Pages

04 February 2017

"Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?" (5)

Oleh: Martin Simamora

Perkataan–Ku Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini - 1



Bacalah lebih dulu: “bagian 4

Manusia jenis apakah Ia?
Lukas memberikan sebuah catatan yang luar biasa mengenai Yesus yang baru saja menggenapi apa yang  harus digenapi-Nya bersama dengan nabi Yohanes Pembaptis (Lukas 3:21-22), sebuah catatan yang menunjukan bagaimana Yesus Kristus pada permulaan pelayanannya di bumi telah menunjukan siapakah Ia di hadapan iblis::

Lukas 4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.


Sebuah peristiwa yang terjadi segera setelah peristiwa ini:

Matius 3:16-17 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Ia dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun  sebagai Dia yang dikasihi Bapa dan Dia yang kepadanya saja Bapa berkenan, sebagaimana Bapa telah bersabda kepada dunia.

Roh Kudus yang sama yang telah turun ke pada-Nya sehingga memenuhi diri-Nya dengan seluruh kuasa, otoritas untuk menggenapi segenap kehendak dan maksud Allah dan sebagaimana pada Allah, kini, tanpa keliru, membawa Yesus untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah. Pertama-tama dalam Ia PENUH DENGAN Roh Kudus, Ia DIBAWA OLEH Roh Kudus ke  padang  gurun.


Untuk apakah?


Untuk tinggal di situ selama 40 hari agar iblis dapat mencobainya. Ini adalah bentuk pencobaan iblis “sebagaimana yang telah dikehendaki Allah” atau sebagaimana yang direncanakan-Nya. Ini adalah serangkaian pencobaan yang telah ditentukan lokasinya, durasinya dan bagaimana ia akan dicobai, sebab Sang Mesias menjalaninya bukan berdasarkan keinginan dirinya sendiri dan bukan berdasarkan kuasa iblis sehingga bisa menyeret Yesus ke hadapannya. Dalam penuh Roh Kudus Ia memasuki pencobaan dan dalam pemerintahan Roh Kudus saja, iblis dapat menjumpai Yesus untuk melemparkan sejumlah bujukan-bujukan agar Yesus mau bertakhta di atas sabda atau tawaran iblis sebagai penguasa dunia ini. Tak hanya sekedar membawanya ke sana dan lantas meninggalkan Sang Mesias sendirian di sana dan melakukan perjuangannya sendirian, tetapi Ia Roh Kudus memenuhi-Nya sehingga Ia berada di padang gurun sebagai yang memiliki: “seluruh kuasa, otoritas untuk menggenapi segenap kehendak dan maksud-Nya,” bahwa Ia: penuh dengan kemuliaan dan kekudusan Allah yang mahkotanya adalah: “Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Di sana Ia berdiri sebagai “Dia yang Kukasihi dan yang hanya kepadanya saja Bapa berkenan.


Itu sebabnya,  Ini bukan sebuah pencobaan yang acak atau random dan apalagi sebuah pencobaan yang terjadi di dunia yang diselenggarakan oleh pemerintahan iblis, tetapi yang diselenggarakan oleh pemerintahan Allah:” Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun- Lukas 4:1.” ini pencobaan terstruktur untuk sebuah tujuan: Siapakah Yesus dan Siapakah Iblis! Di sini akan terlihat apakah dan bagaimanakah relasi Yesus Sang Mesias terhadap Penguasa dunia ini, iblis!


Itu sebabnya, ini bukan pencobaan yang dapat dialami oleh setiap manusia berdasarkan daya tahan dan determinasi jiwa untuk mentaati  kebenaran dan kehendak Allah sebab Yesus melakukannya setelah Ia dideklarasikan Bapa sebagai:


“Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."- Lukas 3:22

Dan

dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun”- Lukas 4:1


Sehingga peristiwa ini bukan berdasarkan keinginan dan pikirannya, juga bukan berdasarkan kuasa dan kehendak iblis atas Yesus, dan secara absolut menunjukan bahwa peristiwa ini bukan terjadi karena natur kemanusiaan Yesus berada dibawah kuasa pemerintahan iblis sebagaimana semua manusia di bumi ini. Peristiwa ini secara megah menunjukan keterpisahan manusia Yesus diantara manusia-manusia berdosa sekalipun ia memiliki kemanusiaan sama seperti semua manusia lainnya. Itu sebabnya Surat Ibrani, tentang relasi Yesus terhadap iblis terkait natur kemanusiaannya menyatakannya seperti ini:


