Pages

10 October 2020

Bukan Hanya Gembala Tetapi Adalah Pintu


Yesus Berkata Aku Adalah Gembala dan Pintu: Dunia Tak Mungkin Menyentuh Kristus, Maka Dunia Juga Tak Dapat Merampas Domba-Domba-Nya

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Gembala Yang Baik, Pintu Yang Berdaulat

Apa yang mencengangkan kala Yesus mengajukan perumpamaan  Gembala yang baik adalah bagaimana Sang Kristus mengintroduksi diri  Gembala dalam format relasi yang sangat sukar untuk dipahami. Mari perhatikan dulu pernyataan Yesus berikut ini:

 

-Akulah pintu ke domba-domba itu, Yohanes 10:7

-Akulah gembala yang baik, Yohanes 10:11

Karakteristik domba yang lemah sehingga memerlukan seorang gembala yang bertugas menjaga dan menggembalakan kehidupan sehari-harinya menjadi sebuah karakteristik fundamental sehingga Kristus dalam perumpamaan tersebut menunjuk pada dirinya sendiri sebagai bukan saja gembala tetapi juga  pintu untuk menuju pada domba-domba, dengan kata lain para domba hidup dalam dirinya. Bahkan sekalipun ada yang mencoba atau berupaya masuk kedalam kumpulan domba-domba-Nya dengan cara tidak melalui satu-satunya pintu yaitu dirinya maka sebetulnya hanya akan menjadikannya pada kondisi yang berlawanan dengan ini:

 

barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat-Yohanes 10:9

 

Untuk melihat kemegahan diri Sang Gembala ini, kita wajib mengarahkan pandangan kita pada pernyataan Kristus berikut ini:

           

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok-Yohanes 10:1

 

Teks ini sedang menunjuk kepada siapakah Gembala sejati itu sesungguhnya? Terpenting, secara pasti Gembala tersebut haruslah seorang  yang bukan saja dikenal tetapi yang dikehendaki Sang Empunya domba-domba tersebut sebagaimana diindikasikan dalam “sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi…. Ia adalah pencuri dengan seorang perampok”. Kristus mengindikasikan dirinya adalah satu-satunya Gembala yang masuk ke dalam kandang domba melalui pintu tersebut dalam ungkapan yang menakjubkan berikut ini:

Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan-Yohanes 10:10

 

Kita segera mengetahui bahwa Kristus sedang melakukan pengontrasan yang menghasilkan sebuah kontradiksi berpondasikan siapakah dirinya untuk menyorot atau menelanjangi pekerjaan penguasa dunia dalam sebuah kontras yang menunjukan betapa pekatnya kegelapan yang dihasilkan jika hidup diluar penggembalaannya:

 

           

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan-Yohanes 10:10

Ini  pada akarnya bukan sekedar sebuah kontrasan yang menyingkapkan kontradiksi dalam format hidup vs maut, namun hendak menunjukan pemerintahan Gembala Agung tersebut adalah sebuah tatanan yang memerintahkan bukan hanya pada dunia orang hidup, dunia orang mati namun ia dengan demikian menunjukan bahwa Sang Gembala memiliki pemerintahan yang menjangkau dan berdiri tegak pada setelah kesudahan dunia dan seisinya. Kita harus memperhatikan bahwa rejim pemerintahan penggembalaannya di dunia atas domba-domba-Nya di sepanjang sejarah adalah sebuah pemerintahan kekal bersama Bapa di sorga yang dibawanya turun dalam wujud sebuah tatanan yang mengakhiri pemerintahan dengan orde: Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Saya berpendapat ini adalah penyingkapan paling vulgar, tegas dan tanpa bayang-bayang mengenai kedaulatan Kristus atas domba-domba-Nya. Orde semacam ini, sekali lagi harus ditegaskan, dating dari satu-satunya rejim pemerintahan Bapa bersama Sang Firman yang telah menjadi manusia untuk menjadi gembala, pintu dengan sebuah cara penggenapan: memberikan nyawanya agar hidup-Nya memberikan hidup  dalam kepemilikan hidup yang berlimpah (bukan dalam makna materialistik!). Kristus sendiri menyingkapkan sebuah tatanan pemerintahan penggembalaanya dalam sebuah cara yang sangat menakjubkan dalam hal bahwa sumber kekekalan penggembalaannya datang dari kekekalan dirinya bahwa Ia sendiri keluar dari Bapa dalam ungkapan semacam ini:

