Oleh: Martin Simamora
“Yesus Sang Mesias, Satu-Satunya Anak Domba Allah Yang Memberikan Pembebasan Dari Segala Dosa, Karena
Hukum Musa Tak Dapat Memberikannya(6.E)”
Bacalah lebih
dulu:”Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.D)”
Pemberitaan Injil
Kerajaan Sorga sejak di Yerusalem pada hakikatnya memang pertama-tama
memberikan bidikan khusus pada orang-orang Yahudi, sebab Yesus sendiri secara khusus membidik
orang-orang Israel secara khusus pada tempat pertama. Mari kita memperhatikan
hal-hal berikut ini:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu
menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun
Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku
untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku,
sebab ia telah menulis tentang Aku.
Lukas
24:26-27 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa
yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab
Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala
penyakit dan kelemahan di antara
bangsa itu.
Kehendak Yesus
adalah: agar orang-orang Yahudi percaya
bahwa Kitab-Kitab Suci sedang menuliskan tentang dirinya, sebagai sumber
kehidupan atau pemberi hidup. Yesus bahkan berkata:”Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya kepada-Ku,
sebab ia telah menulis tentang Aku.” Betapa itu bukan saja sangat penting
tetapi Yesus sedang menyatakan bahwa dirinya merupakan kegenapan pada apa yang
sedang dinyatakan oleh Kitab-Kitab Suci, termasuk Musa! Pemberitaan ini
dinyatakan Yesus sebagai memberitakan Injil
Kerajaan Allah, sebuah pemberitaan yang pada dasarnya merupakan berita
dirinya sendiri, sebagaimana juga nabi Yohanes sedang memberitakan dirinya saat berseru: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah
dekat!”-Yoh 3:2, sebuah peristiwa yang telah dituliskan jauh sebelumnya
oleh nabi Yesaya:” Sesungguhnya
dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang
yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah
jalan bagi-Nya-Matius 3:3." Sehingga memang,
di sini, Yesus memberitakan dirinya adalah kabar baik itu sendiri, yaitu bahwa
benar sesuai Kitab Suci: “Dia yang
dinantikan kedatangannya dan telah dituliskan oleh para nabi, termasuk Musa.”
Yesus tidak sama sekali mengabarkan kembali kebenaran berdasarkan taat pada hukum
Taurat, tetapi malah memperkenalkan dirinya sebagai Sang Penggenap Hukum Taurat
itu. Sangat penting untuk diperhatikan, pondasi pemberitaan dirinya adalah: datanglah kepadaku untuk mendapatkan hidup.
Inilah yang
diberitakan Yesus di rumah-rumah
ibadat Yahudi, bahwa diri-Nya saja yang dapat memberikan kehidupan,
sehingga tidak binasa. Setelah penolakan bangsa Yahudi dan penyalibannya, hingga kematian dan
kebangkitannya, sampai kenaikannya ke sorga, itupun merupakan wujud dan isi pemberitaan injil mulai
dari Yerusalem, oleh para rasul Kristus.
Yesus Sang Anak Domba
Membebaskan Manusia Dari Kebinasaan, Hal Yang Tak Dapat Dilakukan Oleh Kurban Hewan
beserta Darahnya Sebagaimana Diatur Dalam
Kitab-Kitab Musa
Yesus begitu gamblang
menyatakan bahwa dirinya adalah Sang Pembebas dari kebinasaan dengan cara datang kepadanya untuk mendapatkan hidup.
Dan
sebagaimana Ia telah memberitakan hal itu secara khusus kepada orang-orang
Yahudi, maka demikian juga dengan para rasul-Nya, telah memberitakan kebenaran ini di
tempat-tempat ibadah Yahudi sebagai satu-satunya
kebenaran. Bukan saja karena Yesus Sang Mesias memang satu-satunya, tetapi
kehadiran dirinya telah membuat kerja hukum Taurat dan kitab-kitab itu selesai,
sebab
kerjanya
sebagai penunjuk pada dia yang dinantikan berakhir tepat pada saat kedatangannya dan genap saat karya penebusan dosa oleh-Nya di
salib melalui kematian dan kebangkitannya telah dituntaskannya.
Perhatikan sejumlah
catatan penting berikut ini:
Kisah
Para Rasul 9:26-29Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri
kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat
percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan
membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana
Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di
Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan
mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal
jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani,
tetapi mereka itu berusaha membunuh dia.
Kisah
Para Rasul 13:4-10 Oleh karena disuruh
Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka
berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka. Mereka mengelilingi
seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi
bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. Ia adalah kawan
gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu
memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah. Tetapi
Elimas--demikianlah namanya dalam bahasa Yunani--,tukang sihir itu,
menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. Tetapi
Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan
berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan
kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti
membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?
Kisah
Para Rasul 13:13-43 Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos
dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke
Yerusalem. Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di
Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat
mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi,
pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh
bertanya kepada mereka: "Saudara-saudara,
jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini,
silakanlah!" Maka bangkitlah
Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu
berkata: "Hai orang-orang
Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel ini
telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika
mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia
telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Empat puluh tahun lamanya Ia
sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. Dan setelah membinasakan
tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk
menjadi warisan mereka selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah
itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. Kemudian
mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish
dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. Setelah Saul disingkirkan, Allah
mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku
telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang
melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang
telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang
kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya
mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia
berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari
padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak. Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham,
maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan
kepada kita. Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui
Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan
nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Dan meskipun mereka tidak menemukan
sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah
meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. Dan setelah mereka menggenapi segala
sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib,
lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi
Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Dan selama beberapa waktu Ia
menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem.
Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Dan kami sekarang memberitakan
kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek
moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan
membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku
Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada
kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi
kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan
kepada Daud. Sebab
itu Ia mengatakan dalam mazmur yang lain: Engkau tidak akan membiarkan Orang
Kudus-Mu melihat kebinasaan. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya,
lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang
diserahkan kepada kebinasaan. Tetapi
Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak demikian. Jadi ketahuilah, hai
saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan
dosa. Dan di dalam Dialah setiap orang
yang percaya memperoleh pembebasan dari segala
dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum
Musa. Karena itu, waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa
yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi: Ingatlah,
hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan
suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai,
jika diceriterakan kepadamu." Ketika
Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk
berbicara tentang pokok itu pula pada hari Sabat berikutnya.
Setelah selesai
ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut
agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua
rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya
mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah.
Kita
melihat secara gamblang, bahwa Yesus merupakan satu-satunya sumber pengajaran
bagi para rasul. Tak pernah para rasul kemudian merancang kredo atau
pokok-pokok pengajaran Kristen sebagai sebuah rekayasa yang begitu membelok
jauh dari kebenaran Musa. Rasul Paulus tak pernah melakukannya itu sebagai
sebuah invensi teologianya, sebab Yohanes menyertai dan Barnabas dan para
pemimpin rumah ibadat Yahudi telah
mendengarkannya dan memeriksanya, bahkan meminta kembali untuk mengajar
kebenaran di dalam ibadah mereka.
Apa yang begitu
fundamental pada peristiwa yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 13:13-43
tersebut adalah bagaimana Paulus dan Barnabas yang menghadiri dan turut
beribadah di rumah ibadat di Psidia, Antiokhia, pada momentum yang begitu
sempurna, Paulus berdiri sebagai sebuah kesempatan terbuka-diberikan oleh
pejabat-pejabat rumah ibadat setempat-yang diambilnya untuk melanjutkan pembacaan
Hukum Taurat dan Kitab Para nabi dengan menjelaskan bahwa itu semua telah digenapi.
Paulus sedang melakukan tindakan yang sama sebagaimana yang
dilakukan oleh Yesus Kristus dan Roh Kudus,
yaitu menyatakan bahwa Kitab-Kitab Musa, Kitab-Kitab Nabi dan Mazmur menuliskan
mengenai dirinya:
Lukas
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka
apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab
Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44 Ia
berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Apa
yang dilakukan oleh Paulus dan juga oleh semua rasul lainnya, merupakan ketaatan atau kepatuhan yang memenuhi
perintah yang dikehendaki oleh Yesus:
Lukas
24:47-49 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan
dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah
saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan
Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi
dengan kekuasaan dari tempat tinggi."
Yesus
juga mengutus Dia yang telah dijanjikan Bapa untuk dikirimkan, yaitu Roh Kudus
untuk melakukan hal yang sama sebagaimana yang dikehendaki-Nya agar dilakukan
oleh para rasul:
Yohanes
16:7-11 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan
datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan
kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan
kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
akan
penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Yohanes
16:13- Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke
dalam seluruh kebenaran; sebab Ia
tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan
dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan
datang. Ia
akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah
Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."
Tak dapat dibantah
dan tak dapat diperdebatkan bahwa memang Yesus adalah sentral pemberitaan
Kerajaan Sorga setelah Dia yang diberitakan oleh nabi Musa telah datang. Dia yang telah datang
itu, kini menjadi satu-satunya yang
dimuliakan oleh Roh Kudus, bukan kebenaran Hukum dan kitab para nabi serta
Mazmur.
Tak
pernah rasul Paulus dalam memberitakan kebenaran yang disebut sebagai kebenaran
berdasarkan kasih karunia itu, merupakan teologia ciptaan Paulus, sebab
Yesuslah yang menghendaki untuk diberitakan baik pada para rasul yang kini
telah meninggal dunia dalam Tuhan dan pada Roh Kudus yang tetap ada sebab
kekal, Ia tetap memberitakan kebenaran ini, hingga kini, sementara anda sedang
membaca artikel ini.
Kebenaran berdasarkan
kasih karunia, pada dasarnya, pertama-tama telah diberitakan oleh para rasul Kristus
di bait Allah sebagai penggenapan pada
pembacaan Hukum Taurat dan Kitab Para nabi, yang dinyatakan oleh Paulus
dalam cara yang begitu identik dengan
apa yang telah Yesus lakukan, menunjukan apa yang tak dapat dilakukan oleh
kebenaran dalam Kitab-Kitab Suci atau Tanakh tersebut, Paulus begini
menyatakannya:” Dan
di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa,”
tepat sebagaimana yang dimaksudkan Yesus kala Ia berkata:” Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu-Yoh
5:39-40,”; Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya
juga kepada-Ku, sebab ia telah
menulis tentang Aku- Yoh 5:46.” Paulus berdasarkan kebenaran yang
diungkapkan Yesus Sang Mesias sendiri, kemudian menggemakan kebenaran ini,
bahkan ia telah menjelaskan sejak permulaan bangsa Israel dipilih hingga kematian
dan kebangkitan Sang Mesias itu.
Hukum Musa tidak
dapat memberikan pembebasan dari dosa, maka itu termasuk pada pengampunan, pengudusan
dan pendamaian melalui mempersembahkan
kurban hewan berdasarkan Kitab-Kitab Musa. Itu tak dapat memberikan pembebasan
dari dosa, oleh karena hakikat kurban
binatang itu yang harus dilakukan berulang-ulang atau sebagai sebuah sistem yang
harus senantiasa dilakukan untuk melindungi umat Israel dari kebinasaan yang
diakibatkan perbuatan dosa mereka terhadap Allah. Perhatikan bagaimana sistem ini
ditata sedemikian rupa dalam sebuah keketatan yang tak boleh dilanggar sekali
secara turun-temurun:
Imamat
3:1-17 Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang
dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia
membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus meletakkan tangannya
di atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di depan pintu Kemah
Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah menyiramkan darahnya
pada mezbah sekelilingnya. Kemudian dari korban keselamatan itu ia harus
mempersembahkan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang
melekat pada isi perut itu sebagai korban api-apian bagi TUHAN, dan lagi kedua
buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan umbai
hati yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu. Anak-anak Harun harus
membakarnya di atas mezbah, yakni di atas korban bakaran yang sedang dibakar di
atas api, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN. Jikalau
persembahannya untuk korban keselamatan bagi TUHAN adalah dari kambing domba,
seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia mempersembahkan yang tidak
bercela. Jikalau ia mempersembahkan seekor domba sebagai persembahannya, ia
harus membawanya ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas
kepala persembahannya itu dan menyembelihnya di depan Kemah Pertemuan, lalu
anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya. Kemudian
dari korban keselamatan itu ia harus mempersembahkan lemaknya sebagai korban
api-apian bagi TUHAN, yakni segenap ekornya yang berlemak yang harus dipotong
dekat pada tulang belakang, dan lemak yang menyelubungi isi perut, dan segala
lemak yang melekat pada isi perut itu, dan lagi kedua buah pinggang dan lemak
yang melekat padanya, yang ada pada pinggang, dan umbai hati yang harus
dipisahkannya beserta buah pinggang itu. Imam harus membakarnya di atas mezbah
sebagai santapan berupa korban api-apian bagi TUHAN. Jikalau persembahannya
seekor kambing, ia harus membawanya ke hadapan TUHAN. Lalu ia harus meletakkan
tangannya di atas kepala kambing itu dan menyembelihnya di depan Kemah
Pertemuan, lalu anak-anak Harun harus menyiramkan darahnya pada mezbah
sekelilingnya. Kemudian dari kambing itu ia harus mempersembahkan lemak yang
menyelubungi isi perut, dan segala lemak yang melekat pada isi perut itu
sebagai persembahannya berupa korban api-apian bagi TUHAN, dan lagi kedua buah
pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang dan umbai hati
yang harus dipisahkannya beserta buah pinggang itu. Imam harus membakar
semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi
bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN. Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu:
janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah."
Ini adalah ketetapan
turun-temurun, sudah menunjukan bahwa sistem ini sama sekali tak dapat
membebaskan mereka dari pembinasaan yang disebabkan oleh dosa yang mengurung
atau menyandera mereka sebagai Penguasa kehidupan mereka. Kebinasaan adalah keniscayaan
sementara mereka harus melakukan persembahan kurban binatang itu secara turun
menurun.
Bahkan Allah pun
dapat muak dengan persembahan yang diperintahkan-Nya untuk dilakukan secara
turun-temurun ini, sebab mereka bisa begitu menjijikannya sementara datang menghadap
Tuhan, bahkan bukan saja Imamnya yang dibinasakan tetapi beserta umat-Nya.
Perhatikan sebuah kasus pada era nabi Yesaya ini, untuk memahaminya:
Yesaya1:2-5
Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman:
"Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak
terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak;
keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak
memahaminya." Celakalah bangsa
yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang
jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista
Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. Di mana kamu mau dipukul lagi,
kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu.
Apakah solusinya?
Dengan mempersembahkan kurban binatang? Perhatikan apa yang menjadi solusinya dan darimanakah atau
siapakah yang melakukannya:
Yesaya
1:9 Seandainya TUHAN semesta alam
tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah
menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.
Yesaya
1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba.
Yesaya
1:25 Aku akan bertindak terhadap
engkau: Aku akan memurnikan
perakmu dengan garam soda, dan akan menyingkirkan segala timah dari
padanya.
Mengapa demikian?
Apakah mereka sudah melalaikan ketentuan
yang harus dilakukan turun-temurun dimanapun mereka berada? Tidak, mereka tidak
melalaikannya. Mereka masih setia bertekun mempersembahkan korban binatang itu
untuk maksud mendapatkan pengampunan, pengudusan dan pendamaian:
Yesaya
1:11-13 Untuk apa itu korbanmu yang
banyak-banyak? Apabila
kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut itu dari
padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku? Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya
adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat
atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena
perayaanmu itu penuh kejahatan.
Mereka masih
mempersembahkannya tetapi Tuhan menolak bahkan kurban hewan yang ditetapkan-Nya
sendiri.
Itulah sebabnya,
Yesus Sang Mesias menyatakan bahwa apa yang dituliskan Musa dalam
Kitab-Kitab-Nya itu pada dasarnya menunjuk pada dirinya. Jika demikian apakah
relasi Yesus dengan Kitab-Kitab Tanakh itu. Perhatikan penjelasan Surat Ibrani:
Ibrani
10:1-6 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang
akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan
korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab
jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab
mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan
sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan
adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan
menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
"Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah
menyediakan tubuh bagiku--. Kepada korban bakaran dan korban
penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
Perhatikan ayat 4- 6: “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau
darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia
berkata: "Korban
dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
Kepada korban bakaran dan korban
penghapus dosa Engkau tidak berkenan.” Karena Yesus telah datang maka
korban bakaran dan korban penghapus dosa berdasarkan darah hewan tidak lagi
pernah bekerja. Tidak lagi bekerja karena sebetulnya itu semua adalah bayang-bayang
dari apa yang sedang dinantikan oleh Taurat untuk menggenapinya, yaitu Yesus.
Tidak lagi bekerja karena sementara hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan
mereka yang datang mengambil bagian dalamnya, Yesus dapat menyempurnakan mereka
yang datang mengambil bagian dalam diri-Nya, dalam karya-Nya. Sistem korban itu
harus dilakukan turun-temurun, setiap tahun telah menunjukan bahwa manusia
sungguh berdosa dan dalam pengudusan oleh korban binatang itu, tak sama sekali
membuat mereka secara sempurna lepas dari kebinasaan yang disebabkan perbuatan
dosa. Inipun bukan rekayasa teologi, sebab Yesus sudah menyatakan bahwa
Kitab-Kitab Tanakh itu tidak dapat
memberikan kehidupan, kecuali datang kepada Dia yang dinantikan oleh Kitab
Tanakh itu sendiri.
Itu
sebabnya, harus dilakukan turun-temurun di segala
tempat menunjukan hingga “keturunan Abraham itu, satu-satunya
Mesias yang juga di nubuatkan nabi Musa dari antara bangsanya sendiri, datang atau
lahir. Sehingga ketika Yesus Sang Mesias datang, semua sistem kurban hewan
beserta darahnya telah tak berfungsi sama sekali.
Perhatikan
baik-baik, menyatakan kebenaran ini sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus
dan Barnabas dalam 2 kali ibadah Sabat, tak sama sekali hendak menyatakan bahwa perbuatan baik
atau pertobatan tidak dituntut atau dikehendaki Tuhan. Faktanya di
dalam pertobatan, perbuatan baik, dan persembahan korban binatang yang tak
dapat menguduskan mereka, sementara sebagian besar sudah dibinasakan dan
sebagian kecil diluputkan melalui pengudusan “sekalipun merah seperti kermizi ,
akan menjadi putih seperti salju” yang merupakan tindakan kasih karunia
pengudusan-bukan usaha manusia- tetap Allah memberikan perintah untuk berbuat
baik setelah mereka dikuduskan dari kecemaran dosa dan kejijikan yang
memuakan-Nya.
Perhatikan kembali pada episode Yesaya tadi:
Yesaya
1:16-17 Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah
berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah
keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim,
perjuangkanlah perkara janda-janda!
Yesaya
1:19-20 Jika kamu menurut dan mau
mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi
jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang."
Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.
Setelah dikuduskan oleh Tuhan melalui
tindakan-Nya:
Yesaya
1:25 Aku
akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan garam
soda, dan akan menyingkirkan
segala timah dari padanya.
Yesaya
1:18 Marilah,
baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti
kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Perbuatan
baik tidak menguduskan; pertobatan tidak memurnikan diri mereka. Apa yang
memurnikan adalah tindakan Allah untuk memurnikan dan apa yang
menguduskan mereka bagi-Nya adalah kemurahan Allah dengan mengajak umat-Nya yang telah disebut-Nya sebagai
manusia-manusia kebinasaan atau Sodom
dan Gomora[Yesaya 1:10] untuk berperkara dengan-Nya, yaitu kehendak-Nya atau
firman-Nya yang akan menguduskan mereka dari kenajisan atau kematian atau
kebinasaan Sodom dan Gomora, firman yang akan melakukan ini: “sekalipun dosamu merah seperti kermizi, akan menjadi
putih seperti salju.” Dan memang ini semua bersumber dari kasih
karunia atau tindakan sepihak Allah untuk menyelamatkan sementara IA sendiri
begitu jijik dengan semua ibadah mereka, inilah tindakan sepihak Allah itu:” Seandainya TUHAN semesta alam tidak
meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah
menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.”
Bagaimana
bisa kalau sudah seperti Sodom dan Gomora namun tidak binasa? Bagaimana bisa walau
sudah seperti Sodom dan Gomora dan IA begitu jijik dengan korban-korban
penghapus dosa, IA tak membinasakan keseluruhan Israel? Hanya satu jawabannya:
Kasih Karunia. Darimanakah akarnya? Dari janji-Nya kepada Abraham: “dari
keturunanmu seluruh bangsa akan diberkati.”
Dengan
demikian, pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono
bahwa hukum Taurat dan darah anak domba
dapat membawa kesempatan bagi orang-orang Israel untuk masuk ke bumi yang baru
berdasarkan Taurat demi kasih-Nya
sendiri yang telah ditunjukan kepada Israel sewaktu di bumi, merupakan
kesalahan fatal. Pertama: di perjanjian lama, bahkan
bukan darah dari kurban hewan yang menyelamatkan mereka atau memberikan peluang
kehidupan ke bumi yang baru, tetapi kasih karunia Allah yang terikat kuat pada
bapa bangsa itu sendiri: Abraham, bahwa
keturunannya, yaitu satu-satunya Sang Mesias, itulah yang membuat Israel
tetap ada dan tak binasa. Kedua: sebagaimana Allah dahulu
telah memurnikan mereka, maka kelak semua Israel yang dikehendaki-Nya untuk diselamatkan,
pasti akan mengakui Yesus adalah Sang Mesias sebagaimana telah ditunjukan Musa
kepada mereka. Dan ini pada permulaan penyebaran Injil telah memulai perjalanan
penggenapannya, sebagaimana telah ditunjukan pada peristiwa ini: “Setelah
selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan
penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti
Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati
supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah.”
Ya… hidup dalam kasih karunia Allah, bukan dalam kebenaran berdasarkan taat
pada hukum Taurat.
Bersambung ke bagian 6F
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross transforms present criteria of relevance: present criteria
of relevance do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment