Pages

09 September 2010

Otoritas Alkitab (Bagian 10) : Infallibility & Inerrancy

3. Akibat Pengilhaman

Di atas, kita telah melihat berbagai teori pengilhaman Alkitab. Sesungguhnya sikap dan keyakinan kita terhadap pengilhaman Alkitab tersebut sangat penting. Karena hal itu akan mempengaruhi sikap kita selanjutnya terhadap Alkitab tersebut.

Apa maknanya bahwa Alkitab diilhami Allah? Jika kita sungguh percaya bahwa Alkitab sungguh-sungguh diilhami Allah -terlepas dari bentuk atau teori mana yang kita terapkan dari berbagai teori tersebut di atas- dan jika kita percaya serta menerima akan keterlibatan Roh Kudus secara penuh mengontrol dan memimpin para Penulis Alkitab, maka kita dapat menyimpulkan hal-hal penting berikut ini:



a. Inspirasi dan kanon

F.F. Bruce menegaskan bahwa selama berabad-abad inspirasi dan kanon Alkitab telah begitu menyatu dalam pemikiran Kristen. Karena itu, Bruce menulis:

"… books are included in the canon, it isbelieved, because they were inspired".
(Kitab-kitab dimasukkan ke dalam kanon Alkitab karena dipercayai bahwa kitab-kitab itu diilhami oleh Allah).

Sebenarnya, adanya kenyataan bahwa kitab-kitab Perjanjian Baru kemudian dimasukkan atau digabungkan dengan Alkitab Perjanjian Lama sebagai bagian dari "segala tulisan" (II Tim.3:16), secara wajar dapat disimpulkan bahwa kitab-kitab Perjanjian Baru tersebut adalah diilhami oleh Allah.

Bruce juga menegaskan, "That they were (and are) so inspired is not to be denied". Demikian juga, Packer menulis: "God gave us the New Testament canon, by inspiring the individual books that make it up". (Allah memberikan kepada kita kanon Kitab Suci, dengan mengilhami tiap-tiap Kitab yang membentuk Kitab Suci tersebut).

b. Inspirasi dan kesatuan

Bicara soal kesatuan Alkitab ini, menarik sekali apa yang ditegaskan oleh Karl Barth, bahwa hanya dalam kesatuan inilah kesaksian Alkitab adalah kesaksian dari wahyu Allah. Demikian juga, Millard Erickson menyimpulkan bahwa kesaksian yang menyatu dari Penulis-penulis Alkitab menunjukkan bahwa Alkitab berasal dari Allah. Hal ini menurutnya menunjukkan fakta yang kuat dari adanya keterlibatan Allah mengilhami Alkitab tersebut.

c. Inspirasi dan infallability serta inerrancy

Apa yang dimaksud dengan infallibility dan inerrancy Alkitab?

Infallibility berhubungan dengan pesan Alkitab, bahwa Alkitab tidak Akan menyesatkan pembacanya, sedangkan inerrancy menegaskan tentang Ketepatan sumber Alkitab tersebut.

Kedua hal tersebut sangat penting. Karena itulah Packer berpendapat bahwa penolakan
terhadap tuduhan yang diberikan terhadap Alkitab, yaitu bahwa Alkitab memberi pernyataan-pernyataan yang salah, telah menjadi ciri-ciri kaum Injili.

Dia menulis :
"As soon as you confict Scripture of making the smallest mistakes, you start to abandon both the biblical understanding of biblical inspiration and also the systematic functioning of the Bible as the organ of God's authority, his rightful and effective rule over His people's faith and life". (Segera Anda yakin bahwa Kitab Suci membuat kesalahan-kesalahan terkecil maka Anda akan mulai meninggalkan pandangan Alkitabiah tentang pengilhaman Alkitab serta fungsi Alkitab sebagai alat Allah yang berotoritas, kebenaran dan kuasanya atas iman dan hidup umatNya).

Kami setuju kepada pandangan bahwa inspirasi mencakup infallibility dan inerrancy (Nanti akan kita lihat di akhir artikel ini berbagai macam inerrancy).

Jadi, alasan kita untuk menerima infallibility dan inerrancy Alkitab adalah karena Alkitab diilhami oleh Allah.

Martin Luther, sang reformator telah menegaskan ketidakbersalahan Alkitab ketika dia menghubungkan Alkitab dengan bapak-bapak gereja. Dia menegaskan:

"I am ready to trust them, only when they give me evidence for their opinion from Scripture which has never erred". (Saya bersedia mempercayai mereka hanya jika mereka memberikan kepada saya bukti terhadap pendapat mereka dari Kitab Suci, yang tidak pernah bersalah)



d. Inspirasi dan sikap dapat dipercaya

Bagi mereka yang menerima ketidakbersalahan Alkitab, baik dari segi pesannya (infallibility) dan ketepatan sumbernya (inerrancy), otomatis akan menerima sifat Alkitab yang sepenuhnya dapat dipercaya (trustwothiness of the Bible).

Mereka bahkan membela sifat ketidakbersalahan Alkitab tersebut agar sifat dapat dipercaya ini dapat ditegakkan.

Menarik sekali mengamati pandangan tersebut di atas, yg diberikan oleh para ahli kelas dunia, seperti J.I. Packer, seorang professor dan lulusan dari sebuah universitas terkemuka di dunia, yaitu Univer- sitas Oxford. Dengan demikian kita bisa menegaskan bahwa pandangan yang Injili tersebut di atas, tidak dikatakan oleh seorang yang bodoh (academic inapproriate & baseless- Red), yang 'hanya' percaya kepada apa yang dituliskan dalam Alkitab.

Di pihak lain, jangan dikira bahwa mereka yang menolak pandangan seperti itu adalah orang pintar. Sebaliknya, cukup banyak orang yang sesungguhnya bodoh dan masih dalam tahap pemula dalam belajar teologia, namun sudah memberikan pandangan yg
merendahkan Alkitab.

Kita meyakini bahwa keempat hal tersebut di atas merupakan kebe naran yang sangat penting yang harus kita pegang teguh. Dengan demikian, kita akan semakin menghargai dan mempercayai Alkitab serta berambisi untuk melakukan ajaran dan perintahnya dalam hidup kita. Karena itu, marilah kita dengarkan seruan
Rasul Yakobus berikut:

"Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna yaitu hukum yang memerdekakan orang dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya" (Yak.1:25).

Pdt. Mangapul Sagala, Th.D

(bersambung)

No comments:

Post a Comment