 

siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya – Yohanes 10:2-3

 

B.Tatanan Atau Rejim Pemerintahan Penggembalaannya

Asal-usul Kristus dalam karakteristik semacam ini membingungkan siapapun pendengarnya sejak eranya karena dalam model-model semacam ini, Kristus sedang menunjukan dirinya bukan datang dari dunia ini namun dari Bapa dalam sebuah tatanan sebagaimana Yohanes 10:2-3. Jika kita mempelajari injil secara cermat, model-model semacam ini akan menjadi sumber perseteruan antara ahli Taurat dan Yesus sebab menimbulkan anggapan sekalipun manusia tetapi menyamakan dirinya dengan Allah (yang mana bahkan intensinya bukan sama sekali politeisme dalam konsepsi seperti apapun tetapi “Aku dan Bapa adalah satu” yang hanya dapat didekati dalam model-model yang disajikan oleh Yesus sendiri).

 

Semakin menarik ketika Yesus menunjuk dirinya adalah “pintu” menuju domba-domba, yang demikian ini membuat Yesus memiliki satu substansi dengan “Untuk dia penjaga membuka pintu” (Yohanes 10:3). Ketika Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu (Yohannes 10:7) maka dengan demikian Ia adalah Sang empunya domba-domba bersama-sama dengan Bapa dalam tatanan pemerintahan yang diperkenalkan Yesus:

tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya (Yohanes 10:2-3)

Tatanan semacam ini bahwa Ia dan Bapa bersama-sama dalam satu substansi semakin digamblangkannya dalam pernyataan berikut ini:

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa – Yohanes 10:14-15

Ini adalah jantungnya, mengenal bukan saja siapakah Yesus dalam kemanusiaannya dan kedivinitasannya namun kemanusiaan dan kedivinitasan yang seperti apakah ia,bahwa dalam kedua aspek tersebut tak boleh terlepas sama sekali dari: sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa. Statement ini begitu suci dan dilingkupi oleh api kemuliaan, artinya bahkan malaikat tak dapat menyatakannya dan apalagi manusia. Statement tersebut adalah karakteristik pemerintahan satu-satunya Allah dan bahwa tidak ada keduaan yang saling bertentangan atau keotonoman dua allah namun esa yaitu sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa.

 

Karena ini adalah jantungnya maka walau begitu sukar bagi manusia, namun Kristus meneruskan penjelasannya hingga masuk pada apakah sesungguhnya wujud dari “sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa” dalam sebuah penyingkapan apakah misi Bapa yang bersemayam total dalam diri sang Gembala. Perhatikan ini:

           

Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."- Yohanes 10:17-18

Yesus adalah gembala dan adalah pintu, dengan demikian harus dipahami dalam eksistensi sorgawi yang melekat total dalam penggembalaan untuk membawa setiap domba pada hidup kekal, bahwa dalam hal ia memberikan nyawa-Nya bukan dalam rejim maut sebagaimana maut berkuasa untuk membunuh, namun sepenuhnya berada dalam rejim pemerintahan Anak yang datang dari Bapa, itu sebabnya kita akan menemukan sebuah kejanggalan yang sukar dimengerti: Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Bahwa kematianya berada dalam rejim pemerintahan Anak dari Bapa, itu ditegaskan Yesus dalam kalimat keterangan yang memusingkan manusia pada umumnya sebab ia berkata Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.

Bahwa ia adalah gembala memang membawa pesan non agresivitas sebab apa yang menjadi tujuan utama penggembalaannya adalah memberikan hidup sebagai sebuah kontrasan yang mengkontradiksikan sedemikian rupa, sehingga harus dikatakan bahwa inilah satu-satunya kontradiksi yang dibawa Anak dari Bapa sehingga mampu menelanjangi eksistensi kegelapan dalam sebuah fakta paling mencekam: Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.

Semenjak Kristus, tidak pernah terjadi dimuka bumi ini Kristus digagalkan oleh kematian domba-domba kepunyaannya, sebab tak  ada kematian yang dapat mendikte pemerintahan sang Gembala jika ia sendiri berkata: Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali.

 

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment