Pages

17 December 2016

Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (22/40)



Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Yesus Datang Untuk Menggembalakanmu Sehingga Tidak Seturut Dunia Ini

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 15 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian21

Dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” dengan demikian adalah dunia yang keras dan menuntut perhatian penuh kepada Sang Gembala mereka dan apakah sabdanya di dunia bagi mereka. Dapat dipastikan satu-satunya kekuatan untuk bertahan dan bertumbuh atau memiliki kehidupan yang produktif hanya didapati dari kehidupan dalam penggembalaan. Sekarang tentu harus dipertanyakan, benarkah harus secara mutlak bergantung pada penggembalaan Kristus  dan apakah yang menjadi sumber bahayanya sehingga manusia dalam berjalan di dunia ini harus bergantung padanya? Terkait hal ini Yesus menunjukan realitas yang tak lain dan tak bukan adalah  kehidupan dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” yaitu:

Yohanes 10:9-11 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Yohanes 10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Teks-teks ini telah memberikan jawaban mendasar sebab Yesus menunjukan realitas dunia ini begitu keras dan membahayakan bagi semua manusia tanpa kecuali sebab berkait dengan siapakah penguasa dunia dan apakah tujuannya pada semua manusia: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.” Yesus sendiri menunjukan kemutlakan dirinya sebagai satu-satunya jalan untuk keluar dari kehidupan dunia semacam itu dengan berkata mengenai dirinya sendiri: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Kita harus memahami bahwa penggembalaan Yesus memang dapat dikatakan sebagai penggembalaan yang bersifat jasmaniah atau berdasarkan kehadirannya di bumi, memperhatikan konteksnya bahwa ia datang ke dalam dunia dan sekarang sedang tidak menyertai  orang-orang percaya kontemporer atau masa kini. Tetapi, harus dikatakan juga bahwa pernyataan “Akulah pintu” adalah jalan keselamatan satu-satunya terhadapan iblis dan pemerintahannya yang tak sama sekali hadir secara jasmaniah atau secara fisik, ini menunjukan bahwa pemerintahan atau penggembalaan Kristus bersifat jasmaniah dan sekaligus bersifat di sepanjang waktu mengingat kuasa penggembalaannya adalah melindungi para domba terhadap dia yang memerintahkan kegelapan untuk meliputi dunia di sepanjang waktu dunia ini. Sebagaimana Yesus telah menyatakannya sendiri: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang” (Yohanes 3:19). Pada puncaknya,  kedatangan Yesus sebagai gembala ke dalam dunia ini bukan sekedar untuk menyelamatkan saya dan anda tetapi untuk memberikan kehidupan-Nya kepada setiap yang menjadi gembalaannya: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya,” yang akan menjelaskan mengapa kehidupan saya dan anda bukanlah kehidupan menurutku dan menurut anda. 


Harus diperhatikan 2 hal ini: pertama: di dunia ini ada Pencuri yang masih bekerja dan memiliki program penggembalaan untuk membawa setiap manusia menuju kebinasaan sehingga kehendak atau keinginan yang meliputi jiwa manusia bukan sama sekali keinginan yang akan menuntun mereka menunju Sang Pemberi Hidup, lalu  yang kedua: “di dunia ini kehidupan yang saya dan anda miliki bukan sekedar berdasarkan pembebasan dari maut dan lalu memiliki kehidupan merdeka tanpa penggembalaan tetapi memiliki penggembalaan yang dilakukan oleh hidup yang diberikan oleh Kristus. Kepada siapa? Kepada mereka yang memiliki kehendak datang kepada terang manusia dengan percaya dan masuk ke dalam penggembalaan berdasarkan dibebaskan dari si Pencuri tadi. Harus diperhatikan, sementara memang saya dan anda telah dibebaskan berdasarkan iman atau percaya kepada Yesus dan percaya kepada sabda Yesus (bacalah Yohanes 5:24), hidupmu di dunia ini adalah hidup yang sedang melakukan perjalanan bersama dengan Yesus-bersama setiap sabdanya. Satu-satunya cirri utama  domba-domba yang hidup dalam gemblaannya adalah memiliki kehidupan yang dibangun berdasarkan kepedulian apakah aku telah mendengarkan sabda gembalaku? Ini harus dan ini adalah sebuah kealamian yang harus dan wajib kita periksa pada diri kita masing-masing. Saya ingin membawa anda pada apa yang dikatakan Allah sendiri terkait kehidupan umat-Nya yang harus bertaut dengan sabda dan kehendak-Nya. Mari kita memperhatikan sabda kudus ini pada sebuah episode kehidupan domba-domba Israel:


Yesaya 1:2-3 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."

Yesaya 30:1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,


Yesaya 31:6 Bertobatlah, hai orang Israel, kepada Dia yang sudah kamu tinggalkan jauh-jauh!


Yesaya 63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.

Yesaya 65:2-3 Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada suku bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri; suku bangsa yang menyakitkan hati-Ku senantiasa di depan mata-Ku, dengan mempersembahkan korban di taman-taman dewa dan membakar korban di atas batu bata;


Jika anda adalah domba-domba gembalaan Yesus maka pastilah anda memiliki kehidupan yang berlangsung dibawah pemeliharaan-Nya untuk dibesarkan menjadi kuat dan tangguh:” barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Ini adalah sebuah kehidupan yang berbeda sama sekali dengan kehidupan diluar penggembalaan Kristus, sebuah kehidupan yang sama sekali memberontak terhadap apa kehendak Kristus yang wujudnya adalah: 

Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.- Yohanes 8:43-44


Yesus sedang menggambarkan sebuah kealamian kehidupan antara Sang Gembala dan para domba-dombanya, yaitu: mereka mengerti bahasa-Nya dan mereka dapat menangkap firman-Nya. Ini tak mengartikan sebuah perubahan dramatis yang menjadikan mereka menjadi semacam manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan yang luar biasa dan lalu tak memerlukan lagi penggembalaan dari Yesus atau ia mandiri untuk berkeputusan apapun juga di atas pondasi mengerti dan menangkap tadi, sebab “mengerti” dan “menangkap” firman menunjukan betapa rapuhnya kehidupan para domba itu di dunia ini jika sekali saja tak memperhatikan sabda Yesus. Hal yang segera terjadi jika ada domba yang memilih untuk mengabaikan Yesus maka ia akan masuk dalam kehidupan yang mengerikan di dunia ini yaitu: “melakukan keinginan iblis.” Jadi sementara ia  dalam penggembalaan Yesus namun ia melayani keinginan iblis. Berbahagiakah anda dengan kehidupan ini, atau rileks saja sebab walau demikian toh  iblis tetap bukan bapaku! Hati-hati, jika Yesus tak menyukai situasi terhadap bangsa pilihan Allah maka sama juga kepada anda dan saya, jadi tetaplah arahkan perhatian pada  Yesus.


Bahaya adalah sesuatu yang diperingatkan oleh Yesus kepada siapapun yang mengabaikan penggembalaannya. Di luar penggembalaan Yesus maka si domba akan rawan sekali untuk digembalakan oleh keinginan-keinginannya sendiri yang akan membuat dirinya segera menuju bahaya ini: Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. Ini adalah realitas keras! Sekali lagi keras tepat sebagaimana yang dinyataan oleh Yesus dalam perumpamaan sebelumnya: “Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu”.- Matius 13:25-29. Bahaya itu nyata, bukan main-main sekalipun memang anda saat ini adalah gembalaan Kristus. Tetapi jangan pernah bermain-main dengan cara memulai sebuah kehidupan yang meninggikan diri sendiri di atas sabda dan kebenaran Kristus sebab itulah sesungguhnya yang menggembalakanmu. Risikonya tidak main-main, anda dapat menjadi domba-domba yang terlepas dari kumpulan domba milik Kristus sebab berjalan tanpa mendengarkan suara dan mengikut Yesus atau anda sedang mengabaikan kebenaran ini: “Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya” (Yohanes 10:4). Problemnya akan begitu menakutkan ketika anda memandang tinggi keselamatan dari Yesus dalam cara meremehkan dosa dan kuasa penggodaan iblis di dunia ini sampai kepada simpulan “jangan mencemaskan  perbuatan-perbuatan najis atau dosamu, sebab bukankah Yesus telah menebus kita daripada maut?” Apa yang tak disadarinya sementara mengaku sudah selamat sebetulnya masih berada di dalam pelukan iblis! Bukankah ini sebuah repetisi atas episode ini:

“Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"- Yohanes 8:33


Jangan pernah mendefinisikan keselamatan berdasarkan asumsi-asumsi teologia! Tetapi bangunlah kehidupan yang menyatakan keselamatan dari Allah telah berlangsung padamu dalam cara menyatakannya pada kehidupanmu! Apakah itu? Dengar dan taatilah! Bagi Yesus, sekali anda memberontak pada sabda dan kebenaran-Nya, di situlah kehidupan berdosa tergenapi. Ingat sekalipun memang benar keberdosaanmu bukan pada kemoralitasanmu, tetapi juga anda harus menjunjung tinggi: tak mendengar dan tak menangkap maksud Yesus adalah dosa dan dengan demikian adalah hamba dosa:

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.- Yohanes 8:34


Tak mendegar dan tak mengikut Yesus adalah hidup sebagai hamba dosa. Itu sebabnya ayat 34 ini sedang menyatakan sebuah kehidupan diluar penghambaan diri pada Yesus atau tidak hidup di dalam rumah Kristus:

Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."-  Yohanes 8:35-36


Apakah maksudnya anak tetap tinggal dalam rumah? Itu adalah kehidupan yang dibangun berdasarkan pemerdekaan dirimu dan diri saya dari perhambaan dosa atau perhambaan si Pencuri tadi. Ini juga hendak menyatakan bahwa di rumah-Nya atau di dalam penggembalaan Kristus, anda dididik di dalam kebenaran dan kehendak Tuhan agar belajar dan belajar mengenal Bapa, sementara di dunia.



Memahami ini maka anda tidak akan memandang begitu ringannya pemberontakan seorang anak Allah sungguhan berdasarkan teks-teks semacam ini:


Matius 18:12-14 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."


Lukas 15:11-24 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.


Kedua  teks di atas ini memang sangat indah TETAPI BUKAN SEBUAH KEHIDUPAN YANG DIKEHENDAKI BAPA UNTUK ANDA TELADANI DAN ANDA LAKUKAN! Waspada dengan tipu muslihat iblis kala anda memandang  2 teks ini untuk melayani hasrat-hasrat dagingmu yang ingin kautuntaskan! Ingat juga kedua teks ini menunjukan sebuah keadaan yang begitu genting  dan membahayakan dirinya secara begitu mengerikan. Yang pertama menunjukan ia sudah masuk ke dalam penggembalaan dunia sampai-sampai tak lagi mampu balil; yang kedua, hidupnya sudah  tidak ada bedanya dengan babi-babi! Bahagiakah anda dengan ini? Bapa memang menantikannya dan karena Bapa pemilik domba menantikannya maka pertobatan sejati terjadi, tetapi tentu sebuah situasi yang membuat anda akan begitu malu semalu-malunya sementara kasih karunia tetap terbuka bagimu: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.” 


Inikah yang anda hendaki terjadi? Inikah kebanggaanmu dalam hidup yang memandang rendah kekudusan dan kebercahayaanmu di dunia? Hati-hati dan harus hati-hati, sebab kehidupan yang benar adalah hiduplah berpadanan dengan kehendak gembala. Mari belajar di rumah Bapa atau belajar di dalam penggembalaan Kristus sementara di dunia ini, jangan pernah memimpikan belajar kebenaran sejati di dalam kandang babi!!


Kehidupan yang dikehendaki  Allah melalui Sang Gembala-Nya adalah: agar anda mendengarkan Allah dan mengenali Dia sebagai pemilik dan pemberi kehidupanmu di dunia ini, sehingga anda melayani kehendak-Nya bukan iblis.


Teks-teks diatas sebetulnya menunjukan kedaulatan Allah atas kehidupan domba-dombanya yang rapuh dan gampang diserongkan, jadi bukan sama sekali sebuah ayat bagi saya dan anda untuk dengan demikian mari kita”rileks saja” terhadap dosa. Sebagaimana anda cemas  kala kesehatanmu menurun, kala anda demam 39 derajat celcius  berhari-hari tak turun, maka akal sehatmu dan hati nuranimu seharusnya lebih tanggap lagi kala anda berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, berdekadean telah hidup di dalam pemberontakan dan tersesat dari gembalaan Yesus Sang Kristus! Sekali lagi, dua  teks diatas untuk menunjukan betapa besarnya kasih setia Allah dan betapa sempurnanya ia menggembalakan domba-dombanya terhadap realitas musuh yang bekerja secara sepenuh waktu dan sepenuh tenaga dalam gambaran yang mengerikan bagi kita sebab kinerja penyesatan itu bisa hingga pada taraf kita menyangka itu adalah kebenaran dari Allah sebab disampaikan dengan firman dan menggunakan nama Tuhan. Perhatikan hal berikut ini:


Matius 24:23-25 Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.


Domba-domba sejati bisa disesatkan, bisa diperdayai sampai benar-benar meninggalkan kehidupan  dalam penggembalaan Kristus. Tetapi Yesus berkata terhadap realitas ini: Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang [ jika ada yang berkata, bukankah Yudas Iskariot pada akhirnya hilang, maka perhatikan penjelasan  Yesus di dalam doanya kepada Bapa: “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci- Yoh 17:12], dengan kata lain semua teks yang menunjukan kepastian keselamatan tidak ada hubungannya sama sekali dengan demikian  saya, anda dan setiap orang Kristen tidak perlu lagi hidup berjaga-jaga terhadap bagaimana saya dan anda hidup dan memandang rendah iblis sebagai yang tak bisa berbuat apa-apa lagi pada kita. Justru dengan kita memerlukan secara mutlak penggembalaan Yesus, itu menunjukan iblis masih bisa berbuat apa-apa pada saya dan anda sebagai sebuah keniscayaan dunia “biarlah gandum dan lalang hidup bersama,” sebagaimana Yesus telah menggambarkan begitulah kehidupan para dombanya hingga tiba waktu bagi-Nya untuk kembali datang ke dunia ini untuk menuai semua kepunyaan-Nya.


Perhatikanlah nasihat para rasul kepada kehidupan jemaat setelah Yesus naik ke sorga:
Efesus 5:11-17Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.


Efesus 15:20-21 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita


1Petrus 5:7-10 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.


Kalau iblis dan kerajaannya memiliki relasi yang begitu dekat dengan setiap orang didalam pembinaan dan penuntunannya agar berbuah selebat-lebatnya, maka terlebih lagi relasi antara Yesus dan kerajaan-Nya kepada setiap orang yang telah berada didalam penggembalaan-Nya. Satu teks yang begitu sempurna menunjukan bahwa iblis memegang kendali penuh atas setiap keberakhiran manusia atau pada hakikatnya semua manusia berada di dalam sanderanya untuk menolak satu-satunya keselamatan yang dikehendaki Allah, terdapat dalam pernyataan Yesus berikut ini: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat- Yoh 3:19. Manusia-manusia digembalakan oleh iblis dalam cara sedemikian rupa, yang menunjukan betapa hebatnya pengendaliannya atas manusia dari generasi ke generasi sehingga kala terang telah datang, apa yang terjadi sungguh secara sempurna menunjukan betapa dekatnya, akrabnya dan cintanya manusia itu kepada kegelapan. Sekali lagi, mencintai kegelapan di sini, pertama-tama, bukan diindikasikan dengan “beragama” kejahatan pikiran dan perbuatan jahat atau tak mulia tetapi pada: “lebih menyukai kegelapan dari pada terang.” Ini, mengingat begitu sukar untuk dipahami dan dengan demikian sebuah kepermanenan yang lebih dari sekedar intelektualitas untuk berkeputusan dan berpertimbangan.


