Pages

07 May 2016

Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (4):

Oleh: Martin Simamora

Apakah Karena Begitu Sukar Memahami “Apakah Dosa itu” dan  Mengerti “Apakah Sebenarnya Yang Dimaksud Dengan Bertentangan Dengan Kehendak Tuhan” Maka Ada Keselamatan Di Luar Kristen? 
(Bagian 4.1 A)



Ini adalah lanjutan dari: “bagian-bagian terdahulu


Terminologi dosa dalam Alkitab adalah terminologi yang luas, didalam konteks-konteks biblikalnya, merujukan bahwa dosa memiliki 3 aspek: ketidakpatuhan pada atau pelanggaran hukum, pelanggaran hubungan antarmanusia, dan pemberontakan melawan Allah, yang merupakan konsep paling dasar. Penyederhanaan terlalu berlebihan berisiko, diantara istilah-istilah Ibrani yang paling umum, “hattat” yang bermakna sebuah standard, target, atau tujuan  yang tak tercapai; “pesa” yang bermakna pelanggaran hubungan antarmanusia atau pemberontakan; “awon” yang bermakna melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang benar atau melawan apa yang benar; “segagah” yang mengindikasikan kesalahan atau kekeliruan; “resa” yang bermakna ketidakber-tuhan-an, ketidakadilan, dan kejahatan; dan “amal,” ketika itu merujuk pada dosa, bermakna perilaku yang mendatangkan kerusakan/bahaya atau penindasan. Istilah Yunani yang paling umum adalah “hamartia”, sebuah kata yang kerap dipersonifikasikan dalam Perjanjian Baru, dan mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum, orang-orang, atau Tuhan. “Paraptoma” adalah istilah umum lainnya untuk pelanggaran-pelanggaran atau kegagalan-kegagalan untuk mencapai standard. “Adikia” merupakan  makna yang lebih sempit dan kata legal, menggambarkan perbuatan-perbuatan ketidakbenaran dan tidak adil. “Parabasis” mengindikasikan pelanggaran hukum; “asebeia” bermakna ketidakbertuhanan atau ketidakhormatan terhadap Tuhan; “anomia” yang bermakna hidup tanpa pemerintahan hukum. Alkitab secara khusus menyatakan dosa adalah hal negatif. Dosa itu adalah kehidupan tanpa atau tak menuruti hukum, ketidakpatuhan, ketidakhormatan terhadap Tuhan, tidak percaya, keraguan, kegelapan sebagai lawan terhadap terang, sebuah kejatuhan sebagai lawan terhadap berdiri teguh, kelemahan bukan kekuatan. Dosa adalah ketidakbenaran dan ketidakberimanan [ Baker’s Evangelical Dictionary Theology: Sin atau tautan ini].  


Karakteristik-karakteristik demikian dapat dijumpai,misal, dalam Hakim-Hakim 2:10-13, 2 Raja-Raja 21:6, atau sebagaimana nabi Yesaya berkata: “Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit”- Yesaya 5:20. Nabi Amos, terkait dosa, berkata begini:” Beginilah firman TUHAN: "Karena tiga perbuatan jahat Israel, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut; mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku- Amos 2:6-7. Jika dosa adalah ketiadaan mengasihi Tuhan maka  manusia itu juga benci atau tidak mempedulikan terhadap manusia lainnya.


Yesus Kristus melanjutkan pengecaman-pengecaman terhadap dosa ini dengan cara mendalamkan maknanya! [akan disinggung pada bagian 4.1B]. Dikarenakan luasnya makna dosa, sebagaimana telah disajikan di atas, apakah kemudian bermakna ada jalan  keselamatan yang lain, sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono? Apakah Yesus sendiri kemudian mengajarkan jalan keselamatan yang lain?


Pendeta Erastus Sabdono pada “Keselamatan Di Luar Kristen 04,” memberikan sejumlah poin-poin berikut ini:

●Untuk memahami keselamatan di luar Kristen kita harus mengerti konsep dosa dalam perspektif yang luas 

 ●dari hasil eksplorasi terhadap Alkitab dapat ditemukan pengertian dosa, bahwa dosa adalah tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Tetapi diskripsi ini belum jelas benar pula, sebab pengertian bertentangan dengan kehendak Allah masih bisa dipahami bermacam-macam. Bertentangan dengan kehendak Allah dalam hal apa? Hukum-hukum-Nya? Rencana-Nya? Atau bertentangan dengan kehendak pikiran dan perasaan-Nya yang tidak bisa diwakili dengan huruf-huruf yang tertulis? 

 Sulitnya memahami apa yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, juga dikarenakan tuntutan kehendak Tuhan atas seseorang atau atas suatu komunitas berbeda dengan tuntutan Tuhan atas yang lain, sebab siapa yang banyak diberi dituntut banyak pula, tetapi yang sedikit diberi sedikit dituntut pula (Luk 12:48). Tuntutan Tuhan atas setiap orang berbeda-beda sesuai dengan porsi yang ada pada orang atau komunitas tersebut. 


●Kalimat di atas, bahwa dosa adalah “tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah” mempunyai pengertian yang luas yang harus dijelaskan secara terperinci dan cukup rumit. Untuk ini kita akan membahas dosa dalam berbagai area.


Perhatikan, di sini, pendeta Erastus  sedang membangun “keselamatan di luar Kristen” berdasarkan “mengerti konsep dosa dalam arti luas.” Dengan demikian “keselamatan di luar Kristen” pada dasarnya tak pernah diajarkan langsung dari mulut  Yesus Kristus Anak Allah itu, tetapi dari pikiran manusia melalui proses panjang dan rumit melalui konsepsi-konsepsi apakah dosa dalam perspektif luas. Mata air pengajaran ini bukanlah sabda Tuhan sama sekali tetapi sepenuhnya merupakan konstruksi  di atas fondasi “apakah makna dosa itu,” bukan berdasarkan kebenaran firman yang diucapkan oleh Allah sendiri. Pendeta Erastus jelas tak main-main dengan menekankan sumber memahami keselamatan di luar Kristen adalah mengerti apakah dosa dalam perspektif luas, sebab  itu adalah keharusan: “untuk memahami keselamatan di luar Kristen, kita harus mengerti konsep dosa dalam perspektif luas.” Pengajaran ini, sama sekali tidak datang dari pengajaran Anak Allah dan juga tidak datang dari nabi-nabi manapun di dalam Alkitab, sehingga yang dilakukan oleh pendeta Erastus untuk membangun kebenaran “keselamatan di luar Kristen” mau tak mau harus digali dari “konsep dosa dalam arti luas.” Pengajaran yang dibangun dari mempelajari konsepsi-konsepsi dosa; dari mempelajari makna-makna leksikal. Sama sekali tak bersinggungan dengan apa yang dimaksud oleh para nabi kudus Allah dan bahkan kala ini diajarkannya Yesus Kristus harus dieksklusi, dengan, misal: mendistorsikan teks-teks yang menunjukan pengajaran Yesus sehingga menunjukan adanya kebenaran lain selain Yesus. Kala Yesus dieksklusi oleh pendeta Erastus maka itu sebuah kealamian baginya, karena sejak semula pondasi pengajarannya adalah konsepsi bukan sabda atau firman. Lagian sejak semula ia telah membangun kebenaran tanpa dasar firman, yang berbunyi: “Tuntutan Tuhan atas setiap orang berbeda-beda sesuai dengan porsi yang ada pada orang atau komunitas tersebut” yang walaupun ditaut-tautkan dengan Lukas 12:48 sama sekali bukan sebuah indikasi sedikit saja yang menunjukan adanya keselamatan di luar Kristen.



Sebuah tindakan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan memang begitu luas dan tidak mudah untuk dipahami; sebuah tindakan dosa memang pasti memiliki spektrum luas dan begitu kompleks untuk dapat dipahami apalagi untuk dapat dijabarkan dengan kata dan kalimat. Mengapa? Karena  yang sedang dibicarakan adalah dosa atau bertentangan dengan kehendak Tuhan, bukan manusia! Siapakah yang dapat memahami Tuhan, sekedar mengenal-Nya? Inilah satu pondasi utama yang tak digubrisnya. Gagal menempatkan setiap aktor pada tempatnya dan pada karakteristiknya. Aktor manusia dihadapan aktor Tuhan, tentu saja itu menunjukan semua manusia yang tak kudus dan Tuhan yang mahakudus! Tentu saja itu menunjukan hubungan antara ciptaan dan Sang Penciptanya.



Kesukaran terhadap Tuhan, bukan pertama-tama pada mengerti atau mendapatkan “apakah pengertian bertentangan dengan kehendak Tuhan” itu, tetapi pada siapakah Tuhan itu sendiri sebagaimana adanya Ia.


Mari memperhatikanlah hal-hal berikut ini:
Ulangan 23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?Ulangan 3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?Ulangan 10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;

Tidak ada pembedaan oleh Tuhan terhadap manusia berdasarkan komunitasnya, sebagaimana diajarkan oleh pendeta Erastus. Apa yang ada, Ia tidak memandang bulu ataupun tidak menerima suap. Kebawah hal ini akan mendapatkan penekanan yang cukup istimewa, bahwa Ia benar-benar tak memandang bulu; bahwa Ia bahkan memang sungguh-sungguh tidak memandang bulu sampai-sampai yang dipilihnya sendiri ketika  jahat dimatanya memang ia sebut manusia Sodom dan manusia Gomora. Sebuah eksekusi atas dosa yang benar-benar tidak memandang bulu!

Mari kita lanjutkan:

Ulangan 33:27 Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman: Punahkanlah! 

2Samuel 22:32-34 Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita? Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; 

Mazmur 33:11-15 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka. 

Mazmur 50:6 Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim 

Mazmur 54:4 Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku. 

Yosua 22:22 Allah segala allah, TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengetahui, dan patutlah orang Israel mengetahuinya juga! Jika sekiranya hal ini terjadi dengan maksud memberontak atau dengan maksud berubah setia terhadap TUHAN--biarlah jangan TUHAN selamatkan kami pada hari ini. 

ITawarikh 16:25-26 Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.
  
Mazmur 136:2 Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Cuplikan ayat-ayat di atas tersebut, menggambarkan begitu tajam satu hal yang kalau tidak ditangkap atau didudukan secara benar dapat menjadi mata air pengajaran yang bertentang dengan siapakah Tuhan dan maksud-Nya. Apakah itu? Bahwa Tuhan yang dijumpai di dalam Alkitab bukanlah Tuhan yang secara spesifik ditemukan atau hasil spiritualisme yang dilahirkan oleh  orang-orang Yahudi, tetapi sebaliknya Tuhan yang dijumpai di dalam Alkitab adalah Tuhan yang menjumpai  bangsa tersebut: “Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!- Mazmur 33:12. Sehingga Tuhan didalam Alkitab bukan sama sekali konsepsi bangsa Yahudi, sebaliknya Tuhan yang harus dikenali sebab Ia sama sekali asing bagi siapapun manusia dan bangsa apapun:” Allah segala allah, TUHAN, Allah segala allah, TUHAN, Dialah yang mengetahui, dan patutlah orang Israel mengetahuinya juga!”- Yosua 22:22. Ia telah ada sebelum manusia ada, sebab Ia abadi sehingga memang tidak ada yang namanya kebenaran dihadapan diri-Nya jika tidak lahir dari satu-satunya diri-Nya.


Orang-orang Israel sebagaimana semua orang di bumi ini, tidak memahami bahwa Dia adalah Allah segala allah. Ia bukan allah-allah yang disembah oleh orang-orang atau bangsa-bangsa manapun. Ia sungguh berbeda dan tak dapat dikonsepsi dan dimengerti oleh siapapun manusia pada dirInya sendiri dan pada hikmatnya sendiri. Sebaliknya, Israel harus belajar mengenal-Nya sebab Ia bukan sebuah konsep ketuhanan yang seperti apapun yang dapat dikenali manusia.



Firman-firman di atas juga menggambarkan bahwa Dia adalah Allah yang berkehendak atas semua  orang bukan hanya atas orang-orang Israel:

TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia
►dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi
Dia yang membentuk hati mereka sekalian
yang memperhatikan segala pekerjaan me reka.


Sementara Ia hanya memilih dan hanya memperkenalkan dirinya kepada Israel, Ia juga adalah Tuhan atas semua manusia dan memerintah semua manusia sebab dari tempat kediaman-Nya Ia menilik atau memeriksa semua penduduk bumi; Ia yang membentuk hati mereka semua dan Ia juga memperhatikan segala pekerjaan mereka. Sementara Ia bukan Tuhan hasil rekaan hati apalagi spiritualisme Israel, Ia memang benar-benar Tuhan atas segala manusia dari segala bangsa. Sehingga standard-Nya adalah diri-Nya dan kebenaran-Nya yang satu-satunya itu bagi semua manusia. Standardnya bukan keragaman atau kemajemukan manusia dengan segala kebenaran, sebab bagi-Nya apa yang disebut kebenaran adalah diri-Nya, perbuatan-Nya dan sabda-Nya.


Ini adalah poin tertinggi yang harus diletakan pada  tempatnya untuk mengatasi segala tanya dan segala kecurigaan manusia terhadap keadilan Allah, seolah setelah Israel menjadi pilihan-Nya dan menjadi kepunyaan-Nya maka  bangsa ini menjadi anak-anak yang terlindungi dari murka Allah. Pada dasarnya terhadap kejahatan bangsa ini, pun sebagaimana Ia dapat begitu murka terhadap semua bangsa non pilihan, pun Ia sama murkanya dengan Israel. Sebagai pembantu untuk memahaminya, saya sodorkan ini:


▬▬Yesaya 1:2- Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya." Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak. Negerimu menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-orang asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing. Puteri Sion tertinggal sendirian seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota yang terkepung. Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?


Pada dasarnya, semua dan semua, tak ada pengecualian, adalah manusia-manusia berdosa. Di sini Israel dipanggil manusia Sodom dan manusia Gomora, mereka dipanggil sebagai manusia-manusia yang telah dibinasakan, pada dasarnya. Tak ada ampun dan tak ada dasar dalam pandangan Allah untuk membinasakan sama sekali Israel ini! Hanya Karena sebuah keputusan Tuhan saja yang menjadikan Israel tidak binasa seperti manusia Sodom dan manusia Gomora walau dalam pandangan Tuhan mereka sudah sama menjijikannya, inilah yang dilakukan Allah: “Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas.” Dia adalah TUHAN yang menilik segenap penduduk bumi dan dia memiliki tuntutan yang sama terhadap diri-Nya. Kepada Sodom dan kepada Gomora, maka demikian juga kepada Israel. Sebagaimana Sodom dan Gomora  hidup dalam pemberontakan yang begitu rendah daripada binatang, demikianlah Allah memandang Israel yang merupakan pilihan dan kasih-Nya: “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.”


Tahukah anda bahwa semua manusia pada dasarnya tak lebih baik daripada binatang dalam pandangan Allah untuk dapat mengerti apalagi melakukan apakah kehendak-Nya, keadilan-Nya, kasih-Nya dan kekudusan-Nya. Bahkan umat-Nya Israel pun demikian. Apakah lalu Tuhan tidak menghukum mereka sebagaimana manusia Sodom dan manusia Gomora? Tidak. Bahkan Allah tidak dapat didistorsikan oleh kasihnya kepada Israel kala Israel tak ada bedanya dengan Sodom dan Gomora.


Sukar untuk memahami “apakah sebenarnya makna bertentangan dengan kehendak Allah,” ini bukan pondasi untuk mengatakan, kemudian, ada keselamatan di luar Kristen, sebagaimana diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono.


Tetapi seharusnya menjadi dasar untuk bertanya: “apakah Tuhan begitu sukar untuk dipahami oleh manusia?” Karena, jika pendeta Dr. Erastus Sabdono berkata bahwa sukar untuk mengerti arti bertentangan dengan kehendak Allah, karena begitu banyak elemennya, maka sebuah pertanyaan mahapenting harus diajukan: ”bagaimana bisa ia begitu yakin penuh percaya diri untuk berkata “ada keselamatan di luar Kristen?” Apakah Ia sudah sampai pada level mengerti kehendak Allah  (yang begitu sukar untuk dimengerti itu) sehingga berani berkata ada keselamatan di luar Kristen atau  ada keselamatan di luar iman yang dibangun di atas kebenaran-kebenaran yang disabdakan oleh Kristus? Apakah memang ada kebenaran yang menyatakan demikian?  Renungkanlah hal ini!


Ia memang Tuhan dan segala sesuatu pada dirinya dan apalagi pikiran-Nya, kebenaran-Nya, kehendak-Nya dan perbuatan-Nya tak akan pernah dapat dijamah oleh pengertian manusia, selain berkata terhadap segala sabda-Nya: ya dan amin.


Perhatikanlah ini:

■1 Tawarikh 29:11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.

■1 Samuel 15:29 Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."

■2 Tawarikh 20:6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.

■Yesaya 40:12-15 Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca? Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian? Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.

■Ayub 21:22 Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi?

■Ayub 36:22-23 Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia? Siapakah akan menentukan jalan bagi-Nya, dan siapa berani berkata: Engkau telah berbuat curang?

■1Samuel 2:2 Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.

■Keluaran 15:11 Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?

■Imamat 19:2 Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.


Apakah pendeta Dr. Erastus Sabdono sudah benar-benar memahami bahwa “keselamatan di luar Kristen” ada dan memang kehendak Sang Mulia? Apakah benar Sang Mulia mengakui kebenaran-kebenaran lain beserta tuhan-tuhannya?


Hanya ada Satu TUHAN dan dengan demikian hanya ada satu standard kebenaran bagi semua manusia. Ketika kepada Israel, Ia berkata: “kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus,” maka itu bukan satu kebenaran hanya bagi Israel, tidak demikian! Sebab Ia bukan Allah hanya atas Israel karena Ia menilik segenap manusia dan memperhatikan pekerjaan-pekerjaan mereka, bahkan Ia yang membentuk hati mereka. Hanya saja Ia memilih Israel sebagai bangsa di tangan-Nya untuk menyatakan keberadaan-Nya di antara bangsa-bangsa lainnya. Agar bangsa-bangsa lain mengetahui-Nya! Perhatikan bagaimana Ia diperkenalkan dalam Kitab PL: “Allah atas segala allah dan Tuhan atas  segala tuhan.” HanyA ada satu kebenaran  bukan poli kebenaran atau kebenaran yang banyak sesuai dengan komunitasnya. Tak pernah Ia menjadi Tuhan yang tak berkuasa atas semua kerajaan di dunia ini untuk menyatakan apapun kehendak-Nya dan kebenaran-Nya.


Mengapa begitu sukar untuk mengerti “arti   bertentangan dengan kehendak Tuhan” dan memahami luasnya spektrum dosa sebagaimana yang dikemukakan pendeta Erastus? Karena pada dasarnya Ia adalah Tuhan yang Mahakudus! Pikiran-Nya tak dapat dipahami  oleh manusia begitu saja; Ia tidak seperti allah-alah lainnya di dunia ini. Tahukah anda bahwa sewaktu Kitab Suci menyatakan “Siapakah seperti Engkau, di antara para allah,” Ia sedang  menentang kebenaran-kebenaran yang ada pada apa yang disebut kebenaran-kebenaran lain yang dianut oleh bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar atau dijumpai oleh Israel. Kitab Suci tak pernah memberi ruang kebenaran bagi kebenaran-kebenaran lain, dan dengan demikian dosa yang begitu kompleks untuk dipahami dan kompleksitas  pada makna “bertentangan dengan kehendak Tuhan,” itu tidak sama sekali sedang menunjukan akan  adanya dasar-dasar kebenaran lain untuk menjadi opsi-opsi jalan keselamatan selain dari apa yang disabdakan oleh Anak Allah! Selain menunjukan kemahakudusannya dan menunjukan betapa kita pada dasarnya tak lebih baik daripada manusia Sodom dan manusia Gomora untuk mengerti maksud Tuhan dan melakukannya, selain memberontak dan meninggikan kebenaran-kebenarannya sendiri!


Bersambung ke bagian 4.1B


AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN

The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform the cross

[dari seorang teolog yang saya lupa namanya]





No comments:

Post a Comment