Pages

06 June 2020

Kebencian Tanpa Alasan & Roh Kudus


Dia Penolong Yang Lain Dalam Dunia Penuh Kebencian Tanpa Alasan

Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Sumber Kebencian Dunia, Persekutuan Kekal Kristus dan Para Murid Sepanjang Abad
Sebuah topik yang keras dikemukakan Yesus Sang Mesias secara tegas dan gamblang sebagai sebuah lingkungan yang akan melingkupi perjalanan setiap orang yang disebut para pengikut Kristus yaitu kebencian yang tak mungkin diredakan oleh siapapun. Perhatikan pernyataan ini: jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu (Yohanes 15:18), pernyataan ini mencengangkan sebab sebuah reaksi kebencian terhadap murid-murid Kristus bukan terjadi disebabkan oleh perilaku jahat atau hal-hal negatif yang diperbuat oleh siapapun murid Kristus, tetapi disebabkan oleh Sang Kristus sendiri. Ada apa dengan Sang Kristus, apakah ia melakukan sebuah kejahatan? Kristus berkata bahwa dunia (artinya ini adalah kondisi yang berlangsung di segala abad) membenci, sebab dunia telah lebih dahulu membenci Kristus. Dunia memiliki sebuah permusuhan yang abadi terhadap Kristus yang akan memburu siapapun setiap murid Kristus. Ini adalah hukum rohani adikodrati yang menunjukan bahwa Sang Kristus terhadap dunia berada dalam relasi begitu terpisahkan dan tak mungkin ada satu titik damai dan tak mungkin ada sebuah kompromi seperti apapun juga, demikian juga dengan setiap orang yang adalah murid Kristus di segala zaman akan mengalaminya: jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dulu membenci Aku dari pada kamu.

Situasi ini merupakan wujud alamiah bagi siapapun yang merupakan murid Kristus dimanapun dan kapanpun juga, tak peduli masa lalu dan hari ini, pun kelak akan sama di masa yang mendatang. Menjadi murid Kristus, karena itu, tidak akan pernah lahir dari sebuah proses inisiasi dan doktrinisasi dan apalagi sebuah proses untuk menjadi layak dan pantas menjadi murid Kristus yang dibangun berdasarkan kemurnian moral dan kesucian akhlak yang diasah terus-menerus sehingga memiliki kecemerlangan jiwa yang akan meraih keilahiannya. Tidak akan pernah demikian. Kala Kristus berkata: jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu, maka kita wajib mengetahui: ada apakah dengan Kristus dan bagaimana mungkin atau apa yang terjadi dengan kita sehingga mengalami hukum rohani adikodrati semacam itu?


Sang Kristus mengenai dirinya berkata begini: "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya” (Yohanes 15:1), teks ini menjelaskan dua hal sekaligus yaitu relasi Kristus terhadap Bapa dan kesehakekatan Ia dan Bapa dalam pemerintahan Sang Bapa, bahwa dalam kesehakekatan Ia dan Bapa maka Ia adalah POKOK ANGGUR yang BENAR dan Bapa adalah PENGUSAHANYA. Sebuah divinitas yang mahamulia dan mahatinggi sebab ketakberpisahan dan kekekalan relasi Kristus dan Bapa berlangsung terus hingga kala Ia Sang Logos menjadi manusia untuk ada beserta manusia berlangsung tanpa sebuah degradasi atau perendahan yang MENGAKIBATKAN PENYUSUTAN dan menurunkan derajat kelas kemahamuliannya, melainkan kemahamuliaan Sang Mesias tak sedikit pun berbelang terhadap Bapa namun sehakekat, ini dinyatakan Kristus dengan statement yang melukiskan siapakan dirinya, bahwa dirinya adalah pokok anggur yang benar, berasal dari dan dikerjakan sendiri oleh Bapa. Kristus adalah satu-satunya kebenaran dan adalah sumber kebenaran itu sendiri yang berasal dari dan berada di dalam Bapa itu sendiri. Tak terpisahkan dalam kesehakekatan pada keduanya. Dalam hal ini sama sekali tidak ada setitikpun semacam komposit  pada Yesus bahwa ia memiliki elemen-elemen dunia yang menyebabkan dirinya akan mengalami semacam degradasi kemuliaan terhadap Bapa. Yesus Sang Kristus sama sekali bukan berasal dari dunia ini.

