Pages

27 October 2018

Ketika Tuhan Menuliskan Obituarimu (1)



Tulisan Allah Mengenai Kematian Nabi Musa:
Apakah  Yang Engkau Inginkan Untuk Allah Tuliskan Mengenai Hidup Hingga Pada Hari Kematianmu?
(Ulangan 34:1-12)
Oleh: Steven J.Cole, Th.M


Pengantar
Tetapi pertanyaan  pentingnya  bukan pada bagaimana anda menginginkan keluarga dan sahabat-sahabatmu akan mengenangmu, tetapi ini: “apakah yang akan Allah katakan jika Ia menuliskan obituarimu?” Dalam teks kita, kita membaca obituary yang dituliskan Allah mengenai Musa. Teks ini telah ditambahkan pada waktu setelah kematiannya: (Ulangan 34:10 “Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel”.). Namun  kita tahu bahwa Allah telah menuliskan obituary ini mengenai nabi besar  itu. Pelajarannya bagi saya dan anda:

Karena kita semua akan berdiri dihadapan Allah, kita harus hidup dengan obituari-Nya bagi hidup kita secara konstan dalam memandang hidup ini

Apakah maksudnya dengan kita harus hidup dengan obituary-Nya? Apakah benar Ia ada menuliskan obituari-Nya bagi setiap orang tebusan-Nya? Jawabnya: YA. Dan inilah obituari-Nya:

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu- Matius 25:21

Akankah Ia menganggukan kepala-Nya dan berkata,” Pekerjaanmu hangus dalam perapian, tetapi oleh anugerah-Ku, masuklah kedalam sorga”:

Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.- 1Korintus 3:15

Atau, akankah Ia mengatakan kata-kata menggentarkan ini:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"- Matius 7:23

Obituari Allah mengenai Musa Mengajarkan kita beberapa poin penting bagi kita semua:


Empat Hal
1.Karena Kita Semua Akan Mati (Kecuali Yesus telah datang sebelum itu) Kita Harus Hidup Di Dunia Ini Dalam Pandangan Kekekalan

Allah telah berbicara dengan Musa dalam sebuah cara yang Ia tak pernah lakukan siapapun juga, termasuk dengan nabi-nabi lainnya. Perhatikan ini:

Bilangan 12:6-8 Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"

Sehingga Musa telah mengenal Allah dalam sebuah cara yang unik. Tetapi ketika kisah hidup mendiang Nabi Musa tiba pada titik akhir hidupnya, kita membaca  obituari Allah mengenai mendiang Musa, jelas tidak menekankan pada pengetahuan yang dimiliki Musa mengenai Allah, tetapi sebaliknya pengetahuan Allah tentang Musa: Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka (Ulangan 34:10- P. C. Craigie, The Book of Deuteronomy [Eerdmans], hal. 406). Itu memparlelkan pada kebalikan pada perkataan Allah yang menggentarkan bagi mereka yang mengklaim bahwa “saya/aku/kami mengenal Dia dan melakukan mujizat-mujizat di dalam nama-Nya” (bandingkan dengan Matius 7:23),”Aku tidak pernah mengenalmu.” Pertanyaan krusialnya bukan pada,”apakah kamu mengklaim diri mengenal Allah, tetapi lebih pada, apakah Allah mengenalmu?” (baca juga 1Kor. 8:3; Gal.4:9)

Tetapi anda mungkin berpikir,”Tidakkah Allah mengenal setiap orang? Bukankah, Ia Mahatahu? Benar, tetapi pengenalan Allah padamu merujuk pada pengetahuan sebelum-Nya atasmu sebagai kamu salah satu yang  Ia telah pilih (Matius22:1-14). Sebagaimana rasul Paulus telah menuliskannya juga tentang perihal tersebut:

Roma 8:29-30Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.


Pemilihan Allah dari semula tidak bermakna bahwa Ia telah mengetahui dimuka bahwa kamu akan pasti memilih-Nya. Sebaliknya, itu bermakna bahwa Ia telah memilihmu untuk mengenalmu sebelum dirimu sendiri eksis atau  sebelum ada di bumi ini.

