Pages

30 March 2018

Dan Ia berkata kepada mereka:



Oleh: Martin Simamora
"Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang”
(Renungan Jumat Agung)


Sebelum peristiwa salib berlangsung, satu peristiwa yang tak dipahami sedikitpun oleh para murid-Nya, namun diterima sebagai sebuah jamuan makan malam yang paling monumental yang belakangan akan menjelaskan bagi mereka sendiri keagungan maksud kematian dan kemuliaan Sang Mesias bagi banyak orang. Kita harus memperhatikan bahwa pada momen ini, Yesus menyingkapkan daya jangkau kematian kepada jiwa banyak orang yang akan datang. Mari kita terlebih dahulu melihat bagaimana Yesus Sang Mesias mendeklarasikan dirinya sebagai  mahamulia dihadapan dunia ini:

▀Markus 14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."

KJV  And as they did eat, Jesus took bread, and blessed, and brake it, and gave to them, and said, Take, eat: this is my body

Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Inilah perkataan yang sungguh membingungkan sekaligus perkataan yang keras untuk diterima banyak orang, sehingga banyak murid yang meninggalkannya dan tidak mengikutnya lagi:

Yohanes 6:51-52 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Yohanes 6:60,66  Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"… Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia

Bagaimana mungkin itu harus terjadi? Tetapi sebetulnya ini lebih besar daripada bagaimana mungkin. Pertanyaan seharusnya yang mesti diajukan adalah: mengapa Yesus sedemikian memutlakan tubuhnya dalam sebuah cara yang membuat siapapun tanpa diri Sang Mesias tidak akan menerima berkat keselamatan dalam sebuah ikatan janji keselamatan yang dimeteraikan dengan darahnya sendiri:


▀Markus14:23-24 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Sang Mesias mengucapkan berkat atas tubuhnya sendiri sebelum ia memecah-mecahkan roti  yang adalah tubuhnya “Inilah tubuhku,” yang menunjukan betapa tubuhnya atau dirinya merupakan makanan pokok keselamatan bagi manusia yang tak memiliki daya untuk mengupayakan keselamatan yang bagaimanapun berasaskan ketekunan atau ketaatan kepada kehendak Allah sebagai sebuah jalan menuju keselamatan.

Inilah tubuhku-inilah darahku,”  yang dihadirkan Yesus dalam perjamuan tersebut adalah tubuh dan darah yang telah ditolak sebelumnya oleh manusia yang pertama-tama berhak atas tubuh dan darahnya. Ia dan pemberiannya telah ditolak sementara Ia datang untuk memberikannya. Tetapi juga jangan menyangka bahwa 12 muridnya sendiri yang terlihat bertahan mengiringinya, tidak memiliki problem yang teramat pelik terhadap “inilah tubuhku-inilah darahku.” Karena Yesus sendiri memahami problem yang membeliti iman mereka tidak kalah kritikalnya, yang jika Allah tidak menolong mereka, selamanya mereka akan terhilang. Mari kita melihat beberapa hal berikut ini:

Yohanes 6:67-71Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.

Di sini begitu jelas kalau kumpulan 12 murid ini sendiri, telah berada dalam sebuah kegoyahan yang tidak main-main, bahkan salah satu diantara mereka telah jatuh ke dalam tangan iblis, sementara secara lahiriah tetap bertahan dalam pengikutan Yesus hingga jamuan itu berlangsung.

Kondisi 12 murid ini tidaklah aman sama sekali, pukulan  yang diakibatkan dari “inilah tubuhku-inilah darahku” itu tidak main-main, sebab peristiwa ini bukan semata-mata peristiwa kematian manusia Yesus Kristus yang taat kepada Bapa-Nya dalam penderitaan bahkan hingga mati di kayu salib, sebaliknya peristiwa ini bertujuan memberikan berkat keselamatan berdasarkan darah perjanjian yang mengikatkan keselamatan dari Allah kepada manusia yang percaya dan merupakan milik kepunyaan Allah melalui dan didalam Yesus Sang Mesias. Ini hal yang tak mungkin dilihat siapapun selain menghasilkan kegoncangan iman yang tak siapapun akan mengantisipasi betapa hebatnya pukulan yang akan menimpa iman mereka terhadap Yesus. Mari perhatikan peringatan Yesus berikut ini:

Markus 14:26-27 Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.

Peristiwa ini, seperti telah saya tunjukan, tidak seperti anda bayangkan sebagai sebuah peristiwa yang terlepas dari  keselamatan yang mau Allah berikan pada manusia melalui dan di dalam  Yesus Kristus. Di dunia ini, Yesus adalah sentralitas segala sesuatu yang menjadi penguji bagi apapun yang disangka manusia sebagai jalan-jalan keselamatan lainnya yang perlu dilakukan oleh manusia. Ketika kita membaca pernyataan Yesus yang berbunyi: sebab anda tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai berai, maka ini sendiri oleh Yesus hendak mengangkat “inilah tubuhku-inilah darahku” sebagai sebuah rancangan Allah  tentang keselamatan yang hanya datang darinya, karena hanya dari Bapa saja  keselamatan  itu tersedia. Kini, siapapun  manusia itu, tidak dapat mempertahankan kesetiaannya kepada Yesus oleh  otot-otot imannya, Bahkan komitmen sekuat apapun tidak akan kuat. Yesus menunjukan bahwa kehadirannya ke dunia ini tidak boleh sama sekali dipahami sebagai salah satu jalan atau satu bagian tersendiri dari Allah dan satu bagian lainnya menuntut manusia untuk mengerjakannya. Coba perhatikan aspek ini via percakapan Yesus dan Petrus:

▀Markus 14:29-30 Kata Petrus kepada-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Ini bukan hanya Petrus, tetapi juga Yohanes, Andreas, Thomas, Yakobus anak Zebedeus, Bartolomeus, Simon orang Zelot, Thadeus, Yakobus anak Alfeus. Yudas Iskariot, Matius dan Filipus! Cobalah sejenak perhatikan  catatan injil mengenai hal ini:

Markus 14:31 Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga.


Tahukah anda, kalau tak satupun dari mereka dapat memenuhi sumpah mereka kepada Yesus:
Markus 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.


Semua yang berkata sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau, terbukti: semua murid itu meninggalkan Dia. Bahkan melarikan diri. Kondisi mereka  tidak lebih baik dari kondisi murid-murid yang lebih besar dan lebih dahulu telah meninggalkan Yesus: “Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”- Yohanes 6:66.

Kita bisa melihat, kalau sabda Yesus terkait apakah yang dikehendaki Bapa untuk mereka kerjakan di dunia ini yaitu: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yohanes 6:29) memang benar-benar perbuatan iman  yang tidak mungkin dilakukan berdasarkan kekuatan diri sendiri atau perjuangan diri, tetapi harus merupakan kasih karunia Allah yang memberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukannya sebagaimana dikatakan Yesus kepada manusia di eranya: Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang- Yohanes 6:36-37. Jangan mengira problem ini tidak ada saat ini. Ada, bahkan sangat mencengangkan wujudnya. Ada pengajaran yang berkata bahwa Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menjadi teladan bagi  yang mau menjadi anak-anak Tuhan untuk mau menjadi corpus delicti, setia dalam ketaatan dan ketekunan pengiringan Yesus untuk menjadi manusia-manusia bermutu dan semakin serupa seperti Bapa sehingga dapat menjadi barang bukti yang menunjukan kejahatan iblis. Yesus tidak diimani sebagai jalan dan sumber keselamatan karena Bapa dan Yesus masih memiliki problem dengan iblis terkait bukti kejahatan-itu sebabnya sampai sekarang iblis tidak bisa segera dihukum. Ada juga yang percaya bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah bukti kalau ternyata Yesus adalah manusia berdosa, jika tidak demikian, kenapa ia harus mati? Bukankah upah dosa adalah maut? Dan karena Yesus mengalami maut, itu bukti kalau ia sendiri manusia berdosa! Jadi, sampai kapanpun, percaya kepada Yesus sebagaimana yang dikehendaki-Nya sehingga dapat memiliki kehidupan didalam-Nya, sangat membutuhkan kasih karunia Bapa di dalam Yesus Kristus.


Sang Mesias membangkitkan nubuat kuno yang menunjukan peristiwa kelam yang menimpa para muridnya. Bersumpah untuk setia sekalipun berkorban nyawa, namun semua berkhianat meninggalkan Sang Mesias. Inilah nubuat kuno itu: Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!-Zakharia 13:7.

Kematian Sang Mesias memang merupakan peristiwa di dalam tubuh dan di dalam sejarah. Tetapi sebagaimana Yesus mendeklarasikan, tubuh dan darahnya tidak akan pernah terkurung dalam sejarah sebagai sebuah peristiwa masa lampau belaka, sehingga kuasanya tidak lagi berlangsung hingga kini, dan karena itulah anda  harus berjuang sekuat tenaga secara maksimal hingga kesudahannya, agar anda mencapai sebuah kekudusan tertentu yang berakitbat menyenangkan Bapa, menyematkan kelayakan bagi dirimu untuk diselamatkan Bapa. Keselamatan bukan karena penyelamatan oleh Yesus, tetapi oleh penyelamatan oleh manusia itu sendiri! Dalam perjamuan  tersebut, tidak begitu yang Yesus utarakan. Ia bahkan tidak pernah memasukan peran manusia terkait pengusahaan keselamatan jiwa-jiwa manusia. Ia bahkan menunjukan efektifitas “inilah tubuhku-inilah darahku” yang tak susut sedikit saja  dalam sejarah umat manusia yang masih akan bergulir hingga genap waktunya. Coba perhatikan  pernyataan Yesus ini:  Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang- Markus 14:24. Dalam salah satu doa yang lebih awal sebelum ia mempersiapkan dirinya di taman Getsemani, Yesus sendiri telah berdoa secara khusus terkait yang ditumpahkan bagi banyak orang, yang menunjukan pada efektifitas kuasa “ini tubuhku-ini darahku”, diri-Nyalah berita keselamatan dan jalan keselamatan yang harus disampaikan ke seluruh dunia dalam sepanjang sejarah yang masih akan bergulir. Beginilah bunyi baris doa tersebut:

