributnya seperti  mahatahu (omniscience). Jadi, andai Yesus Kristus tidak mengetahui segala sesuatu, maka Dia dapat memiliki kesalahan dalam beberapa pengajarannya.



Melihat pada konteks, bagian ini memberitahukan kepada kita bahwa poin utama yang hendak diungkapkan rasul Paulus adalah bahwa kita benar-benar harus merendahkan hati kita--untuk menimbang orang-orang lain yang ada didepan kita.



Dalam hal ini kita harus mengimitasi Tuhan kita yang bersedia mengesampingkan kemuliaannya yang dapat dilihat, yang dengan sukarela menyelubungi kemegahan kemuliaannya dan yang tidak mengklaim/menuntut dan keistimewaan  ketuhanannya.



Dia mengesampingkan (bukan ketuhanannya tetapi hak-haknya sebagai Tuhan) agar dapat mati di kayu salib demi keselamatan kita. Inkarnasi itu sendiri adalah sebuah tindakan perendahan diri. Bagaimana mungkin seorang dapat memahami perendahan diri diatas kayu salib?


Injil tak hanya menyingkapkan fakta inkarnasi, namun juga tujuannya.


Bersambung ke Bagian 4


The Invasion of Planet Earth,Bob Deffinbaugh | Martin Simamora

No comments:

Post a Comment