Pages

23 August 2018

Seri Raja-Raja Di Bumi & Allah Di Sorga: Nebukadnezar Sang Raja Segala Raja (1)



Oleh: Martin Simamora

Kegelisahan Politik Maha Raja Di Muka Bumi yang Diberkati Oleh Allah

Nebukadnezar, Penguasa Adi Daya Dalam Berkat Tuhan
Salah satu titik peristiwa dalam Alkitab yang senantiasa memukauku adalah kala mendapatkan  Allah yang disembah Israel adalah Allah yang tak seperti siapapun membayangkannya dalam kecenderungan-kecenderungan  idiosyncratic atau Allah yang individual hanya pada dunia Yahudi atau sebagaimana begitu eksklusifnya hanya untuk dunia bangsa Israel, bukan Allah segala bangsa dengan totalitas pemerintahannya atas segenap belahan dunia. Saya akan membuka serial ini dengan Nebukadnezar. Mengapa saya memilih raja ini atau tepatnya sang Maha Raja ini sebagai permulaan seri ini, sebab raja ini adalah raja yang kerajaannya secara dahsyat menjajah  Yerusalem dan memperbudak orang-orang Ibrani,  dan sekaligus diungkapkan bahwa kekuasaannya yang demikian adalah kuasa yang datang dari Tuhan baginya. Mari kita memperhatikan keterangan kitab Daniel ini:

Kerajaan Babel Menginvasi Yerusalem
Kerajaan Babel dalam Berkat Tuhan
Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya- Daniel 1:1-2
Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.- Daniel 2:37-38
Fokus:
●Kerajaan Babel Mengepung kota Yerusalem
●Tuhan menyerahkan  Raja Yehuda kedalam tangan kekuasaan kerajaan Babel
●Tuhan menyerahkan sebagaian perkakas-perkakas di rumah Allah dan dibawa ke tanah Sinear ke dalam perbendaharaan rumah Dewanya

Fokus:
●Raja Babel adalah raja segala raja
●Allah semesta langit telah memberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan
●Allah semesta langit telah menyerahkan umat manusia dimanapun berada kedalam tangan raja Babel, termasuk burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya

Kalau saya menuliskan bahwa Nebukadnezar adalah Maha Raja di muka bumi, ini saya maksudkan dalam sebuah kedaulatan dan keotoritasan yang tak main-main. Dalam hal ini seharusnya kita bisa memahami mengapa Kitab Daniel  membahasakan kejatuhan dan perbudakan Yerusalem dalam ekspresi yang menunjukan bahwa peristiwa tersebut merupakan ketetapan dan kehendak Allah sendiri:

Daniel 1:2 Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya


Pada teks ini, saya bisa menunjukan bahwa peristiwa kejatuhan Yerusalem kedalam tangan kerajaan Babel merupakan ketetapan dan kehendak Allah-jadi bukan semacam kecelakaan sejarah, tidak semata karena redaksionalnya berbunyi Tuhan menyerahkan Yoyakim, tetapi pada bagaimana fakta penyerahan yang dilakukan Allah itu hingga menjangkau sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangan sang maha raja. Ini adalah raja yang memiliki kedaulatan bukan saja untuk menekuk Yerusalem dan memperbudak penduduknya termasuk Daniel sendiri (Daniel 1:36), namun hingga ke tempat peribadatan suci orang Ibrani itu sendiri. Terkait Daniel, kita melihat bahwa terhadap kerajaan Babel, ia tahu sekali jika bangsa tersebut adalah bangsa yang najis sehingga ia sangat memperhatikan perilaku hidup kesehariannya sementara ia mengabdi totalitas sebagai seorang budak yang setia, tentu dengan risiko yang tak main-main (Daniel 1:8-15). Kita pun harus memperhatikan bahwa Daniel adalah pemuda Ibrani yang termasuk dalam kelompok Ibrani bangsawan dan atau terpelajar (Daniel 1:3-6), jadi ia sangat memahami dan menyadari situasi bangsanya dan kerajaannya dalam kedudukan sangat menderita dan terhina.

Bukankah seharusnya Allah memurkai raja ini sebagai tindak pembelaan yang sepantasnya. Tetapi dari mulut Daniel keluarlah sabda Tuhan terkait mimpi sang maharaja yang menunjukan bahwa Allahlah yang memberikannya kuasa demikian:

Daniel 2:36-38Itulah mimpi tuanku, dan sekarang maknanya akan kami katakan kepada tuanku raja: Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.

Raja Babel adalah kepala yang dari emas? Bagaimana mungkin Penjajah adalah kepala dan bukannya ekor? Tetapi apapun juga, Daniel telah menyatakan sabda Tuhannya bahwa Nebukadnezar adalah raja segala raja!


Nebukadnezar
adalah

Raja segala raja

kepala dari emas itu

Tidak satu bagianpun meluncur dari mulut Daniel satu bentuk penghukuman Tuhan bagi Nebukadnezar karena telampau kurang ajar memindahkan sebagian perkakas-perkakas dari rumah Allah ke rumah dewanya! Ini bagi siapapun akan segera mendatangkan pemikiran dan keyakinan bahwa seharusnya orang ini adalah terkutuk dan mati setidaknya seperti Herodes yang ditampar malaikat: “Dan pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. Dan rakyatnya bersorak membalasnya: "Ini suara allah dan bukan suara manusia!" Dan seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing.”(Kisah Para Rasul 12:21-23), sebaliknya inilah yang hendak Allah komunikasikan kepada Nebukadnezar melalui mimpi (Daniel 1:1-5) yang amat menggelisahkannya itu:

Daniel 2:39-45 Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya. Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian. Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai."

Apakah yang Allah komunikasikan? Daniel mengatakan bahwa Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi kemudian hari. Siapakah dan apakah pentingnya kerajaan Babel dalam sejarah-Nya sebagaimana yang telah lebih dahulu dirancangkannya sebagai sebuah ketetapan? Daniel sendiri menegaskan bahwa mimpi dan maknanya adalah kebenaran: mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai. Ini adalah komponen yang juga menunjukan bahwa kejatuhan Yerusalem merupakan sebuah rancangan dan kehendak Allah. 

Tetapi Allah bukan saja mengkomunikasikan apa yang akan dilakukan-Nya dan keberdaulatannya atas raja-raja di muka bumi ini sepanjang segala abad, tetapi kepada raja yang tak mengenal Allahnya orang Ibrani ini, Ia terus membawa Nebukadnezar dalam sebuah persekutuan yang sangat unik. Unik karena relasinya menjadi perjumpaan raja segala raja di muka bumi dengan raja segala raja yang mengatasi raja segala raja di muka bumi. Mari kita lihat  lanjutan relasi unik berikut ini:

Daniel 4:8-8 Pada akhirnya Daniel datang menghadap aku, yakni Daniel yang dinamai Beltsazar menurut nama dewaku, dan yang penuh dengan roh para dewa yang kudus. Lalu kuceritakan kepadanya mimpi itu: Hai Beltsazar, kepala orang-orang berilmu! Aku tahu, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa yang kudus, dan bahwa tidak ada rahasia yang sukar bagimu! Sebab itu inilah riwayat penglihatan mimpi yang kudapat, maka ceritakanlah kepadaku maknanya. Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi; pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi. Daun-daunnya indah, buahnya berlimpah-limpah, padanya ada makanan bagi semua yang hidup; di bawahnya binatang-binatang di padang mencari tempat bernaung dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara, dan segala makhluk mendapat makanan dari padanya. Kemudian dalam penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu tampak seorang penjaga, seorang kudus, turun dari langit; ia berseru dengan nyaring, demikian katanya: Tebanglah pohon itu dan potonglah dahan-dahannya, gugurkanlah daun-daunnya dan hamburkanlah buah-buahnya! Biarlah binatang-binatang lari dari bawahnya dan burung-burung dari dahan-dahannya! Tetapi biarkanlah tunggulnya tinggal di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang; biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan bersama-sama dengan binatang-binatang mendapat bagiannya dari rumput di bumi! Biarlah hati manusianya berubah dan diberikan kepadanya hati binatang. Demikianlah berlaku atasnya sampai tujuh masa berlalu. Titah ini adalah menurut putusan para penjaga dan hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu. Itulah mimpi yang telah kudapat, aku, raja Nebukadnezar; sekarang engkau, Beltsazar, katakanlah kepadaku maknanya, sebab semua orang bijaksana dari kerajaanku tidak dapat memberitahukan maknanya kepadaku; tetapi engkaulah yang sanggup, karena engkau penuh dengan roh para dewa yang kudus!"

Sementara siapapun akan begitu kebingungan memaknai mimpi sang maha raja itu, namun apa yang menakjubkan adalah apa yang dipahami dan diakui sang raja segala raja itu:

Supaya orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu.
Selain Allah nyata memiliki semacam tujuan dan rancangan yang spesifik dengan raja satu ini dalam Ia menuliskan rancangan-Nya terjadi dalam sejarah dunia dan sejarah bangsa-bangsa, Allah juga mengajarkan dan menitipkan satu pesan yang teramat penting kepada umat manusia: supaya orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia.

Siapapun akan begitu sukar untuk mempercayai bahwa Tuhan berkuasa atas segenap pemerintahan manusia. Biasanya mereka menilai, jika benar demikian mengapa perang terjadi, mengapa genosida terjadi, mengapa bangsa bangkit melawan bangsa? Bukankah Ia Tuhan. Kontradiksi berupa konflik, pertikaian politik mulai dari yang lunak hingga yang berdarah seperti kudeta atau invasi terhadap Tuhan mahakuasa atas pemerintahan manusia, lebih membujuk manusia untuk percaya bahwa Tuhan tidaklah semahakuasa yang dikira dan disangkakan oleh kitab suci. Keyakinan yang terlalui tinggi bahwa Allah berkuasa atas kerajaan manusia, telah dianggap sebuah kenaifan karena mengabaikan kehendak bebas dan keberkuasaan para raja. Raja segala raja Nebukadnezar, sebaliknya-berbeda dengan siapapun yang menentang keyakinan ini, malah menyatakan bahwa memang Allah berkuasa atas kerajaan manusia adalah fakta. Uniknya, ini segera tergenapi pada diri raja segala raja, Nebukadnezar. Perhatikan penjelasan Daniel kepada sang maharaja:

Daniel 4:19-27 Lalu berdirilah Daniel yang namanya Beltsazar, tercengang beberapa saat, pikiran-pikirannya menggelisahkan dia. Berkatalah raja: "Beltsazar, janganlah mimpi dan maknanya itu menggelisahkan engkau!" Beltsazar menjawab: "Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku dan maknanya atas seteru tuanku! Pohon yang tuanku lihat itu, yang bertambah besar dan kuat, yang tingginya sampai ke langit dan yang terlihat sampai ke seluruh bumi, yang daun-daunnya indah dan buahnya berlimpah-limpah dan padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di bawahnya ada binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara-- tuankulah itu, ya raja, tuanku yang telah bertambah besar dan kuat, yang kebesarannya bertambah sampai ke langit, dan yang kekuasaannya sampai ke ujung bumi! Tentang yang tuanku raja lihat, yakni seorang penjaga, seorang kudus, yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah pohon ini dan binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang, dan biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan mendapat bagiannya bersama-sama dengan binatang-binatang di padang, hingga sudah berlaku yang demikian atasnya sampai tujuh masa berlalu-- inilah maknanya, ya raja, dan inilah putusan Yang Mahatinggi mengenai tuanku raja: tuanku akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan.

Ini adalah menakjubkan sekaligus sebuah horor baik bagi Daniel dan bagi sang maharaja untuk dialami. Untuk Daniel? Kita harus tahu bahwa Nebukadnezar adalah raja yang sangat bengis  dan mampu menjatuhkan hukuman yang begitu biadab untuk dibayangkan tak kecuali kepada para maginya:
Daniel 2:1-6 Lalu raja menyuruh memanggil orang-orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para Kasdim, untuk menerangkan kepadanya tentang mimpinya itu; maka datanglah mereka dan berdiri di hadapan raja. Kata raja kepada mereka: "Aku bermimpi, dan hatiku gelisah, karena ingin mengetahui mimpi itu." Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram): "Ya raja, kekallah hidupmu! Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan memberitahukan maknanya." Tetapi raja menjawab para Kasdim itu: "Aku telah mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak memberitahukan kepadaku mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan dipenggal-penggal dan rumah-rumahmu akan dirobohkan menjadi timbunan puing; tetapi jika kamu dapat memberitahukan mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan menerima hadiah, pemberian-pemberian dan kehormatan yang besar dari padaku. Oleh sebab itu beritahukanlah kepadaku mimpi itu dengan maknanya!"

Kita tahu bahwa Daniel tampil dihadapan Nebukadnezar bukan sebagai golongan orang berilmu dalam makna ahli jampi dan apalagi ahli sihir, tetapi ia tampil setelah raja tidak lagi dapat mengandalkan para ahli jampi dan ahli sihir andalannya, tetapi ketika Daniel memberanikan diri maju menghadap raja yang sedang diamuk api kemurkaan yang teramat sangat ( Daniel 2:12-16). Daniel pun sangat tahu dihadapan raja segala raja yang mudah murka berapi-api dan tak ada yang dapat memadamkannya itu, tak ada ruang untuk memanipulasi dan apalagi mendustai dengan karangan yang indah atau nubuat palsu. Perhatikan  dan bandingkan peringatan raja segala raja ini:  Jawab raja: "Aku tahu benar-benar, bahwa kamu mencoba mengulur-ulur waktu, karena kamu melihat, bahwa aku telah mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak dapat memberitahukan kepadaku mimpi itu, maka kamu akan kena hukuman yang sama; dan aku tahu bahwa kamu telah bermufakat untuk mengatakan kepadaku hal-hal yang bohong dan busuk, sampai keadaan berubah. Oleh sebab itu ceriterakanlah kepadaku mimpi itu, supaya aku tahu, bahwa kamu dapat memberitahukan maknanya juga kepadaku."- Daniel 2:8-9.

Terhadap raja segala raja ini, memanipulasi adalah binasa dan berlaku jujur pun akan binasa: Para Kasdim itu menjawab raja: "Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Dan tidak pernah seorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu atau seorang ahli jampi atau seorang Kasdim. Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu berat, dan tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam di antara manusia." Maka raja menjadi sangat geram dan murka karena hal itu, lalu dititahkannyalah untuk melenyapkan semua orang bijaksana di Babel.- Daniel 10:11-12.

Kepada raja sebengis dan seberkuasa inilah Daniel, sekali lagi, harus menjelaskan makna mimpi sang maharaja. Perhatikan penjelasan Daniel ini:

Daniel 4:19-27 Lalu berdirilah Daniel yang namanya Beltsazar, tercengang beberapa saat, pikiran-pikirannya menggelisahkan dia. Berkatalah raja: "Beltsazar, janganlah mimpi dan maknanya itu menggelisahkan engkau!" Beltsazar menjawab: "Tuanku, biarlah mimpi itu tertimpa atas musuh tuanku dan maknanya atas seteru tuanku! Pohon yang tuanku lihat itu, yang bertambah besar dan kuat, yang tingginya sampai ke langit dan yang terlihat sampai ke seluruh bumi, yang daun-daunnya indah dan buahnya berlimpah-limpah dan padanya ada makanan bagi semua yang hidup, yang di bawahnya ada binatang-binatang di padang dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara-- tuankulah itu, ya raja, tuanku yang telah bertambah besar dan kuat, yang kebesarannya bertambah sampai ke langit, dan yang kekuasaannya sampai ke ujung bumi! Tentang yang tuanku raja lihat, yakni seorang penjaga, seorang kudus, yang turun dari langit, sambil berkata: Tebanglah pohon ini dan binasakanlah dia, tetapi biarkanlah tunggulnya ada di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang, dan biarlah ia dibasahi dengan embun dari langit dan mendapat bagiannya bersama-sama dengan binatang-binatang di padang, hingga sudah berlaku yang demikian atasnya sampai tujuh masa berlalu-- inilah maknanya, ya raja, dan inilah putusan Yang Mahatinggi mengenai tuanku raja: tuanku akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggal tuanku akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepada tuanku akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan tuanku akan dibasahi dengan embun dari langit; dan demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan. Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!"
Anda bisa melihat dan menjadi paham mengapa Daniel akan begitu gentar berdiri dihadapan raja segala raja yang bengis namun harus tetap dilayaninya secara benar dan setia, mengapa ia untuk beberapa saat dipenuhi oleh pikiran-pikirannya yang menggelisahkan! Kembali makna inti mimpi tersebut itu hendak menunjukan kedaulatan Allah yang absolut mengatasi kehendak bebas sebagai raja segala raja termasuk berkuasa atas nyawa Daniel sendiri. Jika tidak demikian, Daniel tak perlu begitu cemas. Tetapi ia juga tak bisa menjilat raja demi nyawanya, sebab jika salah  maka binasa, pun ia pun jangan sampai menyinggung kehormatan dan martabat diri sang raja segala raja. Dan memang Daniel tak melakukan semua itu, ia mengambil segenap risiko yang dapat membinasakannya pada saatnya, oleh sebab dalam makna yang disampaikannya: Ia meminta raja segala raja untuk mengakui kedaulatan dan pemerintahan Allah yang tak dikenalnya dalam sebuah ancaman, dan ia meminta raja di atas segala raja untuk bertobat:

demikianlah akan berlaku atas tuanku sampai tujuh masa berlalu, hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya

kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan. Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!"

Nebukadnezar
Raja segala raja


Kembali dan berulang, Allah melalui kerajaan Babel yang sedang menjajah Yerusalem dan memperbudak orang-orang Ibrani secara keji dan yang berkuasa untuk memenggal Daniel memintanya dalam sebuah ancaman yang tak main-main agar sang raja segala raja dan sang penjajah untuk memenuhi keputusan ini:
hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya

Apakah ancaman Yang Mahatinggi itu terbukti? Apakah Allahnya orang Ibrani itu berkuasa penuh atas raja-raja bangsa lain? Apakah betul keberlangsungan sang raja bengis itu berada dalam tangan Allah? Mari kita memperhatikan penjelasan berikut ini:


Daniel 4:28-34 Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar; sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel, Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu; engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!" Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.



Bagaimana dengan raja segala raja Nebukadnezar, apakah benar ia, setelah itu, memang benar-benar mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya? Apakah tidak sebaliknya pemberontakan jiwanya akan meracau menentang yang mahatinggi, bukannya sebuah pengakuan raja segala raja kepada raja diatas raja segala raja? Mari kita melihat catatan pengakuan raja segala raja terhadap Dia yang berkuasa atas kerjaan manusia itu:

Pengakuan  Raja Segala Raja Nebukadnezar
Kepada Dia yang Berkuasa Atas Kerjaan Manusia
Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata kepada-Nya: "Apa yang Kaubuat?" Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku. Para menteriku dan para pembesarku menjemput aku lagi; aku dikembalikan kepada kerajaanku, bahkan kemuliaan yang lebih besar dari dahulu diberikan kepadaku. Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.
Daniel 4:34-37

Tak ada pemberontakan apapun, sebaliknya sebuah pengakuan dari mulut dan penundukan ego yang tak terbayangkan bisa terjadi pada raja bengis ini:
Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. Semua penduduk bumi dianggap remeh; Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata: APA YANG KAUBUAT?

Ini bukan  nubuat seorang nabi Ibrani dan apalagi nabi-nabi kudus Allah yang diutus kedalam dunia ini untuk menyampaikan kebenaran siapakah Dia. Bukan. Ini adalah sebuah sabda ilahi yang ditempatkan oleh Allah pada lidah seorang raja segala raja yang tak mengenalnya dan yang dalam ketetapannya sebagaimana IA rancangkan sendiri menghancurkan dan mempermalukan kerajaan Yehuda. Ini adalah sabda yang dituliskan Allah kepada siapa yang dikehendakinya untuk menjadi lidah penyabda kebenaran-Nya yang saat ini kita sedang baca, yang telah dituliskan-Nya dengan tinta penghukuman dan penderitaan yang tak terperihkan harus terlebih dahulu dialami oleh sang raja segala raja.

Tetapi bukankah kita masih dibingungkan dengan realitas berkat Tuhan bagi si penjajah ini yang semacam ini:
Yang dikatakan tentang membiarkan tunggul pohon itu, berarti: kerajaan tuanku akan kembali tuanku pegang segera sesudah tuanku mengakui, bahwa Sorgalah yang mempunyai kekuasaan

Jika Ia Mahakuasa dan Berdaulat Penuh, Mengapa Begitu dan Mengapa Begini?
Sementara saya takjub, menjawab pertanyaan ini akan sama sukarnya dengan kesukaran yang dihadapi oleh para  ahli jampi Kerajaan Babel untuk menafsirkan mimpi yang bahkan tak pernah dapat dillihat dan didengar,karena tak diijinkan mendengarkannya selain harus menemukan sendiri apakah mimpi sang raja itu, entah dimana dan bagaimana. Tantangan hidup ini, pada akhirnya bukan soal makan dan minum hingga krisis ekonomi dan apalagi siapakah presiden kita esok. Kita bahkan,mungkin, bingung dan kecewa dengan kejadian-kejadian politik hingga apapun yang mengecewakan dalam kehidupan pribadi masing-masing, mulai dari kehilangan orang yang paling dikasihi, kehilangan untung akibat gejolak pasar saham dan uang, atau kehilangan peluang bisnis atau kehilangan harga diri, barang kali?

Jika Ia Tuhan, mengapa ini semua harus terjadi dan mengapa tak begitu dan tak begini, melihat ada yang lebih baik daripadaku dan bahkan tak mengenal Tuhan dan lagi bengis. Kita tak bisa menghakimi demikian, karena ada banyak yang tak dapat kita lihat di seberang sana. Sementara kita melihat Tuhan tak berdaulat sepenuhnya atau Tuhan terlalu berat untuk memenuhi seruan miliaran manusia di muka bumi, kita tak pernah tahu sebagaimana yang dapat kita ketahui dari mulut Nebukadnezar sang raja segala raja yang diberi kuasa untuk menjajah Yehuda.

Artikel ini tidak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mahakompleks ini. Ingat Nebukadnezar sempat menjadi kehilangan akal budi untuk memahami apa yang sedang dihadapinya dan siapakah Ia itu: Pada waktu akal budiku kembali kepadaku, kembalilah juga kepadaku kebesaran dan kemuliaanku untuk kemasyhuran kerajaanku. Siapakah yang tak akan gila jika harus mengalami ini: dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung,dalam jangak waktu yang panjang.

Saya teringat dengan apa yang Asaf nyatakan dalam penderitaan batin yang sangat membuatnya depresi sebab melihat Allah nampak sama sekali tak berdaulat. Asaf yang adalah pemazmur pendamping raja Daud dan seorang pelihat pernah menuliskan mazmur hidup yang amat memilukan ini:

Mazmur 73:1-11 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

Menimbang realitas-realitas mengecewakan dan absurd, normalkah akal budiku dan mungkin anda untuk berkata: adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi? Bahasa bebasnya: punya otak nggak sih Tuhan itu, sudah begini parahnya diam aja? Jangan-jangan dia begitu tololnya untuk memahami realitas hidup ini?! Wajar dan itu manusiawi, Asaf  sang Pelihat dan sang Pemazmur yang cukup mendominasi ini Kitab Mazmur pun begitu jujur menggambarkan kesehatan rohaninya yang sangat kritis. Sampai Ia diselamatkan oleh Tuhan dari lembah pencobaan yang tak akan sanggup untuk ditanggungnya sendiri sebagai seorang manusia fana:

Mazmur 73:13-17Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.

Kita memang begitu rapuh sebab penderitaan bukanlah sahabat bagi logika kita dan karib bagi daging ini. Logika tak akan mampu menjelaskan hingga mata mampu mengirimkan sinyal-sinyal rasionalitas bagi setiap event: mengapa dia dan bukan dia yang lebih baik dipilih? Mengapa berubah mendadak? Atau: Bukan itu yang kudoakan dan kuimani tetapi mengapa sebaliknya yang terjadi?

Tetapi ini yang dapat kita pelajari dari Daniel, kita harus mengerti bahwa Daniel pun pasti memiliki problem yang sama dalam hidup sebagai budak pada raja yang kapanpun bisa memenggalnya kala ia tak bisa memenuhi permintaan sang raja segala raja itu. Apa yang menarik bagiku pada diri Daniel adalah pilihan imannya dan gaya hidupnya sementara ia harus tabah dalam penderitaan dan penjajahan:

Daniel 1:8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya

Gaya hidup Daniel tak berubah. Baik dalam masa suka dan damai tetap saja sama pada saat masa sukar, aniaya dan penjajahan termasuk sebagai budak. Ia tetap menjaga kebenaran imannya adalah kudus diantara mereka yang menjajah dan tak mengenal dirinya. Dan faktanya Tuhan menyertai dirinya dalam era yang amat sukar itu: Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu (Daniel 1:9).

Mata kita sangat sukar untuk melihat siapakah pemimpin dan presiden kita yang akan datang berdasarkan pilpres 2019,tetapi siapapun yang terpilih, maukah kita tetap memandang Tuhan bahwa itu datangnya dari Tuhan; maukah kita tetap hidup penuh iman kepada Tuhan dengan tekun dalam kekudusan-Nya sama seperti saat kita senang saat pemimpin yang akan terpilih adalah tak sesuai harapanku, harapanmu?

Roma 13:1-3 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.

Soli Deo Gloria
Nantikan kelanjutannya

No comments:

Post a Comment