Pages

26 May 2017

Karena Segala Sesuatu Diliputi oleh Kegelapan



Oleh: Martin Simamora

Kala  Konflik dan Darah Begitu Perkasa Melukiskan 
Sejarah  Manusia

Sementara kehidupan itu sendiri tak pernah didambakan sebagai sebuah belantara kebencian apalagi konflik dan darah, tetapi hati manusia begitu percaya dengan operasionalisasi kuasa dan kekerasan sebagai solusi-solusi hidup. Ini bukan pada konsepsi atau gagasan tetapi pada natur jiwa manusia sebagaimana Alkitab menyatakannya:

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”- Kejadian 6:5

semata-mata” di sini menunjukan natur jiwa manusia yang menggembalakan seluruh gerak hidup manusia, bukan hendak menunjukan bahwa tangan manusia detik demi detik hanya menikamkan belati di tangannya ke manusia lainnya. Kita harus memperhatikan bahwa "semata-mata" ditautkan dengan apa yang disebut sebagai kecenderungan hati. Apa yang hati manusia paling cintai dan idolakan di dalam pilihan-pilihan hidupnya, bahwa kitab suci  menyatakan bahwa yang dimiliki hati manusia adalah kecenderungan yang membuahkan kejahatan. 

Jikapun hati nuraninya menegurkan kecenderungan yang jahat itu, sekalipun berbuah kemenangan kebaikan, tetapi itu lahir dari hati yang  berkutub baik dan jahat dalam sebuah "ko eksis yang tentram" dan tak bisa disucikan sama sekali oleh kekuatan dan kehendak manusia agar tak berkutub dua seperti itu.

Itulah sebabnya saat Yesus Sang Mesias datang ke dalam dunia ini, realitas kemanusiaan yang ironis kembali digemakan. Suara purba di Kejadian 6:5 digemakan secara sempurna  oleh Sang Mesias:

Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat”- Matius 15:19

Realitas ini universal, tak kecuali pada orang-orang paling dekat dengan kitab suci dan rumah ibadah, membuat, kemudian, agama sebagai hal yang tak kalah menjijikan dengan kejahatan. Dan Yesus tak segan-segan masuk ke tempat suci dengan cambuk bukan dengan kata-kata berlapis religiusitas sebab sudah terlalu nista  tempat itu untuk dikatakan suci, bahkan hanya cambuk saja yang dapat menyucikannya:



“Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.” Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."- Yohanes 2:14-16

Tempat-tempat suci- tempat manusia beribadah kepada Tuhan telah menjadi sumber gagasan-gagasan tak suci? Janganlah menjadi heran! Bahkan sekeras apapun realitas itu disingkapkan, takkan sanggup membuat mereka satupun juga berinstropeksi  atau menyadari bahwa dalam jubah suci dan dalam gedung suci itu ada kejahatan terorganisasi  atau tertata rapi berlangsung, sebaliknya sebuah tantang balik diacungkan melawan cambuk di genggaman tangan Yesus :

Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"- Yohanes 12:17


Apa yang dipermasalahkan adalah otoritas, sementara kesalahan sudah nyata. Ya… salah, tapi siapakah kau menghakimi kami? Maka satu-satunya yang harus dilakukan cambuk sebagai lambang penghakiman dalam bait suci, dan itu tentu saja membutuhkan satu pengesahan ultimat berupa tanda: “tanda apakah  dapat  Engkau tunjukan kepada kami.”


Ini adalah tanda yang tak main-main sedang dimintakan sebab berbicara otoritas suci. Pada Yesus ada 2 aspek yang harus dipenuhi oleh tanda itu. Pertama: tanda itu harus dapat menujukan bahwa mereka bersalah secara divinitas; kedua: tanda tersebut harus dapat bekerja dan menaklukan realitas bahwa mereka memiliki hati yang semata-mata membuahkan kejahatan.”


