Pages

20 October 2019

Nabi Yesaya Sendiri Berkata


"Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
Oleh: Martin Simamora


Kabar Baik yang Menggemparkan Dunia
Problem utama kabar baik tidak terletak pada Tuhan tetapi pada manusia. Kecenderungan manusia untuk tak percaya kepada kabar baik, oleh Yesus sendiri, sebetulnya dinyatakan sebagai bukan sebuah kecenderungan belaka jiwa, atau kognitif, karena problem akal sehat. Perhatikan ini: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang”, akal sehat seharusnya akan menakar ini sebagai sebuah kejanggalan yang begitu akbar untuk terjadi dalam peradaban manusia. Bagaimana mungkin “manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang? Sementara itu, nabi Yesaya pada ratusan tahun lebih dulu, bahkan meratapi realita ini dalam sebuah ratap kepada Allah:

Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?- Yesaya 53:1

Rasul Paulus dalam Surat Roma meletakan nubuat purba ini dalam pemberitaan injil yang digalangnya di belahan dunia Eropa kala itu, sekaligus menunjukan bahwa problem manusia dari generasi ke generasi sejak era purba hingga era modern tetaplah sama kala berhadapan dengan kabar baik dari Allah  yang berakar dari problem manusia yang tak mungkin dipecahkannya sendiri: “manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.”

Kabar baik apakah itu? Kabar baik yang bersentral hanya pada satu-satunya Kristus yang datang dari Allah ke dalam dunia. Ini adalah lebih  agung daripada kontradiksi apapun yang dapat diharapkan oleh dunia.  Rasul Paulus menunjukannya seperti ini:

Roma 10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya


Mendudukan Mesias terhadap kitab suci sebagai atau pada posisi penggenap sehingga sang mesias mengatasinya, didalamnya, dan menggenapinya… itu akan lebih dari belaka penggenapan sebab dengan demikian Ia adalah Sabda itu sendiri yang menerangi kitab suci itu sendiri sehingga kita suci akan merefleksikan diri-Nya pada jiwa manusia yang berseru kepada Tuhan:

Roma 10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Percaya kepada Dia? Siapakah Dia? Sekali lagi: Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Kita harus senantiasa camkan dalam benak kita jika ini bukanlah semacam teologia rasul Paulus yang meninggikan mesias melampui kepatutan tertentu. Sang Mesias telah lebih dulu mengatakannya:

Matius 5:17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Lukas 24:44Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Dan ini adalah sebuah kontradiksi pada keyakinan yang telah terbangun selama ini sebagaimana rasul Paulus sendiri ungkapkan:
Roma 10:5 Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."

Bagaimana mungkin Sang Mesias dapat memiliki kebenaran tanpa ketaatan pada hukum Taurat? Dengan berkata: Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi?

Mengapa sang mesias datang  untuk menggenapi, dan tidak menjadi teladan yang benar bagi manusia dalam mentaati taurat, atau bahkan menjadi penolong bagi manusia untuk kemudian mampu secara mandiri memiliki kebenaran  berdasarkan hukum Taurat?

Sang Mesias, tadi sebagaimana tadi telah saya ungkapan, berkata: manusia lebih menyukai kegelapan. Ini bukan asumsi dan apalagi teorema yang dapat saja salah dikemudian hari dan masa depan nun jauh disana. Bukan. Karena pertama: sang mesias menyatakan dirinya sebagai penggenap terhadap kitab suci, sehingga bagi dunia manusia ini adalah sebuah jalan yang sama sekali baru. Tetapi apa yang terpenting dan gagal dipahami manusia: Yesus dengan jalan yang sama sekali baru itu tidak sama sekali menyangkali jalan yang dibawa Musa sebab berdasarkan kebenaran Musa itulah menjadi begitu terang benderang, mengapa manusia memerlukan juruselamat! Yesus berkata begini terkait hukum Musa:

Yohanes 5:45-46Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya." Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.

Jadi memang begitu menggemparkan oleh sebab satu hal: mesias ada diatas hukum, ada didalam hukum, sebagai penggenap, dan sebagai sabda yang sempurna, tak bercela dan kekal.


Siapakah yang Mau Percaya?
Bagi rasul Paulus ini adalah problem dan sekaligus kebenaran yang efektifitas dan kejituannya dalam menyelamatkan, semata-semata oleh Sang Mesias itu sendiri. Sementara rasul Paulus tahu sekali ada sebuah problem yang mustahil dipatahkan oleh manusia, ia tahu hanya Allah saja memungkinkan akan kelahiran orang-orang percaya. Itu sebabnya ia memiliki sebuah keyakinan teguh di atas kebenaran bahwa Yesus adalah kegenapan hukum Taurat, yang berbunyi begini:

Roma 10:11-15  Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

Rasul Paulus lebih dari paham akan problem kebenaran hukum terhadap kebenaran yang berkata: sang mesias adalah kegenapan hukum. Jika ini semacam kegilaan bagi "rekan-rekan" sesama rabbi kala itu, itu bahkan tak menghalanginya untuk secara gamblang menuliskan:

Roma 3:23 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

Rasul Paulus sebagai rabbi, sangat paham jika ini bukan kebenaran yang berlawanan dengan kitab suci, sebaliknya adalah kegenapan yang merupakan pasangan kekal yang datang dari kekekalan bagi kitab suci:

Roma 3:21-22 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.

Inilah pondasi tunggal pemberitaan injil dan sekaligus akar keberimanan seorang pengikut Kristus. Karena itulah berjumpa dengan Kristus dalam membaca dan mempelajari Kitab Suci, juga telah menjadi indikator kudus seorang mengalami perjumpaan  dan pengikutan dengan Kristus yang berlangsung dalam maksud kekal Allah atasnya:

Yohanes 5:39-40Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Rasul Paulus, dizamannya, tetap menegaskan bahwa pemberitaan ini kesuksesannya tak terletak di hati manusia sebagai sumber kudusnya, inilah yang menjelaskan sebuah ironi yang sangat tajam bagi bangsa Israel:

Roma 10:18-19 Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal."

Adakah Israel menanggap Sang Mesias adalah kegenapan hukum? Ini adalah Tanya rasul Paulus secara spesifik bagi Yahudi masa kini. Adakah Israel menanggapnya?

Nabi Yesaya menyuarakan suara Tuhan kepada bangsa ini dalam nada yang sama sebagaiman rasul Paulus:
Roma 10:20-21 Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku." Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."

Tahukah anda, jika Israel diperhitungkan berdasarkan hukum Musa, tak akan kita menemukan dalam catatan nabi Yesaya, sabda kasih Allah yang besar dan karenanya kesabaran-Nya siapakah yang berani menakar dalam kemegahan-Nya yang semacam ini: : "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."

Kulminasinya di muka bumi telah kita saksikan pada Sang Mesias, Yesus: Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."(Lukas 23:34)


Mengapa Kristus tidak pernah hadir sebagai seorang yang menuntun manusia untuk memiliki moralitas yang makin mulia dan gemilang, atau menuntun manusia untuk menuju pemulihan sehingga mengalami restorasi pada desain awal penciptaan manusia sebagaimana di Taman Eden oleh pemulihan gambar diri dan atau dengan memiliki karakter kudus olehnya sendiri? Atau mengapa Ia tak pernah datang untuk menjadi teladan corpus delicti sehingga ia menjadi suritauladan untuk mentaati taurat sehingga memiliki kebenaran berdasarkan upaya sendiri? Jawabnya hanya satu: tidak ada apapun pada diri dan dalam diri setiap manusia yang dapat menarik pengampunan Bapa turun ke dalam dunia dan sekaligus setiap manusia sanggup menerima hukuman setimpal pada dirinya masing-masing akan tetap hidup dan tegak bediri dihadapan-Nya. Yesus saja yang melakukan bagi orang yang berseru kepadanya.

Amin
Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan- Roma 10:13

No comments:

Post a Comment