Sekarang bagaimana dengan setiap murid-murid Kristus? Bagaimana bisa para murid kelak akan memiliki natur yang membuat mereka sebagai tak terpisahkan dan tak mungkin lagi diakui sebagai bagian dunia ini sementara mereka adalah manusia sebagaimana Kristus juga hadir kedalam dunia ini juga dalam rupa manusia? Mari kita melihat penjelasan Kristus:

Yohanes 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Sang Kristus sedang membicarakan relasi yang melampui akal dan pikiran manusia dan bahkan tak mungkin dapat dicapai bahkan jika saja ada manusia yang dapat melakukan hukum Taurat! Relasinya  bukan saja sangat kuat dan kokoh tetapi menunjukan bahwa setiap murid hanya mungkin menerima kehidupan dari Bapa jika seorang murid itu  adalah milik Kristus yang merupakan kepunyaannya: Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Bagaimana mungkin saya dan anda akan secara pasti adalah ranting-rantingnya..bahwa  kehidupan Bapa dan persekutuan dalam Anak dan Bapa dapat dialami setiap murid Kristus? Itu hanya dapat dilakukan oleh Bapa sebagai Sang Pengusaha! Ini adalah pondasi tunggal mengapa murid-murid Kristus berada dalam perseketuan Kristus yang begitu otentik sehingga juga secara otentik mengalami kebencian yang dimuntahkan oleh dunia dalam  formulasi semacam ini: jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Kita harus mengetahui bahwa apa yang diberikan dunia yaitu kebencian terhadap Sang Kristus dan juga setiap murid Kristus di sepanjang segala abad merupakan sebuah antithesa sangat ekstrim terhadap apa yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus dan setiap murid-muridnya. Perhatikan ini:  seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu (Yohanes 15:9). Sementara kita tinggal didalam dunia namun dalam persekutuan tadi, setiap murid Kristus diajak untuk menikmati kasih Kristus bagi kita dalam kemuliaan kasih yang tak dapat diduplikasi dunia yaitu kemuliaan sebagaimana kasih yang diberikan Bapa terhadap Kristus dalam sebuah relasi yang telah dimiliki sejak kekekalan. Komplikasi dunia  terhadap para murid, mengapa bisa setajam kebencian dunia terhadap Kristus, itu disebabkan oleh sebuah hal tunggal yaitu apakah yang akan diberikan dan diinstruksikan Kristus untuk dilakukan dalam persekutuan semacam itu: Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh (Yohanes 15:10-11). Bisakah anda melihat sebuah kontras yang begitu menyilaukan mata rohanimu? Perhatikan apakah hasrat Kristus bagi setiap murid-muridnya? Bahwa apa yang menjadi hasrat Kristus adalah: supaya sukacita yang dimiliki Kristus juga merupakan kepunyaan dan properti setiap murid-murid Kristus.Dalam dunia yang akan mengopresi atau mengintimidasi dengan kebencian maka apapun model sukacita yang dipikir sebagai alternatif  pilihan hidup, itu hanya akan membuat kehidupan tidak lagi menerima kehidupan dari dalam diri Kristus, dan ini hanya bisa terjadi jikalau ia bukan seorang yang berada sebagai ranting-ranting pokok anggur itu.

Bagaimana sukacita itu dimiliki, inilah yang membuat kebencian dunia terhadap Kristus dapat saja dialami oleh siapapun murid-murid Kristus, menunjukan bagaimana pokok anggur memberikan kehidupan ilahi dari Bapa untuk dapat dimiliki oleh setiap murid-murid Kristus, perhatikan wujud kerjanya:
           
Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. (Yohanes 15:10)

           
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.(Yohanes 15:12)

Ini adalah kebenaran emasnya: kasih yang diberikan oleh setiap murid Kristus di dunia ini adalah kasih yang dimiliki Kristus dan telah diberikan kepada saya dan anda. Dalam hal tersebut, kemampuan mengasihi dilahirkan dari ketaatan setiap murid kepada Kristus sebagaimana Kristus terhadap Bapa. Ingatlah bahwa ini adalah semacam interkoneksi tak terputuskan yang darinya setiap murid Kristus dapat menghadirkan sebuah kasih dari surga untuk menjawab kebencian yang dilemparkan dunia. Dalam hal inilah mengasihi sesama manusia merupakan sebuah tindakan divinitas seorang Kristen di muka bumi. Dalam hal inilah bahkan ketaatan adalah salah satu elemen  perbuatan yang merupakan nuansa kasih, bukan semacam kelegalistikan.