Dalam kejahatan, manusia sangat bijak dan penuh pertimbangan sementara tak mengakui kesalahannya. Itulah yang sedang ditunjukan mereka oleh Yesus pada manusia-manusia. Maka tanda yang harus diberikan oleh Yesus  haruslah  tanda  yang dapat menghakimi seluruh eksistensi mereka beserta prasangka diri mereka sendiri bahwa mereka adalah  kebenaran dan tak ada hakim diluar mereka yang dapat menghakimi mereka. Jawaban Yesus atas permintaan tanda mereka adalah demikian:

Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.- Yohanes 2:19

Jawaban Yesus atas pertanyaan mereka tidak lepas dari apa yang baru saja dilakukannya terhadap kehidupan bait suci yang telah tertata rapi dan ditakarkan kudus dalam kebenaran-kebenaran yang hidup dalam bait suci. Tetapi kali ini penghakiman Yesus atas bait suci melampaui apa yang dapat dilakukannya dengan cambuk ditangannya, sebab kali ini ia bukan sekedar membubarkan tatanan sucinya bait suci dalam aransemen para pemimpin agama, tetapi ia akan menghancurkan sama sekali bait suci mereka olehnya sendiri dan Ia akan membangunnya hanya dalam 3 hari menurutnya sendiri dan atas kehendaknya sendiri. Dan ini adalah penghakiman yang benar-benar diluar akal dan  bagi mereka hanyalah letupan-letupan emosi sesaat akibat cinta berlebihan terhadap rumah Bapa-Nya (Yohanes 2:17). Tetapi, begitukah? Hanya letupan emosi saja? Bagi orang Yahudi, Yesus telah menjadi tak rasional dan dirasuki oleh amarah yang memadamkan rasionya, penghakiman orang-orang Yahudi  semacam ini terhadap  Yesus adalah jelas  sebagaimana ini:

Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"- Yohanes 2:20


Manusia di bait suci dan dekat dengan religiusitas suci namun penuh akal untuk memunculkan subyek-subyek non substansif yang menjauhkan  realitas bahwa mereka dalam rejim kejahatan. Kini bagi mereka Yesus dengan cambuknya adalah seorang  gila yang belagak hakim  tetapi tak punya otak waras.

Para murid sendiri  pun baru mengakui Yesus adalah Sang Hakim benar bercambuk setelah semua pembuktian itu terungkap  ketika membenda dalam peristiwa:


Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.- Yohanes 2:22

Kekerasan demi kekerasan adalah buah-buah ranum kejahatan



Bukankah Yesus sendiri dalam kelahirannya disambut dan diakhiri dalam kejahatan yang begitu epik di tangan para raja dan para pemimpin agama?

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."            Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."- Matius 2:7-13

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.- Matius 2: 16


Dan kitab suci sebagaimana catatan nabi Yeremia telah memberitahukan peristiwa ini, peristiwa yang menunjukan apakah kecenderungan hati manusia seorang  Herodes dalam menakar anak-anak dibawah 2 tahun versus kehendak dirinya sebagai seorang  raja yang teramat berkuasa. Apakah yang dimenangkannya? Pernahkan sedikit saja  hati nuraninya memberikan ruang yang adil bagi hak-hak asasi bagi balita, dalam pengadilan hati nuraninya? Coba perhatikan catatan nabi Yeremia ini:

Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."- Yohanes 2:17-18

Tidak sedikitpun kisah humanis seorang raja menjadi catatan di sini selain tragedi kemanusiaan yang tak menunjukan sedikit saja kemuliaan seorang manusia terhadap sesamanya manusia yang paling lemah.


Saya teringat akan Paulus yang memperingatkan bahwa hati nurani tak pernah menyediakan ruang pengadilan yang adil bagi kebenaran demi kebenaran selain kebenaran harus berkompetisi dengan kejahatan. Begitu anehkah bagi anda jika kebenaran harus berkompetisi dengan kejahatan? Pernahkah anda menduga diri anda sebagai manusia yang benar-benar manusia yang suci dan berpotensi suci totalitas? Kecuali anda bisa memberikan kejujuran pada diri anda sendiri, bahwa sebetulnya  senantiasa hati nurani anda tak akan sedikit saja steril dari kompetisi internal antara  keinginan bagi kebaikan melawan keinginan bagi kejahatan- yang keduanya bermata air dari hati nuranimu sendiri. Ironis, bukankah demikian? Kalau ternyata kejahatan memiliki kerajaannya sendiri di dalam jiwa saya dan anda. 


Saya tak berbicara tentang apakah setan merasuki saya dan anda, tetapi saya sedang membicarakan  betapa cepatnya otak anda dapat memproduksi gagasan abu-abu dibandingkan dengan gagasan suci yang begitu tajam dan tak mungkin ditumpulkan! Begini rasul Paulus berkata tentang kompetisi ini:


Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela- Roma 2:15

Bisakah anda membangun rasionalitas atas  fakta bahwa di hati nuranimu itu  ada panggung yang luas dan disediakan oleh dirimu sendiri bagi kejahatan untuk membela dirinya dihadapan kebenaran dan kebenaran harus berjuang keras membela dirinya didalam hati nuranimu agar otakmu, tanganmu, segenap eksistensimu memilih yang benar itu? 


Bukankah ini sebuah kegilaan yang diidap oleh semua manusia?





Bagi Paulus, ini lebih besar daripada kemungkinan semua orang adalah orang gila, tetapi jauh lebih serius yang tak bisa disembuhkan oleh ilmu jiwa dan interdisiplin lainnya sementara  semuanya memiliki efektifitas untuk mereduksi level destruksi dalam kehidupan bermasyarakat kita. Begini Paulus menyatakannya:


Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.- Yohanes 3:9-10


Anda pikir kalau anda sudah Kristen dan berkoar berjuang setiap hari untuk menyenangkan Tuhan maka anda sudah memiliki kelebihan dibandingkan semua manusia lainnya? Ha… tutup mulutmu dan siramlah wajahmu dengan air hangat sambil berdiri di hadapan cermin besar dan sangat bersih, dan lihatlah rupamu! 


Selama hatimu masih mengerami gagasan-gagasan abu dan hitam berdampingan dengan gagasan putih maka itu adalah hakikat manusia dalam sandera-sandera ketakberdayaan untuk pada dirimu sendiri—pada dirimu sendiri!—untuk bisa atau sementara berjuang penuh  menyenangkan Tuhan. Anda boleh saja memiliki kebulatan hati pada kebenaran demi kebenaran tetapi sebetulnya ada jurang menganga antara hati dan perbuatan sebab perbuatanmu dalam kendali pabrik hati yang masih memiliki rumah bagi kegelapan dan kejahatan di seumur hidupmu. Itu sebabnya Paulus bertutur bahwa sekalipun  bangsa Israel “dipercayakan firman Allah (Roma 3:2)” namun pada hakikatnya semua manusia senang berselingkuh dengan kegelapan beserta gagasannya di dalam hatinya, sementara kepercayaan menuntut kesetiaan. Kesetiaan itu bukan konsepsi dan bukan “akan” tetapi material pokok yang seharusnya hegemonik dalam hati manusia yang menindas segala anasir gelap dari luar dirinya-nyatanya itu didalam jiwanya sendiri. Pernahkah kesetiaan adalah kekuatan hegemonik pada manusia? Tadi Paulus berkata “suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” yang menunjukan bahwa itulah adanya semua manusia. Kita membahasakannya dalam kemanusiaan kita: semua manusia memiliki kelemahannya.


Tetapi itu bukan kelemahan normatif  moralis belaka tetapi kelemahan yang dapat membunuh kemanusiaan itu sendiri sementara kita semua menjunjung tinggi kemanusiaan kita dan semua ras manusia tanpa diskriminasi!


Ketika Paulus menuliskan “isi hukum Taurat” maka Paulus sedang menarik konten atau isi hukum Taurat sebagai yang universal ketimbang Israel sentris. Itu sebabnya ia menautkan dengan bangsa-bangsa lain yang tak memiliki Allah dan kebenaran sebagaimana Israel. Paulus di saat yang sama menunjukan bahwa ini bukan kebenaran rejim Israel tetapi  kebenaran rejim Allah segala bangsa. Coba perhatikan sekali lagi ini: “Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani (Roma 3:9).” 


Tak ada dasar untuk pongah kebenaran dan tak ada dasar untuk pongah akau sukses berjuang demi kebenaran Allah. itu bukan kebenaranku, Sama sekali! Tanpa hukum  taurat, bahkan, kebenaran manusia yang dibawah kuasa dosa tetap ternyatakan- artinya mencakup segenap bangsa dan dosa adalah hakikat insani de facto:

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi- Roma 3:21


Apakah itu kebenaran Allah  yang dimaksudkan? Inilah dia:

·         yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan – Roma 3:22
·         Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah- Roma 3:23
·         dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.- Roma 3:24

kita harus tahu bahwa  untaian 22-24 bukan hendak menunjukan betapa manusia itu berotak binatang dan tidak memiliki  kehendak mencari  kebenaran yang ilahi, bukan semacam itu! Tetapi inilah hakikat manusia yang mengakibatkan dalam perjuangan pada hati nuraninya tak pernah bisa menyepak keluar kerajaan kegelapannya sendiri dalam hati nuraninya sendiri  sehingga kebenaran Allah satu-satunya pelita hatinya, inilah kondisi: KEHILANGAN KEMULIAAN ALLAH. 


Begini, manusia pasti memiliki keinginan untuk mencari Allah, namun problemnya perjumpaannya akan mustahil selain kembali memiliki kemuliaan Allah itu sendiri.

Karena bicara kemuliaan Allah maka ini bicara tidak boleh ada yang tak kudus masuk ke  dalam kemuliaan Allah. Jika ada yang tak kudus atau pemerintahan kudus Allah tak  tegak oleh upaya manusia maka memang manusia sedang menunjukan kemuliaan Allah sudah hilang. Coba bandingkan kemuliaan Allah yang tak berjumpa secara berdampingan dengan ketakmuliaan Allah dalam segala rupanya termasuk eksistensi manusia itu sendiri:

Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."- Keluaran 3:5

Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku. Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."- Keluaran 33:18-23


Sekarang kita mengerti bahwa manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, bahkan lebih besar daripada problem hati nurani yang padanya bertakhta kebenaran dan kejahatan dalam relasi saling menuduh dan membela-dan pasti kebenaran dalam intimidasi hebat jika anda dan saya menyetujui dan berdiam saja atas segala kebenaran yang ditindas di dunia ini. Karena itulah Yesus hadir sebagai solusi tunggal atas problem utama manusia: kehilangan kemuliaan Allah yang mengakibatkan kebinasaan jika berhadapan dengan Allah. Yesus akan bertindak sebagaimana Allah menudungi semua manusia yang percaya kepada-Nya –berdasarkan kasih karunia--dari kebinasaan karena eksistensi manusia itu sekalipun dapat memperjuangkan kebenaran tetapi tak sama sekali dapat memiliki kemuliaan Allah sehingga luput dari kebinasaan, oleh upaya diri sendiri dan diluar ketetapan Allah.





Sang Mesias juga menunjukan realitas keras ini- manusia kehilangan kemuliaan Allah-, sekali lagi saat Ia berdiri dihadapan para imam dan segenap para pemimpin mahkamah agama:

Matius 26:57,59 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,



Ini adalah pemeriksaan agung, pemeriksaan yang sangat cermat dan atas nama kitab suci-taurat tetapi pada saat yang sama mereka tak dapat merefleksikan kemuliaan Allah memang bertakhta di dalam mereka, selain pertarungan sengit dalam hati nurani mereka di sepanjang mereka mengamati dan mempelajari Yesus, siapakah Dia sekalipun salah satu dari mereka mengakui Ia dari Allah: “Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya- Yohanes 3:1-2”


Pada momentum sangat berharga dan sangat dekat dalam kuasa penuh mereka sebagai penguasa bait Allah, mereka sedang memeriksa Ia yang sebelumnya berkata dengan tangan menggenggam cemeti: “rombaklah bait Allah ini, Aku akan membangunnya dalam 3 hari.”


Kemuliaan Allah yang telah hilang di bait Allah, hendak ditegakan kembali oleh Sang Mesias sebab hanya dia pemilik kemuliaan Allah yang bersemayam di muka bumi ini. Mereka sama sekali tak memilikinya dalam sebuah derajat yang mengerikan sebab Yesus menyatakan bahwa mereka  akan berakhir dalam bait Allah oleh sebab ketakberdayaan hati nurani mereka untuk menerima kekudusan Allah dalam hukum-hukum-Nya:


Matius 5:17-18"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Matius 5:21-22 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.


Bagaimana bisa tudingan kafir berujung tindakan senilai pembunuhan? Atau,  sekedar perkataan saja berujung pada melanggar hukum jangan membunuh. Seharusnya tidak heran bagi kita, bahwa kalau ada satu teriakan provokatif memang bisa berujung pada kebinasaan manusia, paling rendah pembunuhan karakter seseorang yang bahkan belum sama sekali dibuktikan dalam pengadilan.


Inilah realitas manusia yang telah hilang kemuliaan Allah, perkataannya saja dapat membunuh seseorang, padahal ia sendiri merupakan lawan Allah beserta kebenarannya. Seperti dinyatakan Yesus sendiri:

Yohanes 5:39 -40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Tidak memiliki kemuliaan Allah namun bisa memiliki kitab suci dan melahirkan kebenaran demi kebenaran? Ya memang bisa dan disaat yang sama tidak sama sekali kebenaran yang tunduk kepada Kristus.


Kita melihat bahwa manusia-manusia yang kehilangan kemuliaan Allah sesungguhnya adalah manusia-manusia yang cerdas dan mampu melakukan apologetika-apologetika yang menarik melawan Mesias. Tetapi, tentunya bukan apologetika murni, sebab membutuhkan siasat penuh dusta untuk sekedar menunjukan bahwa mereka pemegang kitab suci, sekaligus dengan hati yang durjana. Atau lebih tepat kedurjanaan yang disembunyikan dengan kitab suci terkuak lebar dihadapan Mesias dalam rentet kekerasan dan matinya kemanusiaan itu sendiri:

Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi – Matius 26:47


Cambuk versus pedang dan petung. Tetapi kini  cambuk sama sekali tak di  tangan Yesus. Tak cukup massa yang besar tapi perlu juga pedang dan pentung. Sama sekali tak ada pertarungan antara baik dan jahat dalam hati nurani selain kerasnya pemerintahan kegelapan/dosa dalam hati manusia-manusia berjubah suci dan berkuasa di bait Allah.


Tak ada sebuah aksi lawan dan tak ada aksi kejahatan berbalas dengan kekerasan yang sebetulnya dalam keseketikaan bisa dituntskan Sang Mesias:


Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?- Matius 26:52-53



Yesus berkuasa atas penggenapan firman Allah, ia tak pernah dikuasai kegelapan sama sekali:

Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?"- Matius 26:54



Konflik dan darah tak terhindarkan walau Yesus menyarungkan pedang dan membungkamkan kuasa 12 pasukan malaikat-Nya. Bukankah konflik bisa dielakan? Bukankah dibalik ini semua adalah para fasih kitab suci dan berkuasa atas segenap tafsir? Mengapa bukan  tafsir yang sejuk, mengapa suara Nikodemus DIBUNGKAM


Bahwa  jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” dengan demikian lebih dari sekedar penggenapan peristiwa dalam sejarah berdasarkan peristiwa di dalam sabda kekekalan yang belum berjumpa dengan materi, ruang dan waktunya. Sebetulnya juga menunjukan bahwa manusia tak pernah bersetuju dengan damai dari Allah selain damai dalam konsepsinya dengan cara mengambil alih posisi penghakiman Allah atas  nyawa dan eksistensi seorang manusia, siapapun dia.


