Pages

09 June 2016

Sebuah Tinjauan Pada Teologia Berbahaya



Oleh: Martin Simamora

“Apakah Anda Sudah  Paham Arti  Hidup Di Dalam Kristus ? Dan Hidup Di Dalam Adam ?”

"Ilustrasi"


Seorang pendeta menyatakan ini, dalam sebuah grup bertema “Kristen,” di facebook, bahwa kehidupan seorang Kristen itu harus di dalam Kristus, bukan di dalam Adam. Sekarang, apanya sih yang membuat pandangan ini berbahaya? 

Bukankah itu benar?!



Satu hal yang wajib untuk diperhatikan bagi siapapun yang membaca atau mendengarkan sebuah pengajaran baik buku-buku rohani atau pengajaran seorang pendeta dalam media apapun juga, adalah memeriksanya apakah sesuai dengan Kitab Suci, sekalipun terlihat mirip dengan apa yang pernah kita dengar atau baca, namun benarkah Kitab Suci memaparkannya sebagaimana ujaran atau pengajaran pendeta tersebut.  Bahkan  seorang rasul Paulus pun ketika mengajar, dia memastikan bahwa apa yang disampaikannya itu memang ada tertulis di dalam Kitab Suci. Mari terlebih dahulu melihat pada Paulus:


1Korintus 15:3- Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;


Alkitab  juga memberikan contoh yang baik dan dapat menjadi teladan bagi kita, bagaimana jemaat memperhatikan dan meneliti secara seksama apa saja yang disampaikan oleh para pengajarnya, memeriksa berdasarkan Kitab Suci, yaitu Tanakh, karena pada waktu itu belum ada apa yang disebut perjanjian baru:

Kisah Para Rasul 17:10-12 Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.

Sebaik apapun pada apa yang menjadi nasihat, dan seluhur apapun ajakan, dorongan, atau nasihat, namun bila itu terlepas dari kebenaran yang telah disampaikan oleh Yesus Kristus kepada para rasul-Nya, dan diteruskan oleh para rasul-Nya kepada mereka yang belum pernah mendengarkan injil, maka pengajaran itu harus dikatakan sebagai pengajaran yang tak memiliki dasar-dasar kebenaran. Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pendeta yang bertujuan untuk mengajak orang Kristen agar tidak hidup di dalam dosa, namun membangun nasihat itu di atas dasar yang salah. Dasar yang sama sekali tak diletakan baik oleh Yesus ataupun para rasul.


Hal ini yang menjadi problem yang sangat serius dalam ajarannya, bahkan mengabaikan siapakah Yesus dan siapakah Adam, sehingga pengajarannya menjadi: “siapakah yang ingin anda ikuti? Apakah mengikut Adam ataukah mengikut Kristus? Benarkah Surat Roma,yang juga menjadi rujukan pendeta tersebut, sedang membicarakan mengikut Adam atau mengikut Kristus? 




Apakah benar, Adam adalah sumber kegelapan itu sendiri yang kuasa kegelapannya begitu kekal, sebagaimana kuasa hidup bagi manusia-manusia yang bekerja  pada diri Yesus, sehingga menjadi dasar baginya untuk mengatakan: “mengikut Adam” atau “mengikut Yesus?



Hal terpenting, dengan demikian, adalah memahami siapakah Yesus Kristus itu sendiri, menurutnya sendiri. Saya akan menyajikannya secara ringkas dengan menyajikan ayat-ayat yang bersisikan kesaksian Yesus sendiri mengenai siapakah dia dan kekuasaan yang dimilikinya, namun sangat mendasar untuk diketahui, sehingga dapat memahami mengapa teologia ini begitu berbahaya.



Siapakah Yesus Kristus


Menurut Yesus Kristus, dia adalah:

▬Yohanes 5:19-20 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.

▬Yohanes 5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.



▬Yohanes 5:22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,



▬Yohanes 5:23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.




▬Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.



▬Yohanes 5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.



▬Yohanes 5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.


▬Yohanes 5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,


▬Yohanes 5:30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.


▬Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,



▬Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."


▬Yohanes 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini.


▬Yohanes 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."



▬Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu."

▬Yohanes 12:23,27 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (27) Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.




▬Yohanes 14:1-3 Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

▬Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Yohanes 17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

▬Yohanes 17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

▬Yohanes 17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

▬Markus 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.



▬Matius 25:31-33 Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.




Selanjutnya, saya, juga secara ringkas akan menyajikan bagi anda para pembaca budiman, siapakah Adam, berdasarkan apa yang disaksikan oleh Kitab-Kitab Suci, terutama pada Kitab Musa  Yang Pertama.



Siapakah Adam

 

Mengenai Adam, kita hanya dapat mengetahuinya dari apa yang dinyatakan oleh Kitab Suci. Adam sendiri adalah manusia pertama dan bermakna “manusia.” Perhatikan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci:

►Kejadian 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.


►Kejadian 2:16-17 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."


►Kejadian 2:18-23 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."


►Kejadian 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."



►Kejadian 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."



►Keluaran3:17-19 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."



►Kejadian 3:23-24 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

►Kejadian 5:5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.




Manusia dikatakan ciptaan yang hampir sama dengan Allah, namun bukan sama sekali “allah” karena yang dimaksud dengan hampir sama adalah: sebagaimana Allah berkuasa atas segala ciptaan-Nya, maka demikian juga manusia atas semua mahkluk hidup lainnya:


●Mazmur 8:3-9 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!


Sehingga aspek keilahian yang tetap Tuhan letakan pada manusia sehingga dikatakan hampir seperti Allah, merupakan kuasa yang semata meletakan segala buatan tangan-Nya di bawah kaki manusia itu. Tidak sama sekali Ia sendikit saja dengan kuasanya bisa mendikte atau menekan Allah, selain atas segala binatang!



Itulah kemuliaan manusia pertama yang bersinar penuh kemilau di bumi terhadap segala ciptaan-Nya:


●Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Wujud bahwa manusia itu hampir seperti Allah dalam cara yang demikian, bukan karena manusia itu sendiri, tetapi karena tindakan Allah yang menjadikan manusia itu untuk memiliki kemampuan intelektual atau berpikir yang sangat luar biasa, mengatasi segala ciptaan Allah yang lainnya. Kemampuan manusia sebagai mahkluk yang  berpikir  bahkan menciptakan nampak jelas pada Kejadian 2 ini:

Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan 

Manusia adalah mahkluk kreatif, innovator yang  ulung dan mampu mengembangkan peradabannya, dimulai dengan taxonomi yang pasti masih primitif: menentukan nama-nama setiap ciptaan di dunia ini. Manusia dengan demikian diberikan tempat oleh Allah dalam ciptaan-Nya yang sempurna itu untuk mengembangkan ciptaan-Nya, berdasarkan kuasa yang diberikan-Nya. Itu sebabnya dalam “manusia hampir seperti Allah” tak pernah membuat ia menjadi allah dalam arti memiliki  kemahaan sebagaimana Allah.



Salah satu bukti bahwa manusia walau dikatakan “dibuat  hampir seperti Allah” tidak sama sekali membuat manusia memiliki kemahaan sebagaimana Allah, nampak kala manusia itu diperdaya oleh iblis melalui muslihatnya melalui seekor binatang melata:

Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.


Kejadian 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

Adam atau “manusia” adalah orang yang paling bertanggungjawab di mata Tuhan sehingga dialah yang dipanggil pertama kali. Kemampuan manusia yang seperti Allah, karena tidak menjadikan dia menjadi “Anak Allah” sebagaimana pada Yesus maka Adam tanpa dapat ditahan segera tergelincir.



Mari kita membandingkannya dengan Yesus Kristus:

Matius 4:1-11 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.



Pada Yesus, sebagai Anak Allah, Ia memiliki kemahaan yang tak dimiliki Adam. Apakah itu? Yesus mahatunduk atau mahasetia sekalipun dalam kelemahan fisik akibat berpuasa 40 hari 40 malam, sehingga dalam keadaan demikian Ia tak sama sekali dapat dijungkalkan oleh muslihat Iblis yang memutarbalikan kebenaran firman, kala iblis, kepada Yesus, berkata: “Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Sebuah situasi yang begitu kontradiksi pada Adam, kala iblis melalui ular melakukan strategi yang sama persis: “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat-Kejadian 3:4-5."



Sekarang, sebelum saya menunjukan keberbahayaan pengajaran pendeta tersebut, saya akan menyajikan tabel sederhana untuk menunjukan perbedaan antara manusia Adam dengan manusia Yesus:


PERBANDINGAN MANUSIA ADAM TERHADAP MANUSIA YESUS KRISTUS
Indikator-indikator
Manusia Adam
Manusia Yesus
Keberasalan
Dunia ini
Datang dari Sorga
Kuasa terhadap dosa
Takluk pada dosa
Menaklukan dosa
Relasi dengan Allah
Di usir dari hadapan Allah
Satu dengan Allah walau di bumi
Kuasa untuk menaati Allah
Tidak memiliki kuasa untuk taat sekalipun berupaya untuk menaatinya
Memiliki Kuasa Ilahi dalam kesatuan: Kehendak Allah dan Kehendaknya tak terpisahkan
Kuasa terhadap kematian
Mati dalam perbudakan kematian
Mati untuk menaklukan kematian dengan bangkit
Kuasa untuk memberikan hidup kepada manusia lainnya
Tidak ada
ada
Kuasa untuk menaklukan maut
Tidak ada
Ada
Kuasa hidup kekal
Tidak ada
Ada, bahkan berkuasa untuk memberikannya kepada yang percaya dan hidup dalamnya
Keselarasan diri dengan pikiran dan kehendak Allah
Tidak ada, sebab lebih mendengarkan iblis
Sempurna tak bercela, sebab tindakan dan perkataannya bukan kehendaknya tetapi Allah
Kuasa untuk menghakimi manusia
Tidak ada, sebab dia sendiri akan dihakimi oleh Yesus Sang Mesias
Ada, sebagaimana Bapa, bahkan Bapa nanti tidak turut menghakimi, karena telah diserahkan sepenuhnya kepada Anak
Kekuasaan yang diberikan Allah
Hampir sama seperti Allah, yaitu berkuasa atas segala ciptaan-Nya dan kuasa untuk menentukan nama-namanya
Kuasa sebagaimana Allah adanya, sehingga Ia berkusa dan berdaulat penuh atas; dosa atau maut atau kematian atau kebinasaan atau kegelapan, menghakimi manusia atas dosa,menghakimi iblis itu sendiri
Kekuasaan atas hari dan penentuan akhir zaman dan kesudahan manusia
Tidak ada sama sekali, sebab manusia itu mati
Ada, bahkan Dialah yang akan datang bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya untuk mengakhiri dunia dalam kekuasaan maut dan menjatuhkan penghukuman dan menggenapi janji-janji-Nya kepada setiap domba-domba-Nya


Sehingga di sini secara gamblang terlihat perbedaan manusia Adam terhadap manusia Yesus Kristus.




Teologi Berbahaya Sebab Tidak Menunjukan Kemutlakan Yesus Sebagai Juruselamat Manusia, Tetapi Pada Upaya Manusia  Untuk Memilih Mengikuti Adam Atau Mengikuti Yesus
Sehingga ketika seorang pendeta mengajarkan: mau mengikuti Adam atau mau mengikuti Yesus, sekalipun dalam semangat yang berupaya menunjukan siapakah yang harus diikuti, dan dan bahwa setiap orang Kristen harus berjuang menjauhi segala perbuatan dosa, namun sebuah kesalahan yang amat menista Yesus Kristus telah dilakukannya




Mengapa? Sebab Yesus tak pernah sejauh itu dari diri manusia-manusia Kristen sejati dalam perjuangannya untuk hidup dalam kehendak-Nya dan Bapa-nya. Hal kedua, Adam bukan sama sekali sumber atau aikon dosa, tetapi Iblis sebagaimana Yesus katakan. Dan tentu saja rasul Paulus tidak pernah bermaksud sebagaimana yang dimaksudkan oleh pendeta tersebut.
Ketika Adam jatuh kedalam dosa, itu bukan sebuah peristiwa yang terisolasi dari semua manusia-manusia lainnya seolah dosa adalah masalah perilaku yang diteladankan Adam. 



Pendeta tersebut berkata:

●“Adam dicobai jatuh, Yesus dicobai tidak jatuh. Apakah anda  tidak mau ngaku ikut Yesus tetapi terus dalam kekalahan.”

● “Apakah anda tidak malu ikut Yesus tetapi terus dalam kekalahan? Itu maksud saya hidup dalam Kristus adalah hidup yang berkemenangan dalam atas dosa, bukan kekalahan seperti Ada.”

● “Anda mau bela Adam, silahkan itu lambang kedagingan. Lambang perbudakan. Ini yang saya mau tekankan. Anda nggak perlu tanya teologia saya darimana. Ini jelas dari Alkitab.



Sekalipun pendeta tersebut memang merujukannya dari Alkitab, sebagaimana anda dapat melihatnya di sini:






namun, pada apa yang dikutipnya itu saja, tidak sama sekali sedang menunjukan pada apa yang hendak dinyatakannya:” Adam dicobai jatuh, Yesus dicobai tidak jatuh. Apakah anda  tidak mau ngaku ikut Yesus tetapi terus dalam kekalahan.” Saya, pertama-tama, harus menyatakan secara tegas bahwa Yesus menjadi jalan keselamatan bagi manusia bukan dengan cara manusia itu meneladaninya atau mengikut Yesus dalam cara melakukan penyelarasan diri berdasarkan  tindak-tanduk eksternal  Yesus yang dapat ditangkap oleh manusia, bukan meneladani Adam. Itu tak pernah sama sekali menjadi pemberitaan Yesus dan apalagi Paulus.




Mari terlebih dahulu, kita melihat Surat Roma yang dikutip oleh pendeta tersebut:


Roma 5:12- 21Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.



Pendeta tersebut memberikan judul di atas ayat yang dikutipkannya itu: “JIKA ANDA MASIH HIDUP DI DALAM ADAM ANDA BINASA, JIKA ANDA SUDAH DI DALAM KRISTUS ANDA SELAMAT.”


Pertanyaannya, apakah pada bagian Surat Roma yang sedang dikutip oleh pendeta tersebut, rasul Paulus sedang membicarkan keselamatan atau ketidakbinasaan seorang manusia itu berdasarkan perbuatan atau perjuangan manusia untuk memilih Yesus? Dengan kata lain, apakah seseorang itu dapat berada di dalam Kristus karena perjuangannya dengan meneladani perbuatan Yesus, bukan Adam?



Begitu sukar untuk dipahami bagaimana pendeta itu dapat membangun pengajaran “hidup dalam Kristus” berupa aktivitas-aktivitas manusia untuk meneladani manusia Yesus, dan meninggalkan perilaku atau bukan meneladani manusia Adam, sebab rasul Paulus tepat pada bagian yang dikutipnya sendiri telah menyatakan bahwa seseorang dapat berada dalam Yesus Kristus adalah kasih karunia yang dilimpahkan Allah atas dirinya, oleh karena satu orang yaitu Yesus Kristus:


●jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus

penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran

●yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus

kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Oleh Yesus Kristus, bukan karena anda atau saya yang meneladani Yesus Kristus, bukan meneladani Adam, maka dengan demikian anda hidup dalam Kristus. Paulus, sendiri, menegaskan satu-satunya sebab mengapa anda dan saya dapat hidup dalam Kristus, itu oleh kasih karunia Allah, bukan karena perjuanganmu. Oleh Allah karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Kasih karunia itu datang kepadamu bukan karena pekerjaan dua orang, yaitu anda dan Yesus yang melakukan kerjasama, tetapi satu orang yang satu-satunya diperhitungkan Allah sebagai dasar pembenaran yang dilakukan-Nya terhadap seorang manusia berdosa. “Kasih karunia” bukan sama sekali seperti ini: ”Adam dicobai jatuh, Yesus dicobai tidak jatuh. Apakah anda  tidak mau ngaku ikut Yesus tetapi terus dalam kekalahan.” Bukan karena anda memilih untuk mengikut Yesus dan tidak mengikut Adam, maka berdasarkan itulah Allah kemudian melimpahkan kasih karunia. Ini sungguh asing sebab, pertama-tama dan satu-satunya, Yesus sendiri tak pernah mengajarkan demikian.




Jikapun Adam ada disinggung, maka konteksnya adalah mengapa keselamatan itu berdasarkan kasih karunia dan bukan berdasarkan pada ketaatan seorang manusia pada hukum Taurat


Perhatikan bagaimana Paulus menjelaskannya:


Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang


Perhatikan kata-kata atau kalimat-kalimat luar biasa ini: “zaman Adam,” “Adam,” “dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang,” “dosa itu juga maut,” “maut itu telah menjalar kepada semua orang,” “karena semua orang telah berbuat dosa,” maka ini semua menunjukan ketakberdayaan total manusia untuk menaklukan dosa dan apalagi oleh dirinya sendiri dapat masuk kedalam kasih karunia Allah berdasarkan perbuatan meneladani  Yesus, bukan meneladani Adam. Dalam hal ini, anda tak perlu meneladani Adam sehingga anda berbuat dosa. Setiap manusia berdusta bahkan tak pernah karena meneladani Adam. Anda tak perlu diajari bagaimana berdosa sebab hati dan pikiran manusia begitu pintar merancang hal-hal jahat.




Bukankah Tuhan sendiri menyatakan bahwa setiap manusia memang menghendaki atau menyukai kejahatan bahkan di dalam hatinya, sebagaimana dalam  pernyataan ini:



■Kejadian 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata

■Matius 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.


■Matius 5:28-29 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.



■Markus 7:21-23 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."



Ingatlah kembali, Paulus mengatakan dosa adalah maut dan “dosa telah masuk melalui satu orang,” dan “maut menjalar.” Yesus Sang Mesias berkata: hanya karena memandang dan menginginkan seorang perempuan yang bukan isterinya maka itu adalah sebuah zina dan hukumannya tegas dan pasti: maut atau kebinasaan. Itulah yang dimaksud dengan maut menjalar karena dosa, dan dosa itu masuk melalui satu orang. Sama sekali tak ada membicarakan apakah manusia itu meneladani Adam sehingga berdosa. Sebaliknya Paulus menjelaskan bagaimana maut telah menjalar kepada semua manusia karena telah berbuat jahat. Problem maut yang paling mengerikan adalah: hanya karena sebuah hasrat tersembunyi yang belum lagi mewujud maka ia telah berdosa dan maut adalah kepastian baginya, tanpa dapat dikoreksi. Bandingkan dengan pengajaran pendeta tersebut yang menyatakan hidup dalam Kristus merupakan tindakan manusia untuk meneladani perilaku Yesus dan bukan  perilaku dan tindakan Adam. Jika berbicara meneladani atau mengikuti maka kebenaran yang diajarkan pendeta tersebut, itu begitu jauh dari sedikit saja kehendak Yesus: sucilah dan kuduslah mulai dari tempat yang paling tersembumyi: hatimu atau hasrat-hasratmu. Bagi Yesus, sedikit saja mencuat hasrat dan belum lagi merupakan tindakan, maka itu adalah maut. Ingat, bahwa Allah membinasakan manusia dengan air bah  global, bukan karena Ia semata melihat dari sorga ke bola bumi ini pada perbuatan-perbuatan manusia itu, tetapi IA, bahkan, melihat hati semua manusia , yang  berisikan kejahatan semata-mata isi hatinya [Kejadian 6:5].




Tanpa perlu perbantahan, bahkan Roma 5 yang dikutip pendeta tersebut telah menjelaskan bagaimana seseorang itu masuk ke dalam kasih karunia Allah:


▬Roma 5:1-2 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.


Kita dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, itu semua oleh Yesus Kristus dalam pengimanan saya dan anda kepada-Nya. Bukan sama sekali seperti yang diajarkan oleh pendeta tersebut bahwa: ”anda harus memilih untuk meneladani Yesus Kristus yang berhasil melawan  godaan iblis, bukan Adam yang yang gagal melawan iblis. Bahkan Paulus, sebagaimana Yesus, telah menyatakan bahwa  kita semua sebagaimana natur Adam  itu sendiri, sama sekali tak berdaya untuk hidup di dalam Kristus.



Yesus bukan sekedar  manusia [sebagaimana Adam] yang berhasil menaklukan godaan iblis sehingga ia adalah manusia yang berhasil dihadapan Allah, sementara Adam gagal, karena Yesus tidak sama dengan Adam. Sementara Yesus datang dari sorga, Sang Terang Dunia, Sang Penakluk Maut, Sang Hakim baik atas iblis dan manusia, Adam, pada sisi lainnya, sama sekali seorang manusia fana saja di dalam  kegagalannya itu.



Perbedaan tajam yang sedemikian telah ditunjukan oleh rasul Paulus kepada jemaat Tuhan di Korintus:

▬1Korintus15:21-24 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.


Mengapa dikatakan bahwa seseorang itu dapat hidup dalam Kristus merupakan kasih karunia? Karena dalam dosa yang adalah maut, maka semua manusia berdosa itu mati. Jika semua mati, bagaimana bisa diajarkan oleh seorang pendeta bahwa sekalipun anda mati anda harus memilih Yesus. Mati dalam hal ini digambarkan oleh Paulus sebagai persekutuan dengan Adam atau persekutuan dengan maut yang masuk melalui satu orang bernama “manusia” atau “Adam.Itu sebabnya, itu merupakan realitas aktual pada bagaimana sebetulnya wujud ketakberdayaan atau kematian rohani yang absolut itu. Karena demikian absolutnya kematian itu membelenggu manusia, maka Paulus kemudian menyatakan: “semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” Hanya  dalam persekutuan dalam Kristus saja maka anda dapat dihidupkan kembali. Bagaimana bisa saya pergi mendatangi Kristus untuk bersekutu dengannya sementara saya masih mati? Beginilah Paulus menjelaskannya:


▬Roma 5:6-11 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.


Bagaimana saya bisa datang kepada persekutuan Kristus agar dihidupkan-Nya kembali, sementara masih mati, itu hanya karena tindakan Allah yang menunjukan kasih-Nya pada kita, bahkan saat masih orang-orang durhaka atau masih dalam perbudakan dosa, masih belum dibenarkan oleh darah-nya,dan masih belum diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya.


Ini semua selaras dengan apa yang dahulu disabdakan oleh Yesus sendiri:

Yohanes 6:65  Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."


Sehingga bukan sama sekali seperti yang diajarkan oleh pendeta tersebut. Sama sekali Alkitab tidak menunjukan demikian! Yang ada, pendeta tersebut, hanyalah memanipulasi tanpa memperhatikan apa yang sebetulnya hendak ditekankan dan diangkat oleh rasul Paulus dalam bagian Surat Roma yang dikutipkannya, apalagi ketika nama Adam disinggung, bukan sama sekali berbicara apakah orang tersebut meneladani Adam yang merupakan simbol dosa atau maut, atau meneladani Yesus, oleh setiap orang percaya dan mengalami kemenangan gemilang, dengan demikian, itulah jalan keselamatan saya dan anda. Tidak sama sekali, tetapi jalan keselamatan itu diperoleh karena kasih karunia!



Ini bukan membela Adam. Ini sebuah kecurigaan yang begitu kronis pada diri manusia berdosa namun masih berpikir dapat mencapai sorga oleh dirinya. Bahkan, tahukah anda, bahkan rasul Paulus sendiri harus menegaskan, bahwa dia bukan sedang membela “Adam”, tidak demikian. Dengan mengenal keselamatan berdasarkan kasih karunia semata, bukan berarti lalu saya dan anda ya..sudah, mau berdosa atau tak berdosa, nggak masalah tuh.. bukan dan tak pernah.
                                              


Perhatikan pernyatan rasul Paulus ini:

▬Roma 6:1- 11Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.




Lalu apakah keseharian kehidupan seorang yang diselamatkan oleh satu orang yaitu Yesus Kristus? Beginilah Paulus menasihatkan pada kita:

▬Roma 6:12-13 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.



Apakah semangat kehidupan seseorang yang hidup didalam kasih karunia karena Yesus Kristus? Beginilah Paulus menegaskan bagi kita:

▬Roma 6:15-18 Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.



Sementara jiwamu sudah diselamatkan-Nya, maka hendaklah tubuh daging yang akan binasa ini dan membusuk didalam tanah ini, diserahkan pada kebenaran sehingga bukan melayani godaan dosa, tetapi melayani kehendak Tuhan, berdasarkan keselamatan yang sudah kuperoleh dan anda  peroleh:


▬Roma 6:19Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.


Sementara jiwaku sudah dikuduskan-Nya dan diselamatkan-Nya, bahkan itu tidak berdasarkan keadaan tubuh dagingku yang begitu berdosa, namun  kehidupan di dalam kebenaran  adalah hal yang harus saya kejar, sehingga menjadi kehidupan utama bagi saya dan anda. Apakah kehidupan dalam kebenaranku sehari-hari, itu adalah: menyerahkan anggota-anggota tubuh ini agar menjadi hamba kebenaran yang membawa saya kepada pengudusan.


Sehingga ada sebuah keharmonian antara penyelamatan berdasarkan kasih karunia dengan perilaku keseharian yang harus dihidupinya dari hari-ke hari dalam natur barunya: diselamatkan oleh Yesus Kristus.Jadi dalam hal ini tak ada sebuah kepicikan hati dalam kehidupan keselamatan dalam kasih karunia, namun sebuah keberterusterangan dalam kelemahan tubuhku dan anda yang harus  secara waktu demi waktu menyerahkannya atau berhambakan pada kebenaran yang membawa kepada pengudusan.



Pengudusan eksternal ini, dasarnya adalah pengudusan oleh Yesus Kristus, yaitu setelah saya dihidupkan kembali dalam kehidupan persekutuanku dengan Yesus Kristus. Sehingga memang ini bagaikan kehidupan percintaan antara Juruselamatku dengan diriku yang dicintainya. Setidak-tidaknya bagaimana aku sebagai seorang suami mengeksternalkan kekudusan pernikahanku dengan membangun kesetiaan terhadap pasangan, membangun kasih sayang kudus pada isteri dengan terus-menerus memahaminya dan menuntunnya kepada kehidupan yang semakin mengenal Tuhan agar menguasai kehidupannya. Pada dasarnya ini bukan teori tetapi sebuah praktik hidup kudus, karena Dia yang berdiam dalamku adalah kudus. Itu adalah tantangan dan juga kebahagiaan, dan merasakan bagaimana pedihnya perasaan kala sebagai yang dikasihinya gagal memberikan cinta terbaiknya dari waktu ke waktu. Pada akhirnya inilah yang harus diteladani dari rasul Paulus:


▬Filipi 3:9-16dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.


Marilah semua yang telah hidup dalam persekutuan dengan Kristus, kita tingkatkan pengertian yang telah kita capai, kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. Semua ini, hanya terjadi jika saya  dan anda telah dihidupkan kembali di dalam persekutuan dengan Kristus.




1Kor 15:47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.



Amin


Segala Pujian Hanya Bagi Tuhan



No comments:

Post a Comment