Pages

24 February 2018

Jalan Keselamatan Bukan Rivalitas Kebenaran-Kebenaran



Oleh: Martin Simamora


 Keselamatan Dari Tuhan, Bukan Melalui Perjuangan atau Fanatisme Hidup Kudus, dan Taurat
Tidak Pernah Ada Dualitas pada Keselamatan
Hanya Datang Dari Allah



Kalau kita membicarakan satu satunya keselamatan, maka bukan merupakan konsepsi dan tidak akan pernah sebuah rivalitas di antara alternatif alternatif lainnya. Alkitab sama sekali tidak pernah membicarakan konteks yang demikian. Bahkan hal ini tetap begitu jelas dalam peristiwa negatif atau peristiwa kelam. Mari kita perhatikan teks ini yang juga akan menjadi sentral pada khotbah kali ini :

Lukas 11:49-51 (TB)  Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini.

Apa yang menarik dari teks ini, fakta para pembawa kebenaran yang tidak tunggal: “mereka nabi-nabi dan rasul-rasul” namun tidak sedikitpun mengindikasikan kemajemukan kebenaran atau keberagaman “hikmat Allah” terkait keselamatan. Kebenaran ini telah diungkapkan oleh Yesus sebagai kebenaran “sejak dunia dijadikan.” Jadi dengan demikian, Yesus Kristus dalam hal ini sedang membicarakan kebenaran Allah yang telah ada sejak pra eksistensi Israel! Walau Yesus adalah Mesias yang dijanjikan bagi Israel dan datang dari bangsa ini, spektrum peruntukannya adalah bagi dunia dan sejak permulaan waktu sejarah manusia. Konteks Lukas 11:49-51 adalah Yesus yang sedang mengecam bangsa Israel sebagai bangsa yang begitu berlumuran darah, sekaligus menunjukan kalau hanya bangsa ini saja yang memiliki para nabi dan para rasul yang datang dari satu-satunya Allah. Hanya dari bangsa ini saja dan tidak akan ada dari bangsa lain manapun juga, sementara kebenaran yang diterima bangsa ini telah merupakan kebenaran yang telah dinyatakan sejak sebelum Israel itu sendiri ada: “supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan


Yesus Kristus tidak membicarakan banyak varian atau administrasi jalan keselamatan yang pernah ditawarkan pada zaman demi zaman, tetapi membicarakan kejahatan manusia terhadap para nabi pembawa suara dan kehendak Tuhan terhadap manusia. Yesus menunjukan pemberontakan manusia yang merupakan pemerintahan dosa dalam rupa paling keji: membunuh para nabi kudus Allah yang sama sekali tidak datang dengan kekerasan dan bala tentara perkasa. Coba kita perhatikan sabda Sang Kristus berikut ini:


Lukas 11:47-48 (TB)  Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya.

Dan tak ada satu sanggahan yang bagaimanapun dari para pemimpin agama Yahudi sejak pertama kali Yesus menunjuk pada makam makam para nabi yang kematiannya karena pembunuhan. Ini sebuah percakapan yang begitu mencekam saat Yesus membangkitkan peristiwa peristiwa keji yang telah dikubur kedalam sejarahnya yang tertulis dalam makam-makam yang dibangun secara megah.

Para tokoh, pemuka dan cendikiawan agama Yahudi tidak bisa membantahnya, itu terlalu telak. Mereka harus membuka front front perlawanan baru untuk melawan Yesus. Sekali lagi nampaknya mereka kelak harus menguburkan seorang nabi Israel. Walau tidak pada momen saat itu:

Lukas 11:53-54 (TB)  Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal.

Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.

Yesus begitu  tinggi mengangkat masalah pembunuhan para nabi Allah, bukan karena sebuah penghormatan atau sebuah penghakiman untuk membela korps nabi. Bukan, tetapi karena kebenaran tunggal bagi dunia yang dibawa oleh berbagai nabi kudus Allah yang kesemuanya menuliskan tentang diri-Nya sebagai kulminasi maksud para nabi itu menuliskan kitabnya masing-masing. Coba perhatikan beberapa hal perkataan Yesus mengenai para nabi itu dan sejumlah peristiwa terkait yang dicatat dalam Alkitab:

Yohanes 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.

Yesus tidak main-main dengan apa yang diucapkannya. Ia melontarkan sebuah peringatan terkait percaya kepada ucapannya identik dengan percaya kepada Musa:

Yohanes 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Ini sendiri bukan hal yang asing. Bahwa bangsa Israel percaya bahwa para nabi termasuk Musa memang menuliskan tentang Mesias yang dijanjikan Allah. Pada Yesus Kristus sungguh teramat sukar untuk menyangkali bahwa Yesus adalah Dia yang dituliskan oleh para nabi:

Yohanes 1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."

Yesus bahkan secara terbuka dalam ibadah-ibadah di rumah ibadat menunjukan bahwa dirinya adalah Dia yang ditulis dan dimaksudkan oleh para  nabi kudus dan terhormat bagi bangsa Israel. Coba lihat ini:

Lukas 4:16-23 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!"

Begitu sukar untuk membantah Kristus secara argumentatif, selain mengatakan ia adalah orang sakit jiwa: “Hai tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri.” Tempat asalmu di sini, dan di tempat asalnya inilah ia ditolak. Kita mesti mengerti bahwa “tempat asalmu di sini” merupakan sebuah sejarah hitam dan sekaligus sebuah tempat yang harus menjadi tempat tinggal Yesus, sekalipun ia dilahirkan di Bethlehem sebagaimana juga kitab suci telah lebih dulu menuliskannya. Namun, sejak peristiwa kelam yang hendak memburu nyawa seorang anak bernama Yesus Sang Kristus itu, ia untuk beberapa lamanya terdampar di Mesir hingga genap waktunya Ia harus berada di tempat di mana ia seharusnya berada, tepat sebagaimana nabi Tuhan menuliskannya:

Lukas 2:19-23  Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Ada banyak nabi  tetapi hanya ada satu kebenaran saja: tentang Juruselamat manusia. Kitapun melihat kebenaran ini dalam pengajaran Yesus setelah kebangkitannya dari antara orang mati akibat penyaliban: Lukas 24:44-47

Lukas 4:16-23 ditutup oleh Yesus dengan sebuah statement yang memilukan yang menunjukan betapa berdarahnya sejarah manusia  melalui sebuah bangsa pilihan terhadap satu kebenaran berita keselamatan dari Allah. Beginilah Yesus menutup kehadirannya di rumah ibadat itu:

Lukas 4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.

Yesus menunjukan kesejarahan kelam manusia terhadap berita keselamatan dari Allah: menolak. Tidak pernah ada satu kebutuhan alami dari dalam diri manusia untuk menerima keselamatan dari Allah. Bahkan Yesus via nabi Elia menunjukan kekelaman jiwa manusia yang buta dan tak berdaya dalam menemukan keselamatan itu. Melalui sebuah wujud kekelaman jiwa manusia yang begitu mencengangkan:

Lukas 4:25-27 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."

Satu berita keselamatan oleh banyak nabi Allah yang kesemuanya menunjuk pada Yesus Kristus sebagai nabi terakhir yang menggenapi nubuat nabi Yesaya: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Jadi kalau Yesus adalah nabi maka ia bukan hanya nabi tetapi Sang Penggenap Firman Allah!  Tetapi apa yang menyebabkan manusia tidak dapat menerima keselamatan tunggal dari Allah adalah kenyataan manusia yang mengerikan: sekalipun kusta tidak juga membutuhkan kesembuhan yang lebih tinggi yaitu datang kepada Juruselamat. Ironi  ketakberdayaan manusia ini, secara sempurna-kemudian-dipertontonkan kembali oleh Yesus Kristus:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."- Lukas 17:11-19

Jika era nabi Elia yang sembuh hanya seorang Siria, maka di era nabi Yesus Sang Kristus, hanya seorang Samaria yang kembali untuk tidak sekedar tahir jasmaniah tetapi tahirlah jiwanya untuk menerima keselamatan satu-satunya dari Allah dalam Yesus Kristus.

Tentu saja tidak akan ada satu pun bangsa Israel mau menerima kritik, peringatan dan sejarah kelamnya dibangkit-bangkitkan. Mereka mengusir dan berupaya keras membunuhnya sebagaimana yang sudah-sudah:

Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.- Lukas 4:28-29

Kali itu, mereka tidak bisa menangkap dan membunuhnya sebab apa yang disampaikan Sang Kristus adalah sejarah dan kebenaran perjalanan iman bangsa pilihan dan yang sangat dikasihi Allah secara ekstraordinari. Saya tidak main-main menyatakan ini karena Yesus sendiri menunjukan kebesaran kasihnya kepada bangsa yang mati-matian mau membunuhnya ini dalam sebuah komparasi yang begitu vulgar untuk dijinakan oleh bengisnya hati manusia dalam sandera dosa:

Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."- Matius 15:21-26

Dirinya adalah yang ditulis oleh para nabi sebagai sebuah janji yang telah dibuat Allah bahkan sebelum Israel sebagai bangsa ada di muka bumi ini! Kita tadi melihat Yesus berkata “sejak dunia ada” dan bukan “sejak Israel sebagai bangsa ada.” Sebelum Israel ada,  Allah telah memilih sebuah bangsa sejak dunia ada dan belum ada bangsa-bangsa. Inilah bingkai sejarah besar yang menjelaskan “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” dapat memiliki keberakhiran yang sejak dunia ada telah dipersiapkan Allah yang salah satu penggenpannya adalah ini: “Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”- Matius 15:27-28.

Kita harus tahu bahwa momen ini merupakan momen paling blak blakan antara Yesus dengan bangsa yang kepada bangsa itulah dirinya diperuntukan secara khusus, bukan kepada bangsa manapun. Sang Kristus sungguh sungguh datang untuk menyatakan kebenaran dan menyingkapkan menara menara kegelapan yang dirawat oleh bangsa pilihan ini. Jika mereka demikian, maka apalagi yang dapat diceritakan kepada bangsa lain. Sebetulnya ketika Yesus berkata: “tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” maka inilah satu-satunya ekspresi bahasa atau sastra yang dapat memberikan impresi yang tertajam pada benak dan jiwa manusia bahwa manusia tidak memiliki nilai apapun pada dirinya untuk memiliki keselamatan. Israel tidak bisa pongah dengan keistimewaannya sebab menolak roti kehidupan Yesus berarti maut; jika Israel tanpa keistimewaan sebagai bangsa pilihan, ia pun tak ada bedanya dengan perempuan non Israel itu. Baik bangsa pilihan dan non bangsa pilihan tidak memiliki kebenaran keselamatan yang mampu menandingi sekedar remah roti yang dimiliki Yesus. Asalkan memiliki remah roti Yesus, ia mengalami keselamatan jiwa dan memiliki kehidupan persekutuan dengan Yesus. Tidak heran Yesus tentang dirinya  berkata: “Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yohanes 6:35),” tetapi sedihnya dan tragisnya, Israel menolak roti itu, jangankan remahnya! Lihat apa yang dikatakan  Yesus: “Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya (Yohanes 6:36).” 

Mengapa Israel walau melihat tetapi tetap tidak percaya, namun perempuan itu bisa begitu ngotot untuk sekedar remahnya? Apakah penjelasan fenomena ini? Hanya Yesus yang sanggup menjelaskan kegilaan jiwa manusia yang menolak untuk diselamatkan- saya katakan kegilaan jiwa manusia ini hanya Yesus yang dapat menjelaskan, sebab rasionalitas manusia tidak mungkin menolak keselamatan-, perhatikan ini: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."(Yohanes 6:37-40).    
 
Mereka menolak satu-satunya jalan keselamatan itu yang telah diberitakan oleh para nabi mereka sendiri; mereka menolak sama sekali roti itu, tidak tahu bahwa mereka dalam status bangsa pilihan itu membutuhkan keselamatan yang disediakan oleh Allah sendiri. Mereka pikir kebaikan dan ketaatan pada taurat, dan pengetahuan mereka tentang siapakah dan bagaimanakah seharusnya Mesias itu adalah kebenaran itu, bukan pada apa yang dikemukakan Yesus. Perhatikan penolakan Israel ini terhadap Sang Roti Hidup: “Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."- Yohanes 6:41. Mereka secara rasional paham bahwa Yesus adalah keselamatan satu-satunya dari sorga, tetapi menolak datang kepada Yesus,


Perjumpaan-perjumpaan blak blakan ini, sejak mula  telah dinilai oleh para pemuka sebagai penghinaan. Coba perhatikan kecaman ini:

Lukas 11:45 (TB)  Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga."

Di momen ini, kita dapat melihat bahwa Yesus adalah seorang Guru atau Rabi yang terhormat bahkan bagi para ahli Taurat. Tetapi dalam hal ini Yesus lebih dari seorang Rabi, sebagaimana terlihat dari paparan tajam yang menelanjangi martabat para pemuka agama Yahudi tersebujiwaLukas 11:39-44 (TB)  Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” Ini adalah problem kebejatan jiwa manusia, yaitu: hanya mampu melihat kesucian berdasarkan perbuatan dan tidak mampu melihat kesucian berdasarkan perbuatan itu, sama sekali tak berkuasa untuk menguduskan jiwa dihadapan Allah. Sementara tubuh daging ini fana, mengapa mereka tidak gelisah dengan ketaksucian jiwa mereka? Hanya satu jawabnya: jiwa yang terkutuk dalam maut sudah mati terhadap kebutuhan untuk dikuduskan Allah dalam tubuh daging yang bernafas dan hidup.

Dapat dimengerti kemudian, kecaman Yesus senantiasa merupakan komparasi realitas suci lahiriah versus jiwa dalam belenggu dosa:

Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya."

Itu adalah deret penghakiman yang luar biasa, menelanjangi kebusukan jiwa spiritualitas yang terkenal akan kemuliaanya. Wajarlah jika diantara mereka menanggapi Yesus: jika begitu engkau menghina kami.

Ini relasi yang begitu janggal dan tak diharapkan untuk terjadi, sementara para pemuka agama Yahudi sejatinya memiliki pengharapan sangat tinggi bahwa Yesus adalah Mesias yang selama ini dinantikan. Hanya bangsa ini yang memiliki akan janji ini dalam sebuah relasi yang berkekuatan tetap berdasarkan kehendak Allah. Kekuatannya bisa kita tinjau hingga jauh ke belakang seperti ini:

Yesaya 1:2-3 (TB)  Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."

Bangsa ini adalah anak anak yang diasuh sendiri oleh Allah. Tetapi tidak membuatnya istimewa dalam keberdosaan sehingga :

-tidak menerima murka Allah akibat kejahatan mereka:
Yesaya 1:4-7 (TB)  Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia.Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu.Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.Negerimu menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-orang asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing.

-sangat membutuhkan kasih karunia Allah agar tidak binasa akibat keberdosaan:
Yesaya 1:9, 18 (TB)  Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.


Bangsa ini sejatinya tidak lagi memiliki hidup dari Allah, selain kebinasaan. Hanya karena kasih karunia yang memperhitungkan kasih Allah sendiri sehingga Allah memilihkan pengampunan berdasarkan diri-Nya sajalah, agar bangsa ini terselamatkan-tanpa mengabaikan betapa mereka pada dasarnya sungguh menjijikan dalam dosa. Ini diungkapkam dalam bahasa yang sangat tajam dan menunjukan kasih Allah  tampil dalam murka Allah yang menyala-nyala:

Yesaya 1:9 (TB)  Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.

Kita harus paham bahwa dalam kitab nabi Yesaya ini, berita kasih karunia Allah berbicara secara korelatif dengan ketidakmampuan pelaksanaan ketentuan ketentuan Taurat yang seharusnya meredakan dan mendamaikan murka Allah terhadap kemegahan dosa. Coba perhatikan ini:

Yesaya 1:11-15 (TB)  "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu danpertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.


Jika Allah memalingkan muka-Nya, Siapakah Manusia yang Dapat Menemukan-Nya Kembali?

Walau mereka beribadah kepada Allah, mereka jahat. Dan kita melihat momen di masa purba yang jauh dari kedatangan Yesus, namun menunjukan fakta kejahatan yang menyelimuti para tokoh agama itu. Lihat pada bagian kitab nabi Yesaya ini:

Yesaya 1:11-15 (TB)  "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya. Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.

Bangsa ini memang bangsa pilihan tetapi itu sendiri (bahwa mereka bangsa pilihan) bukan tiket keselamatan, sebab bangsa pilihan ini sendiri berada dalam murka Allah yang tak dapat dihapus berdasarkan pertobatan diri sendiri dan membangun kesucian hidup berdasarkan perjuangan diri sendiri, karena tidak ada manusia yang sanggup menguduskan diri tanpa Allah terlebih dahulu harus menguduskannya. Sebab tidak ada kekudusan produksi jiwa yang berjuang sanggup mengundang hadirat Allah yang menguduskan dirinya, sebelum Ia pertama-tama dapat membuat dirinya tidak dalam murka Allah. Tidak ada satu manusia dalam sejarah manusia bersama Allah, dapat menemukan dirinya sedemikian rupa membuat Allah berbahagia sehingga Allah tidak lagi mengingat dosa manusia itu sehingga masuk dalam hubungan yang dipulihkan.

Hanya pengudusan Allah yang sanggup mengakhiri murka Allah terhadap keberdosaan mereka:

Yesaya 1:18-20 (TB)  Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Tuhan di sini adalah juruselamat dan pengudusan mereka, yang memungkinkan mereka meninggalkan hidup dalam pemberontakan dan masuk kedalam hidup dalam pendamaian. Pengontrasannya sangat tak terbayangkan pada dua posisi berbeda itu:  memakan hasil yang baik Vs dimakan oleh pedang.

Pilihan yang tak memberi tempat pada hukum taurat, bahkan sebagai sekedar alternatif jalan keselamatan, karena di sini taurat hanya menjadi alat bukti yang menunjukan betapa jahatnya mereka/manusia dalam beribadah kepada Tuhan. Sekaligus betapa mereka membutuhkan kasih karunia Allah dan satu satunya Juruselamat yang dari Tuhan. Sebagaimana pada peristiwa Sodom Gomora dan pada peristiwa yang direkam dalam kitab nabi Yesaya.

Pada kitab nabi Yesaya ini,bahkan dipastikan bangsa ini mutlak membutuhkan Juruselamat dari ketersanderaan mereka dalam ketakberdayaan mereka terhadap kuasa dosa, sekalipun mereka memiliki taurat Tuhan. Coba perhatikan berita dalam nabi Yesaya ini:


Yesaya 53:1-12 (TB)  Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.


Teks di atas adalah mengenai eksistensi yang sangat janggal untuk dikenali begitu saja karena setidak-tidaknya karakteristik ini:

Yesaya 53:10 (TB) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

Ada kurban penebus salah yang sukar sekali dikenali untuk mungkin ada , sebab di sini tidak bicara tentang kurban berwujud hewan sebagaimana dikenal dan diatur dalam ketentuan Taurat.

Tetapi pada Yesaya ini, juga kita melihat bahwa memang tak terelakan satu satunya keselamatan datang dari Allah dan kerjanya terlepas dari ketentuan yang diatur dalam Taurat. Coba perhatikan ini:

Yesaya 43:11-14 (TB)  Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?" Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Oleh karena kamu Aku mau menyuruh orang ke Babel dan mau membuka semua palang-palang pintu penjara, dan sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh kesah.

Tidak ada alternatif terkait bagaimana keselamatan dari Allah bagi dunia ini: “tidak ada juruselamat selain dari pada Allah,” dan itu adalah ini: Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah.

