Pages

25 March 2016

Menurut Hukum Itu Ia Memang Harus Mati:

Oleh: Martin Simamora

Sebab Ia Menganggap Diri-Nya Sebagai Anak Allah & Kematiannya Mendatangkan Keselamatan Bagi Banyak Orang Dari Berbagai Bangsa
[Refleksi]


Hukum apakah yang sedang dimaksudkan oleh orang-orang Yahudi itu? Kitab Musa tepatnya Kitab Imamat menjadi dasar legal dan sakral bagi orang-orang Yahudi untuk memutuskan kematian atas  Mesias [ dengan demikian gadungan] itu:

Imamat 24:16 Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.

[Versi NIV: anyone who blasphemes the name of the LORD is to be put to death. The entire assembly must stone them. Whether foreigner or native-born, when they blaspheme the Name they are to be put to death

JPS Tanakh 1917 – And he that blasphemeth the name of the LORD, he shall surely be put to death; all the congregation shall certainly stone him; as well the stranger, as the home-born, when he blasphemeth the Name, shall be put to death]

Ia harus mati dan tak boleh lolos  dari kematian hanya karena pemeriksaan berdasarkan hukum atau konstitusi penguasa Romawi: “Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah manusia itu!" Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah-Yohanes 19:1-7." Sebuah ketegangan hukum yang akan menentukan mati atau hidupnya seorang manusia telah berubah menjadi sebuah laga yang tak seimbang, hukum Allah dan hukum manusia ketika berada di tangan para manusia dalam pelukan maut, bahkan menggentarkan orang yang  memiliki kuasa atas negeri yang penduduknya sedang dijajah: “Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia” - Yohanes 19:8.

Perseteruan sengit  antara Sang Mesias dengan pihak Yahudi (saudara sebangsanya sendiri) memang menjadi benang merah menyala-nyala yang membakar kebencian dalam jiwa mereka. Ini bukan perseteruan sengit sebagaimana lazimnya yang dapat dibayangkan manusia, sebab secara keseluruhan lahir atau bersumber dari penghakiman Sang Mesias atas mereka, sebagaimana diperlihatkan pada sebuah episode yang membuat Israel kehilangan hak istimewanya dalam sebuah penghakiman yang sangat mereka pahami:

╬Matius 21:42,43 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita… (43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.


Sebetulnya dalam sebuah cara yang sukar untuk dibayangkan oleh siapapun, Yesus telah menyatakan bahwa ia akan dibunuh oleh orang-orang Yahudi melalui  salah satu dari serangkaian perumpamaan kepada mereka. Perhatikan  bagian ini:

Matius 21:33-41 Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."

Ini adalah perumpamaan yang begitu penting dan tak boleh diabaikan oleh setiap orang Kristen, bahkan bagi saya, ini adalah yang terpenting terkait siapakah Yesus dan mengapakah pemberitaan injil atau Yesus Kristus itu sendiri pada akhirnya harus diberitakan dan disampaikan kepada orang-orang lain selain Israel? Dalam perumpamaan itu Yesus menggambarkan:


╬[1] betapa perilaku Israel tak sebagaimana dikehendaki Bapanya sebagai pemilik atau pengusaha kebun anggur-Nya di dunia ini [kebun Anggur pun digunakan oleh Yesus untuk menggambarkan relasi Allah terhadap orang-orang yang dipilihnya untuk berada di dalam Yesus Kristus: Yohanes 15:1-8]: “Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.”


╬ [2]Melihat tak ada satupun manusia yang baik dan apalagi berkuasa melakukan kehendak-Nya, maka Allah mengirimkan Mesias-Nya ke dunia ini:” Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani


╬ [3]Sang Mesias menyatakan bahwa dirinya akan dibunuh oleh mereka: “Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia


╬ [4]Sang Mesias menyingkapkan motif mengapa dirinya dibunuh dan dimanakah dibunuh: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya


╬ [5]Sang Mesias menyingkapkan penghakiman akibat penolakan terhadap dirinya:” Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu.”


╬ [6]Sang Mesias menyingkapkan bahwa dirinya bukan saja dipersembahkan bagi Israel, namun semenjak  peristiwa kematiannya, ia kini dipersembahkan bagi manusia-manusia dari segala bangsa di seluruh dunia dalam sebuah definisi yang definitif, yaitu mereka menjadi pekerja-pekerja yang setia kepada Mesias Sang Ahli Waris, bekerja dalam kehendak-Nya dan memberikan hasil kepada Sang Ahli Waris: “dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” Dalam hal ini, Sang Ahli Waris itu sendiri yang mencari dan memilih sendiri baginya para pengerja-pengerja di kebun anggurnya: “dan kebunga anggurnya akan disewakannya kepada…”


Perumpamaan ini dapat dimengerti begitu baik oleh para  pemimpin agama Yahudi dan memahami bahwa Sang Mesias sedang menyampaikan sebuah penghakiman bagi mereka:

Matius21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya

Yesus yang mengidentifikasikan dirinya dalam perumpamaan itu sebagai anak Sang Ahli Waris pun secara terbuka di hadapan  imam-imam dan orang-orang Farisi  bahwa dirinya adalah batu penjuru yang menopang kerajaan Allah, dirinya adalah dasar kerajaan Allah yang ditolak atau dibuang oleh orang-orang Israel:

Matius 21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita



Sang Mesias kemudian menjadi batu yang menghubungkan 2 tembok utama sehingga menyatu kuat dan tak terpisahkan. Dan ini  berbicara mengenai orang-orang lain non Yahudi yang sebetulnya tak memiliki dasar atau hak sama sekali untuk sekedar masuk ke dalam kebun Anggur Allah, namun hanya karena Kristus telah menjadi batu penjuru hal itu mungkin. Yang juga berarti  Sang Mesias telah menggantikan Israel  untuk selama-lamanya menjadi penuntun bagi bangsa-bangsa lain:

Matius 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu


Kerajaan Allah telah diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan kepada siapapun non Israel untuk menghasilkan buah bagi Kerajaan itu. Ini semua dapat terjadi berkat Sang Mesias yang membuka kemustahilan bagi bangsa-bangsa lain untuk dapat berjumpa dengan keselamatan dari Allah yang telah dihalangi oleh Israel sebab  yang dilakukan hanyalah membunuh bukan memberikan hidup. Kerajaan Allah itu sendiri kini berada  sepenuhnya pada Kristus yang telah menjadi batu penjuru bagi banyak orang dari bangsa lain.


Rasul Paulus menggemakan sabda Yesus  ini dalam sebuah  pernyataan yang tajam:

Efesus 2:11-19 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


Mengapa kerajaan Allah yang semula hanya sebuah kekhususan bagi Israel kemudian terbuka bagi banyak orang non Israel? Pertama dan  satu-satunya, bukan karena teologia Perjanjian Baru dan apalagi sebagai sebuah interpretasi Paulus. Bukan sama sekali, karena semua bermula dari Sang Mesias sendiri yang dikirimkan oleh Allah agar banyak bangsa-bangsa lain dapat  menerima dan beriman kepada Kristus [disewakan oleh Sang Ahli Waris kepada orang-orang lain]. Dan Paulus sendiri secara terbuka dalam surat Efesus itu menyingkapkan  hal itu:

Efesus 2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru


Sang Mesias sendiri yang pertama-tama menyatakan dirinya akan menjadi batu penjuru bagi banyak orang dari bangsa lain. Bukan Paulus. Sehingga bila ada pendeta atau hamba Tuhan atau siapapun menyatakan bahwa  keselamatan hanya di dalam Kristus itu bekerja menghakimi semua orang dari segala bangsa seluruh dunia adalah sebuah karya teologis yang begitu jauh dari mulut Yesus, semata omong kosong. Bahkan para imam dan orang-orang Farisi memahami itu sebagai sebuah hal yang mengerikan untuk benar-benar terwujud:

Matius 21:45-46 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia


Sebuah perseteruan tajam antara Sang Mesias dan para tokoh agama Yahudi yang berpusat pada upaya mempertahankan otoritas ilahi yang selama ini mereka pegang [Rasul Paulus memberikan deskripsi ringkas namun tajam terkait apakah keistimewaan orang Yahudi yang kemudian diambil dari mereka sebagaimana kata Yesus tadi: “Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah- Roma 3:1-2. Untuk memahami bagaimana  keadaan orang-orang Yahudi pasca Yesus menjadi batu penjuru, bacalah juga penjelasan rasul Paulus pada ayat 3-31] pun kian menajam dan bergerak kepada apakah benar Ia datang dari sorga atau benarkah ia adalah yang dikirim Allah sebagai Ahli Waris kebun anggur itu:

Yohanes 10:31-33 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."


Inilah mahkota penghakiman orang-orang Yahudi atas Yesus yang diperhadapkan kepada Pilatus, sehingga sekalipun negara tak menemukan kesalahan yang bagaimanapun, hukuman mati tetap harus dilaksanakan.  Berikut ini, menggenapi apa yang harus terjadi pada diri Sang Mesias sebagai diungkapkannya sendiri dalam perumpamaan kebun anggur tadi:

Yohanes 19:12-15 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!"


Yohanes 19:16-22 Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi." Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis."


Yohanes 19:23-24Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.


Yohanes 19:28- Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.


Injil Matius memberikan sebuah peristiwa lain yang terjadi di dalam bait suci, di ruang maha suci kala Sang Mesias menyerahkan nyawanya:
Matius 27:50-51 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,





Apakah hubungan antara tabir Bait Suci yang terbelah dengan kematian Yesus di salib sebagai buah penolakan dan konspirasi pembunuhan yang direncanakan dan digalang oleh para imam dan para orang Farisi tadi? Apakah ini sebuah penghinaan ataukah sebuah keterhubungan yang tak terpisahkan dengan diri Sang Mesias yang tersalib itu?


Yesus dalam perumpamaan tersebut menyatakan bahwa:

Kerajaan Allah akan diambil dari bangsa Yahudi. Bait suci sebagai tempat perjumpaan mereka dengan Allah kini tidak akan pernah lagi menjadi pusat perjumpaan dengan Allah tetapi pada Sang Mesias. Kini dialah menjadi pusat keselamatan dan sumber keselamatan atau bait Allah itu sendiri. Bukankah Yesus sendiri berkata di dalam bait suci: “Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali- Yohanes 2:18-19." Bagaimana Bait Allah di rombak, maka secara aktual memang terjadi: tabir Bait Suci secara total terbelah. Lalu apakah  Bait Allah barunya? Bait Allah yang baru itu adalah Yesus:” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.” Sejak saat itulah Allah tak pernah lagi menkhususkan dirinya di dalam bait suci sebab Allah telah membangun bait-Nya yang baru, yaitu Kristus. Bangsa Yahudi tak lagi menjadi pusat kehadiran kerajaan Allah tetapi kini pada Kristus. Ini menggenapi: “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”- Yohanes 14:6


Akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kepada Kerajaan itu. Dan ini hanya terjadi karena Yesus kemudian dalam penolakan, pembunuhan dan kematian itu telah menjadi batu penjuru bagi banyak orang dari berbagai bangsa lain yang akan menjadi pengerja-pengerja di kebun anggurnya sebagai tindakannya menyewakannya kepada mereka dan bekerja untuk menghasilkan buah bagi-Nya. Ini adalah tindakan Allah dan merupakan peristiwa yang ajaib (sebab dengan demikian kabar keselamatan dari Allah dapat menjangkau keseluruhan bola bumi ini):” hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.”


Kematian Yesus di kayu salib itu mengerjakan "pekerjaan Allah" yang begitu besar, sebab dengan demikian Kerajaan Allah itu  di dalam Yesus Kristus bukan lagi sebuah kekhususan bagi Yahudi. Pada poin ini Yesus tidak dapat lagi dipandang sebagai tokoh rohani yang Yahudi sentrik, sebaliknya Ia di tangan Allah melalui peristiwa Allah membelahkan tirai bait suci Yahudi telah menjadi batu penjuru bagi semua orang dari segala bangsa. Siapa yang percaya ia selamat, siapa yang menolaknya ia binasa, tepat sebagaimana diungkapkan oleh para imam dan orang-orang Farisi tadi: “Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.”


Peristiwa kematiannya di sebut Akbar atau Agung pada dasarnya terletak pada ia yang dengan demikian telah menjadi batu penjuru bagi banyak orang yang begitu jauh  untuk dapat memiliki keselamatan dan hak-hak istimewa dalam kerajaan sorga yang dijanjikan bagi Israel, karena kematiannyalah kita pun yang sama sekali bukan Yahudi telah diperhitungkan oleh Yesus [bukan teologi Paulus!] untuk dapat berjumpa dengan Allah secara langsung tanpa perlu lagi terhalangi ketakpantasannya melewati tirai bait suci dan menjumpai Allah yang mahasuci.






Segala Pujian Hanya Bagi Tuhan









No comments:

Post a Comment