Pages

31 January 2012

Berurusan dengan Kematian atau Jaminan Teragung di Dunia (Bagian 1)

Ibrani 9:15-28
(15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.(16) Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu.(17) Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.
(18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.(19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,(20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu."(21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.(22) Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.(23) Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.

(24) Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.(25) Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.(26) Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.(27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,(28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Ayat panjang diatas dengan kuat menyatakan bahwa sebelum  kita kelak mati, kita harus melakukan beberapa persiapan yang teramat penting bagi kematian kita. Persiapan-persiapan yang dimaksud bukanlah yang lahiriah agar kita terlihat bagus dalam peti mati, tetapi berbagai persiapan yang memampukan kita untuk menghadapi kematian tanpa rasa takut akan penghakiman yang akan berlangsung.

Saya secara khusus memikirkan  teks dalam permulaan kitab Ibrani dan hubungannya dengan ayat-ayat terahir yang menjadi ayat-ayat yang kita pelajari:


  • Ibrani 2:14-15
(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;(15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
  • Ibrani 9:27-28

(27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,(28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Saya dapat memastikan bahwa tidak ada topik yang lebih penting bagi anda untuk dipertimbangkan dan disikapi terhadap subyek yang ada dalam teks yang  kita pelajari. Ini akan menentukan bagaimana anda akan memandang Tuhan kala anda mati, dan dimana anda akan menghabiskan kekekalan anda. Mari kita cermati dengan seksama pada apa yang menginspirasi penulis-yang harus dinyatakannya mengenai apa yang terbentang dibalik kematian dan apa yang telah Tuhan Yesus lakukan untuk berurusan dengan kematian, sehingga hal ini akan menjadi sekaligus penyembuh serta juga kutuk bagi dosa-dosa manusia.
Haruskah Pesan Semacam Ini Dikategorikan Sebagai "Khusus Dewasa"?

Pada satu sisi, Alkitab adalah Kitab yang sangat "berdarah". Pikirkan semua korban-korban hewan yang darahnya dicurahkan dalam Perjanjian Lama. Pikirkan penempatan "darah" yang dicurahkan Yesus Kristus di Kalvari sebagai hal yang penting. Pencurahan darah hewan tidak akan membuat  mereka yang hidup dalam era Perjanjian Lama terganggu,tetapi kita tidak dapat mengasumsikan respon yang sama untuk masa kini. Dapatkan anda membayangkan  teriakan paraaktivis pembela hak-hak hewan seandainya mereka hidup di Israel pada masa itu?

Sementara itu ada sejumlah  rekan yang merasa tak nyaman membaca perihal penumpahan darah dalam Alkitab, ada sebuahketakkonsitenan yang besar (bahkan ada yang menyebutnya munafik) terkait soal-soal semacam ini. Sebagai contoh, cobapikirkan semua program di televisi yang menyajikan tayangan  proses otopsi  mayat. Mereka - para penonton nampaksenang dengan diperlihatkannya organ-organ dalam tubuh manusia. Banyak juga, orang-orang yang berjuang untukmenyelamatkan ikan-ikan Paus, Lumba-Lumba, Beruang Kutub dan Burung Hantu Bintik, namun mereka semua tak bersuara terhadap pembunuhan berdarah dan keji terhadap anak-anak, atau bereaksi terhadap hal-hal mengerikan yang jelas-jelas  mereka ketahui,  yang mereka protes beberapa kali sehari?

Ya begitulah, menyadari bahwa pokok hal yang ada didalam teks kita ini mungkin tidak populer, tidak penting samasekali. Sesungguhnya, ini adalah soal hidup dan mati, hidup kekal atau mati. Sebagaimana yang dikatakan oleh penulis Kitab Ibrani,' Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibrani 9:22). Jadi mari kita  jelajahi subyek penumpahan darah (kematian) dengan seksama, dengan menyadari betapa pentingnya hal ini bagi Tuhan, dan bagi manusia.

Dimanakah Kita Berada dan Kemanakah Kita Akan Pergi

Izinkan saya mencoba memaparkan tinjauan singkat, argumen Kitab Ibrani terkait teks yang kita angkat, dan selanjutnya menentukan bagaimana kita akan memahami teks Kitab Suci dalam pelajaran ini. Dua bab pertama dalam Kitab Ibrani berfokus pada Tuhan Yesus Kristus. Ia adalah penggenapan wahyu Tuhan kepada manusia (Ibrani 1:1-4). Semua kualitas ke-Tuhan-annya  layak disandang oleh-Nya, dan oleh sebab itu penulis Ibrani dapat dengan tepat menggambarkan Yesus sebagai Pribadi yang kedudukannya jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat (Ibrani 1:4).

Yesus tak hanya  laik untuk menyandang peran-Nya oleh karena ke-Tuhan-annya (Bab 1), tetapi juga karena kemanusiaanYesus (Ibrani 2). Saat Ia inkarnasi (yang kita rayakan sebagai natal), Ia menambahkan kemanusiaan tanpa dosa kepada ke-Tuhan-annya yang tak berkesudahan (Ibrani 2:5-16), dan dengan demikian Ia  laik untuk berperan sebagi Imam Agung kita (Ibrani 2:17-18)

Kebutuhan manusia terhadap Imam Besar diperlihatkan dalam Ibrani Bab 3 dan 4, yang mengingatkan kita akan kegagalan generasi pertama bangsa Israel untuk menerima Taurat. Tentu saja dimasa mula-mula tersebut, di permulaan sejarah Israel, umat Tuhan ini diharapkan dapat melakukannya dengan baik. Namun, sedihnya, mereka menjalani masa kegagalan selama berabad-abad, sebagaimana yang diperlihatkan oleh Stefanus beberapa abad kemudian (dengan kehilangan nyawanyasendiri) :

Kisah Para Rasul 7:51-54
(51) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus,sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.(52) Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenekmoyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yangsekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.(53) Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan olehmalaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."(54) Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengarsemuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. (Baca juga Matius23:29-33)

Solusi bagi dosa bangsa Israel bukan dengan "berupaya lebih baik", tetapi kedatangan inkarnasi Tuhan sebagai Messias yang dijanjikan bagi Israel. Yesus menjadi pewahyuan Tuhan kepada manusia, tinggal diantara manusia, dimanaperkataan-perkataan Yesus terus menyingkap dan mengubah hati manusia (Ibrani 4:12-13). Mengambil  wujud manusia, Yesus menjadi Imam Besar yang dapat bersimpati, kepada mereka sehingga dapat mendekati untuk memperoleh pertolongan kala membutuhkan (Ibrani 4:14-16).  Penulis  Kitab Ibrani kemudian memaparkan untuk menunjukan bagaimana Yesus Kristus menjadi seorang Imam menurut Melkisedek, menajamkan keunggulan keimamatannya dibandingkan dengan  keimamatan menurut Harun (Ibrani 5:1-10). Penulis terlihat ingin berkata lebih banyak lagi, namun ia dapat memahami bahwa mata pembacanya mulai letih. Ini adalah "makanan" dan mereka hanya terbiasa dengan minum "susu" (Ibrani 5:11-14).

Ibrani 5:11-14
(11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.(12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.(13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.(14) Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Tetapi disini penulis Kitab Ibrani tak bermaksud menyurutkan apa yang harus dinyatakannya dan menyediakan "makanan" yang sesuai dengan ketakmatangan mereka. Penulis Kitab Ibrani berketetapan untuk melanjutkan soal Melkisedek, namun sebelum ia melanjutkannya, terlebih dahulu memberikan kata-kata peringatan dan nasihat (Ibrani 6:1-12).

Mereka yang mengakui Kristus sebagai Messias dan Juru Selamat ditantang untuk tidak kembali menjalani kehidupan beragama yang berlandaskan kepada berbagai usaha; mereka harus gigih dan mengejar kedewasaan dengan memiliki hubungan yang lebih lekat dengan Yesus Kristus dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan melalui Yesus Kristus, ketimbang menjauh.

Mengeluarkan nasihat kepada pembacanya, penulis Kitab Ibrani melanjutkan dengan kembali kepada topiknya : Keimamatan yang lebih baik, yang tanpa syarat sebab keimamatan ini dijamin dengan sumpah Tuhan (Ibrani 6:13-20).

Ibrani 6:13-20
(13) Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,(14) kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."(15) Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.(16) Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.(17) Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,(18) supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.(19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,(20) di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Pada Ibrani 7:1-10, Keimamatan Kristus diperlihatkan sebagai menurut ketentuan Melkisedek, tetapi dalam kasus ini, keimamatan baru ini tidak dapat dilandaskan pada Perjanjian Lama, tetapi dilandaskan pada Perjanjian Baru (Ibrani 7:11-28).

Ibrani 7:11-28
(7) Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.(8) Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.(9) Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan,(10) sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu.

(11) Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?(12) Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu.(13) Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah.(14) Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.(15) Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,(16) yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.

(17) Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."(18) Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna,(19)--sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebihbaik, yang mendekatkan kita kepada Allah.(20) Dan sama seperti hal ini tidak terjadi tanpa sumpah--memang merekatelah menjadi imam tanpa sumpah,

(21) tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhantelah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya" --(22) demikian pula Yesusadalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.(23) Dan dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam,karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam.(24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nyatidak dapat beralih kepada orang lain.(25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.

(26)
Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosadan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,(27) yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telahdilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.(28) Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkankemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.

Pada Ibrani 8, kita melihat Imam Besar Agung kita memiliki sebuah tempat  pelayanan yang lebih baik, dalam "tabernakel sejati", yang berada didalam surga, duduk disebelah kanan Tuhan (Ibrani 8:15). Imam Besar Agung adalahpengantara yang lebih baik dari sebuah Perjanjian yang lebih baik, Perjajian Baru, yang memiliki janji-janji yanglebih baik daripada Perjanjian Lama. Untuk menggambarkan perihal ini, penulis Kitab Ibrani mengutip janji-janji yanglebih baik dalam Perjanjian Baru, dari Yerermia 31:31-34 (yang ditulis dalam  Ibrani 8:6-13)

Yeremia 31:31-34
(31) Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaumIsrael dan kaum Yehuda,(32) bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Akumemegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari,meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.(33) Tetapi beginilah perjanjian yangKuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batinmereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.(34)Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebabmereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan merekadan tidak lagi mengingat dosa mereka."

Pada 14 ayat pertama dalam Ibrani 9, kita kembali diingatkan akan berbagai perabot dalam tabernakel dan bagaimanapenataannya diatur sedemikian rupa-yang sebenarnya mencegah manusia untuk mendekat kepada Tuhan (ayat 1-10).Kesemuanya ini telah dilalui/dilewati dengan tampilnya Imam Besar Agung kita dan dengan darahnya yang tercurah sebagaipenebusan abadi yang tuntas, yang mengatasi  dosa-dosa kita, yang memisahkan kita dan Tuhan yang kudus. Mereka yang percaya kepada penebusan-Nya yang dilakukan di Kalvari, sekarang telah bersih dihadapan Tuhan, dan lebih dari itu,mereka merasa bersih; hati nurani mereka telah dibasuh/dibersihkan, sehingga mereka  boleh dengan yakin datangmendekat kepada Tuhan untuk dalam menyembah dan melayani (ayat 11-14).

Karena karya penebusan yang dilakukan-Nya, Yesus telah menjadi perantara Perjanjian Baru. Ayat-ayat terahir dalam Ibrani 9 fokus pada "korban yang lebih baik," tercurahnya darah Yesus yang mahal dan kalvari. Hanya dengan korban yang lebih baik sehingga dosa-dosa kita dihapus sekali untuk selamanya. Ayat-ayat ini memperlihatkan kepada kita bahwa  kematian Yesus Kristus diperlukan dan  kematian-Nya menawarkan keselamatan kepada kita semua, orang-orang berdosa yang telah ditetapkan untuk dihakimi dan siksaan kekal setelah kematian. Ayat-ayat ini mengutarakan Injildan hanya dengan cara Tuhan untuk memiliki pengampunan dan kehidupan kekal. Tiada kata-kata yang luar biasa bagi orang-orang berdosa yang mengharapkan (dengan upaya Tuhan) untuk mendekat kepada Tuhan.

Bersambung ke Bagian 2

Martin Simamora | Sumber Utama :Dealing with Death or The World's Greatest Bailout (Hebrews 9:15-28), BobDeffinbaugh |bibleorg














No comments:

Post a Comment