Pada puncaknya, Kristus telah lebih dulu menunjukan bahwa kala ia mentaati Bapa maka itu adalah semacam interkoneksi tak terputuskan yang darinya Sang Kristus telah menghadirkan kasih-Nya yang berdiam di surga untuk  diberikan dan berdiam sebagai kepunyaan setiap murid-murid-Nya:
Yohanes 15:13-15 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Jika kita ingin mengetahui apakah benar-benar telah terjadi persekutuan: Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingya? Maka statement: tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya,adalah kebenaran absolut yang keluar dari mulut Kristus. Bahwa di dunia ini, sementara kita masih akan terus mengalami perlombaan di dunia ini untuk menaklukan kebencian dengan apapun juga konsekuensi buruknya, kekuatan dan kehidupan kita datang dari kehidupan Kristus yang telah diberikan berdasarkan kasihnya kepada kita yang dilahirkannya dalam persekutuannya dengan Bapa. Dalam persekutuan inilah kita harus melakukan sebuah perjalanan yang diwajibkannya yaitu melakukan apa yang diperintahkannya, dalam melakukannya disitulah terpatri keluar kehidupan persekutuan ilahi antara murid dan Kristus yang masih ada di dunia ini di sepanjang masa yaitu saat para murid tampil sebagai sahabat Kristus. Jadi disini terminologi sahabat bukanlah bermaksud dan menggagaskan semacam pergaulan lazimnya dikenal dunia, tetapi sebuah persekutan divinitas yang dihadirkan seorang Kristen kepada dunia yang melemparkan kebenciannya. Apakah perintahnya itu? Ini perintahnya: Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain (Yohanes 15:17), tak peduli seberat apapun dunia mungkin akan menindas kehidupan dan kebahagiaan seorang Kristen di muka bumi ini.



B.Bapalah Pengusahanya, Camkan ini: Tidak Ada Situasi Yang Berada Di Luar Kendali Bapa!
Jadi ini sama sekali bukan “mengasihi sesama manusia” yang begitu  hidup dalam budaya pop dan pemahaman yang begitu sekular. Ini memang mengasihi kepada sesama manusia siapapun itu sebab semua adalah ciptaan Bapa. Tetapi penting diperhatikan bahwa Bapa adalah pemilik dan perancang agenda besarnya yang dibawa turun oleh Sang Logos yang telah menjadi Manusia yaitu Yesus Sang Kristus. Itulah sebabnya dalam interkoneksi ilahi ini, Yesus kembali mencamkan ini: Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku (Yohanes 15:23), menunjukan bahwa perintah untuk mengasihi adalah sebuah tatanan atau order yang datang dari Bapa dan diperkenalkan, dihadirkan dan diwujudkan oleh Sang Kristus. Dunia beserta isinya yang telah jatuh kedalam dosa, sayangnya begitu asing dan tak mengenali kasih ini karena manusia begitu buta dan dalam lembah maut untuk sanggup menyambutnya. Apakah, menurutmu, yang membuat kebencian adalah jawaban dunia sehingga Kristus menegakan hukum yang telah menghakimi dunia saat ini dalam sebuah vonis yang mencekam semacam ini: Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku?

Pentakosta adalah sebuah interkoneksi tak terputuskan dan tak dapat digagalkan agar Allah dapat memberitakan kasih Allah  bagi dunia sebagaimana Bapa mengasihi Kristus, itu sendiri telah hadir dalam diri setiap orang Kristen yang berada dalam persekutuan agung yang diadakan Bapa dalam Kristus. Setiap orang percaya bersama Roh Kudus akan terus memberitakan dan menghadirkannya sampai genap waktunya:

Yohanes 15:26-27 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

SOLI DEO GLORIA

No comments:

Post a Comment