Yesus sendiri menyatakan bahwa manusia-manusia yang hidup di dalam kuasa pemerintahan kegelapan, telah hidup dalam ketentuan  bagaikan hukum gravitasi yang berbunyi: “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.” Ini seperti:  sekalipun manusia ingin terbang ke atas saat melompat dari gedung tinggi, namun tetap saja manusia dan tubuhnya lebih menyukai untuk jatuh ke bawah atau terhempas ke bumi sekalipun hikmat dan kecerdasannya menentangnya mati-matian. Begitulah realitas manusia yang hendak dinyatakan oleh Yesus ketika menyatakan “manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.” Artinya, jangan pernah anda berasumsi dan berkata: apakah dengan demikian Yesus Kristus hendak menyatakan manusia itu begitu tolol, semuanya?” 


Hati-hatilah, karena dalam hal ini, bukan sama sekali menyatakan bahwa saya, anda dan semua manusia itu tolol [dalam arti: “brainless” atau tak berotak] atau tak memiliki kebijaksanaan yang dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan kompleks, sebaliknya ada. Apa yang hendak dinyatakan Yesus, sekalipun demikian adanya manusia itu, namun mereka hidup di dalam sebuah hukum yang mengikat semua manusia bahwa manusia tak dapat membebaskan dirinya dari gravitasi kejahatan yang berpusat pada kerajaan kegelapan itu sendiri.  


Memahami ini begitu penting bagi setiap orang karena akan memahami 2 hal terdasar: (1)kesentralan Yesus yang absolut  atas setiap keselamatan manusia  dan (2) setiap manusia memang tidak tahu bagaimana caranya dan jikapun menyangka tahu atau memang benar tahu tak akan berdaya mewujudkan caranya membebaskan diri dari problem ini sebagai sebuah konstruksi yang dibangun dalam kontinum yang tak mungkin tanpa jedah atau tak mungkin tanpa keruntuhan dalam konstruksinya.  


Yesus, sejurusan dengan Yohanes 3:19, pada kesempatan lain menunjukan bahwa ia memang sentral yang absolut  atas setiap keselamatan manusia dan manusia memang tidak tahu bagaimana cara membebaskan diri dari gravitasi kejahatan di dunia ini. Perhatikan hal berikut ini:” Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu- Yoh 8:23-24” yang merupakan sebuah hukum  tepat sebagaimana Yoh 3:19 yang menunjukan bahwa sekalipun manusia itu memiliki hikmat dan kebjiaksanaan dan  sanggup memahami “kamu akan mati dalam dosamu, jikalau tidak percaya” sebagai sebuah persepsi sebagaimana maksud kata dan kalimat itu, tak menjadikan mereka dapat membuat keputusan berdasarkan persepsi yang dapat ditangkap secara jernih. Mengapa demikian? Itu bukan karena semua manusia tak berotak dan tak memiliki kapasitas intelektualitas, apalagi Sang Firman telah menjadi manusia sehingga dapat berkomunikasi secara manusia dan didalam bahasa manusia, tetapi sekalipun demikian, semua manusia tak sanggup melawan hukum gravitasi yang dihasilkan kerajaan iblis, akibatnya sekalipun persepsinya dapat memahami “mati dalam dosa” adalah hal yang tak dimaui dan jelas tak akan ada manusia yang begitu tak berotak sehingga bahagia dengan mati dalam dosa, tetapi gravitasi “mati dalam dosa” begitu kuat mengikat manusia.    


Ketika ada manusia-manusia yang dapat percaya dan hidup bagi kehendak Yesus dan dipandu oleh kehendak Yesus, maka realitas manusia-manusia tersebut tak lagi hidup atau dikurung dalam hukum sebagaimana Yohanes 3:19 dan Yohanes 8:23-24 namun kini sama seperti Yesus yang tak dikuasai oleh gravitasi mati di dalam dosa: “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia,… Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia,- Yoh 17:14-16. Hukum maut [Yoh 3:19] itu hanya dapat diatasi oleh Yesus saja. Kala Yesus melakukan itu maka setiap pertimbangan, keputusan dan kehendak manusia itu tak lagi bekerja di dalam gravitasi: mati dalam dosa. 


Jika demikian maka ini adalah sebuah perubahan: dikeluarkan atau dibebaskan dari hidup dalam kerajaan maut untuk dibawa masuk ke dalam kerajaan Allah… perubahan semacam ini adalah sebuah tarikan yang yang dari kerajaan Allah melawan gravitasi kerajaan iblis yang sedang menggembalakan manusia menuju maut, yang oleh Yesus diwujudkan secara gemilang karena menunjukan kemahakuasaan Allah dalam Kristus. Tetapi jelas, itu sekaligus menunjukan bagaimana ketakberdayaan dan kehidupan yang dahulu tak dipimpin Allah, kini dipimpin Allah melalui dan di dalam Gembala Agung Yesus. Perhatikanlah ini:” Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar- Yoh 10:3, ketika dikatakan bahwa kedatangan Yesus adalah kedatangan kerajaan Allah sebagaimana seruan nabi Yohanes Pembaptis [Matius 3:1-3], maka ini memang kerajaan Allah di bumi dengan segenap pemerintahan-Nya sebagaimana di sorga, bahkan relasi sebagaimana Yohanes 1:1-2 dan “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya-Yoh 1:18 telah secara sempurna diwujudkan oleh Yesus kala Ia bersabda “Untuk dia penjaga membuka pintu.” 


Kalau ditanyakan: siapakah yang dimaksudkan dengan “dia” pada “untuk dia” dan siapakah “penjaga” pada “penjaga membukakan pintu” maka itu adalah  Anak dan Bapa atau “pada mulanya Firman yang telah menjadi manusia” dan “Allah yang mengutus-Nya,” dan ini disajikan sebagai sebuah aktivitas Allah membangun Kerajaan Allah di muka bumi dimana Yesus Kristus adalah rajanya: “untuk dia penjaga membuka pintu,” ini melampaui apapun yang dapat dipahami oleh intelektualitas manusia dan kebijakan manusia yang hidup di dalam gravitasi “mati di dalam dosa.”   



Manusia tidak akan mengerti, bukan karena tidak berotak tetapi karena mereka tidak mengenali [Yoh 1:10-11] dirinya adalah Sang Raja dari Kerajaan Allah yang didirikan Allah sendiri: “Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka- Yoh 10:6. Tak mengerti sama sekali bahwa Yesus adalah “dia” pada “untuk dia penjaga membuka pintu,” sehingga Yesus berkata terus terang: “Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu- Yoh 10:7.”


Yesus adalah pintu menuju “kandang” atau “domain pemerintahan dan penggembalaan Allah” di dunia ini, sekaligus Ia sendiri adalah pemegang pemerintahan Kerajaan Allah di bumi sebagaimana Allah membangunkan kerajaan-Nya di dunia ini: “Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka- ayat 8.” Yesus adalah kerajaan itu sendiri,  sebab merupakan kontruksi satu-satunya untuk menuju domba-domba yang dikehendaki Allah untuk dipimpin Yesus menuju ke tempat dan melakukan apa yang dikehendakiAllah dan Yesus Sang Pemerintah, karena Ia memiliki kuasa untuk menyelamatkan setiap manusia yang diselamatkannya dari gravitasi “mati di dalam dosa” (= terang telah datang tetapi manusia LEBIH MENYUKAI kegelapan). 


Sebagaimana manusia membutuhkan kekuatan dari luar dirinya atau tenaga eksternal untuk melepaskan dia dari kekuatan gravitasi di dunia ini agar dapat mengangkasa seperti misal dengan pesawat terbang atau roket, maka terlebih lagi dengan gravitasi maut yang membuat setiap timbangan dan setiap keputusan tak berkuasa membuat tubuh beranjak dan melepaskan diri dari kuasa kegelapan, kecuali  BERJUMPA DENGAN YESUS UNTUK BERSAMANYA: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput-Yohanes 10:9. Masuk melalui Aku, ia akan selamat. Maksudnya: manusia itu ketika berjumpa dan masuk ke dalam kerajaan Allah dimana Yesus adalah pintu sekaligus Sang Pemerintah itu sendiri maka ia akan bebas dari kuasa gravitasi mati dalam dosa.  



Pada faktanya, memang demikianlah Kerajaan Allah itu bekerja dan bagaimana Ia sungguh berkuasa untuk MENAKLUKAN GRAVITASI HUKUM MAUT ATAU KEBINASAAN. Perhatikanlah hal ini: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan- Yohanes 10:10.” 


Jadi memang ini adalah sebuah penghakiman Allah atas kerajaan iblis dan dengan demikian Ia berkuasa untuk membebaskan siapapun manusia yang dikehendaki-Nya untuk bebas dari rejim pembinasaan ini. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan memang merupakan karakteristik iblis: ”Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula- Yoh 8:44.”   


Ia gembala dan siapapun yang akan diselamatkan adalah domba-domba yang telah ditentukan Allah hanya akan diselamatkan oleh Sang Mesias yang berkuasa atas iblis, sekali perhatikan: “Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya.”  





Apakah yang hendak ditunjukan Yesus dengan menyebut kita atau merelasikan diri-Nya dengan Manusia Yang Diselamatkan-Nya sebagai domba-domba?

Teks berikut ini begitu sempurna menunjukan mengapa manusia-manusia yang hendak diselamatkan disebut sebagai domba-domba. Digambarkan bahwa di dalam dunia yang dikuasai kegelapan, kehidupan mereka tak memiliki pandu apapun atau tidak tahu arah harus kemana, sampai ada terang yang menerangi kegelapan dan sampai ada gembala yang menuntun keluar untuk memiliki apa yang dimiliki Sang Gembala, yaitu: kehidupan dari Allah yang menaklukan pembinasaan iblis yang merupakan gravitasi tak terlepaskan oleh kebijakan, hikmat, moralitas dan keluhuran spiritual yang bagaimanapun juga. Perhatikan bagaimana Nabi Yesaya menyatakannya: “Yesaya 53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”   


Domba begitu mudah diperdaya, pun demikian manusia. Sehingga tanpa penggembalaan maka setiap manusia yang hendak diselamatkan tak akan berdaya untuk berjalan keluar dari kuasa kegelapan berdasarkan kebijakan dan hikmatnya yang mulia, sekalipun. Inilah yang dinyatakan oleh rasul Yohanes: pertama secara global atau meliputi kosmos atau segenap dunia: Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya- Yoh 1:10 dan kedua secara khusus bagi bangsa pilihan-Nya- Israel: “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya-Yoh 1:11. Begitu penting untuk mengenal dan menerima Yesus, tapi selama masih di dalam kerja hukum maut berarti tak memiliki penggembalaan dari Allah, sehingga mereka tak mampu mengenali dia adalah keselamatan satu-satunya dari Allah.” Itulah sebabnya mereka tak dapat mengenalinya dan mendatanginya untuk masuk kedalam penggembalaan-Nya, karena masing-masing mengambil jalannya sendiri. Ini luar biasa, manusia dapat membuat kebijakan sendiri-sendiri atau, artinya” setiap manusia memiliki haluan-haluan tersendiri terkait keselamatan dan bagaimana keselamatan itu seharusnya, sementara tak memiliki penggembalaan dari Yesus, sama sekali!


Ada sebuah dinamika dan kepluralan, namun itu bukan kebenaran sekalipun mungkin merupakan sebuah kerasionalan bagi manusia-manusia untuk menentukan nasibnya sendiri dan tidak bergantung pada apapun dan siapapun? Atau berpikir  bahwa seharusnya manusia-manusia tidak membabukan Tuhan demi keselamatan diri ini? Ini bukan soal membabukan Tuhan. Kecuali memang Allah melihat dan menetapkan bahwa manusia bisa menyelamatkan dirinya dari segala kuasa maut dan dusta iblis. Tapi tidak pernah demikian, sebaliknya pada Yohanes 3:19, telah menutup satu saja jalan lain bagi manusia untuk melakukan pembebasan dan penggembalaan diri sendiri tanpa kehadiran penyertaan senantiasa dan pemerintahan sabda-Nya atas mereka, Sang  Sabda Yang  telah Menjadi Kristus itu.




Mengapa domba-domba tidak bisa hidup tanpa penggembalaan dari Sang Kristus?

Perhatikanlah ini: “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya- Maz 23:1-3. Domba itu gampang tersesat, dan tidak tahu arah dan tempat di mana makanan berlimpah dan ketenangan jiwa dapat diperoleh karena keberadaan Sang Gembala. Natur domba itu harus bersama dengan Sang Gembala dan relasinya senantiasa mendampingi dan menjaga  dari mara-bahaya dari kerajaan maut,selain memastikan kesejahteraan dan kedamaian rohani: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku- Maz 23:4. Inilah kehidupan para domba: dibimbing atau mendengarkan panduan atau arahan Sang Gembala untuk didengarkan, dipercayai dan dilakukan sehingga memiliki kehidupan dari Allah yang begitu terpisah dari kehidupan kerajaan iblis. Perhatikanlah ini: “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku- Yoh10:27-28.


Para domba dan setiap manusia yang merindukan keselamatan dari Yesus tapi diajarkan hanya sebatas menjadi corpus delicti, maka itu adalah pengajaran yang anti atau melawan “Sang Gembala harus menuntunmu setelah Ia menaklukan rejim kuasa iblis!” Harus menyadari bahwa dirimu sama sekali tak hebat untuk menghadapi penyesatan iblis selama didunia ini. Pikirmu kejeniusan, intelektualitas dan perenungan dan perjuangan menuju manusia bermoral akan menjadikanmu berkuasa melawan kuasa iblis? Berpikir: “Apalagi, kan Allah bahkan masih belum bisa menghukum iblis karena belum ada bukti kejahatan?!” Itu semua adalah pemikiran yang melahirkan omong kosong! Karena jika Yesus saja bertindak dengan kuasa tangannya atau dengan gada dan tongkat sebagai penjaminan agar iblis tak dapat membinasakan setiap manusia penggembalaannya, apakah dan siapakah dirimu, sangkamu, sehingga begitu lancang menempatkan Yesus sebagai belaka datang untuk corpus delicti sebagai dasar peneladanan menjadi corpus delicti sehingga dapat membungkam iblis di hadapan Allah.   


Natur semua domba adalah membutuhkan Sang Gembala, tanpa-Nya maka kocar-kacir menuju atau mendatangi maut dalam segala perwajahan yang senantiasa memperdaya persepsi dan kebijaksaan manusia. Sebuah kocar-kacir yang tak dapat dinavigasikan oleh hikmat, kebijaksanaan manusia dalam wujud-wujud perilaku dan karakter bermoral dan mulia, sebab tanpa memiliki Yesus sebagai Sang Gembala pemberi hidup dan pemberi keselamatan bagimu, maka kebaikan berujung kebinasaan atau berakhir dalam perjamuan maut iblis, kelak akan menjadi bukti dari sabda Yesus: “Iblis adalah bapa dari segala dusta” atas realitas keselamatan dan bagaimanakah keselamatan itu seharusnya berlangsung.   


Bersambung ke bagian 23  

Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment