Pages

01 February 2012

Berurusan dengan Kematian atau Jaminan Teragung di Dunia (Bagian 2)

Kematian yang Tak Terelakan

Ibrani 9:15-22
(15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.(16) Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu.(17) Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidakberlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.(18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.

Sebelumnya : Bagian 1

(19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,(20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu."(21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.(22) Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

Penulis Kitab Ibrani memiliki alasan yang baik untuk membangun sebuah dasar mengapa kita membutuhkan kematian Yesus Kristus. Sebelumnya perlu diketahui bahwa tak seorangpun Yahudi saleh yang berhasrat mendengarkan kematian Yesus Kristus. Kebenaran ini diungkapkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama, yang telah menyatakan-menubuatkan penderitaan Yesus Kristus dan kemuliaan-Nya. Mereka gundah dengan nubuat-nubuat mereka sendiri dimana tertulis penderitaan dan kematian Messias (misal dalam Yesaya 52:13 -53:12). Mereka tidak dapat melihat bagaimana profetik-profetik ini  dapat bersesuaian dengan mereka yang dijanjikan kemenangan atas musuh-musuh dan kekuatan-kekuatan jahat (misal :Mazmur 2) :

1 Petrus 1:10-12
(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.(11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.(12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa merekabukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarangkepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.

Saya  menduga bahwa ada maksud yang sama (antara penderitaan dan kemuliaan Messias) pada bagian terakhir jawaban atas pertanyaan Yohanes Pembaptis kepada Yesus :


Matius 11:1-3
(1) Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.(2) Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,(3) lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

Yohanes berada didalam penjara saat itu. Waktu kematiannya semakin dekat, dan situasinya tidak seperti yang dipikirkan yaitu Yesus akan menjatuhkan penghakiman pada Roma atau kepada orang-orang Yahudi yang tidak patuh (sebagaimana telah diperingatkan Yohanes). Apakah Yohanes telah melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi Yesus sebagai Messias? Mengapa Yesus tidak memenuhi profetik/nubuat yang disampaikan Yohanes terkait penghakiman yang akan dilakukan Yesus terhadap mereka yang jahat? Kita sekarang dapat  mengetahui jawabannya dapat ditemukan dalam 2 penampilan Yesus - yang kedua inilah yang dibicarakan  oleh penulis Kitab Ibrani dalam :

Ibrani 9:27-28
(27) Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,(28) demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Yohanes tidak sendirian dalam kebingungannya mengenai Yesus. Murid-murid Yesus pun tak berhasrat untuk mendengarkan, bahwa Ia berbicara tentang penderitaan dan kematiannya di Kalvari. Baru saja terjadi pengakuan Petrus dalam Matius 16, Yesus mengungkapkan kepada murid-muridnya bahwa Ia tidak lama lagi akan segera mati. Reaksi Petrus menyingkapkan kegagalannya untuk  menangkap aspek missi messianik Yesus :

Matius 16:21-25
(21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."(23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."(24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.(25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, iaakan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Orang-orang Yahudi yang tak mempercayai Yesus juga mengalami kesulitan untuk mengerti perkataan Yesus mengenai kematiannya. Nampaknya, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak dapat menerima Yesus sebagai Messias :

Yohanes 12:30-34
(30) Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.(31) Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;(32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."(33) Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.(34) Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"

Tak seorang pun ingin mendengarkan kematian Yesus sebagai Messias Israel, hal ini dapat membantu menjelaskan mengapa penulis Kitab Ibrani merasa  demikian penting untuk mengulas secara luas kematian Messias yang tak terelakan.

Jaminan Teragung Dunia

Ibrani 9;15
Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan di era perjanjian yang pertama.

Kata penghubung "karena itu" menghubungkan pernyataan ini dengan apa yang baru saja dinyatakan.Yaitu, karena Kristus tampil didepan umum dan melakukan penebusan atas dosa-dosa kita dengan mencurahkan darahnya yang tak ternilai, Ia telah menjadi pengantara dari sebuah Perjanjian Baru, mengganti yang Lama. Beberapa pokok hal "Perjanjian Baru"telah diutarakan dalam Ibrani 8. Yaitu Kematian-Kematian Messias - yang menyelesaikan penebusan mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran dibawah Perjanjian Lama ("Pertama"). Ini sungguh sebuah pernyataan yang mengagumkan karena pernyataan tersebut dengan jelas memperlihatkan bahwa korban-korban binatang yang dipersembahkan dalam Perjanjian Lama tidak menyelesaikan penebusan dosa-dosa. Paulus menjelaskan hal ini demikian:

Roma 3:21-26
(21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,(22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Perhatikan dengan seksama pada apa yang Paulus (dan penulis Kitab Ibrani) katakan mengenai Perjanjian Lama.

Perjanjian Lama  beserta sistem korban Keimamatan Harun tidak "melenyapkan" kesalahan dan penghukuman atas dosa-dosa bangsa Israel kuno; hanya menunda hari perhitungan. Izinkan saya untuk menggambarkan hal ini dengan istilah-istilah moneter. Anggaplah hukuman bagi dosa-dosa Israel ditaksir  dalam terminologi Finansial. Setiap dosa membuat pendosa dan bangsa jatuh kedalam hutang yang semakin dalam, dan tak seorangpun atau bangsa memiliki sarana-sarana untuk dapat melunasi hutang mereka. Pada Hari Penebusan yang diselenggarakan secara tahunan, sebuah korban dilakukan bagi "hutang dosa nasional" bangsa Israel. Hutang tersebut tidak dibayar lunas; hutang itu semata ditunda pelunasannya hingga tahun berikutnya. "Pinjaman spiritual" Israel telah diperpanjang hingga tahun berikutnya. Dan sehingga setiap tahun hutang dosa bangsa itu semakin bertambah besar dan terus membesar. Hutang itu baru lunas saat kedatangan Messias dan kematiannya di kayu salib Kalvari dimana hutang tersebut ahirnya dibayar oleh Tuhan dalam pribadi Messias. Pembayaran tersebut tentu saja bukan bersifat moneter; sebab itu adalah hutang yang bersifat rohani, dan hutang ini dibayar lunas dengan kematian Yesus Kristus-melalui korban penumpahan darah Yesus diatas kayu salib.

Lalu siapakah penerima jaminan yang masif ini? Karya penyelematan Yesus di kayu salib Kalvari berlaku pada:

dosa-dosa mereka yang hidup dimasa Perjanjian Lama serta mereka yang hidup sejak kedatangan pertama Yesus Kristus. Dengan kata lain, siapapun yang berdosa diampuni dan yang mewarisi hidup kekal juga demikian, ini dikarenakan keselamatan oleh kematian dan kebangkitan Yesus. Tetapi ini tak hendak mengatakan bahwa setiap orang dimasa lalu, sekarang dan akan datang akan memperoleh manfaat dari karya keselamatan Kristus. Penulis surat Roma sangat jelas mengatakan hal ini : mereka yang menerima warisan yang dijanjikan hanyalah mereka yang dipanggil. Paulus mengungkapkan hal ini, demikian :

Roma 9 :6-13
(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel,(7) dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."(8) Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.(9) Sebab firman ini mengandung janji: "Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki."(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita.(11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya--(12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"(13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapimembenci Esau."

Sementara kita melihat doktrin pemilihan (Kedaulatan Tuhan untuk memanggil) sangat jelas diajarkan dalam Kitab Suci, manusia masih diperintahkan untuk percaya kepada Yesus untuk keselamatan. Paulus akan menekankan halini dalam bab berikutnya (10) dalam Surat Roma :


Roma 10:8-13
(8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.(9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.(10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.(11) Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."(12) Sebab tidak ada perbedaan antara orangYahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yangberseru kepada-Nya.(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Jadi, mereka yang mewaris janji-janji berkat Tuhan adalah mereka yang dipilih dan dipanggil Tuhan dalam kedaulatan-Nya, dan juga mereka yang telah percaya kepada janji Tuhan. (Kita harus ingat dari Ibrani 3 dan 4 dikatakan, bahwa bangsa Israel kuno telah gagal untuk memasuki tempat perhentian karena ketakpercayaan mereka) Saya dapat memahami berkat-berkat yang dijanjikan menjadi  sumpah janji-janji (dan ini tidak dapat dibatalkan), yang dibuat Tuhan bagi Abraham dalam Perjanjian Abraham dan kepada Israel serta semua manusia yang  berada dalam Perjanjian Baru.

Satu kesimpulan dari ayat 15 (Ibrani 9), sulit untuk dilewatkan : Sistem Perjanjian Lama membawa kepada kebangkrutan rohani;hanya karya Kristus dalam penggenapan Perjanjian Baru yang telah menyediakan jaminan kepada para pendosa: jika korban Perjanjian Baru : Yesus "telah melunasi semuanya"-dan jelas-jelas telah Ia lakukan- lalu mengapa masih ada orang yang meletakan kepercayaan mereka kedalam sebuah sistem yang gagal, yang sejauh ini terbukti gagal dalam kemampuannya untuk menyelamatkan?

Bersambung : Bagian 3 selesai

Martin Simamora |Dealing with Death or The World's Greatest Bailout (Hebrews 9:15-28) - Bob Deffinbaugh| bible.org















No comments:

Post a Comment