Sekarang kamu mungkin akan berpikir bergini,”oh, hebat! Bagaimana jika Allah tidak memilihku? Bagaimana jika Ia tidak mempredestinasikanku untuk hidup kekal?” Kita harus mencamkan satu kebenaran ini terkait predestinasi atau pemilihan dari semula oleh Allah, Alkitab tidak pernah mengajarkan doktrin Allah memilih dari semula untuk meniadakan atau mencegah siapapun untuk  datang kepada Kristus. Alkitab berakhir dengan undangan bagi semua agar datang kepada Yesus:

Wahyu 22:17 "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Yesus  telah memberikan sebuah undangan terbuka yang menakjubkan kepada setiap jiwa yang letih:

Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Tetapi pernahkah anda merenungkan, memikirkannya dan mendoakan dalam puasamu yang kudus dalam mengejar pengenalan akan Allah beserta maksud-Nya yang lebih mulia pada ayat sebelumnya? Pada ayat sebelumnya Yesus telah bersabda:

Matius 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Dan itu jelas pada konteksnya (Matius11:17-26) bahwa Yesus tidak akan mengungkapkan Bapa kepada setiap orang. Sebaliknya, Ia mengungkapkan Bapa kepada mereka yang Allah telah anugerahkan pengetahuan akan pengenalan Bapa:

Matius 13:11-17 Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.


Yohanes 6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."


Filipi 1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia

Sehingga pertanyaan super pentingnya adalah,” Bagaimana aku dapat mengetahui bahwa Allah mengenalku?” Jawaban biblikalnya adalah, “Sudahkah kamu datang kepada Yesus bagi keselamatan? Sudahkah kamu sungguh percaya berserah  dalam darah-Nya yang tercurah untuk menyucikan dirimu dari dosa-dosamu? Andaikata kamu sungguh telah melakukannya, maka itu bukan karena pilihan bijakmu atau intelektualitasmu yang superior dibandingkan dengan orang-orang lain. Itu karena Bapa telah memilihmu dan Yesus telah berkehendak untuk menyatakan Bapa kepadamu. Jika Allah berkenan untuk menyingkapkan kemuliaan-Nya kepada-Mu:

2Korintus 4:4-6 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.


Galatia 1:15-16 Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;


maka kamu harus mengupayakan hidupmu disepanjang  kehidupanmu dengan sebuah pandangan untuk memberikan sebuah pertanggungjawaban  kepada-Nya suatu hari segera:
Roma 14:10-12 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

2Korintus 5:9-10 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.


Musa itu unik dalam hal ia merupakan hamba Allah untuk menjumpai bangsa Israel dan memberikan kepada mereka hukum-hukum-Nya. Tetapi hanya segelintir yang memiliki peran-peran penting semacam itu dalam kerajaan Allah. Karena  orang-orang Israel secara umum, cukup mengasihi Allah dan mentaati perintah-perintahnya:

Ulangan 10:12-13 Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.

Dalam gereja, ada segelintir pemimpin seperti Paulus, tetapi bagi kebanyakan kita, mengasihi Allah, mengasihi orang-orang lain (dimulai di rumah), hidup dan melayani secara setia di gereja Tuhan, dan bersaksi selagi Ia memberikan kesempatan adalah apa yang Ia minta. Melakukannya, Allah harus menjadi sentral dalam hidup sehari-hari kita. Luangkan waktu setiap hari bersama-Nya. Berjalan bersama-Nya. Ini adalah sebuah pertempuran karena hal-hal lain senatiasa tanpa henti memadati kehidupan saya dan anda, tetapi tetaplah berjuang untuk memiliki arah pandang tertuju kepada Allah, bukan pada diri sendiri dan apapun juga.

Hiduplah dalam pandangan akan fakta yang akan saya dan anda hadapi bahwa Allah akan menuliskan obituary atau perjalanan hidup kita selama di dunia ini. Apakah yang anda inginkan untuk IA katakan?

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu- Matius 25:21



2.Kita Dapat Tenang Pada Fakta Bahwa Allah Berdaulat Atas Waktu Dan Bagaimana Kematian Saya dan Anda Berlangsung

Ambilah pelajaran ini. Karena dosa Musa memukul gunung batu untuk mengeluarkan air, bukannya berkata kepada gunung batu tersebut, Allah telah menentukan bahwa ia tak akan membawa Israel masuk kedalam Tanah Perjanjanjian:
Bilangan 20:12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Allah telah memperingatkan Musa akan perihal ini lebih dari satu kali!

Walau Musa telah bermohon kepada Tuhan untuk membolehkan dirinya melintas masuk kedalam tanah itu, Allah telah menolak, walaupun Allah telah mengijinkannya untuk naik ke atas gunung dan memandang ke arah tanah tersebut dari kejauhan:

Bilangan 27:12-20 TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah ke gunung Abarim ini, dan pandanglah negeri yang Kuberikan kepada orang Israel. Sesudah engkau memandangnya, maka engkaupun juga akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, abangmu, dahulu…. dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia.


Ulangan 3:23-28 Juga pada waktu itu aku mohon kasih karunia dari pada TUHAN, demikian: Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau? Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon. Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku. Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu.


Sekarang saatnya telah tiba. Allah telah mengatakan pada Musa untuk naik ke gunung dimana ia dapat memandang negeri itu. Lalu ia akan mati di situ :
Ulangan 32:48-52 Pada hari itulah juga TUHAN berfirman kepada Musa: Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya, kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kaunaiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya-- oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel. Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel."

Allah berdaulat penuh atas kapankah dan bagaimanakah kita mati. Oa telah merancangkan hari-hari tepatnya:
Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Bahkan jika saya dan anda mati sendirian, kita tidak sendirian, karena Tuhan beserta kita, tepat sebagaimana Allah telah beserta dengan Musa di atas gunung itu.

Beberapa orang akan mendapatkan terlebih dulu peringatan, ketika dokter berkata,”Anda barangkali memiliki waktu 6 bulan untuk hidup.” Tetapi bagi yang lainnya, waktu kematiannya benar-benar tak diduga, tak disangka-sangka dan mengejutkan bagaimana bisa?

Tak satupun dari saya dan anda semua memiliki garansi bahkan   esok kita masih hidup



Pada Musa, walaupun ia berusia 120 tahun, kematiannya bukan disebabkan kemerosotan fisiknya, tetapi disebabkan firman Tuhan kepadanya:
Ulangan 34:5,7 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.

Musa naik ke atas gunung dengan menyadari sepenuhnya bahwa ia HARUS mati, tetapi ia naik dalam sebuah ketaatan dan dalam damai oleh iman dalam anugerah Allah berdasarkan firman yang dinyatakan Allah kepadanya.




3. Bahkan Para Pemimpin Agung Dapat Mati Dengan Kekecewaan-Kekecewaan dan Doa-Doa Yang Tak Terjawab
Sekalipun kesalahannya memukul gunung batu Meriba, Musa masih “hamba Tuhan”:
Bilangan 34:5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.

Tangan Allah masih beserta dengan hamba-Nya itu, tetapi kekudusan-Nya menuntut bahwa dosa Musa berakibat dalam konsekuensi yang keras yaitu tidak membawa masuk Israel kedalam negeri itu. Ini telah mengajarkan kepada segenap Israel bahwa Allah itu kudus dan harus diperlakukan sebagai kudus. Bahkan pemimpin-pemimpin agung tidak mendapatkan sebuah tiket bebas untuk terluput dari konsekuensi ini.

Faktanya, dosa-dosa para pemimpin kerap menemukan konsekuensi-konsekuensi yang lebih keras daripada orang-orang lain. Mereka yang mengajar Firman Allah akan mengalami penghakiman yang lebih keras:

Yakobus 3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.


Ketika Daud berdosa dengan Betsybea, Allah mengampuni dosa Daud, tetapi Allah tidak membatalkan terkait kematian bayi yang sedang dikandung Betsyeba, walau Daud telah merendahkan dirinya dan berpuasa selama seminggu. Dan Allah menimpakan konsekuensi-konsekuensi berat lainnya atas keluarga Daud atas dosanya:

2Samuel 12:10-18 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"


Bersambung ke Bagian 2

Diterjemahkan dan diedit dari “If God Wrote Your Obituary (Deuteronomy 34:1-12)- Steven J.Cole, Th.M- bible.org” oleh: Martin Simamora

Solus Christus

No comments:

Post a Comment