Bahwa, sebagaimana Paulus berujar dalam epistelnya, manusia pada hakikatnya tak pernah  steril dari kecemaran hati nurani, itu sendiri membuat manusia-manusia paling dekat dengan kitab suci pun menjadi hamba-hamba pemerintahan kematian. Sementara memegang kitab suci namun begitu kaya dengan gagasan-gagasan maut:


Matius 26:57,59 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,

Apakah natur manusia itu sebenarnya? Naturnya adalah bersahabat karib dengan segala gagasan maut dalam nama Tuhan! Tak mudah untuk mencari kesalahannya sebab manusia bercemeti yang mengobrak abrik bait Allah adalah manusia yang lebih besar daripada bait Allah itu sendiri  (Yesus memang mengatakan ini secara literal – Matius 12:6) yang ia katakan akan dapat dibangunnya  kembali dalam 3 hari. Hal ini begitu membekas dalam sidang pengadilan agama yang begitu agung dan mulia tersebut:


Matius 26:60-61 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."


Tidak ada kejahatan selain ia mengklaim berkuasa atas bait Allah!  Ia merubuhkan dan membangunnya kembali, sebetulnya jikalaupun terjadi maka dalam waktu 3 hari dapat membangunnya haruslah menjadi catatan serius untuk menudingnya sebagai kejahatan-walau itu menggusarkan siapapun juga, memang.

Tetapi isu tertingginya bagi para  pemimpin agama, adalah: apakah memang benar ia adalah yang dari Allah dan penggenap janji mesias yang dijanjikan itu. 



Bersusah payah dalam kejahatan untuk mendapatkan kebenaran, ini sebuah kegilaan tersendiri dalam dunia manusia:

Matius 26:62-63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."


Dalam segala siasat dusta demi kitab sucinya, pertanyaan final yang mereka keluarkan: benarkah dirimu Mesias itu?

Dan dalam segala siasat dusta yang telah ditahbiskan mahkamah agama demi nama Tuhan dan demi kitab sucinya kini mereka menuding Yesus adalah penghujat Allah:

Matius 26:64-65 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.


Tahukah anda bahwa kekerasan terhadap Yesus bahkan mengikutinya hingga ke kuburnya yang diinspirasi para pemimpin agama yang bersekutu dengan militer dan kekuatan politik?!


Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.- Matius 27:62-64


Dan ketika mereka mendapati bahwa dibawah penjagaan para prajurit roma dan dalam kuasa segel pemerintah, Yesus yang telah mati bangkit dan keluar, maka dusta berkekuatan  agama, politis dan militeristik harus dirancangkan lagi para pemimpin agama pemilik firman Allah:


Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.- Matius 28:2-4


Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.- Mat 28:11-15 (sampai sekarang ini setidaknya adalah rentang waktu sejak peristiwa itu hingga yang disebut Injil Matius ini dituliskan)





Ketika Yesus bangkit dan naik ke sorga, itulah realitas politis dan hukum para murid! Jika sampai mereka mengisahkan kebangkitan Yesus dari kematian, maka mereka semua kriminal! Dan ini membuat mereka menjadi musuh besar para pemilik firman Allah namun penolak Yesus yang telah mati, bangkit dan naik ke sorga-apalagi!


Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem. dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.- Kisah Para Rasul 4:5-6


Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu." Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.- Kisah Para Rasul 4:13-18


Ini adalah sidang teramat agung! Teramat mulia dan kudus untuk memutuskan takdir  nama seorang yang telah mati bagi mereka! Ini adalah sidang yang sedang memvonis nama seorang yang telah mati dan divonis bahwa orang mati itu sumber yang  akan melemahkan mereka sebagai pemilik firman Allah. Tetapi sekali lagi, kemuliaan Allah tak bertakhta dalam hati mereka, sebab dalam hati mereka saling menuduh dan membela, yang menang dalam hati pemilik  firman Allah itu adalah ANCAMAN dan pembungkaman nama Yesus dalam sirkulasi verbal manusia!


Karena segala sesuatu telah diliputi oleh kegelapan maka konflik dan darah adalah sahabat karib manusia bahkan karib bagi yang memiliki firman Allah namun menolak penebusan Yesus sebagai satu-satunya pembebas dari ketakberdayaan atas dosa yang berpondasi pada ketakpunyaan kemuliaan Allah  yang dicerminkan oleh kehidupan hati nurani manusia yang dalam memandu perilaku ini adalah kolam mata air kejahatan dan kebenaran bertarung senantiasa sementara ber-Tuhan? Kita butuh lebih dari sekedar bertuhan –kita mutlak membutuhkan pembebasan sekaligus kehidupan dalam kemuliaan Allah. Tetapi bisakah itu sebuah perjuangan sendiri?


Manusia tak berdaya untuk setia berdasarkan keputusan pilihannya- manusia dapat membuat pilihan tetapi ia adalah budak-budak  ketakberdayaan  hati nuraninya untuk hanya kemuliaan Allah saja yang memerintah senantiasa oleh perjuangannya sendiri. Mulut menggonggongkan kebenaran tetapi tangan dikendalikan siasat demi siasat, bahkan itu demi kebenaran??!!


Jika…jika dikalangan pemilik firman Allah adalah budak-budak ketakberdayaan, maka bisa dibayangkan  cukup gampang betapa kerasnya pemerintahan kuasa kegelapan itu. Kini dapat dimengerti betapa mautnya keadaan manusia kala Yesus bersabda begini:

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.- Yohanes 8:12


Inilah penghakiman teragung dari Anak Manusia sekaligus tawaran kasih karunia terbuka dan mengabaikan realitas mereka adalah anak-anak iblis  yang pantasnya adalah kebinasaan sementara memiliki para  rabi terhormat:




Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.- Yohanes 8:43-44

Ini  adalah bahasa kasih Allah sementara semua tanpa kecuali adalah anak-anak iblis. Tawaran yang dibuang bagaikan sampah oleh segenap bangsa Yahudi, sampai Sang Mesias menentukan 11 murid (pada akhirnya 11 dari 12) orang pewaris janji keselamatan untuk menggenapi janji keselamatan Allah akan sampai kepada  berbagai bangsa melalui keturunan Abraham secara daging:

sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.- Kisah Para Rasul 1:2-3


Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. –Kisah Para Rasul 1;8-9


Mereka akan menjadi saksi tentang Yesus yang bangkit dari kematian dan sudah divonis  para pemimpin agama sebagai dusta! Sebuah misi yang sangat berat untuk para manusia fana. Itu sebabnya mereka tidak boleh sendirian tetapi mereka harus diperlengkapi dengan Roh Kudus yang akan memimpin mereka hingga ke ujung bumi dan dengan kuasa untuk meneguhkan kebenaran Kristus dan membungkam semua dakwaan bahwa berita Yesus sudah bangkit adalah dusta para murid.


Dalam dunia yang dipenuhi kuasa kegelapan yang karib dengan  konflik dan darah, jika tanpa kepemimpinan Roh Kudus dalam perjalanan umat percaya dalam sejarah dunia ini, maka berita Yesus akan menjadi bualan di semua belahan bumi ini tanpa sedikitpun kemuliaan-Nya bersinar. Tetapi jikapun dunia mengaminkannya dengan segala kekerasannya, ada satu yang tak dapat dibinasakan dunia ini: Roh Kudus yang bersaksi hingga ke ujung bumi.


Satu yang dibutuhkan manusia di dunia ini,  berita penebusan dari rejim kegelapan. Hebatnya  ini tidak diandalkan pada manusia sementara gereja ada di dunia ini dan harus bersaksi tentang Yesus, tetapi pada kerja Roh Kudus di sepanjang abad dunia ini masih berlangsung yang menjadi kekuatan kuasa penginjilan:

Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."- Yohanes 15:26-27

Manusia-manusia dalam Kristus bisa dibinasakan. Tetapi andaikata saja semua memang binasa, kebenaran terus bekerja karena Roh Kudus adalah Saksi Agung Kekal yang berkata dan mengajarkan Yesus bagi manusia:

Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.- Yohanes 16:4-11


Roh Kudus adalah evangelis kekal dan terbesar diantara para evangelis akbar yang pernah dilahirkan oleh Roh Kudus. Ia terbesar dan termulia sebab tak ada yang dapat memenjarakannya dan tak ada yang dapat membunuhnya. Itu sebabnya kesempurnaan berita Injil berpondasi pada kerja Roh Kudus dalam penginjilan atau pemberitaan kabar baik itu sendiri. Diantara injil-injil palsu yang merebak, karenanya kita tak perlu frustrasi- di merebaknya kejahatan demi kejahatan di dunia ini, karenanya kita tak perlu berpikir bahwa Tuhan sudah selesai, sebab  Ia kekal dan Ia hingga kini bekerja bersama-sama dengan setiap anak-anak Tuhan untuk menyatakan damai sejahtera dan pengampunan-kebebasan dari dosa oleh Kristus:


Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15


Jika dunia tak mengerti akan hal ini, jangan marah dan jangan mendesak. Apalagi sampai mengambil alih penghakiman bahwa mereka  anak-anak neraka [siapa yang berpikir Paulus pembantai umat Tuhan adalah rasul yang paling berpengaruh dalam perkembangan Kekristenan di  kekristenan mula-mula?]. Kita tak pernah tahu apakah karya Roh Kudus atas  manusia-manusia itu. Kita memang harus menyatakan kebenaran dalam Kristus secara utuh, tetapi beritakanlah sebagai dahulu orang terhukum sekarang dibebaskan oleh kasih karunia Allah, bukan manusia-manusia sok suci. Apakah maksudnya?  Tak ada dasar untuk bersombong sebagai satu-satunya pemilik sorga dan yang lain neraka semua! Hei…ini bukan kontes agama dan bukan kontes kesaktian nabi dan kitab suci!! Kita semua manusia berdosa! Jika pun anda seorang Kristen, keyakinanmu itu sendiri adalah kasih karunia Allah.
Kenakanlah kasih kala anda menyatakan kebenaran, berharaplah penuh dalam doa dan kerjakanlah kasih itu sungguh-sungguh,  agar kebenaran Allah sampai kepada yang belum mengenalnya.


Gampang?? Tidak… ini sukar karena kita pada dasarnya adalah pemalas  mengerjakan kebenaran demi orang lain sebab kebanyakan kita adalah Kristen-kristen ego yang memikirkan keselamatan diri sendiri. Mau yang lain hancur atau negara ini perang,  ya masa bodoh. yang penting gue  diangkat atau  mengalami rapture dan luput dari huru-hara negeri ini.


Di dalam dunia yang gelap ini, kita harus mengerti pengharapan-pengharapan Kristus bagi kita agar tidak menjadi manusia egois tetapi jadilah terang. Percaya kalau sekarang mati masuk surga? Percaya kan. Jika begitu mengapa begitu cemas dengan kematian dalam membela kebenaran dan bertahan di negeri tercinta ini bersama saudara-saudara sebangsa setanah air untuk menjaga kejayaan NKRI, sekalipun berbeda agama.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.            Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."- Matius 5:14-16


Saya kuatir jangan-jangan kita semua adalah manusia-manusia  munafik paling rendah kastanya di republik ini! 

Semoga tidak, sebab Roh Kudus berkuasa untuk memelihara setiap orang percaya untuk menggenapi destininya masing-masing demi kemuliaan Allah di Republik Indonesia tercinta ini.


Tuhan Memberkati Indonesia,  biarlah itu pengharapan kita 
Biarlah kita terus berdoa  agar damai sejahtera Allah tetap berdiam di negeri kita
Sehingga segala rancangan-rancangan buruk dapat digagalkan, dan nama Tuhan dapat dimuliakan


Maukah anda setidaknya berdoa bagi negeri ini dan tidak buru-buru segera diangkat ke sorga agar tak masuk dalam kesusahan? 


Saya berharap anda mau memiliki hati bagi negeri kita ini dan membangunnya bersama-sama dengan saudara sebangsa dan setanah air.

Soli Deo Gloria



No comments:

Post a Comment