“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”- Ibrani 4:15

Bukan sekedar  menunjukan bahwa Ia tak berbuat dosa karena ia dapat menaklukan kelemahan-kelemahan daging yang memang dimilikinya, tetapi menunjukan bahwa kelemahan-kelemahan daging yang dapat dirasakannya tidak sama sekali menunjukan ia berada dibawah pemerintahan iblis bahkan berkuasa menguduskan dosa-dosa manusia sekalipun ia memiliki daging yang dapat merasakan (bukan turut ditaklukan) kelemahan-kelemahan segala manusia:

“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,” yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.”- Ibrani 7:26-27


Jadi memang Ia seperti manusia-manusia tetapi sekaligus tidak seperti manusia-manusia oleh karena: “Yesus tak pernah perlu mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri.” Sebab ia tak pernah memiliki natur dosa sementara ia pada tubuhnya dapat merasakan kelemahan-kelemahan daging pada dirinya sendiri.

Pada hakikat kemanusiaannya yang semacam inilah Yesus Sang Mesias telah menggenapi hukum Taurat yang menunjukan bahwa dosa tidak bekerja di dalam dirinya dan ia berkuasa untuk menaklukan dosa sebab ia tak memerlukan korban bagi dosanya sendiri, sebaliknya ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.




Sehingga dalam menjalani rentet pencobaan di padang gurun itu, telah dilakukannya sebagai  Manusia dan Anak Allah yang kepadanya SAJA Bapa berkenan.


Iblis kemudian melancarkan serangan-serangannya berdasarkan kehadiran Yesus di sebuah tempat di bumi ini sebagai  tindakan Roh Kudus yang membukakan diri Yesus untuk berhadap-hadapan dan memberikan ruang  bagi iblis untuk mencobai Yesus. Inilah benturan frontal pertama terjadi segera setelah Roh Kudus memenuhi dirinya, perhatikanlah rangkaian pencobaan tersebut:

Lukas 4:3 “Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti."


Ini adalah jenis pencobaan yang sama sekali bukan ditujukan pada dunia manusia sekalipun sebuah  pencobaan yang berpusat pada pemenuhan kebutuhan pokok. Apa yang menarik atau apa yang menjadi daya tarik iblis atas seorang manusia bernama Yesus adalah SIAPAKAH DIA dan KUASA YANG ADA PADA DIRINYA yaitu: KUASA PERKATAAN YANG BERKUASA UNTUK MEMERINTAHKAN APAPUN UNTUK JADI SETURUT KEHENDAK YANG TERKANDUNG DALAM PERKATAANNYA. ItuLAH sebabnya, iblis mencobai Yesus dengan merujuk pada identitas atau jati diri: “Jika Engkau Anak Allah” yang berdasarkan pengetahuan iblis bahwa Anak Allah berkuasa untuk memerintahkan apapun termasuk batu sekalipun, sehingga itulah yang sedang hendak dituntut iblis sebagai BUKTI atas jati diri Anak Allah: “SURUHLAH atau PERKATAKANLAH pada batu itu menjadi roti.”


Ini dijawab oleh Yesus yang mana jawabannya menunjukan SIAPAKAH DIRINYA dan MELAYANI SIAPAKAH KUASANYA, sekaligus menunjukan bahwa Ia satu-satunya penggenap  kebenaran dalam kitab suci tepat dihadapan kerajaan dunia ini:

▀Matius 4:4 Jawab Yesus kepadanya: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja."

Ada tertulis” :

bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN”- Ulangan 8:3


Apakah dasar iblis untuk meminta pembuktian “ke-Anak Allah-an” Yesus berdasarkan pencobaan ini? Satu-satunya jawaban yang pasti ada pada bagaimana iblis menduga siapakah Yesus dan pengetahuan iblis yang begitu terbatas sebab iblis adalah makhluk terkutuk oleh sebuah kutuk dan ketetapan purba (Kejadian 3:15 dan bacalah tautan ini) yang telah ditetapkan Allah atasnya. Allah yang berkuasa untuk mewujudkan apapun berdasarkan SABDA ATAU SEKEDAR  BERUCAP SAJA, sebagaimana pada Yesus Sang Mesias.” Tak heran apa yang dimintakan iblis adalah agar Yesus bersabda atau berkatalah maka jadi sebagaimana katanya itu.


Perkataan “manusia hidup bukan dari  roti saja” adalah perkataan Allah yang baru saja memberikan Manna bagi bangsa Israel setelah  mengalami kelaparan dahsyat, dan kala Allah menyediakan makanan yang asalnya dari sorga-bukan dari bumi ini- pun tidak melayani kehendak duniawi dunia ini: “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN


Sehingga jawaban Yesus yang demikian,  selain membuktikan bahwa benar Ia adalah Anak Allah yang ada sejak kekekalan sekaligus Yesus sedang meluruskan pembengkokan kebenaran yang ada dalam diri Allah bahwa Allah tidak pernah melakukan mujizat pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan hasrat manusiawi dan duniawi, tetapi untuk membuat manusia mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. [bandingkalah dengan Mazmur: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku- Maz 119:105”)


Ketika Yesus menjawab Iblis: manusia hidup bukan dari roti saja maka pada momen tersebut Yesus sendiri pada kemanusiaannya sendiri telah menggenapi kebenaran itu secara sempurna tak bercela yang kesempurnaannya tak akan dicapai oleh manusia siapapun, sebab ia telah melakukannya sebagai Sang Sabda dalam tubuh manusia yang tetap berkuasa atas apapun dengan perkataannya saja.



▀Lukas 4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.


Kemanusiaan Yesus.
Sesuci apakah dan lebih strategis lagi, apakah tidak sedikit saja di dalam kemanusiaannya itu dapat diayunkan sedemikian rupa sehingga dapat tergelincir walau tidak terjungkal?


Iblis kini tak meminta Yesus untuk menunjukan kuasa perkataannya sebagai pencipta, tapi kini ialah yang menunjukan kuasanya terhadap Yesus yang penuh dengan Roh Kudus, dalam cara yang begitu demonstratif untuk menunjukan ia adalah penguasa dunia kegelapan ini: “ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam SEKEJAP MATA ia memperlihatkan semua kerajaan dunia.  Yesus sebagai Anak Allah berhadapan langsung pemerintahan kerajaan dunia.


Kita tak bisa mendeskripsikan atau menggambarkan seperti apakah “SEKEJAP MATA” yang didemonstrasikan iblis pada Yesus, tetapi yang jelas kini bukan lagi sekedar kepentingan iblis untuk mengetahui benarkah Ia Anak Allah, sebab pada pencobaan pertamanya sudah jelas apakah jawabannya. Itu sebabnya pencobaan ini telah berubah menjadi PAMER DIRI dan KONTESTASI kuasa yang dilakukan iblis dengan keyakinan bahwa Ia jauh lebih berkuasa daripada Yesus yang sedang berdiri dihadapannya.


Iblis tahu  Yesus adalah Anak Allah tetapi bagaimanapun juga ia adalah manusia yang berdaging, dan  iblis sedang mengeksploitasi hingga ke puncak teratas setinggi apakah konsentrat kedagingannya sehingga mencemarkan Yesus ketakbercelaan dan kemuliaannya yang semacam ini: “Yesus penuh dengan Roh Kudus,” dalam cara  yang tak main-main: “sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.”


Iblis berjuang keras mempesona Yesus dengan cara menunjukan kemuliaan kerajaannya di dunia ini; ia bukan sekedar pamer diri tetapi pamer kemegahan kerajaan dunia, dunia manusia yang berada dibawah pemerintahannya.


Apakah Yesus akan terayunkan, pada kedagingannya, sehingga manifestasi “penuh Roh Kudus” merosot dan tak lagi semulia dan segemilang pada pencobaan pertama iblis yang gagal bekerja pada Yesus?


Sekali lagi, iblis bukan sekedar pamer diri, tetapi pamer kemegahan kerajaannya dan ia berupaya menjadikan “Anak Allah” menjadi “Anak Iblis” dalam sebuah cara yang seharusnya sanggup meretakan ketakretakan  Yesus penuh dengan Roh Kudus dengan sabda iblis yang begitu fenomenal:


Lukas 4:6-7 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."


Bandingkanlah : “segala kuasa itu serta kemuliaanya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” dengan:


Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.…. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar”- Yohanes 12:27,31


“Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”- Matius 28:18


Iblis telah menempatkan dirinya sebagai tuhan atas semua penghuni dunia berdasarkan pemerintahan kerajaannya; ia telah mengangkat dirinya sebagai Bapa dunia yang sedang mencari satu-satunya anak kesayangannya yang kepadanya saja ia berkenan: ”aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” yang merupakan sebuah inti kerja kerajaan kegelapan dunia ini yang hasilnya membuat tak ada satupun manusia yang dapat mengenali kebenaran siapakah Anak sesungguhnya (bandingkan dengan Yohanes 1:9-11 dan Yohanes 3:19).


Di hadapan Yesus, iblis berjuang keras dan sepenuh daya memamerkan kuasa diri yang hendak dikesankan tak ada bedanya dengan Bapa-Nya yang telah berkata pada-Nya:

Matius 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."


Iblis berupaya menunjukan dirinya sangat mengasihi Yesus dan akan senantiasa berkenan pada Yesus sebagaimana Bapa-Nya, jika saja mau menaklukan dirinya ke dalam pemerintahan iblis.


Iblis berpikir, dengan mengeksploitasi kemanusiaan Yesus dalam  cara demikian, maka ia dapat mengubah kesehakikatan Yesus dengan Bapa menjadi bersehakikat dengan dirinya- iblis.

Apa yang tak diketahui iblis dan mustahil ia dapat memasuki pikiran Allah dan pikiran Yesus seutuhnya DALAM kedatangannya ke dunia ini, adalah: terkait KUASA DAN PEMERINTAHAN Anak Allah. Yesus sendiri adalah pemegang KUASA dan PEMERINTAHAN KERAJAAN SORGA sebagaimana telah dinubuatkan nabi Yesaya:


Matius 3:1-3 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."


Mustahil bagi iblis untuk memahami kemuliaan Yesus adalah gemilang pada hakikatnya bahkan sebelum Roh Kudus turun atasnya, sebagaimana tercermin dalam perkataan semacam ini:


Matius 3;15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.

Bahwa Ia pada hakikatnya adalah Sang Penggenap Firman dan bukan baru adalah Sang Penggenap setelah Roh Kudus turun atasnya dalam kemanusiaannya.


Iblis mustahil dapat mengayunkan Yesus sedikit saja untuk terbujuk oleh kemuliaan iblis sebagai tuhan atas kemegahan kerajaannya sebab kerajaan iblis tak pernah sedikitpun berkuasa untuk mengutus Yesus dari dunia ini bagi dunia ini sebagai utusan iblis dan sebagai anak yang begitu dikasihi iblis.


Mengapa?

Sebab relasi iblis dan Yesus tak pernah terjadi seperti ini:

Yohanes 1:1-2 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.


Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.


Yohanes 5:19-20 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.


Yohanes 5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.


Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.


Yohanes 5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.


Yohanes 5:23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.


Iblis jelas tak akan pernah sanggup melihat Sang Firman yang telah menjadi manusia di dunia ini tetap berada dalam pangkuan Bapa .


Iblis jelas tak akan pernah sanggup memahami Sang Firman yang telah menjadi manusia dalam kedatangannya ke dalam dunia ini adalah kedatangan Kerajaan Sorga  yang kedatangannya disambut oleh nabi Yohanes Pembaptis, sebagaimana tadi nabi Yesaya telah menyatakannya.


Jelas iblis tak pernah memahami bahwa kemanusiaan Yesus bukanlah kehakikatan eksistensinya di bumi ini di atas pangkuan bumi. Bumi dan penguasa dunia ini tak pernah dapat mendudukan Yesus ke dalam pangkuannya!


Itulah sebabnya, menjawab tawaran-tawaran iblis yang nilainya melampaui uang dan emas dunia ini sebab tak berkuasa membeli dan menyuap iblis, Yesus hanya berujar begitu pendek dan lugas:


Lukas 4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"


Dalam kemanusiaannya yang dipenuhi Roh Kudus, Sang Mesias meluruskan pembengkokan iblis dan sekaligus meruntuh pamer diri iblis dan pamer kemuliaan kerajaan iblis.Telah dilakukan Yesus hanya dengan berkata atau bersabda melawan iblis: ucapannya atau sabdanya menghentikan dan meruntuhkan kemuliaan iblis yang tadi dipamer-pamerkannya.


Tak sedikitpun hingga 2 peristiwa ini ada satu indikasi saja Yesus DAPAT BERDOSA selain iblis berjuang habis-habisan untuk menjatuhkan Yesus melalui kemanusiaannya, namun begitu saja diruntuhkan oleh SABDANYA tanpa debat!


Bersambung ke bagian 6

Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah


No comments:

Post a Comment