▀Yohanes 17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;


Siapakah mereka yang dimaksud oleh Yesus dalam “pemberitaan mereka?” Siapa lagi kalau bukan mereka yang meninggalkan dia dan melarikan diri! Jika saja  jalan keselamatan Allah ini secara desain diporsikan juga pada bagian yang harus dilakukan oleh manusia agar keselamatan itu menjadi sebuah milik pasti bagi manusia, maka sejak  Markus 14:50, kabar keselamatan yang disampaikan Allah dalam Yesus Kristus itu telah gagal sama sekali.


Kalau saya majukan pada poin solusinya, kita tahu bahwa sampai Yesus menemui mereka, tidak satupun diantara 11 muridnya masuk dalam ketetapan baris doa Yohanes 17:20! Lihatlah situasi ini:
Lukas 24:16-21Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.


Saudaraku, ini adalah kisah manusia-manusia yang begitu terpukul. Ini adalah manusia-manusia yang mengalami pukulan mental yang tak main-main. Ketika anda membaca padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel, maka anda pun harus memahami kalau mereka sementara telah diberitahukan oleh Yesus akan apa yang harus dialaminya sebagai kehendak Bapa, adalah juga manusia-manusia yang semuanya bulat berkata: Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.


Jika saja kebenaran keselamatan dari Allah dalam Yesus Kristus disandarkan pada mekanisme “bagian atau porsi manusia” untuk memperjuangkannya, maka  Yesus telah berakhir bahkan hingga pasca kebangkitannya, dan dengan demikian pemberitaan injil oleh mereka sebagaimana doa Yesus pada Yohanes 17:20 juga gagal.

Sehingga kita bisa memahami mengapa dalam Yesus memberikan tubuhnya kepada para murid dalam jamuan tersebut, ia mengucapkan berkat terlebih dahulu, bukan meminta komitmen kesetiaan satu-demi satu pada 12 muridnya. Itu juga sebabnya mengapa pada saat itu, Yesus tidak menuntut kesetiaan hingga kesudahan nyawa sebagai sebuah jaminan keselamatan  jiwa  yang harus mereka perjuangkan, namun sebaliknya ia mengikatkan darah yang akan ditumpahkannya sebagai pengikat antara dirinya  terhadap para muridnya. Dan “inilah darahku, darah perjanjian” merupakan kuasa yang memberikan pemeliharaan dan penjagaan agar tidak satupun dari yang telah ditetapkannya sebagai penerima keselamatannya, terlepas dan terhilang selama-lamanya. Mereka memang terhilang untuk sesaat lamanya dalam sebuah cara yang amat tragis: melarikan diri setelah bersumpah setia walau nyawa pertaruhannya!


Semua murid Yesus belajar setia dan taat pada Yesus bukan berdasarkan kekuatannya, tetapi berdasarkan ketakberdayaannya untuk setia dan taat berdasarkan kekuatannya sendiri. Jika berdasarkan kekuatan dan pemahamannya sendiri maka iman yang mereka miliki hanya iman  yang begitu bodohnya. Iman jenis ini bukan sekedar iman yang memberontak, tetapi inilah takaran iman yang bisa diproduksi berdasarkan kekuatan manusia untuk berjuang demi mencapai kesetiaan dan pertumbuhan iman teroptimal. Cobalah lihat dialog sangat menarik ini:
Lukas 24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.


Lukas 24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.


Tak ada yang sanggup menerima “inilah tubuhku-inilah darahku” yang menunjukan bahwa keselamatan hanya berdasarkan kuasa penyelamatan Allah yang hanya terjadi dalam diri Sang Mesias. Dan perhatikanlah bagaimana hanya Yesus saja yang dapat menyelamatkan iman mereka yang telah hancur, rontok dan meninggalkan Yesus, agar kembali kepada-Nya.
Kita harus memahami dalam hal ini, Yesus tidak  hanya kehilangan satu  domba saja, tetapi semuanya. Dan semuanya ia cari dan dapatkan kembali untuk memastikan agar doa dalam Yohanes 17 ini tergenapi sempurna:

Yohanes 17:11-12 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.


Yesus sempat kehilangan semua muridnya. Mereka benar-benar terhilang karena mereka benar-benar penuh kesadaran telah memilih untuk meninggalkannya. Mereka memiliki dasar yang begitu kuat untuk memilih meninggalkan Yesus, dan siapakah yang dapat bertahan jika Yesus sendiri memilih untuk memecah-mecahkan tubuhnya dan mengucurkan darahnya bagi banyak orang sebagai darah perjanjian? Siapakah yang sanggup menerimanya dengan bulat tanpa keberatan? Jika kebenaran ini digantungkan pada dirimu semata, maka pemberontakan terhalus akan cepat menyeruak. Mulai dari pengajaran yang mengatakan bahwa keselamatan dirimu adalah tanggungjawabmu, masakan digantungkan pada Yesus yang adalah masa lalu? Kalau anda hanya sanggup menerima Yesus yang setia hingga mati di salib kepada Bapa, tetapi gagal untuk menerima bahwa tubuh dan darahnya berkuasa untuk menyelamatkanmu dari kuasa maut, maka jika anda sebagai pendeta masih juga menyelenggarakan perjamuan dalam ibadah Jumat Agung, itu sendiri sebuah kemunafikan yang teramat mengerikan. Bagi saya, jika keberatanmu terhadap injil terlampau besar, lebih baik menjadi manusia yang jujur di hadapan manusia dengan berkata: maaf jemaatku, saya tidak dapat meneruskan kehidupan rohaniku untuk menggembalakan jemaat berdasarkan “inilah tubuhku-inilah darahku.”

Kalau Yesus kehilangan 11 murid dan mencarinya kembali, itu membuktikan bahwa ia lebih hebat dari gembala dunia ini:

Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?- Lukas 15:47


Sang Mesias memang telah menyatakan pada momen yang teramat kritikal bagi para muridnya yang ia telah ketahui akan tersesat semuanya dalam sementara waktu, bahwa mereka adalah benar-benar gembala kepunyaanya, kecuali satu orang yang bukan! Perhatikan ini kembali:
Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."- Yohanes 6:70 


Karena 11 orang adalah kepunyaan Yesus, maka benarlah Ia sebagaimana telah dilukiskannya dalam perumpamaan Lukas 15:47, hanya saja Ia adalah Gembala yang sangat agung sehingga Ia begitu berkuasa untuk mencari ke-11 yang terhilang itu agar kembali menjadi miliknya, sehingga doa pada Yohanes 17:20 yang berbunyi Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka, secara sempurna dapat digenapi oleh Yesus sendiri melalui instruksi kepada domba-domba terhilang yang telah dicari dan ditemukannya kembali-yang berbunyi: dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini- Lukas 24:47-50.

Jumat Agung yang kita rayakan hari ini adalah kisah Allah yang mencari domba-domba kepunyaan-Nya yang terhilang, dalam sebuah cara yang  hanya Allah dapat melakukannya, yaitu dengan memberikan kehidupan-Nya: “inilah tubuhku-inilah darahku.” Tidak ada satu kuasapun dari saya dan dari anda yang dapat  membuat jiwa kita ini keluar dari kondisi terhilang. Andai kata saja, perbuatan baik dan pengejaran kekudusan  via ketaatan melakukan kehendak Bapa adalah salah satu cara untuk keluar dari keterhilangan, maka tak perlu Yesus harus memberkati tubuhnya sendiri sebagai persembahan yang mulia bagi dunia yang terhilang. Bahwa Bapa begitu mengasihi  domba-domba terhilang kepunyaan-Nya, terlihat dari sabda Yesus berikut ini:

Yohanes 10:9-11 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;


Pada salib itu, Ia telah memberikan nyawanya kepada domba-dombanya. Siapakah domba-dombanya itu? Mereka adalah setiap manusia yang berhak atas “inilah tubuhku-inilah darahku” yang akan menjangkau banyak manusia, termasuk mereka yang menjadi percaya dan hidup dalam pengimanan kepada Yesus oleh karena pemberitaan injil dari zaman ke  zaman. Termasuk saya dan anda?

Jumat Agung yang kita rayakan tadi, merupakan kasih Allah yang begitu besar bagi domba-domba kepunyaannya di dunia ini. Ia telah datang ke dalam dunia ini untuk mencari domba-domba kepunyaannya yang terhilang, agar  mereka semua dapat menikmati keselamatan yang telah disediakan Bapa dalam dan melalui Anak!


Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."- Lukas 19:10

Soli Deo Gloria

No comments:

Post a Comment