Allah adalah Penebus, merupakan tindakan Allah tanpa dasar Taurat yang memerlukan manusia melakukan bagiannya. Tetapi telah dinyatakan Allah jijik dengan usaha pendamaian yang diupayakan manusia walau menurut ketentuan Taurat. Jika hanya Tuhan Juruselamatnya, maka menjadi bukan saja rasional, tetapi itulah satu satunya jalan keselamatan bagi bangsa ini. Tanpa ini, walau mereka bangsa pilihan, seharusnya mereka sudah sama dengan Sodom dan Gomorah.


Percakapan Yesus dengan para pemuka agama Yahudi, wajar menimbulkan keterhinaan sebab penghakiman Yesus tadi membuat mereka tidak layak menuntun orang lain kepada keselamatan yang telah diberitakan sejak sebelum bangsa Israel itu sendiri ada. Perhatikan ujaran Yesus ini:

Lukas 11:44, 46, 52 (TB)  Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya." Tetapi Ia menjawab: "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi."


Dengan kata lain, penghakiman ini menyatakan tidak ada  keselamatan berasal dari dunia, bahkan juga tidak akan datang dari bangsa yang merupakan pilihan.  Bahkan Yesus dalam sejumlah kesempatan menunjukan bahwa bangsa pilihan ini sungguh celaka, jika saja Allah tidak datang untuk menebus mereka! Coba perhatikan ini:

Matius 15:24-26 (TB)  Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Pada kesempatan lain, Yesus meniscayakan kebinasaan bagi siapapun bangsa pilihan yang menolak keselamatan dari Allah dalam diri-Nya saja, secara demonstratif dan ultimatum:

Matius 10:5-7, 11-15 (TB)  Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

Ini adalah penginjilan masif dan intensif yang dilakukan oleh orang-orang berkebangsaan Yahudi kepada bangsanya sendiri dengan konsekuensi fatal, tanpa ada semacam jalan keselamatan lain oleh karena sebuah keistimewaan kebangsaan pilihan Tuhan sendiri:

Matius 10:7, 14-15 (TB)  Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

Uniknya konsekuensi yang harus menimpa mereka akibat penolakan "Kerajaan Allah" sudah dekat: penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.

Kerajaan Allah telah dekat menjadi terang yang menerangi bahwa bangsa ini membutuhkan Juruselamat dari Allah, jika tidak maka penghakiman mereka diperhitungkan lebih berat daripada Sodom dan Gomora. Dan ini bicara kemurkaan Allah yang tidak akan pernah dianggap remeh oleh bangsa ini:

Kejadian 19:24-25 (TB)  Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.

Keistimewaan bangsa ini tidak hendak memuliakan sebuah bangsa tetapi, menyingkapkan kemuliaan Allah yang masih mau berbelas kasih karena kasihnya yang begitu besar kepada manusia yang seharusnya binasa berdasarkan keadilan penghakiman-Nya. Jika tanpa berdasarkan kasih karunia atau berdasarkan keadilan, maka seharusnya mereka semua binasa saja.

Keistimewaan bangsa ini pada puncaknya menunjukan bahwa mereka memang satu satunya bangsa yang menerima kebenaran dan keselamatan dari Allah, dan seharusnyalah mereka yang pertama tama menerimanya:

Yohanes 5:39-40, 44-47 (TB)  Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"


Ingatlah bahwa Yesus sendiri menunjukan kemutlakan dirinya bagi keselamatan Israel, tanpa sebuah pencadangan akan adanya alternatif keselamatan di luar jalan Yesus ini:

Yohanes 6:27-29 (TB)  Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."


Berdasarkan kitab nabi-nabi, Yesus menunjukan dirinya satu satunya Juruselamat, tanpa cadangan jalan keselamatan lainnya berdasarkan keistimewaan Israel sebagai bangsa pilihan:

Yohanes 6:45 (TB)  Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Allah sendiri yang menentukan Yesus sebagai keselamatan bagi bangsa ini. Coba lihat ini juga:

Yohanes 6:47, 51 (TB)  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


Dan sebagaimana saya kemukakan tentang juruselamat manusia sebagai penebus dosa dalam kitab nabi Yesaya adalah sukar untuk bisa dimengerti memang ada, karena tidak diatur dalam taurat, maka demikian juga pengajaran Yesus tentang keselamatan yang datang dari dirinya dan terlihat terlepas sama sekali dari Taurat:


Yohanes 6:52 (TB)  Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Ini tidak membuat Yesus kemudian menetapkan ketetapan keselamatan lain di luar dirinya dengan tetap menyatakan admistrasi taurat memiliki keampuhannya tersendiri. Malah ia menegaskan ketertutupan jalan jalan lain yang bagaimanapun:

Yohanes 6:53-55 (TB)  Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Mengapa Yesus berkata dagingku adalah benar benar makanan, karena taurat hanya mengatur kurban daging yang benar benar dari hewan yang dikurbankan dan dalam hal ini hendak mengatakan bahwa Yesus tidak sedang memperlakukan dirinya dalam konteks senilai dengan kurban dalam ketentuan Taurat, sebaliknya lebih tinggi:

Yohanes 6:56-58 (TB)  Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Dikatakan lebih tinggi, karena Yesus adalah kurban hidup yang melahirkan relasi yang menguduskan untuk memampukan manusia membangun kekudusan sehari-hari karena  jiwanya dalam persekutuan Allah yang mau menebusnya dari ketidakudusan yang mendatangkan murka Allah.

Dan ini adalah pengajaran di rumah ibadat!
Yohanes 6:59 (TB)  Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.


Sebuah pengajaran terbuka yang dan disampaikan secara gamblang di tempat yang terhormat, mengajarkan kepada kita bahwa ketika mengatakan keselamatan hanya datang dari Allah dalam Yesus Kristus, bukan sebuah rivalitas dan apalagi semacam dualitas keselamatan dalam satu kitab, atau dualitas satu-satunya keselamatan. 



Tidak Ada Dualitas Pada Keselamatan dari Allah


Tidak pernah ada semacam dualitas pada satu-satunya keselamatan: berdasarkan status sebagai bangsa pilihan dan berdasarkan beriman kepada Yesus. 

Allah tidak pernah meninggalkan Israel sendirian, dan kita tahu bahwa janji Mesias bagi bangsa ini tetap diberitakan dalam penginjilan perdana akbar di kolong langit ini, keistimewaan bangsa ini tetap ditekankan, namun dengan menempatkan Mesias sebagai sentralnya, bahwa bangsa ini telah menerima Mesias yang telah dijanjikan pertama-tama bagi mereka:

Kisah Para Rasul 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Kisah Para Rasul 3:11- 15 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.

Israel itu sebagai bangsa tetap istimewa, namun kini sentralitasnya pada 2 hal: kitab-kitab para nabi yang memberitakan Mesias bagi mereka telah genap dan Yesus sedari semula diuntukan bagi mereka SEBAGAI KRISTUS/MESIAS.

Kisah Para Rasul 3;18-21 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.


Kisah Para Rasul 3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.

Israel pasca Yesus bangkit dan naik ke sorga tetap sebuah bangsa yang sungguh istimewa di muka bumi ini. Mustahil tidak memberitakan bangsa ini kala memberitakan keselamatan yang dating dari Allah hanya dalam Yesus. Dalam hal ini keistimewaan bangsa ini tidak memuliakan bangsa ini sebagai superior terhadap bangsa lain manapun juga, tetapi menunjukan betapa tidak ada satu manusia dari bangsa manapun tidak memerlukan keselamatan dari Allah. Dalam hal ini, harus berhati-hati untuk tidak terjebak dalam pengistimewaan yang politis dan superioritas ras- bukan sama sekali! Coba perhatikan bahwa sejak dulu bangsa ini membutuhkan keselamatan dari Allah:

Kisah Para Rasul 3:24-25 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.

Keistimewaan Israel hanya menunjukan bahwa siapapun anda dan apapun kebangsaanmu, membutuhkan Juruselamat dunia: Yesus sebagai Mesias.
Soli Deo Gloria


No comments:

Post a Comment