Pages

01 December 2019

Yang Kudus Dari Allah Telah Menjadi Manusia


Perintah-Nya Tak  Dapat Ditolak Bahkan Oleh Kerajaan Maut

Oleh:Martin Simamora

A.Yang Kudus Dari Allah
Bagi Sang Kristus, tujuan kedatangannya kedalam dunia ini atau dalam bahasa injil Yohanes: pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….  Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita (Yohanes 1:1,4) secara pasti dan mutlak tidak akan pernah terpisah dari dirinya..sampai kapanpun. Harus dikatakan dengan demikian, oleh sebab siapakah ia akan senantiasa adalah siapakah dia sejak sebelum permulaan dan sejak apa yang disebut sebagai permulaan memiliki apa yang disebut dengan eksistensi. Itu sebabnya permulaan injil Yohanes serba agung dalam menggambarkan siapakah Yesus…bukan dikarenakan sebuah upaya mengkonstruksikan keilahian Kristus hingga pada level tak bedanya dengan Allah. Menyatakan pada mulanya adalah Firman yang bertautan secara agung dengan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….ini adalah hakekat Sang Firman itu sendiri, jadi jika dipertanyakan sekudus apakah Kristus…? Maka tidak ada semacam relativitas yang bagaimanapun, tidak juga bisa dikatakan bahwa ketuhanan atau kedivinitasan Kristus adalah divinitas termulia yang sanggup mendekati Allah…Yohanes 1:1 menyatakannya demikian. Lalu apakah keotentikan “Firman itu telah menjadi manusia” bukan sama sekali semacam indikasi kemerosotan kehakekatan  Sang Firman kala menjadi manusia?

Menjawab ini, siapapun wajib memperhatikan mahkota injil Yohanes, yaitu “pada mulanya adalah Firman…Firman itu telah menjadi manusia.” Kristus memiliki identitas yang cenderung membuat dirinya walau menjadi manusia otentik…sekaligus Firman yang otentik. Maksudnya, ini pasti lebih besar dari sekedar julukan, ini haruslah sebuah hakekat-Nya sendiri yang begitu berotoritas secara absolut semacam ini:

         
Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan (Mazmur 33:6)

Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. (Mazmur 33:9)


                   
Ia menyampaikan firman-Nya, lalu mencairkan semuanya (Mazmur 147:18)

Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta. (Mazmur 148:5)

Karena ini adalah hakekat firman maka demikian jugalah dengan Firman….bahkan karena ini adalah hakekat kekal yang menjadi sumber segala hal yang dikatakan ada, maka ketika dikatakan Firman itu telah menjadi manusia…maka mustahil hakekat kekal menjadi mengalami kemerosotan yang bagaimanapun juga. Bahwa Firman itu telah menjadi manusia dan mengalami fase-fase biologis pertumbuhan seorang anak manusia sejak dalam kandungan, dilahirkan dan mengalami pertumbuhan seutuhnya manusia…dalam hal ini, Ia tidak kehilangan dan disurutkan bahwa Ia adalah Firman…ketidakmungkinannya begitu absolut sebab Firman itu sendiri tidak diciptakan dan sumber penciptaan itu sendiri. Ini adalah hal substantif yang harus dipegang secara konstan dalam menjelaskan apapun yang terjadi dalam dan disekitar Kristus. Satu-satunya untuk penjelasan yang pasti akan menimbulkan banyak sekali komplikasi bagi pemahaman spiritual dan eksistensi manusia…hanya dengan memperhatikan bahwa Firman itu sendiri tidak diciptakan dan adalah sumber penciptaan sementara Ia menjadi manusia dan mengalami pembentukan biologis dalam janin Ibu-Nya dan mengalami pertumbuhan yang begitu alami dan utuh, kita dapat memiliki pemahaman yang kokoh untuk menjelaskan kehakekatan  divinitas Kristus yang tak surut pada Ia adalah Firman dalam insiden-insiden semacam ini:

Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar." (Lukas 4:33-36)

Ini akan sangat membantu kita untuk memahami kudus dan kekudusan pada Yesus untuk tidak terjebak pada substansi kudus yang terjebak dalam theisme yang politeistik.

Catatan Injil semacam ini :dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." (Lukas 4:41) walau terlihat megah, justru menjadi pangkal utama problem manusia dalam memandang Kristus.

Catatan terpentingnya adalah: yang kudus dari Allah memiliki kebakuan atau sama sekali bukan keabstrakan yang melayang-layang tak memiliki kekongkritannya, pada siapakah dirinya…apakah allah yang lain disamping Allah? Hal itu tidak mungkin sebab Kitab Suci memberikan petunjuk mengenai firman: Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada (Mazmur 33:9), dan itulah yang dilakukan oleh Sang Firman yang telah menjadi manusia:
Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. (Lukas 4:35)

Satu-satunya penjelasan mengapa hal ini terjadi bukan karena sang mesias telah mencapai level kekudusan tertentu yang diperjuangkannya. Apa yang tersingkap adalah sang mesias memiliki otoritas dan pemerintahan yang bahkan dunia atau kerajaan kegelapan tak sanggup menolaknya! Siapa yang sanggup menolak firman yang bekerja untuk melakukan kehendak Dia yang berfirman/Sang Firman? Tidak ada! Sehingga inilah yang disaksikan orang banyak: kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

Yang Kudus dari Allah dengan demikian harus dijelaskan berdasarkan diri Yesus sendiri baik dalam perkataan dan perbuatannya yang berdimensi otoritas dan pemerintahan kerajaan-Nya. Bukankah itu adalah tujuan kedatangan Sang Firman kedalam dunia dengan menjadi manusia? Perhatikan ini: Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Lukas 4:43).


B. Perintah atau Sabda Tak Dapat Ditolak: Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi (Mazmur 33:9)
Ketika anda membaca ini:
Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." (Lukas 4:40-41)

Ini harus dilihat sebagai sebuah perjumpaan pemerintahan Kristus yang berdaulat mengatasi pemerintahan maut. Benturan-benturan semacam ini yang memperlihatkan Kerajaan Allah secara otentik adalah bukti yang hidup bahwa pemerintahan Kerajaan Allah berdiri tegak dan berdaulat dalam apapun yang dimaui-Nya. Ketika injil menyajikan: dari banyak orang keluar setan-setan sambil berteriak:”Engkau adalah Anak Allah” harus dipandang bahwa Kerajaan Maut bertekuk letut terhadap pemerintahan Allah yang bersemayam didalam Kristus sementara di bumi ini. Jadi ketika kita membicarakan kesehakekatan Kristus dengan Allah…injil menunjukan kepada kita pondasi untuk berkata demikian.

Kristus sendiri  secara utuh menunjukan bahwa Ia adalah Firman dalam realitas-realitas yang terkuat dan paling mungkin untuk dapat dijangkau oleh indrawi manusia baik ia bersikap menolak ataupun bersikap menerimanya. Perhatikan ini:
         
Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Lukas 4:17-21)

Ini adalah semacam khotbah tersukar di sepanjang abad bumi ini ada, bahkan dalam bahasa-bahasa bukan saja asli tetapi otentik merupakan bahasa ibu yang sangat dipahami. Bukan saja tersukar, tetapi bagi pandangan kebanyakan orang…Kristus sedang melintasi kepatutan termulia yang boleh dilakukan manusia. Itu sebabnya ketika Ia berkata pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya, tanggapannya bukan sama sekali penolakan kognitif tetapi semacam kepatutan bagi makhluk manusia untuk mengambil kedudukan Ia hakekat Allah sebagai satu-satunya yang berhak bersabda dan berkuasa menggenapinya. Penolakannya kemudian adalah penolakan yang bersifat spiritual..kegelapan spiritual yang bukan saja membutakan tetapi bahkan tak sanggup mengenali bahwa Ia adalah Firman…itu sebabnya terhadap pernyataan Kristus…mereka menjawab: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" (Lukas 4:22).

Penguasaan kerajaan maut terhadap umat manusia, karenanya tidak pernah menjadi kemustahilan bagi Kristus. Gerak Kristus adalah gerak Kerajaan yang bertitah dan berpemerintahan yang entah bagaimana dalam cara yang tak kasat mata kebesarannya dan keperkasaannya..memang benar-benar berkuasa dan berkehendak baik pada kehendak dan perkataannya. Mari kita ambil satu cuplikan ini:
         
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."     
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. (Lukas 5:12-13)

Pada Kristus, harus dilihat bahwa sentralitas kinerja kuasa dirinya bukanlah semacam dunia penyembuhan atau mujizat spektakular…spektrumnya bukan sesederhana ini. Ia adalah Ia sebagaimana Ia ada..dan siapakah Ia sementara Ia menjadi manusia tetap harus terpancar walau memang terlihat Ia membatasinya berdasarkan maksud dan tujuannya…yang walaupun demikian tetap tak mampu menyembunyikan kehakekatannya yang satu dengan Allah:

         
Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" (Lukas 5:19-21)

Apa yang menjadi “bisnis terbesar”Kristus bukan pada penyembuhan dan mujizat, tetapi pada siapakah Ia seharusnya dikenal dan apakah yang menjadi tujuan kedatangannya…dan itu berjangkar pada satu isu sentral bagi manusia: siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”

Untuk komplikasi hebat ini yang terletak pada kemanusiaan Kristus yang dipahami belaka sebagai tak mungkin bagi Firman berdiam, Kristus mempertajam berita besar bagi manusia…kabar baik bagi manusia yang berkenan padanya:
         
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" (Lukas 5:24)

Berita inilah yang bersemayam secara kokoh dalam kedatangan Juruselamat dalam peristiwa kelahiran-Nya!

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment