Oleh: Martin Simamora
Kala
Konflik dan Darah Begitu Perkasa Melukiskan
Sejarah
Manusia
Sementara kehidupan itu sendiri
tak pernah didambakan sebagai sebuah belantara kebencian apalagi konflik dan
darah, tetapi hati manusia begitu percaya dengan operasionalisasi kuasa dan
kekerasan sebagai solusi-solusi hidup. Ini bukan pada konsepsi atau gagasan
tetapi pada natur jiwa manusia sebagaimana Alkitab menyatakannya:
“Ketika dilihat
TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya
selalu membuahkan kejahatan semata-mata”-
Kejadian 6:5
“semata-mata” di sini menunjukan natur jiwa manusia yang
menggembalakan seluruh gerak hidup manusia, bukan hendak menunjukan bahwa tangan
manusia detik demi detik hanya menikamkan belati di tangannya ke manusia lainnya. Kita harus memperhatikan bahwa "semata-mata" ditautkan dengan apa yang
disebut sebagai kecenderungan hati.
Apa yang hati manusia paling cintai dan idolakan di dalam pilihan-pilihan
hidupnya, bahwa kitab suci menyatakan bahwa yang dimiliki hati manusia adalah kecenderungan yang
membuahkan kejahatan.
Jikapun hati nuraninya menegurkan kecenderungan yang
jahat itu, sekalipun berbuah kemenangan kebaikan, tetapi itu lahir dari hati yang berkutub baik dan jahat dalam sebuah "ko eksis yang tentram" dan tak bisa disucikan sama sekali oleh kekuatan dan kehendak manusia agar tak berkutub dua seperti itu.
Itulah sebabnya saat Yesus Sang
Mesias datang ke dalam dunia ini, realitas kemanusiaan yang ironis kembali
digemakan. Suara purba di Kejadian 6:5 digemakan secara sempurna oleh Sang Mesias:
“Karena dari hati
timbul segala pikiran
jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan
hujat”- Matius 15:19
Realitas ini universal, tak kecuali pada orang-orang paling dekat dengan kitab suci dan rumah ibadah, membuat, kemudian, agama
sebagai hal yang tak kalah menjijikan dengan kejahatan. Dan Yesus tak
segan-segan masuk ke tempat suci dengan cambuk bukan dengan kata-kata berlapis
religiusitas sebab sudah terlalu nista
tempat itu untuk dikatakan suci, bahkan hanya cambuk saja yang dapat
menyucikannya:
“Dalam Bait Suci
didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan
penukar-penukar uang duduk di situ.” Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir
mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang
penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka
dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:
"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi
tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis:
"Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."- Yohanes 2:14-16
Tempat-tempat suci- tempat
manusia beribadah kepada Tuhan telah menjadi sumber gagasan-gagasan tak suci?
Janganlah menjadi heran! Bahkan sekeras apapun realitas itu disingkapkan,
takkan sanggup membuat mereka satupun juga berinstropeksi atau menyadari bahwa dalam jubah suci dan
dalam gedung suci itu ada kejahatan terorganisasi atau tertata rapi berlangsung, sebaliknya
sebuah tantang balik diacungkan melawan cambuk di genggaman tangan Yesus :
Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda
apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"- Yohanes 12:17
Apa yang dipermasalahkan adalah otoritas,
sementara kesalahan sudah nyata. Ya… salah, tapi siapakah kau menghakimi kami?
Maka satu-satunya yang harus dilakukan cambuk sebagai lambang penghakiman dalam
bait suci, dan itu tentu saja membutuhkan satu pengesahan ultimat berupa tanda:
“tanda apakah dapat
Engkau tunjukan kepada kami.”
Ini adalah tanda yang tak
main-main sedang dimintakan sebab berbicara otoritas suci. Pada Yesus ada 2
aspek yang harus dipenuhi oleh tanda itu. Pertama:
tanda itu harus dapat menujukan bahwa mereka bersalah secara divinitas; kedua: tanda tersebut harus dapat
bekerja dan menaklukan realitas bahwa mereka memiliki hati yang semata-mata
membuahkan kejahatan.”
Dalam kejahatan, manusia sangat
bijak dan penuh pertimbangan sementara tak mengakui kesalahannya. Itulah yang
sedang ditunjukan mereka oleh Yesus pada manusia-manusia. Maka tanda yang harus
diberikan oleh Yesus haruslah tanda
yang dapat menghakimi seluruh eksistensi mereka beserta prasangka diri
mereka sendiri bahwa mereka adalah
kebenaran dan tak ada hakim diluar mereka yang dapat menghakimi mereka.
Jawaban Yesus atas permintaan tanda mereka adalah demikian:
Jawab Yesus
kepada mereka: "Rombak
Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku
akan mendirikannya kembali.- Yohanes 2:19
Jawaban Yesus atas pertanyaan
mereka tidak lepas dari apa yang baru saja dilakukannya terhadap kehidupan bait
suci yang telah tertata rapi dan ditakarkan kudus dalam kebenaran-kebenaran
yang hidup dalam bait suci. Tetapi kali ini penghakiman Yesus atas bait suci
melampaui apa yang dapat dilakukannya dengan cambuk ditangannya, sebab kali ini
ia bukan sekedar membubarkan tatanan sucinya bait suci dalam aransemen para pemimpin agama, tetapi ia akan
menghancurkan sama sekali bait suci mereka olehnya sendiri dan Ia akan
membangunnya hanya dalam 3 hari menurutnya sendiri dan atas kehendaknya
sendiri. Dan ini adalah penghakiman yang benar-benar diluar akal dan bagi mereka hanyalah letupan-letupan emosi
sesaat akibat cinta berlebihan terhadap rumah Bapa-Nya (Yohanes 2:17). Tetapi,
begitukah? Hanya letupan emosi saja? Bagi orang Yahudi, Yesus telah menjadi tak
rasional dan dirasuki oleh amarah yang memadamkan rasionya, penghakiman
orang-orang Yahudi semacam ini
terhadap Yesus adalah jelas sebagaimana ini:
Lalu kata orang
Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh
enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"- Yohanes
2:20
Manusia di bait suci dan dekat
dengan religiusitas suci namun penuh akal untuk memunculkan subyek-subyek non substansif
yang menjauhkan realitas bahwa mereka dalam rejim kejahatan.
Kini bagi mereka Yesus dengan cambuknya adalah seorang
gila yang belagak hakim tetapi
tak punya otak waras.
Para murid sendiri pun baru mengakui Yesus adalah Sang Hakim
benar bercambuk setelah semua pembuktian itu terungkap ketika membenda dalam peristiwa:
Kemudian,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah
teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.-
Yohanes 2:22
Kekerasan demi kekerasan adalah buah-buah ranum
kejahatan.
Bukankah Yesus sendiri dalam kelahirannya disambut dan
diakhiri dalam kejahatan yang begitu epik di tangan para raja dan para pemimpin
agama?
Lalu dengan
diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya
kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke
Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai
Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya
akupun datang menyembah Dia." Setelah
mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas
tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat
bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak
itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat
harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan
dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada
Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. Setelah
orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam
mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke
Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan
mencari Anak itu untuk membunuh Dia."- Matius 2:7-13
Ketika Herodes
tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah.
Lalu ia
menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.- Matius 2: 16
Dan kitab suci sebagaimana
catatan nabi Yeremia telah memberitahukan peristiwa ini, peristiwa yang
menunjukan apakah kecenderungan hati manusia seorang Herodes dalam menakar anak-anak dibawah 2
tahun versus kehendak dirinya sebagai seorang
raja yang teramat berkuasa. Apakah yang dimenangkannya? Pernahkan
sedikit saja hati nuraninya memberikan
ruang yang adil bagi hak-hak asasi bagi balita, dalam pengadilan hati
nuraninya? Coba perhatikan catatan nabi Yeremia ini:
Dengan demikian
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di
Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia
tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."- Yohanes 2:17-18
Tidak sedikitpun kisah humanis
seorang raja menjadi catatan di sini selain tragedi kemanusiaan yang tak
menunjukan sedikit saja kemuliaan seorang manusia terhadap sesamanya manusia
yang paling lemah.
Saya teringat akan Paulus yang
memperingatkan bahwa hati nurani tak pernah menyediakan ruang pengadilan yang
adil bagi kebenaran demi kebenaran selain kebenaran harus berkompetisi dengan
kejahatan. Begitu anehkah bagi anda jika kebenaran harus berkompetisi dengan
kejahatan? Pernahkah anda menduga diri anda sebagai manusia yang benar-benar
manusia yang suci dan berpotensi suci totalitas? Kecuali anda bisa memberikan
kejujuran pada diri anda sendiri, bahwa sebetulnya senantiasa hati nurani anda tak akan sedikit
saja steril dari kompetisi internal antara keinginan bagi kebaikan melawan keinginan bagi
kejahatan- yang keduanya bermata air dari hati nuranimu sendiri. Ironis, bukankah
demikian? Kalau ternyata kejahatan memiliki kerajaannya sendiri di dalam jiwa saya dan anda.
Saya tak berbicara tentang apakah
setan merasuki saya dan anda, tetapi saya sedang membicarakan betapa cepatnya otak anda dapat memproduksi
gagasan abu-abu dibandingkan dengan gagasan suci yang begitu tajam dan tak
mungkin ditumpulkan! Begini rasul Paulus berkata tentang kompetisi ini:
Sebab dengan itu
mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan
pikiran mereka saling
menuduh atau saling membela- Roma 2:15
Bisakah anda membangun
rasionalitas atas fakta bahwa di hati
nuranimu itu ada panggung yang luas dan
disediakan oleh dirimu sendiri bagi kejahatan untuk membela dirinya dihadapan
kebenaran dan kebenaran harus berjuang keras membela dirinya didalam hati
nuranimu agar otakmu, tanganmu, segenap eksistensimu memilih yang benar itu?
Bukankah ini sebuah kegilaan yang diidap oleh semua manusia?
Bagi Paulus, ini lebih besar
daripada kemungkinan semua orang adalah orang gila, tetapi jauh lebih serius
yang tak bisa disembuhkan oleh ilmu jiwa dan interdisiplin lainnya
sementara semuanya memiliki efektifitas
untuk mereduksi level destruksi dalam kehidupan bermasyarakat kita. Begini
Paulus menyatakannya:
Jadi bagaimana? Adakah
kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak.
Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa
mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada
yang benar, seorangpun tidak.- Yohanes 3:9-10
Anda pikir kalau anda sudah Kristen dan berkoar berjuang
setiap hari untuk menyenangkan Tuhan maka anda sudah memiliki kelebihan dibandingkan semua manusia lainnya?
Ha… tutup mulutmu dan siramlah wajahmu dengan air hangat sambil berdiri di
hadapan cermin besar dan sangat bersih, dan lihatlah rupamu!
Selama hatimu masih mengerami
gagasan-gagasan abu dan hitam berdampingan dengan gagasan putih maka itu adalah
hakikat manusia dalam sandera-sandera ketakberdayaan untuk pada dirimu
sendiri—pada dirimu sendiri!—untuk bisa atau sementara berjuang penuh menyenangkan Tuhan. Anda boleh saja memiliki
kebulatan hati pada kebenaran demi kebenaran tetapi sebetulnya ada jurang
menganga antara hati dan perbuatan sebab perbuatanmu dalam kendali pabrik hati
yang masih memiliki rumah bagi kegelapan dan kejahatan di seumur hidupmu.
Itu sebabnya Paulus bertutur bahwa sekalipun bangsa Israel “dipercayakan firman Allah (Roma
3:2)” namun
pada hakikatnya semua manusia senang berselingkuh dengan kegelapan
beserta gagasannya di dalam hatinya, sementara
kepercayaan menuntut kesetiaan. Kesetiaan itu bukan konsepsi dan bukan
“akan” tetapi material pokok yang
seharusnya hegemonik dalam hati manusia yang menindas segala anasir gelap
dari luar dirinya-nyatanya itu didalam jiwanya sendiri. Pernahkah kesetiaan
adalah kekuatan hegemonik pada manusia? Tadi Paulus berkata “suara hati mereka turut bersaksi dan
pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” yang menunjukan bahwa itulah
adanya semua manusia. Kita membahasakannya dalam kemanusiaan kita: semua
manusia memiliki kelemahannya.
Tetapi itu bukan kelemahan
normatif moralis belaka tetapi kelemahan
yang dapat membunuh kemanusiaan itu sendiri sementara kita semua menjunjung
tinggi kemanusiaan kita dan semua ras manusia tanpa diskriminasi!
Ketika Paulus menuliskan “isi
hukum Taurat” maka Paulus sedang menarik konten atau isi hukum Taurat sebagai
yang universal ketimbang Israel sentris. Itu sebabnya ia menautkan dengan
bangsa-bangsa lain yang tak memiliki Allah dan kebenaran sebagaimana Israel.
Paulus di saat yang sama menunjukan bahwa ini bukan kebenaran rejim Israel
tetapi kebenaran rejim Allah segala bangsa. Coba perhatikan sekali lagi ini:
“Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang
lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani (Roma 3:9).”
