Pages

15 December 2019

Divinitas Christmas Adalah

Relasi Eksklusif & Divinitas Antara Nabi Musa dan Yesus Sang Nabi Yang Akan Datang
Oleh: Martin Simamora


A.Kesaksian Kitab Musa Mengenai Christmas atau Kelahiran Kristus
Yesus Sang Kristus sendiri mengenai dirinya dan Nabi Musa kala ia bersaksi mengenai dirinya atau siapakah dirinya berkata begini:   Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?" (Yohanes 5:46-47), Nabi Musa menjadi sebuah pondasi utama dalam kitab suci yang secara langsung membicarakan sosok mesias yang dinanti-nantikan. Sang Kristus bahkan menegaskannya dalam bahasa yang menutup satu kemungkinan bahwa ada keraguan dalam kebenaran yang sedang dikatakannya dengan berujar: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Musa dikemukakan Kristus menuliskan kedatangan dirinya dalam cara yang sangat khusus dan menjadi jantung kehidupan kitab suci yang dituliskannya. Jika demikian mari kita memperhatikan sejumlah cuplikan dari Kitab Musa:

Ulangan 18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.

Nubuat diatas begitu personal dalam sebuah ekspresi yang begitu eksklusif pada jati diri mesias yaitu: sama seperti aku. Ini bukan saja bahwa nabi yang akan datang itu seorang yang juga seharusnya Yahudi tetapi juga memiliki relasi divinitas yang dibangunkan oleh TUHAN antara Musa dan nabi yang akan datang. Nubuat ini begitu personal karena TUHAN sendiri mengadakannya dalam sebuah cara meletakan satu elemen yang begitu spesifik dan begitu absolut yaitu dari antara saudara-saudaramu dan sama seperti diri Musa. Itu sebabnya juga Kristus, kemudian, menggenapkan relasi elementer yang absolut itu bahkan dalam bagaimana Ia menggenapi maksud Bapa didalam dan melalui dirinya saja. Perhatikan ini:

Yohanes 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,


Yesus Sang Mesias sendiri memang menunjukan bahwa dirinyalah yang dimaksudkan oleh Musa, perhatikan berikut ini:
Matius 13:57 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."

Pada masyarakat secara umum, Yesus Sang Kristus itu pun diakui sebagai nabi yang dinubuatkan nabi Musa:
Lukas 24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
Kristus secara umum adalah nabi yang memenuhi ketentuan nubuat yang diucapkan nabi Musa, bahkan lebih besar! Dalam sebuah surat kepada jemaat Ibrani di perantauan, pun relasi antara Sang Mesias dan nabi Musa menjadi batu pondasi yang bersifat divinitas untuk menjadi dasar kebenaran bagi Yesus Sang Mesias adalah Mesias dari Allah:

Ibrani 3:1-6 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Bagaimana gereja purba setia kepada kitab suci pun terlihat dari bagaimana relasi antara Musa dan Juruselamat dunia sebagai satu kesatuan utuh dan divinitas yaitu bertemunya penubuat dan Sang Penggenap Nubuat di bumi ini dalam pemberitaan-pemberitaan kebenaran Sang Juruselamat.

Relasi eksklusif dan divinitas yang demikian memang menjadi kunci akseptasi bangsa Yahudi akan kedatangan Juruselamat Dunia ini-Sang Nabi yang dinantikan. Ketika Nabi Yohanes Pembaptis tampil, ia pun sempat diduga sebagai Sang Nabi tersebut namun ia menolaknya secara total:

Yohanes 1:22-25 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"

Kisah Natal yang lebih jauh di atas ini merupakan momen penting menjelang Juruselamat Dunia dan Nabi yang akan datang itu masuk pada saat yang telah ditetapkan-Nya bagi Sang Nabi untuk menggenapi nubuat Nabi Musa. Nabi Yohanes Pembaptis sendiri menyadari bahwa dirinya sedang menggenapi satu keping bagian besar nubuat nabi Yesaya yang menegaskan nubuat nabi Musa mengenai nabi yang akan datang tersebut. Nabi Yohanes Sang Pembaptis menjawab bahwa ia bukanlah nabi yang akan datang itu!
Ia mengatakan bahwa dirinya bukan sebab ia sangat tahu siapakah nabi yang akan datang itu sebagaimana ia menggambarkan kedivinitasan Sang Nabi:
Yohanes 1:26-27Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak."

Manakala Ia melihat pada-Nya maka kesaksian divinitas Sang Nabi menjadi lebih sempurna bagi jiwanya untuk mengutarakannya kepada orang banyak saat itu:
Yohanes 1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Sekarang Nabi Yohanes Pembaptis dihadapan Sang Nabi yang dinubuatkan Nabi Musa secara lebih terang dan lengkap dibandingkan dengan Nabi Musa mampu menyingkapkan divinitas, kuasa dan otoritas Sang Nabi bukan saja atas bangsa Israel tetapi semua bangsa di dunia, dan Sang Nabi yang dinubuatkan itu merupakan Sang Penebusa dosa manusia jika saja turut menerima  bagian yang diberikan oleh Kurban Anak Domba tersebut.

Yesus Sang Kristus dan Sang Nabi memang kemudian memiliki kuasa dan otoritas yang hanya mungkin dimiliki oleh satu-satunya nabi yang akan datang itu sehingga saat itu jiwa-jiwa setiap manusia diyakinkan bahwalah dialah dia yang dinantikan itu:  Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." (Yohanes 6:14).

