Pages

25 June 2016

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-3)

Oleh: Martin Simamora

YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-3)”




Israel, eksistensinya, tidak pernah sama sekali dilestarikan oleh hukum Taurat atau keamanan janji keselamatan dari Allah melalui satu-satunya keturunan yang akan meremukan kepala iblis [Kejadian 3:15] kepada Adam dan Hawa, kemudian kepada Abraham dan Musa [Kisah Para Rasul 3:18-25], pada penggenapannya, juga tidak sama sekali bergantung pada ketaatan orang-orang Israel, pun perihal ini telah dinyatakan injil Matius dalam cara yang sangat tajam, sebab menyingkapkan kejahatan Daud atas panglima perangnya sendiri demi memiliki isteri panglima tersebut. Mari perhatikan injil Matius:

Matius1:1-6 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,


Injil Matius tetap mencatat Salomo atau Yedija adalah anak dari isteri Uria atau isteri orang lain yang diinginkannya dan direbutnya melalui sebuah konspirasi keji untuk membunuh Uria agar Batsyeba dapat dimilikinya.


Yesus Kristus anak Daud. Salomo adalah benih Daud yang sudah dinyatakan kebinasaannya oleh nabi Natan namun demi janji-Nya sendiri, IA telah menyingkirkan kemurkaan-Nya. Jikalau TUHAN tidak menyayangkannya dari  murka-Nya maka mustahil Mesias akan lahir dari trah Daud. 


Perhatikanlah janji-Nya kepada nabi Yeremia, dalam kemurkaan-Nya yang menyala-nyala:


Yeremia 33:17-20-26  Sebab beginilah firman TUHAN: Keturunan Daud tidak akan terputus duduk di atas takhta kerajaan kaum Israel! Dan keturunan imam-imam orang Lewi tidak akan terputus mempersembahkan korban bakaran di hadapan-Ku dan membakar korban sajian dan mengorbankan korban sembelihan sepanjang masa." Firman TUHAN datang kepada Yeremia, bunyinya: Firman TUHAN datang kepada Yeremia, bunyinya: maka juga perjanjian-Ku dengan hamba-Ku Daud dapat diingkari, sehingga ia tidak mempunyai anak lagi yang memerintah di atas takhtanya; begitu juga perjanjian-Ku dengan orang-orang Lewi, yakni imam-imam yang menjadi pelayan-Ku. Seperti tentara langit tidak terbilang dan seperti pasir laut tidak tertakar, demikianlah Aku akan membuat banyak keturunan hamba-Ku Daud dan orang-orang Lewi yang melayani Aku." Firman TUHAN datang kepada Yeremia, bunyinya: Tidakkah kauperhatikan apa yang dikatakan orang-orang ini: Kedua kaum keluarga yang dipilih TUHAN itu telah ditolak-Nya? Dengan demikian mereka menghina umat-Ku, dianggapnya bukan suatu bangsa lagi. Beginilah firman TUHAN: Jika Aku tidak menetapkan perjanjian-Ku dengan siang dan malam dan aturan langit dan bumi, maka juga Aku pasti akan menolak keturunan Yakub dan hamba-Ku Daud, sehingga berhenti mengangkat dari keturunannya orang-orang yang memerintah atas keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. Sebab Aku akan memulihkan keadaan mereka dan menyayangi mereka."


Tuhan sendiri yang menyatakan bahwa keamanan janji akan kedatangan Mesias melalui bangsa Israel, bukan melalui hukum Taurat atau berdasarkan ketaatan bangsa Israel terhadap hukum Taurat. Jika bukan berdasarkan janji, maka pastilah Daud harus binasa, yang berarti “berhenti mengangkat dari keturunannya orang-orang yang memerintah atas keturunan Abraham, Ishak dan Yakub.”


Karena bukan berdasarkan ketaatan pada hukum Taurat, namun berdasarkan pada janji maka Mesias dapat hadir ke dunia ini melalui keturunan Daud. Pada injil Matius, silsilah ini ditutup dengan sebuah pesan yang kuat bahwa jika bukan karena janji-Nya, pasti Isrel sudah binasa:


Matius 1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.




Bukan Karena Ketaatan Pada Hukum Taurat Maka Lestari, Tetapi Karena IA Telah Berjanji Menggenapinya


Apakah ketaatan pada hukum Taurat yang memastikan atau menggenapi rencana Allah bahwa Mesias harus datang dari Israel? Bukan sama sekali, tetapi karena janji-Nya. Lihatlah bagaimana injil Matius malah menunjukan dalam penghukuman atau dalam kemurkaan Tuhan yang begitu berapi-api, tidak sama sekali menggagalkan janji-Nya atas Israel:

-Empat belas keturunan sampai pembuangan ke Babel
-Empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus


Dari Daud dan setelahnya, Israel terus merosot dan berakhir sebagai bangsa buangan! Tuhan membuang bangsa ini ke dalam penguasaan bangsa lain untuk dijajah dan diperbudak hingga sama sekali tak bias menjadi pilot project manusia yang dikehendaki Tuhan, selain menjadi tontonan bangsa lain bagaimana bangsa itu dihukum. Apakah dengan demikian, janji kedatangan Mesias dari Daud dan dari bangsa Israel berakhir? Tidak namun secara khusus dicatat oleh injil Matius bahwa janji-Nya tetap hidup dengan cara pemeliharaan-Nya yang ajaib demi penggenapan maksud-Nya atau tujuan-Nya melalui bangsa ini: 14 keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Janji Allah kepada Israel sebagaimana yang disampaikan nabi Yeremia adalah era Israel dalam perbudakan Babel! [Yeremia1:1-3 Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia. Firman itu datang juga dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima].



Mari sejenak kita sekilas melihat bagaimana Israel jatuh ke tangan Babel:


2Raja-Raja 24:1-20 Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia. TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi. Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang dilakukannya, dan juga oleh karena darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya. Selebihnya dari riwayat Yoyakim dan segala yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? Kemudian Yoyakim mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Raja Mesir tidak lagi keluar berperang dari negerinya, sebab raja Babel telah merebut segala yang termasuk wilayah raja Mesir mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat. Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta binti Elnatan, dari Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan ayahnya. Pada waktu itu majulah orang-orang Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem dan kota itu dikepung. Juga Nebukadnezar, raja Babel, datang menyerang kota itu, sedang orang-orangnya mengepungnya. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan raja Babel, ia sendiri, ibunya, pegawai-pegawainya, para pembesarnya dan pegawai-pegawai istananya. Raja Babel menangkap dia pada tahun yang kedelapan dari pemerintahannya. Ia mengeluarkan dari sana segala barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan istana raja; juga dikeratnya emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait TUHAN seperti yang telah difirmankan TUHAN. Ia mengangkut seluruh penduduk Yerusalem ke dalam pembuangan, semua panglima dan semua pahlawan yang gagah perkasa, sepuluh ribu orang tawanan, juga semua tukang dan pandai besi; tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah dari rakyat negeri. Ia mengangkut Yoyakhin ke dalam pembuangan ke Babel, juga ibunda raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya dan orang-orang berkuasa di negeri itu dibawanya sebagai orang buangan dari Yerusalem ke Babel. Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya, sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel. Kemudian raja Babel mengangkat Matanya, paman Yoyakhin, menjadi raja menggantikan dia dan menukar namanya menjadi Zedekia. Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hamutal binti Yeremia, dari Libna. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan Yoyakim. Sebab oleh karena murka Tuhanlah terjadi hal itu terhadap Yerusalem dan Yehuda, yakni bahwa Ia sampai membuang mereka dari hadapan-Nya. Zedekia memberontak terhadap raja Babel.



Generasi Israel setelah Salomo atau Yedija, semakin lama semakin merosot sehingga Tuhan menghukum mereka dan menghendaki kebinasaannya:


“TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi. Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang dilakukannya, dan juga oleh karena darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya


Dan ketidaktaatan pada kehendak kudus Tuhan dalam hukum Taurat itu, bukan sekedar dibuang dan dihina tetapi dibinasakan dalam sebuah penistaan akan hidup itu sendiri sebagaimana perbuatan dosa mereka, semacam ini: “darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah.” Penghukuman Tuhan adil dan setimpal dengan perbuatan jahat mereka:

2Raja-Raja 25:1-26 Maka pada tahun kesembilan dari pemerintahannya, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan. Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia. Mereka menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel. Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu--itulah tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel--datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, pegawai raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja dan semua rumah di Yerusalem; semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang. Juga tiang-tiang tembaga yang ada di rumah TUHAN dan kereta penopang dan "laut" tembaga yang ada di rumah TUHAN dipecahkan oleh orang Kasdim dan tembaganya diangkut mereka ke Babel. Kuali-kuali, penyodok-penyodok, pisau-pisau dan cawan-cawan dan segala perkakas tembaga yang dipakai untuk menyelenggarakan kebaktian, diambil mereka, juga perbaraan-perbaraan dan bokor-bokor penyiraman, baik segala yang dari emas maupun segala yang dari perak, diambil oleh kepala pasukan pengawal itu. Adapun kedua tiang, "laut" yang satu itu, kereta penopang yang dibuat oleh Salomo untuk rumah TUHAN, tiada tertimbang tembaga segala perkakas ini. Delapan belas hasta tingginya tiang yang satu, dan di atasnya ada ganja dari tembaga; tinggi ganja itu tiga hasta dan jala-jala dan buah-buah delima ada di atas ganja itu sekeliling, semuanya itu tembaga. Dan seperti itu juga tiang yang kedua, disertai jala-jala. Lalu kepala pasukan pengawal itu menangkap Seraya, imam kepala, dan Zefanya, imam tingkat dua dan ketiga orang penjaga pintu. Dari kota itu ditangkapnya seorang pegawai istana yang diangkat mengepalai tentara, dan lima orang pelayan pribadi raja yang terdapat di kota itu, dan panitera panglima tentara yang mengerahkan rakyat negeri menjadi tentara, dan enam puluh orang dari rakyat negeri yang terdapat di kota itu. Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, menangkap mereka dan membawa mereka kepada raja Babel, di Ribla. Lalu raja Babel menyuruh membunuh mereka di Ribla, di tanah Hamat. Demikianlah orang Yehuda diangkut ke dalam pembuangan dari tanahnya. Tentang rakyat yang masih tinggal di tanah Yehuda yang ditinggalkan oleh Nebukadnezar, raja Babel, diangkatnyalah atas mereka Gedalya bin Ahikam bin Safan. Ketika semua panglima tentara dengan orang-orangnya mendengar bahwa raja Babel telah mengangkat Gedalya, maka pergilah mereka kepada Gedalya, ke Mizpa, yaitu Ismael bin Netanya, Yohanan bin Kareah, Seraya bin Tanhumet, orang Netofa itu, dan Yaazanya, anak seorang Maakha, bersama dengan anak buahnya. Lalu bersumpahlah Gedalya kepada mereka dan anak buah mereka, katanya kepada mereka: "Janganlah kamu takut terhadap pegawai-pegawai orang Kasdim itu; tinggallah di negeri ini dan takluklah kepada raja Babel, maka keadaanmu akan menjadi baik." Tetapi dalam bulan yang ketujuh datanglah Ismael bin Netanya bin Elisama, seorang yang asalnya dari keturunan raja, dan sepuluh orang bersama-sama dengan dia; mereka membunuh Gedalya dan orang-orang Yehuda dan orang-orang Kasdim yang ada bersama-sama dengan dia di Mizpa. Maka bangkitlah seluruh rakyat, dari yang kecil sampai yang besar, serta panglima-panglima tentara, lalu larilah mereka ke Mesir, sebab mereka takut terhadap orang Kasdim itu.



Ketika nabi Natan menyatakan penghukuman maut atas Daud beserta Batsyeba, perempuan yang merupakan ister Uria maka ada satu hal  yang tak tersingkirkan dan tak pernah disingkirkan oleh Tuhan bahkan dalam IA sendiri menjamin keamanan  penggenapan datangnya Mesias melalui keturunan Daud melalui rahim seorang perempuan bernama Batsyeba-isteri panglimanya yang dibunuhnya itu. Ini yang tak tersingkirkan:


2Samuel 12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.


Oleh karena  Daud telah mengambil istri orang lain untuk menjadi isterinya maka pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya!


Jika anda membaca saja 2 Raja-Raja 25 itu saja, maka anda akan melihat bagaimana pembinasaan oleh pedang itu lekat dengan nama Salomo. Bahkan dalam pembuangan itu, Bait Allah tidaklah ada gunanya bagi Tuhan untuk dipertahankan sebab Ia tak berkenan untuk dijumpai, sehingga dalam episode yang begitu kelabu semacam ini, pemandangan yang begitu memilukan harus terjadi:


“Juga tiang-tiang tembaga yang ada di rumah TUHAN dan kereta penopang dan "laut" tembaga yang ada di rumah TUHAN dipecahkan oleh orang Kasdim dan tembaganya diangkut mereka ke Babel. Kuali-kuali, penyodok-penyodok, pisau-pisau dan cawan-cawan dan segala perkakas tembaga yang dipakai untuk menyelenggarakan kebaktian, diambil mereka, juga perbaraan-perbaraan dan bokor-bokor penyiraman, baik segala yang dari emas maupun segala yang dari perak, diambil oleh kepala pasukan pengawal itu. Adapun kedua tiang, "laut" yang satu itu, kereta penopang yang dibuat oleh Salomo untuk rumah TUHAN, tiada tertimbang tembaga segala perkakas ini. Delapan belas hasta tingginya tiang yang satu, dan di atasnya ada ganja dari tembaga; tinggi ganja itu tiga hasta dan jala-jala dan buah-buah delima ada di atas ganja itu sekeliling, semuanya itu tembaga. Dan seperti itu juga tiang yang kedua, disertai jala-jala. Lalu kepala pasukan pengawal itu menangkap Seraya, imam kepala, dan Zefanya, imam tingkat dua dan ketiga orang penjaga pintu.”

Bahkan para imam turut serta disita!



Apakah kemudian Israel sebagai bangsa dan kerajaan binasa total dalam  murka Tuhan ini? Tidak, melalui bangsa yang dipilih-Nya untuk membinasakan Israel, Ia pun menggunakannya untuk melestarikan Israel:

2Raja-Raja 25:27-30  Kemudian dalam tahun ketiga puluh tujuh sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang, dalam bulan yang kedua belas, pada tanggal dua puluh tujuh bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel, dalam tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari penjara. Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberi kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel; ia boleh mengganti pakaian penjaranya dan boleh selalu makan roti di hadapan raja selama hidupnya. Dan tentang belanjanya, raja selalu memberikannya kepadanya, sekadar yang perlu tiap-tiap hari, selama hidupnya.


Di era Ewil-Merodakh kerajaan Israel sejati dipulihkan, dari sebelumnya digantikan oleh boneka raja Babel yaitu Zedekia-paman sang raja Yoyakhin. Ini bukan sebuah pemulihan yang membuatnya menjadi “boneka” Babel, tetapi sebuah kerajaan dengan kedaulatan politik yang kokoh diantara raja-raja dalam keimperiuman Babel:” Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberi kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel.” Walau tentu saja tidak dapat dikatakan sebagai kerajaan yang merdeka sepenuhnya karena bahkan untuk kebutuhan sehari-hari sang raja masih berdasarkan belas kasih Ewil- Merodakh:”Dan tentang belanjanya, raja selalu memberikannya kepadanya, sekadar yang perlu tiap-tiap hari, selama hidupnya.”



Ini semua dapat terjadi karena demikianlah pemeliharaan Tuhan atas kerajaan Israel-cara-Nya memelihara agar TAKHTA DAUD TAK TERPUTUSKAN bahkan sekalipun dalam penghukuman-Nya yang membinasakan.



Kita harus mengingat baik-baik, saat ayah Yoyakhin  yaitu raja Yoyakim dengan keperkasaannya hendak membela dan menjaga martabat kerajaan dan kelestarian takhta Daud diluar kehendak Tuhan, maka Tuhan sendiri menjadi lawan terkerasnya dan menggagalkan aksi  heroik tersebut:


2Raja-Raja 24:1-4 Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia. TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi. Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang dilakukannya, dan juga oleh karena darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya.


Ketika Ewil Merodakh mendatangi anak Yoyakim, maka itulah cara-Nya untuk memulihkan Israel demi kelangsungan taktha Daud dalam pedang akan memburu keturunan Daud sampai selama-lamanya. Kasih Karunia senantiasa bekerja dalam bayang-bayang maut atau kegelapan bagi setiap manusia.



Pada dasarnya, ketika injil Matius mencatat penerus takhta Daud semacam ini: “Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,” itu hendak menyatakan bahwa keselamatan bagi Israel dan bagi semua manusia, itu sangat bergantung pada penggenapan janji keselamatan bagi manusia melalui satu-satunya Mesias, oleh-Nya sendiri. Dalam Kitab Yeremia memang dalam penghukuman Israel melalui pembuangan Babel, justru menegaskan pemberitaan keselamatan-Nya ini hendak ditujukan bagi semua bangsa di dunia:

Yeremia 1:4Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.


Yeremia 1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.


Yeremia 1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."


Bukan karena ketaatan Israel terhadap hukum Taurat sehingga bangsa ini lestari atau terpelihara, atau bukan karena ketaatan Israel maka rencana Allah atau kehendak Allah agar Mesias lahir dari bangsa ini, tergenapi, bukan sama sekali! Tetapi karena Tuhan sendiri telah berjanji dan menggenapi apa yang sudah dijanjikan-Nya. Tak ada bayang-bayang kegagalan manusia yang dapat menggagalkan rencana-Nya, sebab IA tak pernah mengandalkan manusia sejak semula.


Kehidupan bayi Yesus sendiri dalam pemberitaan injil Matius diawali dengan sebuah kehidupan sebagai keturunan Daud yang akan diburu oleh pedang sampai selama-lamanya [2Samuel 12:10]:


Matius 2:13-15 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."


Kelahiran Yesus dengan demikian hanya dapat menunjukan satu hal saja: Mesias dalam kelahirannya sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya, telah digenapi-Nya bukan berdasarkan ketaatan orang-orang Israel pada hukum Taurat. Hukum Taurat, dengan demikian, dalam kaitannya dengan Yesus Kristus, tidak digunakannya untuk menjadi dasar kebenaran bagi dirinya sendiri sebagai “bench mark” atau standard pengukuran bagi diri sang Mesias untuk layak menjadi Anak Allah dan Penebus Manusia di hadapan Allah, yang kemudian karenanya memberitakannya juga sebagai dasar pengukuran atau “benchmark” kebenaran bagi setiap manusia jika ingin mendapatkan pembenaran di hadapan Allah untuk dapat diangkat menjadi anak-anak Allah. Kebenaran yang dimiliki pada diri Mesias dan diberitakannya itu, bukan berpijak pada kebenaran manusia berdasarkan ketaatan pada hukum Taurat, tepat sebagaimana Daud dan Batsheba diluputkan dari kebinasaan akibat dosa berdasarkan kasih karunia-Nya saja, bukan dengan cara peremehan dosa oleh Allah tetapi memberikan kasih karunia yang akan membenarkan mereka dihadapan Allah yang murka terhadap mereka, bahkan harus diingat, kasih karunia pada Daud dan Batsheba begitu kudus dalam IA berbelas kasihan, dengan: pedang tetap memburu keturunan Daud sampai selama-lamanya. Ketika Injil Matius sebelum masuk pada pemberitaan kelahiran Mesias, apa yang diberitakan oleh Matius adalah kasih karunia Allah dalam penghukuman pedang yang memburu keturunan Daud selama-lamanya akibat perbuatan-perbuatan jahat bangsa ini:

Matius 1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.


Matius 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.


Mengandung dari Roh Kudus, bukan dari ketaatan manusia pada hukum Taurat maka Maria mengandung!


Bersambung ke bagian 6.G-4


AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform the cross

[dari seorang teolog yang saya lupa namanya]




No comments:

Post a Comment