Tak ada dasar untuk pongah kebenaran dan tak ada dasar untuk
pongah akau sukses berjuang demi kebenaran Allah. itu bukan kebenaranku, Sama sekali! Tanpa hukum taurat, bahkan, kebenaran manusia yang
dibawah kuasa dosa tetap ternyatakan- artinya mencakup segenap bangsa dan dosa
adalah hakikat insani de facto:
Tetapi sekarang,
tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan,
seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi- Roma 3:21
Apakah itu kebenaran Allah
yang dimaksudkan? Inilah dia:
·
yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada
perbedaan – Roma 3:22
·
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah- Roma 3:23
·
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus.- Roma 3:24
kita harus tahu bahwa
untaian 22-24 bukan hendak menunjukan betapa manusia itu berotak
binatang dan tidak memiliki kehendak
mencari kebenaran yang ilahi, bukan
semacam itu! Tetapi inilah hakikat manusia yang mengakibatkan dalam perjuangan pada hati nuraninya tak pernah bisa menyepak
keluar kerajaan kegelapannya sendiri dalam hati nuraninya sendiri sehingga kebenaran Allah satu-satunya pelita hatinya, inilah kondisi: KEHILANGAN KEMULIAAN ALLAH.
Begini, manusia pasti memiliki
keinginan untuk mencari Allah, namun problemnya perjumpaannya akan mustahil
selain kembali memiliki kemuliaan Allah itu sendiri.
Karena bicara kemuliaan Allah maka ini bicara tidak boleh ada yang tak kudus masuk
ke dalam kemuliaan Allah. Jika ada yang
tak kudus atau pemerintahan kudus Allah tak
tegak oleh upaya manusia maka memang manusia sedang menunjukan kemuliaan
Allah sudah hilang. Coba bandingkan kemuliaan Allah yang tak berjumpa secara
berdampingan dengan ketakmuliaan Allah dalam segala rupanya termasuk eksistensi
manusia itu sendiri:
Lalu Ia
berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari
kakimu, sebab tempat, di mana engkau
berdiri itu, adalah tanah yang kudus."- Keluaran 3:5
Tetapi jawabnya:
"Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu
kepadaku. Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku
dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia
kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang
Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang
wajah-Ku, sebab tidak
ada orang yang memandang Aku
dapat hidup."
Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat
berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan
menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku,
sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan
menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak
akan kelihatan."- Keluaran 33:18-23
Sekarang kita mengerti bahwa manusia telah kehilangan
kemuliaan Allah, bahkan lebih besar daripada problem hati nurani yang padanya
bertakhta kebenaran dan kejahatan dalam relasi saling menuduh dan membela-dan
pasti kebenaran dalam intimidasi hebat jika anda dan saya menyetujui dan
berdiam saja atas segala kebenaran yang ditindas di dunia ini. Karena itulah
Yesus hadir sebagai solusi tunggal atas problem utama manusia: kehilangan
kemuliaan Allah yang mengakibatkan kebinasaan jika berhadapan dengan
Allah. Yesus akan bertindak sebagaimana Allah menudungi semua manusia yang
percaya kepada-Nya –berdasarkan kasih karunia--dari kebinasaan karena
eksistensi manusia itu sekalipun dapat memperjuangkan kebenaran tetapi tak sama sekali dapat memiliki
kemuliaan Allah sehingga luput dari kebinasaan, oleh upaya diri sendiri dan
diluar ketetapan Allah.
Sang Mesias juga menunjukan realitas keras ini- manusia
kehilangan kemuliaan Allah-, sekali lagi saat Ia berdiri dihadapan
para imam dan segenap para pemimpin mahkamah agama:
Matius 26:57,59 Sesudah
mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Imam-imam
kepala, malah seluruh
Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat
dihukum mati,
Ini adalah pemeriksaan agung,
pemeriksaan yang sangat cermat dan atas nama kitab suci-taurat tetapi pada saat yang
sama mereka tak dapat
merefleksikan kemuliaan Allah memang bertakhta di dalam mereka, selain
pertarungan sengit dalam hati nurani mereka di sepanjang mereka mengamati dan
mempelajari Yesus, siapakah Dia sekalipun salah satu dari mereka mengakui Ia
dari Allah: “Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin
agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi,
kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada
seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah
tidak menyertainya- Yohanes 3:1-2”
Pada momentum sangat berharga dan sangat dekat dalam kuasa
penuh mereka sebagai penguasa bait Allah, mereka sedang memeriksa Ia yang
sebelumnya berkata dengan tangan menggenggam cemeti: “rombaklah bait Allah ini,
Aku akan membangunnya dalam 3 hari.”
Kemuliaan Allah yang telah hilang di bait Allah, hendak
ditegakan kembali oleh Sang Mesias sebab hanya dia pemilik kemuliaan Allah yang
bersemayam di muka bumi ini. Mereka sama sekali tak memilikinya dalam sebuah
derajat yang mengerikan sebab Yesus menyatakan bahwa mereka akan berakhir dalam bait Allah oleh sebab
ketakberdayaan hati nurani mereka untuk menerima kekudusan Allah dalam
hukum-hukum-Nya:
Matius 5:17-18"Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi
ini, satu iota atau satu titikpun
tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Matius 5:20 Maka
Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu
tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Matius 5:21-22 Kamu
telah mendengar yang
difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh
harus dihukum. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir!
harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Bagaimana bisa tudingan kafir berujung tindakan senilai pembunuhan?
Atau, sekedar perkataan saja berujung pada melanggar
hukum jangan membunuh. Seharusnya tidak
heran bagi kita, bahwa kalau ada satu teriakan provokatif memang bisa berujung
pada kebinasaan manusia, paling rendah pembunuhan karakter seseorang yang
bahkan belum sama sekali dibuktikan dalam pengadilan.
Inilah realitas
manusia yang telah
hilang kemuliaan Allah, perkataannya saja dapat membunuh seseorang,
padahal ia sendiri merupakan lawan Allah beserta kebenarannya. Seperti
dinyatakan Yesus sendiri:
Yohanes 5:39 -40
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.
Tidak memiliki kemuliaan Allah namun bisa memiliki kitab suci
dan melahirkan kebenaran demi kebenaran? Ya memang bisa dan disaat
yang sama tidak sama sekali kebenaran yang tunduk kepada Kristus.
Kita melihat bahwa manusia-manusia yang kehilangan
kemuliaan Allah sesungguhnya adalah manusia-manusia yang cerdas dan mampu
melakukan apologetika-apologetika yang menarik melawan Mesias. Tetapi, tentunya
bukan apologetika murni, sebab membutuhkan siasat penuh dusta untuk
sekedar menunjukan bahwa mereka pemegang kitab suci, sekaligus dengan hati yang
durjana. Atau lebih tepat kedurjanaan yang disembunyikan dengan kitab suci
terkuak lebar dihadapan Mesias dalam rentet kekerasan dan matinya kemanusiaan
itu sendiri:
Waktu Yesus masih
berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan
bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung,
disuruh
oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi – Matius 26:47
Cambuk versus pedang dan petung. Tetapi kini cambuk sama sekali tak di tangan Yesus. Tak cukup massa yang besar tapi
perlu juga pedang dan pentung. Sama sekali tak ada pertarungan antara baik dan
jahat dalam hati nurani selain kerasnya pemerintahan kegelapan/dosa dalam hati
manusia-manusia berjubah suci dan berkuasa di bait Allah.
Tak ada sebuah aksi lawan dan tak ada aksi kejahatan
berbalas dengan kekerasan yang sebetulnya dalam keseketikaan bisa dituntskan
Sang Mesias:
Maka kata Yesus
kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab
barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa
Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari
dua belas pasukan malaikat membantu Aku?- Matius 26:52-53
Yesus berkuasa atas penggenapan firman Allah, ia tak pernah
dikuasai kegelapan sama sekali:
Jika begitu,
bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan,
bahwa harus terjadi demikian?"- Matius 26:54
Konflik dan darah tak terhindarkan walau Yesus menyarungkan
pedang dan membungkamkan kuasa 12 pasukan malaikat-Nya. Bukankah konflik bisa
dielakan? Bukankah dibalik ini semua adalah para fasih kitab suci dan berkuasa
atas segenap tafsir? Mengapa bukan
tafsir yang sejuk, mengapa
suara Nikodemus DIBUNGKAM?
Bahwa “jika begitu, bagaimanakah akan digenapi
yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?”
dengan demikian lebih dari sekedar
penggenapan peristiwa dalam sejarah berdasarkan peristiwa di dalam sabda
kekekalan yang belum berjumpa dengan materi, ruang dan waktunya.
Sebetulnya juga menunjukan bahwa manusia tak pernah bersetuju dengan damai dari
Allah selain damai dalam konsepsinya dengan cara mengambil alih posisi
penghakiman Allah atas nyawa dan
eksistensi seorang manusia, siapapun dia.
Bahwa, sebagaimana Paulus berujar dalam epistelnya, manusia
pada hakikatnya tak pernah steril dari
kecemaran hati nurani, itu sendiri membuat manusia-manusia paling dekat
dengan kitab suci pun menjadi hamba-hamba pemerintahan kematian. Sementara memegang
kitab suci namun begitu kaya dengan gagasan-gagasan maut:
Matius 26:57,59 Sesudah
mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di
situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat
dan tua-tua. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian
palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
Apakah natur manusia
itu sebenarnya? Naturnya adalah bersahabat karib dengan segala gagasan maut
dalam nama Tuhan! Tak mudah untuk mencari kesalahannya sebab manusia bercemeti
yang mengobrak abrik bait Allah adalah manusia yang lebih besar daripada bait
Allah itu sendiri (Yesus memang
mengatakan ini secara literal – Matius 12:6) yang ia katakan akan dapat
dibangunnya kembali dalam 3 hari. Hal
ini begitu membekas dalam sidang pengadilan agama yang begitu agung dan mulia
tersebut:
Matius 26:60-61 tetapi
mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya
tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya
kembali dalam tiga hari."
Tidak ada kejahatan selain ia mengklaim berkuasa atas bait
Allah! Ia merubuhkan dan membangunnya
kembali, sebetulnya jikalaupun terjadi maka dalam waktu 3 hari dapat
membangunnya haruslah menjadi catatan serius untuk menudingnya sebagai
kejahatan-walau itu menggusarkan siapapun juga, memang.
Tetapi isu
tertingginya bagi para pemimpin agama,
adalah: apakah memang benar ia adalah
yang dari Allah dan penggenap janji mesias yang dijanjikan itu.
Bersusah payah
dalam kejahatan untuk mendapatkan kebenaran, ini sebuah kegilaan
tersendiri dalam dunia manusia:
Matius 26:62-63 Tetapi
Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada
kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus:
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai
sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang di atas awan-awan di langit."
Dalam segala siasat dusta demi kitab sucinya, pertanyaan
final yang mereka keluarkan: benarkah
dirimu Mesias itu?
Dan dalam segala siasat dusta yang telah ditahbiskan
mahkamah agama demi nama Tuhan dan demi kitab sucinya kini mereka menuding
Yesus adalah penghujat Allah:
Matius
26:64-65 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku
berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di
sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan
pakaiannya dan berkata: "Ia
menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu
dengar hujat-Nya.
Tahukah anda bahwa kekerasan terhadap Yesus bahkan
mengikutinya hingga ke kuburnya yang diinspirasi para pemimpin agama yang
bersekutu dengan militer dan kekuatan politik?!
Keesokan
harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata:
"Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata:
Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga
kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin
datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari
antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya
dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini
penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka
pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur
itu dan menjaganya.- Matius 27:62-64
Dan ketika mereka mendapati bahwa dibawah penjagaan para
prajurit roma dan dalam kuasa segel pemerintah, Yesus yang telah mati bangkit
dan keluar, maka dusta berkekuatan
agama, politis dan militeristik harus dirancangkan lagi para pemimpin
agama pemilik firman Allah:
Maka terjadilah
gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang
ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat
dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan
dan menjadi seperti orang-orang mati.- Matius 28:2-4
Ketika mereka di
tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan
memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah
berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah
besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan,
bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang
tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara
dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka
menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan
ceritera ini tersiar di antara orang
Yahudi sampai sekarang ini.- Mat 28:11-15 (sampai sekarang ini
setidaknya adalah rentang waktu sejak peristiwa itu hingga yang disebut Injil
Matius ini dituliskan)
Ketika Yesus bangkit dan naik ke
sorga, itulah realitas politis dan hukum para murid! Jika sampai
mereka mengisahkan kebangkitan Yesus dari kematian, maka mereka semua kriminal!
Dan ini membuat mereka menjadi musuh besar para pemilik firman Allah namun
penolak Yesus yang telah mati, bangkit dan naik ke sorga-apalagi!
Pada keesokan
harinya pemimpin-pemimpin
Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem.
dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang
lain yang termasuk keturunan Imam Besar.- Kisah Para Rasul 4:5-6
Ketika sidang
itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang
biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya
sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu
berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk
membantahnya. Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang
sidang, berundinglah mereka, dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita
ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk
Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita
tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya
hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita
mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu." Dan
setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama
Yesus.- Kisah Para Rasul 4:13-18
Ini adalah sidang teramat agung! Teramat mulia dan kudus
untuk memutuskan takdir nama seorang
yang telah mati bagi mereka! Ini adalah sidang yang sedang memvonis
nama seorang yang telah mati dan divonis bahwa orang mati itu sumber yang akan melemahkan mereka sebagai pemilik firman
Allah. Tetapi sekali lagi, kemuliaan Allah tak bertakhta dalam hati mereka,
sebab dalam hati mereka saling menuduh dan membela, yang menang dalam hati
pemilik firman Allah itu adalah ANCAMAN
dan pembungkaman nama Yesus dalam sirkulasi verbal manusia!
