Oleh: Martin Simamora
Benarkah
Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.N)
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.M)”
Dosa, bukan sekedar
pelanggaran, bukan sekedar perbuatan jahat, bukan sekedar ketaksucian dalam
arti yang dapat dipulihkan atau direstorasi dan diluruskan dengan pertobatan
atau pengoreksian dan komitmen untuk membangun kehidupan yang lebih baik oleh
dan pada diri manusia itu sendiri. Natur dosa, yang sedang dibicarakan Alkitab
menunjukan bahwa manusia tak berdaya untuk memulihkan, merestorasi atau
meluruskan kebengkokan itu. Perjanjian baru menegaskan hal ini
bahkan menunjukan natur semacam itu saat pengandungan Sang Mesias dalam
rahim anak dara Maria:
Matius
1:18-21 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria,
ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus,
sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang
tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud
menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak
Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang
di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki
dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Belum
menikah namun sang kekasih sudah mengandung seorang anak, itu adalah sebuah
skandal: mencemarkan nama calon isterinya di muka umum? Ini kondisi yang tak
dapat diperbaiki, tak dapat direstorasi dan tak dapat diluruskan jika merupakan
sebuah perbuatan cemar atau dosa. Yusuf tak mengerti dan tak memahami,
tetapi jelas, karena Maria mengandung
sementara belum ia menyentuhnya sebagai seorang suami, telah begitu mencemaskan
dan begitu menekan jiwanya, sampai-sampai: “Ia
bermaksud menceraikannya atau menyudahi ikatan pertunangan yang begitu kokoh
itu,secara diam-diam.” Tetapi jelas mengandungnya Maria bukanlah sebuah
kecemaran atau kenajisan, sebaliknya: “anak yang di dalam kandungannya adalah dari
Roh Kudus.”
Bukan saja dikandung dari Roh Kudus, tetapi malaikat Tuhan telah menyatakan atau menunjukan betapa
realitas semua manusia itu tak berdaya untuk melepaskan dirinya dari pelukan kuasa dosa yang begitu kokoh,
dengan menyingkapkan siapakah Anak dan apakah
kuasanya atas dosa: “Dialah yang akan menyelamatkan semua manusia yang
menjadi umat-Nya dari dosa.” Di sini, bahkan, sejak Sang Immanuel dilahirkan,
dosa telah dinyatakan sebagai problem tak tersolusikan oleh manusia, selain oleh
Sang Immanuel itu sendiri.
Kristen sendiri
sebagai agama, tidak memiliki kehidupan atau kuasa atas dosa dari keagamaan
atau ritualnya, tetapi dari Sang Immanuel, dengan perintah-Nya: “ikutlah Aku.”
Ingatlah, dosa bukan problem yang ada hanya pada spiritualisme-spiritualisme
tertentu tetapi masalah universal manusia dalam ragam wujud nyatanya, seperti: pembunuhan, penipuan,kecurangan,perkosaan, pelecehan seks, hingga konspirasi
politik dari yang terlicik hingga yang terkeji dengan mengorbankan banyak orang
demi kekuasaan itu sendiri, dan lain-lainnya. Dan semua manusia tak akan pernah
memulihkan dosa dan dampaknya yang merusak bukan saja bagi dirinya, tetapi bagi
banyak manusia bahkan hingga generasi-generasi berikutnya. Perhatikanlah apa
yang dihasilkan kejahatan narkotika atau porstitusi atau korupsi, sebagai sedikit bukti yang nyata di sekitar
kita. Itulah yang menyebabkan Yesus adalah satu-satunya karena
ketakberdayaan manusia secara total untuk menaklukan kuasa dosa dan kerja kuasa
itu dari generasi ke generasi peradaban manusia. Apa yang dilakukan agama Kristen adalah memberitakan bahwa
Yesus adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa yang
begitu kokoh mencengkraman manusia dan terus-menerus menebarkan hasrat
kegelapan. Bandingkan pernyataan Yesus ini: ”Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan
mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang
kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi
barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi
nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah- Yohanes 3:19-21"
Ini sendiri secara sempurna menunjukan
ketakberdayaan manusia. Yesus tak pernah mengklaim eksklusivisme sebagai sebuah konsepsi yang meninggi-ninggikan dirinya diantara yang lain-lainya, tetapi
menyatakan realitas manusia-manusia
itu sendiri! Realitas tersebutlah
yang telah menampilkan Yesus sebagai
satu-satunya di dalam dunia manusia berdosa!
Tak pernah sama
sekali “Yesus berserta Ia Satu-Satunya keselamatan” merupakan konsep, tepat
sebagaimana kasih karunia itu sendiri adalah sebuah kehidupan yang dimulai oleh
Yesus kala Ia memerintahkan: “ikutlah Aku!”
Sebab Anak Manusia
Itu, Dialah Yang Disahkan Oleh Bapa Dengan Meterai-Nya – Yohanes 6:27
Bapa sendirilah yang
pertama-tama telah menyatakan bahwa tak ada manusia yang berdaya terhadap
kehidupan yang berada di dalam naungan maut, dan keselamatan hanya ada atau satu-satunya pada Yesus Kala
Anak Manusia masuk ke dalam dunia.
Perhatikan. “Anak Manusia”
dan “disahkan
dengan meterai,” dibalik kedua terminologi yang mengesankan tak terbilang istimewa sebagai
yang yang tunggal [karena raja-raja
Israel pun adalah yang diurapi oleh Allah]. Lalu apakah yang begitu membuat
Yesus adalah satu-satunya, dengan demikian?
Secara cepat, inilah
jawabannya: Anak Manusia yang disahkan
oleh Bapa dengan meterai-Nya, satu-satunya yang memiliki kuasa untuk memberikan
hidup kekal, sebagaimana katanya
sendiri kepada orang-orang Yahudi:
▬▬Yohanes
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan
yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang
akan diberikan
Anak Manusia kepadamu
Sama
seperti halnya dengan “makanan” bukanlah sebuah kata khusus yang menunjukan
ketunggalan pada kekhususannya [makanan
lain pun dapat mengenyangkan manusia yang kelaparan] itu, namun kala Yesus
menyatakan makanan itu makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,
maka itu adalah makanan yang memberikan hidup yang melampaui hidup saat ini dan
tidak berada di dalam penghukuman yang dihasilkan oleh penghakiman akhir. Seperti
itulah “Anak Manusia” dan “disahkan oleh
Bapa” mendapatkan “ketunggalannya” dalam fakta yang memang satu-satunya.
Ketika Yesus
mengatakan ia adalah “Yang disahkan oleh Bapa,” maka itu adalah sebuah ketetapan
dari Bapa kepada manusia untuk mendengarkan, mempercayai dan mematuhi dalam
segenap perbuatan pada apa yang dinyatakan oleh Yesus sebagai dia yang
satu-satunya dan tidak ada yang lain! Kekhususan yang tunggal semacam ini, bukan
satu atau dua kali saja dinyatakan, karena kedatangan Anak Manusia bertemali
erat dengan realitas dosa yang memenjarakan manusia dan realitas manusia yang
tak berdaya untuk memulihkan, merestorasi dan meluruskan apa yang bengkok di
hadapan Allah.
Kembali Bapa sendiri yang
menyatakan ketunggalan pada Anak Manusia
yang telah disahkan Bapa dengan meterai-Nya:
▬▬Matius
17:5-6 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi
mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar
itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan.
Injil
Matius sendiri secara tajam menyatakan
bahwa Yesus adalah satu-satunya pengharapan bagi banyak orang dari segala
bangsa:
▬▬Matius
12:3-6 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan
mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan
bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya
maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah
kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar
hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di
sini ada yang melebihi Bait Allah.
Yesus
adalah Sang Yang Melebihi Bait Allah.
Siapakah Dia sehingga menyatakan dirinya lebih besar daripada bait Allah itu
sendiri. Apakah itu juga merupakan kebenaran Bapa? Yesus telah menyatakan bahwa
dirinya adalah “Anak Manusia Yang Disahkan Oleh Bapa dengan Meterainya sendiri,”
pengesahannya tak pernah membutuhkan pengesahan yang bagaimanapun dari seorang
nabi, selain seorang nabi yang dipersiapkan Allah untuk mengidentifikasi dan
menunjuk bahwa Ia adalah Dia Sang Mesias [ bacalah kembali: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr.Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.G)”],
sebab memang pemeteraian sebagai simbol pengesahan oleh Bapa, tidak seperti
pada manusia. Tak pernah ada satupun manusia yang diurapi di dunia ini yang
dapat berkata: “di sini ada yang melebih
Bait Allah,” “atau bahkan berkata “ dirinya memberikan hidup yang kekal pada manusia!”
Bukan
saja Ia lebih besar daripada Bait Allah,
tetapi Ia menyatakan bahwa dirinya adalah
penguasa atau pemerintah atas hari Sabat:
▬▬Matius
12:8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan
atas hari Sabat."
Tentu saja
pertanyaannya, kemudian, berkaitan dengan: se-universal
apakah dirinya dengan kebenarannya itu- tidakkah ini hanyalah kebenaran yang
belaka dalam dunia Yahudi atau judaisme?
Sebetulnya jawaban untuk pertanyaan ini sudah sangat jelas kala Ia berkata
dirinya: melebih Bait Allah dan Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat, secara lugas IA adalah Allah yang tidak
berada di dalam cangkang spiritualisme yang dibangun oleh orang-orang Farisi
dan ahli-ahli Taurat. Konflik-konflik yang lahir dari pernyataan-Nya sendiri
telah membuktikan itu secara telak pada
perbuatan-perbuatannya yang melampaui hukum Taurat dan Bait Allah: Matius
12:1-2; Matius 12:5-6; Matius 12:10-12 yang pada puncaknya melahirkan
persengkokolan untuk membunuh Yesus Kristus: “Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh
Dia-ayat 14.”
Dan Injil Matius
sendiri telah menyatakan kebenaran ini
dalam cara yang menunjukan bahwa: “Yesus adalah Anak Manusia yang disahkan oleh
Bapa dengn meterai-Nya” untuk menjawab atau menggenapi pengharapan keselamatan
bagi banyak manusia dari segala bangsa:
▬▬Matius
12:16-21 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Lihatlah, itu Hamba-Ku yang
Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya,
dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan
tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh
yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya
tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa
akan berharap."
Bagaimana Bapa mengesahkan Anak
Manusia dengan meterai-Nya, atau apakah yang dimaksud dengan “meterai”-Nya?
Injil Matius telah menyatakan bahwa meterai itu adalah roh [yun: psyche yang menunjukan pada jiwa atau kehidupan utuh, bukan terbagi-bagi sehingga terpecah-pecah] Allah
sendiri yang ditaruhkan oleh Allah sendiri? Dapatkah siapapun menjelaskan
bagaimana bisa,dengan demikian, Dia Yang Diurapi memiliki apapun juga yang
dimiliki oleh Allah, sebab jiwa Allah
sendiri bersemayam pada Yesus! Di sini
menjadi dasar terkokoh bagi Yesus untuk berkata: lebih besar dari Bait Allah,
karena roh Allah sendiri ada pada diri-Nya dalam sebuah keaktualan yang tak
akan dapat dipahami manusia manapun, kebesaran kemuliaannya sama dengan
kemuliaan Allah itu sendiri yang meletakan padanya. Berdasarkan ketetapan Allah
yang dinyatakan-Nya melalui nabi Yesaya, maka Anak Manusia itu akan memaklumkan
hukum kepada bangsa-bangsa dan menjadi harapan bagi bangsa-bangsa, bukan hanya
Yahudi. Hal ini hanya bisa terjadi karena pemeteraian Yesus di sorga bukan sama
sekali menunjukan bahwa Ia belakangan baru dilantik menjadi Tuhan, tetapi Ia
sendiri sehakikat dengan Bapa dalam
sebuah keutuhan yang tak bercela: “Aku menaruh roh-Ku ke atas-Nya.”
Itu sebabnya Yesus
menyatakan dirinya adalah Kerajaan Allah: “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu-
Matius 12:28. IA sendiri adalah Kerajaan Allah
berdasarkan tindakannya mengusir setan dengan kuasa Roh Allah. Tetapi bagaimana
bisa mengusir setan adalah datangnya Kerajaan Allah? Satu-satunya jawaban yang
disediAkan bagi kita adalah ini: tindakan mengusir setan dengan kuasa Roh Allah
menunjukan pada “roh Allah ada
pada dirinya,” demikian Bapa menyatakan sebagaimana telah dinyatakan
oleh nabi Yesaya.
Sehingga
Mengusir dengan kuasa Roh Allah pada Yesus, di sini, sangat berbeda
dengan saat para murid-Nya mengusir setan-setan:
►Lukas
10:17-19 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata:
"Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu
kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari
langit. Sesungguhnya
Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking
dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan
kamu.
Yang merupakan
pemberian otoritas berdasarkan kekuasaan yang bersemayam dan mengalir dari
Yesus pada murid-murid-Nya yang
pergi sementara Yesus tidak ikut
pergi menyertai mereka. Jadi sama sekali berbeda pada Yesus yang memiliki
roh Allah, sementara para murid tidak sama sekali.
Pada Yesus kuasa yang
dimiliki-Nya adalah sumber segala sumber kuasa itu sendiri bukan kuasa yang
diterima sebagai pemberian wewenang sementara tak memiliki pada dirinya sumber
segala sumber itu sendiri. Itulah yang ditunjukan oleh: “Aku
akan menaruh roh-Ku atasnya.” Pernyataan “roh-Ku ada atasnya” itu sendiri sudah merupakan hal yang
begitu sukar untuk dimengerti: “roh Allah” diletakan Allah atasnya.
Pada
saat Yesus menjelaskan siapakah dirinya terkait: “Anak
Manusia Itu, Dialah Yang Disahkan Oleh Bapa Dengan Meterai-Nya,” memang
menunjukan bahwa “Bapa telah meletakan roh-Nya pada dirinya sendiri sebagai
kepemilikannya sendiri.”
Perhatikanlah beberapa pernyataannya
yang tak akan pernah terjadi pada siapapun yang pernah diurapi Allah dalam
sejarah perjanjian lama:
∞apa
yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak – Yoh 5:19
∞Ia
menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri- Yoh 5:20
∞Sebab
sama seperti Bapa demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya- Yoh 5:21
∞Bapa
tidak menghakimi siapapun tetapi menyerahkannya kepada Anak-Yoh 5:22
∞supaya
semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa- Yoh 5:23
∞Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia- Yoh 5:23
∞perkataannya
berkuasa untuk memberi hidup yang kekal sehingga tidak turut dihukum, sebab ia
sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yoh 5:24
∞orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup- Yoh 5:25
∞sama
seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga
diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri- Yoh 5:26
∞saatnya
akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya- Yoh 5:28
∞Aku
tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku-Yoh 5:30
∞Bapa
yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku-Yoh 5:37
Semua poin-poin
ini, yang dinyatakan oleh Sang Mesias, telah menunjukan secara kokoh bahwa Ia satu-satunya
yang pada dasarnya telah menggenapi apa yang dinyatakan oleh nabi Yesaya, bahwa
keilahian Yesus Sang Mesias telah digenapi dan telah menunjukan bahwa Ia
sebagai manusia tidak sama sekali merupakan yang lebih kecil dari Allah atau
Allah yang kedua. Itu berdasarkan poin-poin: “Aku tidak menuruti kehendakku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.” Itulah realitas “ Allah
meletakan roh-Nya pada Mesias-Nya,” di dunia nyata ini.
Tak terhindarkan,
Yesus adalah Dia yang disahkan Bapa dengan meterai-Nya telah menunjukan bahwa
tidak ada satupun manusia yang pernah menerima pemeteraian atau pengurapan yang
semacam ini. Itulah sebabnya IA ADALAH SATU-SATUNYA, tak ada dan tak akan
pernah ada yang seperti dirinya di sepanjang abad alam semesta ini. Mengapa
demikian? Karena: “orang-orang mati akan mendengar suara
Anak Allah dan mereka yang
mendengarnya, akan hidup,” dan “saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan
akan mendengar suara-Nya,” yang
secara absolut menunjukan bahwa IA memang satu-satunya, bukan saja di
dunia saat ini, tetapi juga pada saat hari penghakiman akhir dan pada penentuan
siapakah yang akan masuk bersama-Nya di rumah Bapa [ Yohanes 14:1-3].
Tak pernah ada raja
atau manusia manapun yang diurapi berkuasa untuk berkata dan melakukan semua
yang telah dinyatakan sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Yesus.
Masihkah
anda berpikir dan mengajarkan bahwa pemeteraian pada Yesus sebagaimana yang
dinyatakan oleh nabi Yesaya hanya
menunjukan Mesias yang tidak kekal? Bukankah dia yang dimaksudkan dalam
nubuat nabi Yesaya itu, memiliki roh Allah pada dirinya karena Allah meletakan
roh-Nya sendiri, dan dengan demikian Mesias yang dari Allah itu memang manusia
namun sekaligus kekal karena Ia sepenuhnya ilahi, dalam makna bahwa Ia setara
dengan Allah itu sendiri.
Tidak
pernah ada kategorisasi keselamatan-keselamatan berdasarkan bagaimanakah
seseorang menyambut atau menolak Yesus akan berkaitan dengan jalan-jalan
keselamatan, apalagi
sampai menyatakan: “Memang
lebih baik tidak mendengar Injil dari pada mendengar Injil tetapi menolaknya,”
sebagaimana yang dinyatakan oleh pdt.
Dr. Erastus Sabdono pada “Keselamatan Di Luar Kristen (Pelajaran 05),”[karena tautan tersebut sudah "dimatikan," anda masih dapat membaca secara utuh pada "tautan ini." yang hendak menyatakan bahwa Yesus bukan
satu-satunya yang dimeteraikan oleh Allah untuk menjadi satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia.
Sekali
lagi, dengarkanlah sabda Yesus ini:
Yohanes
6:26-28 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu
mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu
telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang
akan dapat binasa, melainkan untuk makanan
yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang
akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah,
dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah
yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki
Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan
yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Sama
sekali tak mendengarnya dan menolak Injil, bagi Allah segala bangsa, sama saja akibatnya,
yaitu: tidak akan pernah memiliki hidup kekal! Itu sebabnya tepat pada bagian sebelumnya, saya sudah tunjukan keterkaitan yang
begitu kuat dan tak terpisahkan antara ketahanan para domba Kristus hingga kesudahannya
dengan pemberitaan injil Kerajaan Sorga
yang dilakukan oleh para domba Kristus yang diperintahkan bertahan hingga
kesudahannya!
Itu sebabnya
pernyataan pendeta Eratus Sabdono sangat frontal berlawanan dengan kehendak
Allah di sorga itu sendiri.
Bersambung ke bagian 5.O
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
Catatan Penting:
Tautan GBI Rhema Church, kini "mati," sebagaimana pada tampilan berikut ini:
Editor juga memiliki sumber berupa buku, disamping "tautan cadangan" yang isinya sama dengan yang telah dipublikasikan oleh GBI Rhema Australia:
No comments:
Post a Comment