Siapakah Kristus menjadi sentral pembicaraan dan sementara banyak yang yakin dan percaya bahwa dialah nabi yang akan datang itu, ada juga yang tidak mengakuinya:
           
Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! (Yohanes 7:40-41)

Sementara Yesus memang lahir di Bethlehem sebagaimana kitab suci menyatkannya, ia faktanya tidak tumbuh besar di sana:
           
Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal. (Yohanes 7:42)

Matius 2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

Matius 2:13-21 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.

Memerlukan waktu yang panjang bagi keluarga Yesus untuk dapat menginjakkan kakinya di tanah Galilea:
           
Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. (Matius 2:22-23)

Dengan situasi yang demikian dapat dipahami perdebatan asal-usul daerahnya adalah pokok soal yang sangat penting.

Nabi Musa, diri Sang Mesias dan Kitab Suci adalah hal yang sangat esensial dan begitu terintegrasi pada diri dan pengajaran Sang Mesias, bahkan nama Nabi Musa diletakan Sang Mesias dalam sebuah relasi dimana dirinya memiliki kedivinitasan yang melekat pada dirinya untuk menentukan apakah yang benar dan tidak benar terkait pelaksanaan hukum Musa. Perhatikan hal berikut ini:

Yohanes 7:19-23Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorangpun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?" Orang banyak itu menjawab: "Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Hanya satu perbuatan yang Kulakukan dan kamu semua telah heran. Jadi: Musa menetapkan supaya kamu bersunat--sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek moyang kita--dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat.

Tak ada ahli Taurat dan bahkan Mahkamah Agama yang dapat membantah perkataan Kristus yang menautkan dirinya begitu saja dengan Nabi Musa beserta hukum-Nya. Ini mencengangkan bagi orang banyak sehingga menimbulkan dugaan yang meyakinkan bahwa dialah Mesias itu dan nabi yang akan datang itu. Mari perhatikan ini: Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? (Yohanes 7:26).

B.Akankah Ada Christmas yang Lain, Haruskah Kami Menantikan Kelahiran Mesias yang Lain?
Jangan pernah berpikir bahwa manusia berdosa mampu mengenali kebenaran Mesias sekalipun mereka menekuni Kitab Suci dan begitu memegang teguh Kitab Musa. Kristus sendiri pernah secara tajam menyatakan ini:
           
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. (Yohanes 5:39-40)
Manusia tak berkuasa mengenalinya walau melihat dan walau memiliki telinga untuk mendengar, karena mata dan telinga tak berkuasa untuk menyelamatkan jiwa dari kebinasaan seperti yang diratapi oleh Kristus tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Begitulah situasi manusia  saat sang Kristus Natal dan saat sang Kristus memasuki waktu-Nya untuk menggenapi kitab suci. Sehingga tak mengherankan jika pemikiran mungkinkah kita perlu memikirkan kelahiran atau natalnya mesias yang lain pun telah hadir dalam benak banyak orang walau mereka pada saat yang sama berpendapat, jika demikian maka mesias lain yang harus dinantikan harus membuktikan dirinya lebih besar dari pada Kristus yang berkuasa untuk memberikan hidup bagi manusia. Perhatikan pemikiran tersebut dalam catatan injil ini:

Yohanes 7:31 Tetapi di antara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya dan mereka berkata: "Apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih banyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia ini?"

Terhadap spekulasi bahwa Yesus bukanlah mesias dan nabi yang akan datang seperti dinubuatkan oleh nabi Musa, beginilah jawaban Yesus bagi mereka semua:

Yohanes 7:7:33-34 Maka kata Yesus: "Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada."

Yesus menegaskan bahwa Dialah Nabi yang akan datang itu dan tidak akan ada lagi mesias yang perlu dinantikan sebab tidak ada selain Allah yang mampu memberikan kehidupan kekal dari-Nya bersama-Nya dan tak akan ada yang dapat menemukan-Nya kecuali Ia mendapatkan manusia tersebut. Perhatikan ini juga:
Yohanes 7:37-40 Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!



Tidak semua manusia mau kehidupan Allah sehingga memiliki keselamatan dilepaskan dari pemerintahan maut. Tak peduli begitu limpahnya mujizat dari Yesus sendiri, faktanya manusia lebih menyukai kegelapan daripada hidup. Demikian juga yang mau percaya kepada Yesus Sang Juruselamat, dalam hal itu sekalipun, tak ada satupun bagian dari dirinya sendiri dapat berkontribusi untuk memiliki dan mempertahankan keselamatan dan pemerintahan sabda yang menyelamatkan  bagi dirinya, mengapa? Kerelaan hatinya, ketaatan dirinya dan kesungguhan untuk mau diubahkan bahkan tak berkuasa mempertahankan pemerintahan Sang Sabda yang menebus dirinya, mengapa? Sebab Yesus berkata bahwa keselamatan adalah kuasa dan pemerintahan sabda dirinya sendiri yang diberikan kepada siapa ia berikan: Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.

Natal adalah Sang Firman dalam daging yang datang kedalam dunia untuk membawa kehidupan dan pemerintahan kehidupan-Nya di dunia ini sehingga barangsiapa yang percaya dapat masuk kedalam persekutuan dengan Sang Firman dan Roh sehingga memiliki kehidupan dari Bapa.

Solus Christus
Soli Deo Gloria
Sola Gratia

No comments:

Post a Comment