Pages

18 August 2019

Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (6)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu: Bagian 5

Apa yang tersukar pada diri Yesus dalam pandangan orang banyak adalah peangsosiasian diri-Nya olehnya sendiri terhadap Bapa, bukanlah sebuah  relasi asosiatif belaka atau bukan relasi yang belaka memiliki hubungan bersifat eksklusif atau bahkan tidak mungkin untuk semata dikatakan sebuah hubungan yang begitu kudus. Perhatikan berikut ini:

(3)Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak

Kesukaran terutama pada kesaksian mengenai dirinya sendiri adalah kalah dirinya dan Bapanya adalah dua pribadi yang tak mungkin memiliki dua hakekat yang berbeda, sebaliknya sehakekat sehingga apapun yang Bapa kerjakan maka demikian juga Anak. Jadi bilamana di Sorga Bapa berkehendak mengerjakan segala sesuatu yang telah dipikirkan, dirancang, dikehendakinya untuk terjadi dalam ruang, waktu dan materi, maka Anak mengerjakan-Nya. Dalam kesempatan lain, Yesus berkata begini: “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Yohanes 12:49-50), dalam sabdanya ini, ia secara terbuka menyingkapkan bahwa kedudukan dirinya sebagai orang yang diutus Bapa tidak terbingkai dalam makna seorang yang lebih rendah mewakili dia yang lebih mulia dan tinggi, karena tak mungkin seorang utusan memiliki kemuliaan dan keagungan yang sehakekat terhadap Sang Pengutus: “dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. (Yoh 12:45-48).

Ia adalah utusan yang adalah Raja yang bertitah dengan sebuah konsekuensi fatal bilamana menolak dirinya dan tidak menerima perkataannya, yaitu akan dihakimi oleh firman yang telah dikatakan-Nya. Ini menjelaskan bahwa dia yang diutus dan dia yang mengutus adalah satu pemerintahan yang sehakekat dengan sebuah tatanan yang membuat pemerintahan kehendak Allah di sorga telah berlangsung secara begitu sempurna dan berdaulat penuh dalam pemerintahan sabda dan pekerjaan Anak di bumi. Ia pada saat yang sama juga berkata bukan datang sebagai yang menghakimi tetapi untuk menyelamatkan; ia ada berdiri diantara kegelapan dunia dan penghakiman Allah yang bertakhta dalam sabdanya sendiri, Ia adalah pendamai sebagai seorang Imam Agung Allah di muka bumi ini.


Kitab Zakharia, terkait mesias yang raja dan sekaligus imam menuliskan nubuat  simbolik yang amat megah  bagi segenap manusia segala bangsa:

Zakharia 3:8 Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu--sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.

Zakharia 6:12-13 katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN. Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.

Keimamatan dan kerajaan sekaligus dalam bait TUHAN dimana damai hanya akan datang dari-Nya merupakan sebuah kuasa kombinatif yang hanya mungkin melekat pada satu-satunya mesias.

Mesias semacam inilah yang telah masuk ke dalam dunia dan telah menunjukan bahwa Dialah satu-satunya Mesias itu, Mesias yang telah dinanti-nantikan itu:

Matius 21:1-6 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.

Nabi yang dimaksudkan dalam “supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi” adalah nabi Zakharia: Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.(Zakharia 9:9).

Sang firman turun menjadi manusia, sementara di satu sisi memang dikatakan sebagai Allah yang secara spektakuler membumikan dirinya dalam sebuah cara yang begitu rendah sehingga dapat diraba, dilihat dan didengar sebagaimana rasul Yohanes secara begitu tajam menarik keluar pengalaman pribadinya dalam berinteraksi dengan Sang Firman yang menjadi manusia dan menyimpannya dalam tatanan kata-kata sangat penting dalam cara sedemikian rupa, sehingga menguntaikan memori-memori kudus yang dapat disentuh dan diraba oleh panca indera manusia yang membacanya atau mendengarnya, dimulai oleh mata dan atau telinga dan diuntaikan kembali oleh mulut untuk dicerna oleh otak sehingga teranglah jiwa manusia dalam kehendak Sang Firman yang telah menjadi manusia:” Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna. (1Yohanes 1:1-4), tetapi di saat yang sama dirinya adalah diri yang tak dapat didekati oleh kehendak manusiawi setiap manusia yang tak memiliki persekutuan dengan Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Mari kita lihat apa yang terjadi setelah Ia memasuki Sion dengan sambutan yang begitu gemilang:

Matius 21:12-14 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya.

Yesus sang Mesias baru saja membongkar Bait Allah yang cemar dengan tangannya sendiri dalam cara yang menghancurkan tatanan-tatanannya, dan segera setelah itu Ia membangun sebuah Bait yang baru dan mentahbiskannya sendiri dengan menarik turun dari Hadirat Bapa-Nya segenap kekudusan dan kemuliaan-Nya sehingga inilah yang terjadi dalam Bait Allah yang baru saja dibongkar dan dibangunnya kembali: “Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya”. Bait TUHAN yang dibangunnya adalah dirinya sendiri dimana pemerintahannya dan keimamatannya ditegakannya. Ini adalah Bait TUHAN yang tak mungkin dimanipulasi anti-kristus:

Matius 24:15 Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya—

Sehingga Bait TUHAN di sini, harus dikatakan, adalah Sang Mesias itu sendiri. Itu sebabnya Epistel atau Surat Kepada Orang-Orang Ibrani ada menuliskan hal sangat penting terkait siapakah Sang Firman yang telah menjadi manusia terkait Hukum dan Bait Tuhan sebagai pusat ibadah:

Ibrani 10:5-8 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--.

Yesus Sang Mesias memang mengakhiri Bait TUHAN sebagai pusat Ibadat dan sebagai pusat kedatangan hadirat Tuhan dalam sebuah cara yang begitu keras dan vulgar dengan satu maksud memang hendak mengakhiri dan menunjukan bahwa dirinyalah  Bait Tuhan itu sendiri:
Yohanes 2:14-15 Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Kesengitan, kemurkaan dan kegelisahan yang tak pernah dibayangkan apalagi terbayangkan untuk direnungkan mungkin dilakukan oleh ia yang memiliki jadwal begitu ketat di bait-bait suci mengajar, melakukan hal yang paling nista bagi seorang yang dibesarkan menurut hukum Taurat. Tetapi wibawa Kristus dan tanda-tanda yang menyertainya terlalu besar untuk merajamnya di tempat begitu saja, selain sebuah pertanyaan tajam baginya:
Yohanes 2:18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"

Ini adalah pertanyaan yang bagaimanapun jawabannya tidak akan pernah merupakan jawaban, tak peduli senormatif dan bagaimanapun cerdasnya argumen yang hendak diajukan, tak mungkin membenarkan tindakan yang begitu barbarik dalam takaran dunia etika dunia ini yang tak mungkin mengenali kecemaran, kepalsuan dalam jubah kemilau religiositas, apalagi dosa. Dan jawaban Yesus melampaui dunia manusia semulia apapun, jawaban Yesus malah mendudukan dirinya adalah pusat ibadat yang memiliki kuasa memulihkan, membangkitkan dan membenarkan. Dalam bait TUHAN buatannya, ada kuasa yang mengatasi ketakberdayaan manusia untuk tak sedetik saja kehilangan pusat ibadat dan melampaui ketakberdayaan mereka untuk senantiasa dekat dengan-Nya lengkap dengan segenap kemuliaan-Nya. Perhatikan jawaban Yesus ini: Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 12:9).

Jawaban Yesus ini, sungguh mencemaskan. Jawaban Yesus bagi mereka adalah ancaman bagi ibadat mereka kepada TUHAN dalam jangka waktu yang begitu panjang. Mengancam setiap ketetapan ibadat mereka berdasarkan hukum Taurat. Itu sebabnya waktu menjadi pusat kecemasan mereka: Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (Yohanes 2:20).

Bagaimana Yesus adalah Sang Firman menjadi manusia adalah tetap memiliki kesehakekatan dengan Bapa tanpa sebuah kebelangan tersamar sekalipun, memang menjadi hal yang senantiasa perburuan manusia sejak dulunya untuk dibuktikan, sayangnya senantiasa gagal. Pertanyaan semacam ini: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" adalah satu diantaranya. Bahkan para muridnya: Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus (Yohanes 2:22).

Sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak merupakan eksistensi kekekalan Yesus yang tak pernah stop satu momen pun selama di bumi, itu begitu mencengangkan dan begitu membahayakan untuk begitu saja diperlihatkan melampui tubuhnya dihadapan manusia:
Yohanes 6:61-62”… "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?



Bersambung ke Bagian7

Soli Deo Gloria
Solus Christus




No comments:

Post a Comment