Pages

08 April 2016

Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora


“Aku” Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan Dunia, Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Pertama Di Hari Itu
[Refleksi]


Para murid tak dapat melihat kemuliaan sorga  yang sedang berlangsung di dunia, tepatnya di kuburan. Sebuah  kemuliaan Allah yang begitu sukar dan begitu janggal untuk menjadi kebahagiaan sebab begitu dekat dengan kematian yang  begitu mencemaskan para murid-Nya:

Lukas 24:22-23 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.


Para perempuan itu mendatangi kubur bukan karena percaya bahwa ia akan bangkit sebagaimana pernah diajarkannya, misalkan saja seperti yang pernah diajarkan olehnya kala masih hidup: “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan-Matius 20:17-19." Tidak sama sekali, sebab inilah sebenarnya yang hendak dilakukan oleh para perempuan tersebut: “tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka- Lukas 24:1.” Rempah-rempah itu dimaksudkan untuk  mayat Yesus, untuk meminyaki mayat Yesus, itulah sesungguhnya motif Maria Magdalena, Maria  ibu Yakobus dan Salome pada kunjungan yang dilakukan pagi-pagi pada hari pertama minggu itu [Markus 16:1-2]. Sangat jelas betapa kerasnya peristiwa penangkapan, penghinaan, penyiksaan,penyaliban dan kesengsaraan yang menyelimutinya, hingga kematiannya telah benar-benar secara sempurna menghancurkan pada jiwa mereka iman kepada Yesus. Tak kuasa untuk mempertahankannya, selain menerima fakta bahwa kematiannya adalah final seorang tokoh besar yang pernah ada.

Tetapi iman mereka yang telah pupus sirna tak bersisa itu, memang bukanlah domain atau wilayah kekuasaan mereka untuk mempertahankannya apalagi dalam menghadapi realita maut di dalam kedaulatan Allah. Sehingga, Allah sendirilah yang akan memulihkannya tepat dijantung kubur itu, tepat dimana mayat Yesus terletak dan hendak dirempahi:


Matius 28:1-5 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya  Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.

Pagi yang sunyi dan masih diliputi dengan duka mendalam yang merundung jiwa mereka dalam langkah-langkah duka para perempuan yang sungguh mengasihinya dan sungguh kehilangan akan dirinya, yang hendak memberikan hal terbaik yang dapat mereka lakukan, sekalipun mereka, untuk melaksanakan itu, belum tentu sukses sebab harus terlebih dahulu berhadapan dengan para penjaga yang penuh kewaspadaan dan kesigapan menjaga kubur Yesus berdasarkan perintah Pilatus dan para imam kepala dan orang Farisi: “Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya- Matius 27:62-66, pun demikian mereka terus melangkah walau tak tahu pasti apakah akan diijinkan, apalagi batu kubur itu disegel (Matius 27:66) oleh penguasa Roma. Sebuah cinta yang penuh risiko mereka jalani atas seseorang yang dicap sebagai penyesat dan telah menjadi mayat di dalam kubur itu. Dan, dalam momen yang demikianlah, apa yang telah menjadi iman dalam jiwa mereka, iman rempah-rempah untuk merempahi mayat Yesus, seketika dan sekonyong-konyong oleh tangan Allah sendiri dibongkar dari kematiannya untuk datang kepada berita yang memberikan kehidupan kepada jiwa mereka yang disandera kematian:

Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.”


Mendekati kubur Yesus, itulah yang terjadi. Malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu untuk menggulingkan bagi para perempuan itu, sebab tenaga mereka tak akan cukup untuk melakukannya. Tetapi, malaikat Tuhan itu turun dan melakukan itu, bukan untuk mempermudahkan pekerjaan perempuan-perempuan itu untuk merempahi mayat Yesus. Bukan itu sama sekali! Sebab inilah maksud malaikat  yang wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju (Mat 28:3) tersebut:

Matius 28:5-6 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.


Malaikat yang wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju itu bukan  bermaksud untuk membantu para perempuan itu untuk mengusir para penjaga pilihan Pilatus yang dikhususkan mencegah apapun yang dapat membuat jasad Yesus lenyap, sekalipun memang peristiwa itu membuat para penjaga sedemikian ketakutan: “Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati”-Mat 28:4.


Malaikat yang wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih  bagaikan salju itu, juga, bukan bermaksud untuk menolong Yesus keluar dari kurungan kubur itu seolah ia terlalu letih dan terlampau lemah untuk melaksanakan misi atau karya keselamatan sebagaimana yang secara gagah perkasa telah dikemukakannya dihadapan orang-orang Yahudi: “Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."… Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri”- Yohanes 2:18-19,21. Bukan sama sekali, sebab faktanya saat malaikat Tuhan itu menggulingkan kubur itu, inilah yang dikatakannya: “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit”- Matius 28:6. Pembukaan batu kubur itu  yang saat itu masih berada di dalam penjagaan para penjaga itu, hendak menunjukan: “Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit,” sementara para penjaga masih berjaga! Malaikat itu memberikan jawaban dengan apa yang telah dilakukan oleh Kristus, sebuah hal dahsyat yang tak diketahui dunia beserta para penjaganya, namun diketahui sorga sehingga perlu bagi sorga untuk mengirimkan seorang malaikatnya untuk menyatakan  pada para perempuan yang sungguh mengasihi  Yesus itu bahwa: “Ia, Yesus, yang telah disalibkan itu tidak ada di sini sebab sudah bangkit! (Matius 28:5-6). Yesus sudah tidak ada di dalam kubur yang ditutup dengan batu kubur yang disegel sementara masih dijaga dan sementara para perempuan itu pada pagi-pagi itu mendekati kubur itu: “Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea- Matius 28:7.


Pagi itu di hari pertama minggu itu, kedukaan atas kematian telah berubah secara dramatis menjadi suka cita atas kebangkitan Sang Mesias dari antara orang mati, sebuah penggenapan atas setiap ucapan Sang Mesias: “sama seperti yang telah dikatakannya- Mat 28:6.” Apa yang menakjubkan bagi saya dalam kisah ini, adalah bagaimana malaikat tersebut dalam cara yang empatik menunjukan hal yang akan secara luar biasa membangkitkan kematian iman yang sesaat lamanya telah melanda mereka, dengan memberikan perintah yang sungguh dahsyat: Mari, lihatlah tempat Ia berbaring- Mat 28:6. Malaikat itu menggulingkan batu kubur itu bukan jauh sebelum ketibaan para perempuan itu, namun saat para perempuan itu berada dekat dengan kubur Yesus, saat mata mereka dapat memandang bagaimana kubur yang tertutup dengan batu kubur bersegel itu digulingkan dan bagaimana para penjaga sedemikian takut dan dibiarkan tetap dalam ketakutan sementara kepada perempuan itu dikatakan: “Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu- Mat 28:5.”


Dan para perempuan itu tak boleh stop dan terhanyut oleh peristiwa menakjubkan itu, tetapi harus meninggalkan  kubur itu dengan membawa berita sukacita. Rempah-rempah yang telah dipersiapkan itu memang menjadi sia-sia, namun kini mereka membawa berita sukacita menakjubkan dari kubur itu, di kubur itulah berita sukacita itu dikumandangkan dari sorga di bumi oleh  malaikat, sebuah penggenapan yang ilahi atas perkataan Yesus sendiri: “pada hari yang ketiga aku akan bangkit!


Iman yang mati oleh kematian Yesus yang penuh penistaan dan penuh kesengsaraan yang menakutkan, kini bangkit-hidup oleh kebangkitan Sang Mesias! Dan betapa indahnya ketika Sang Mesias menjumpai para perempuan tersebut:


Matius 28:7-9 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.


Sekarang para perempuan itu berlari cepat-cepat, ah…berangkali itu sebuah lari  dengan kecepatan yang tak pernah mereka lakukan,  berlari karena telah melihat penggenapan yang begitu mulia akan apa yang telah disabdakan Sang Mesias: “Aku akan bangkit pada hari yang ketiga,” hal yang sulit untuk dipercaya sekalipun itu diajarkan oleh Sang Mesias, sehingga mereka datang dengan sebuah keyakinan bahwa Yesus tetap mati dan mayatnya harus dirempahi. Mereka tak bisa menahan lebih lama lagi untuk menyampaikan apa yang telah mereka saksikan, lihat dan menyampaikan pesan penting dari malaikat tersebut.Dan, ditengah-tengah mereka sedang berlari kencang, Yesus mendapatkan mereka, dan itu adalah sebuah momen  yang menghancurkan jiwa mereka yang begitu penuh kerinduan dan kedukaan akan kehilangannya; sebuah kehancuran yang mengubah secara total cara pandang mereka terhadap Sang Mesias, bahwa Ia lebih besar, lebih mulia dan lebih megah daripada apa yang selama ini mereka bayangkan.


sehingga, inilah potret  yang menggambarkan betapa indahnya mereka yang menerima  kabar keselamatan dan sukacita dari Allah itu yang adalah Sang Mesias itu sendiri:

Matius 28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.




Injil Matius melukiskannya  begitu tajam luapan-luapan kerinduan dan perubahan total  cara pandang para perempuan itu terhadap siapakah Sang Mesias itu. 


Untuk sesaat mereka terpana, langkah lari mereka yang cepat terhenti dalam takjub hebat dan dengan pandangan yang tak kuasa untuk menerima dan mengalami perjumpaan yang begitu penuh kuasa: mereka perlahan-lahan mendatanginya, tak ada satu patah katapun yang dapat mereka katakan… tak ada, yang ada hanya memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Apalagi yang dapat kukatakan sebab jiwaku kini tahu, tahu sekali akan siapakah dia  yang sekarang berdiri dihadapanku. Salam Yesus kepada mereka, terlampau mulia untuk sekedar ditanggap dengan kata-kata; Salam Yesus kepada mereka, terlampau akbar untuk dibalas dengan perbendaharaan kata manusia-manusia bumi ini; Salam Yesus kepada mereka terlampau mulia untuk dipuji-puji dengan lidah-lidah yang sebelumnya membawa rempah-rempah untuk merempahi mayatnya. Tubuh dan jiwa memeluknya, tubuh dan jiwa memuji Sang Penakluk kuasa kubur, Sang Penguasa hidup atas maut. Memeluknya dan menyembah-Nya bukan dengan kata-kata, bukan dengan lagu puji dan penyembahan tetapi dengan tubuh dan jiwa yang tersita total masuk ke dalam relasi yang dibangun oleh Yesus melalui kunjungannya dan salamnya kepada mereka.


Bagaimana dengan diriku, anda pada saat ini? Sudahkah saya dan anda memeluknya dan menyembahnya secara total, bukan dengan kata-kata indah, puitis, motivasional dan mimik muka dan suara mendayu-dayu. Tak salah untuk memuji dalam ekspresi-ekspresi demikian, asalkan hanya Yesus saja yang memesona duniamu dan asalkan perbuatan keselamatannya saja sumber kehidupanmu dan penghidupanmu yang memuliakan-Nya selama saya dan anda di dunia ini masih dikehendaki-Nya ada. Memeluknya dan menyembahnya di tengah-tengah dunia yang terbuai dengan kenikmatan-kenikmatan kehendak diri, kenikmatan untuk tak menggubris firman yang disabdakan Sang Mesias, kenikmatan untuk mengeksplorasi dosa-dosa atas nama kebebasan diri atau kebebasan berekspresi, melakukan apapun juga berdasarkan kebenaran-kebenarannya sendiri, bergerak dalam asumsi-asumsinya sendiri dan kemuliaan-kemuliaan diri yang begitu mengasingkannya untuk dapat memeluk dan menyembah Yesus yang telah bangkit dan sekarang duduk disebalah kanan Allah Yang Mahabesar di tempat yang mahatinggi (Ibrani 1:3-4).

Renungkanlah, periksalah diri ini dihadapan firman kudus-Nya dan bagi anda yang sama sekali ingin mengetahui kebenaran ini dan belum pernah mengetahuinya namun kini ingin mengenali kebenaran ini, cari dan temukan sebuah Alkitab dan mintalah agar Allah mengirimkan Roh Kudus kepadamu sehingga kebenaran ini nyata dihadapanmu.





Segala Puji Hanya Bagi Tuhan

No comments:

Post a Comment