Karena segala sesuatu telah diliputi oleh kegelapan maka konflik dan
darah adalah sahabat karib manusia bahkan karib bagi yang memiliki firman Allah
namun menolak penebusan Yesus sebagai satu-satunya pembebas dari
ketakberdayaan atas dosa yang berpondasi pada ketakpunyaan kemuliaan Allah yang dicerminkan oleh kehidupan hati nurani
manusia yang dalam memandu perilaku ini adalah kolam mata air kejahatan dan kebenaran bertarung senantiasa sementara ber-Tuhan? Kita
butuh lebih dari sekedar bertuhan –kita mutlak membutuhkan pembebasan sekaligus
kehidupan dalam kemuliaan Allah. Tetapi bisakah itu sebuah perjuangan sendiri?
Manusia tak berdaya untuk setia berdasarkan keputusan
pilihannya- manusia dapat membuat
pilihan tetapi ia adalah budak-budak
ketakberdayaan hati nuraninya untuk hanya kemuliaan Allah
saja yang memerintah senantiasa oleh perjuangannya sendiri. Mulut
menggonggongkan kebenaran tetapi tangan dikendalikan siasat demi siasat, bahkan
itu demi kebenaran??!!
Jika…jika dikalangan pemilik firman Allah adalah
budak-budak ketakberdayaan, maka bisa dibayangkan cukup gampang betapa kerasnya pemerintahan
kuasa kegelapan itu. Kini dapat dimengerti betapa mautnya keadaan manusia kala
Yesus bersabda begini:
Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup.- Yohanes 8:12
Inilah penghakiman teragung dari Anak Manusia sekaligus
tawaran kasih karunia terbuka dan mengabaikan realitas mereka adalah anak-anak
iblis yang pantasnya adalah kebinasaan sementara
memiliki para rabi terhormat:
Apakah sebabnya
kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap
firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak
hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia
berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan
bapa segala dusta.- Yohanes 8:43-44
Ini adalah bahasa kasih Allah sementara semua tanpa
kecuali adalah anak-anak iblis. Tawaran yang dibuang bagaikan sampah oleh
segenap bangsa Yahudi, sampai Sang Mesias menentukan 11 murid (pada akhirnya 11 dari
12) orang pewaris janji keselamatan untuk menggenapi janji keselamatan Allah
akan sampai kepada berbagai bangsa
melalui keturunan Abraham secara daging:
sampai pada hari
Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya
oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang
dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah
penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia
hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan
berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.- Kisah Para Rasul 1:2-3
Tetapi kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai
ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian,
terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan
mereka. –Kisah Para Rasul 1;8-9
Mereka akan menjadi saksi tentang Yesus yang bangkit dari
kematian dan sudah divonis para pemimpin
agama sebagai dusta! Sebuah misi yang sangat berat untuk para manusia fana. Itu
sebabnya mereka tidak boleh sendirian tetapi mereka harus diperlengkapi dengan
Roh Kudus yang akan memimpin mereka hingga ke ujung bumi dan dengan kuasa untuk
meneguhkan kebenaran Kristus dan membungkam semua dakwaan bahwa berita Yesus
sudah bangkit adalah dusta para murid.
Dalam dunia yang dipenuhi kuasa kegelapan yang karib
dengan konflik dan darah, jika tanpa
kepemimpinan Roh Kudus dalam perjalanan umat percaya dalam sejarah dunia ini,
maka berita Yesus akan menjadi bualan di semua belahan bumi ini tanpa sedikitpun kemuliaan-Nya bersinar. Tetapi jikapun dunia mengaminkannya
dengan segala kekerasannya, ada satu yang tak dapat dibinasakan dunia ini: Roh
Kudus yang bersaksi hingga ke ujung bumi.
Satu yang dibutuhkan manusia di dunia ini, berita penebusan dari rejim kegelapan.
Hebatnya ini tidak diandalkan pada
manusia sementara gereja ada di dunia ini dan harus bersaksi tentang Yesus,
tetapi pada kerja Roh Kudus di sepanjang abad dunia ini masih berlangsung yang
menjadi kekuatan kuasa penginjilan:
Jikalau
Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari
Bapa, Ia
akan bersaksi
tentang Aku. Tetapi kamu juga harus
bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."-
Yohanes 15:26-27
Manusia-manusia dalam Kristus bisa dibinasakan. Tetapi andaikata saja semua memang
binasa, kebenaran terus bekerja karena Roh Kudus adalah Saksi Agung Kekal yang
berkata dan mengajarkan Yesus bagi manusia:
Namun benar yang
Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab
jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi
jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan
menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena
mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada
Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia
ini telah dihukum.- Yohanes 16:4-11
Roh Kudus adalah evangelis kekal dan terbesar diantara para
evangelis akbar yang pernah dilahirkan oleh Roh Kudus. Ia terbesar dan termulia
sebab tak ada yang dapat memenjarakannya dan tak ada yang dapat membunuhnya.
Itu sebabnya kesempurnaan berita Injil berpondasi pada kerja Roh Kudus dalam
penginjilan atau pemberitaan kabar baik itu sendiri. Diantara injil-injil palsu
yang merebak, karenanya kita tak perlu frustrasi- di merebaknya kejahatan demi
kejahatan di dunia ini, karenanya kita tak perlu berpikir bahwa Tuhan sudah
selesai, sebab Ia kekal dan Ia hingga
kini bekerja bersama-sama dengan setiap anak-anak Tuhan untuk menyatakan damai
sejahtera dan pengampunan-kebebasan dari dosa oleh Kristus:
Tetapi apabila
Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu
yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15
Jika dunia tak mengerti akan hal ini, jangan marah dan jangan
mendesak. Apalagi sampai mengambil
alih penghakiman bahwa mereka anak-anak
neraka [siapa yang berpikir Paulus pembantai umat Tuhan adalah rasul yang
paling berpengaruh dalam perkembangan Kekristenan di kekristenan mula-mula?]. Kita tak
pernah tahu apakah karya Roh Kudus atas
manusia-manusia itu. Kita memang
harus menyatakan kebenaran
dalam Kristus secara utuh, tetapi
beritakanlah sebagai dahulu orang terhukum sekarang dibebaskan oleh kasih
karunia Allah, bukan manusia-manusia sok suci. Apakah maksudnya? Tak
ada dasar untuk bersombong sebagai satu-satunya pemilik sorga dan yang lain
neraka semua! Hei…ini bukan kontes agama dan bukan kontes kesaktian nabi dan
kitab suci!! Kita semua manusia berdosa! Jika pun anda seorang Kristen, keyakinanmu itu sendiri adalah kasih
karunia Allah.
Kenakanlah kasih kala anda menyatakan kebenaran,
berharaplah penuh dalam doa dan kerjakanlah kasih itu sungguh-sungguh, agar kebenaran Allah sampai kepada yang belum
mengenalnya.
Gampang??
Tidak… ini sukar karena kita pada dasarnya adalah pemalas mengerjakan kebenaran demi orang lain sebab
kebanyakan kita adalah Kristen-kristen ego yang memikirkan keselamatan diri
sendiri. Mau yang lain hancur atau negara ini perang, ya masa bodoh. yang penting gue diangkat atau
mengalami rapture dan luput dari
huru-hara negeri ini.
Di dalam dunia yang gelap ini, kita harus mengerti
pengharapan-pengharapan Kristus bagi kita agar tidak menjadi manusia egois
tetapi jadilah terang. Percaya kalau sekarang mati masuk surga? Percaya kan.
Jika begitu mengapa begitu cemas dengan kematian dalam membela kebenaran dan
bertahan di negeri tercinta ini bersama saudara-saudara sebangsa setanah air
untuk menjaga kejayaan NKRI, sekalipun berbeda agama.
Kamu adalah
terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:14-16
Saya kuatir jangan-jangan kita semua adalah
manusia-manusia munafik paling rendah
kastanya di republik ini!
Semoga tidak, sebab Roh Kudus berkuasa untuk
memelihara setiap orang percaya untuk menggenapi destininya masing-masing demi
kemuliaan Allah di Republik Indonesia tercinta ini.
Tuhan Memberkati Indonesia,
biarlah itu pengharapan kita
Biarlah kita terus berdoa agar
damai sejahtera Allah tetap berdiam di negeri kita
Sehingga segala rancangan-rancangan buruk dapat digagalkan, dan nama Tuhan
dapat dimuliakan
Maukah anda setidaknya berdoa bagi negeri ini dan tidak
buru-buru segera diangkat ke sorga agar tak masuk dalam kesusahan?
Saya berharap anda mau memiliki hati bagi negeri kita ini
dan membangunnya bersama-sama dengan saudara sebangsa dan setanah air.
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment