Pages

31 January 2016

Dalam Pelukan Kasih Allah

Oleh: Martin Simamora

Kala Allah Menguntaikan Cinta-Nya Kepadamu, Takkan Terputus dan Tak ada Yang Dapat Memutuskannya. Percayakah?
(Refleksi)

Harus dikatakan  bahwa berbicara tentang cinta adalah hal tersukar bagi manusia untuk memahaminya bukan sekedar kehidupan puitis belaka, tetapi faktual. Tak sukar untuk menemukan pandangan-pandangan  yang menyangsikan akan keabadian cinta, bahkan termasuk pernikahan. Akan begitu mudah untuk mengatakan bahwa berharap kehangatan cinta itu, pada suami isteri adalah sebuah kehidupan mengawang-awang. Tak kecuali orang Kristen, pendeta? Bahkan menjadi begitu diperbudak dengan dunia ini beserta segala hasratnya. Mengatakan mencintai dalam kesetiaan dan keabadian dan kesucian jelas bukan hasrat dunia ini, walau didambakan. Sungguh kehidupan yang menggenaskan, gelap dan membuat manusia dalam kesendirian, gelisah, sendirian walau berdua-bertiga-berempat dalam canda, tawa, cengkrama penuh gelak tawa, sebab.... sejenak kemudian... lenyap, bagaikan hantu pergi melesat meninggalkan  ceruk yang begitu dalam dan hampa didalam jiwa manusia. Apakah yang dikatakan Yesus sebagai pemberian tersucinya bagi para murid-murid yang dikasihi-Nya? Dengarkanlah dikedalam sanubari anda, dan semoga ketika anda membacanya ada getar-getar nada cinta membelai jiwamu yang terdalam, saya berdoa sungguh. Ya…Bapa, saya berdoa agar kiranya kasih cintamu yang kekal dan kudus menjamah  siapapun yang Kaucintai:

Yohanes 15:9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu

Saya, anda dan siapapun anda tak akan memiliki perbendaharaan cinta atau pengalaman mencintai dan dicintai bahkan pendambaan untuk dicintai yang bagaimanapun untuk melanda dirimu dan memelukmu erat-erat….erat sehingga jiwamu tak gersang dan damai jiwamu kala Yesus mulai berbicara tentang cinta.


Kala Tuhan Berbicara Tentang Cinta & Menyatakan Cintanya, Maka Langit Runtuh
Saya tak tahu seberapa tinggi engkau harus menengadahkan kepalamu ke langit  memandang cinta yang kaurindukan? Saya tidak mengetahuinya, tetapi Yesus tahu! Jika Allah Sang Firman yang telah datang dalam rupa manusia menyatakan membicarakan cinta dan mengutarakan cintanya… bukankah  langit telah runtuh sebab saya dan anda tak perlu lagi menengadahkan kepala ini memandangi langit untuk mencari dan menggapai apa yang mustahil bagi saya dan anda untuk digapai dan kemudian dimiliki untuk dipeluki erat-erat.


Saya, anda, dan siapapun dirimu adalah manusia-manusia yang begitu miskin, begitu hancurnya untuk sekedar berbicara cinta, apalagi mencintai. Jika demikian… apakah yang dapat saya, anda, dan siapapun dirimu dapat tuturkan mengenai kasih dan kesetiaan. Jika saya, anda, dan siapapun dirimu adalah manusia-manusia yang begitu miskin akan cinta. Apakah yang dapat anda tuturkan mengenai kesetiaan?


Kalau kasih atau cinta  yang otentik, yang begitu hangat, begitu mesra, begitu menggebu, begitu mencemburui, begitu menguatirkan sang isteri tercinta akan mengalami hal-hal buruk, maka memang itu adalah potret kekuatan cinta manusia pada permulaan pernikahan atau permulaan rumah tangga. Tanpa Kristus begitu miskin, begitu rendah daya manusia itu untuk mencintai dan mempertahankan rumah tangganya dalam kekuatan cinta, setia dan kudus.


Apakah Yesus memiliki pengalaman-pengalaman cinta semacam ini? Tentu, dia tak pernah mengalami kehidupan berumah tangga, namun demikian apapun yang dirasakan manusia ia turut mengalami (Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa- Ibrani 4:15), namun sekaligus ia memiliki cinta dan kekuatan mencintai yang begitu mulia dan kudus; ia memiliki kehidupan dan pengalaman mencintai dan dicintai dalam sebuah kemuliaan dan keabadian yang mustahil untuk saya, anda dan siapapun anda  memahaminya. Beginilah Yesus kala berbicara tentang cinta atau mengasihi: Seperti Bapa telah mengasihi Aku!” Yesus bukan berteori kala berbicara mengasihi, sebab ia memulai dengan realitas dirinya yang begitu mulia: “seperti Bapa telah mengasihi Aku!” Seperti apakah itu?? Adakah yang dapat menuturkannya bagi kita? Dan apakah ada yang sanggup memahami kemuliaan-Nya? Tentu tak ada. Oleh sebab itulah, Yesus tak banyak berwacana kala membicarakan ini, selain memperlihatkannya-mengutarakannya-melakukannya: “demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.


Ia mengasihi saya dan berangkali juga anda, dengan kasih-Nya yang datang dari atas-dari Bapa yang disampaikannya kepada saya dan berangkali anda; kasih yang begitu asing –alien untuk diterima sebagai sungguhan, benaran ada. Benarkah? Sungguhkah? Masakan ia mencintai saya sebagaimana Bapa mengasihi-Nya? Apa dasarnya bagi Yesus untuk memberikan hal yang begitu mulia? Jangan-jangan Ia salah mencintai sebab jangan-jangan ia sedang mencintai para babi dan anjing! Wah… takkah ia akan begitu sakit hati dan frustrasi hingga bunuh diri karena ternyata yang dikasihi-Nya adalah para babi dan anjing yang pada dasarnya brengsek dan biadab sebab menginjak-injak dirinya dan cintanya itu? [saya menuliskan ini dengan mengingat baik-baik sabda Yesus ini: “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu- Matius 7:6”]


Yesus tahu bahwa pada akhirnya ia akan diinjak-injak dan dikoyakan:
Matius 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.


Sekarang ia berbicara cinta dan kematian! Adakah saya, anda dan siapapun juga yang memprospekan dirinya untuk mencintai sekalipun berujung kematian demi yang kaukasihi itu? Atau jangan-jangan kaulari ambil langkah seribu menyelamatkan dirimu?


Seperti Bapa telah mengasihi Aku! Kita tak bisa melihat ini pada Bapa  dan Anak, tetapi jelas Yesus menyatakan dan memeluk erat para muridnya dengan cinta itu. Bagi Yesus, tak kan ada senandung “mungkinkah engkau mencintaiku selama-lamanya hingga ajal memisahkan” seperti dilantunkan oleh biduanita Indonesia, Reza dengan lagunya “Keabadian.” 


Sementara bagi manusia cinta hingga kematian bukanlah naturnya-bukan kejiwaan normal saya dan anda, Yesus menghempaskan nestapa dalam percintaan anak-anak manusia itu, berkata “seperti Bapa mengasihi Aku.” Ia sedang menuturkan bukan saja sebuah keabadian, tetapi sebuah cinta yang andal. Tahukah anda bahwa ini diucapkannya dalam sebuah keterpisahan yang dibaluti percintaan yang tak mungkin terceraiberaikan!

Yohanes 1:1-2 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita


Matius 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."


Matius 17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."


Ketika Yesus berkata “seperti Bapa telah mengasihi Aku,” maka itu bukan memori, bukan kenangan indah yang ingin Ia tiru dan ia kejar untuk diperjuangkannya untuk tumbuh dan hidup di dalam hati para murid-muridnya. Yesus bukan sedang bernostalgia apalagi bermelankolis seolah-olah setelah berpisah dari Bapa, maka Yesus mendapatkan sebuah pengertian akan  cinta yang agung dan mulia. Yesus bukan sedang kehilangan Bapa Yang mengasihinya. Tak ada nada-nada getir cinta sebagaimana yang dilantunkan oleh Rita Effendi: “selamat jalan kekasih engkaulah cinta dalam hidupku, aku kehilanganmu untuk selama-lamanya” [dalam lagu “selamat jalan kekasih”]. Mengapa saya  mengutip lagu-lagu cinta  semacam ini? sebab ,memang satu-satunya pengalaman paling emosional dan otentik bagi saya dan anda [selain cinta dari ayah dan ibu]  dalam mengasihi dan dikasihi memang adalah hal-hal semacam ini, sebab sanggup menggoreskan luka yang begitu dalam atau menutup pintu bagi siapapun yang mencoba mencintaimu, mengasihimu dan meminangmu. Atau… membuatmu tak berani atau tak mampu untuk mencintai wanita atau pria lain. Kita begitu lemah dan tak berdaya kala cinta melukaimu dan sekaligus melumpuhkan cintamu!


Yesus, tidak! Ia datang dalam cinta yang agung dari Allah, Bapanya! Ia berjalan didalam kemuliaan kasih Allah yang begitu besar dan ia bertindak diatas kehendak Allah untuk mencintai dan mewujudkannya bagaimana berdasarkan kehendak Allah! Mengapa? Sebab Ia sedang memperlihatkan kepada saya,anda dan siapapun juga anda, bagaimanakah kehidupan cinta itu! Ini poin besar yang hendak saya tunjukan dan inilah poin agung kehidupan cinta itu:

Yohanes 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku


Tahukah, bahwa saya, anda dan siapapun juga anda, begitu bodoh untuk berbicara cinta sampai-sampai sorga harus mengajarkannya dalam sebuah cara yang keras. Ini memang menunjukan betapa bejatnya saya, anda dan siapapun juga anda. Karena cintalah maka Yesus melakukan apa yang merupakan kehendak  Ia yang begitu mengasihi-Nya, bahwa Ialah satu-satunya saja  yang dikasihi Bapa, melakukan ini: Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.” Sebuah kasih yang  berbalas dalam kesempurnaan yang begitu presesi tanpa penyimpang se-iotapun! Apa yang dapat dilakukan Bapa dengan kasih-Nya dapat dilakukan Yesus juga secara sempurna dalam kesempurnaan yang begitu ilahi: “turun dari sorga untuk melakukan kehendak Dia.”


Anda ingin melihat kehidupan cinta yang abadi, seperti apakah? Anda baru saja melihatnya! Tak ada kegombalan dan tak ada kepuitisan. Bapa dan Anak saling mengasihi begitu sempurna dalam sebuah kuasa  kekal yang setara untuk melakukannya: Secara sempurna melakukan kehendak di sorga untuk terwujud di bumi.
Apakah itu?
Yohanes 6:39 Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.


Jika bagi manusia bukan merupakan hakikat untuk mencintai seseorang selama-lamanya, maka bagi Allah itu adalah hakikat-Nya, sebab Ia bukan berpuisi kala menyatakan cinta namun ia mencintaimu hingga ajal-Nya menjaminkan ketakterhilanganmu itu!

Ibrani 2:14-16 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.


Bagiku sendiri, setiap kali merenungkan cintanya maka bukan saja jiwaku kian terpesona dan kian melumer dalam dekapan kehangatan cintanya. Saya tak dapat membayangkan bagaimana maut memperkenalkan cinta kepadamu, tetapi saya yakin Sang Maut akan meracuni jiwamu untuk melawan setiap kekokohan Yesus dalam mencintaimu. Kaupercaya ataukah kau tidak percaya bahwa  Bapa memang berkehendak anda tak akan pernah hilang kala Ia mencintaimu, kala Yesus merampasmu dari cengkraman maut dengan nyawa-Nya yang begitu mahal! Apakah mahal [Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat- 1 Pet 1:18-19] itu bagimu tak cukup memesonamu sehingga setiap hari kau memakainya sebab dengan itu berkemilaulah dirimu? Seperti seseorang yang begitu mengasihi cincin emas berkemilau di jari manisnya, tak kan kaubiarkan terlepas dari jari manismu dan hilang! Tetapi Yesus lebih dari itu semua, tak terukurkan dan tak terbandingkan, sehingga bagimu tetap saja: OMONG KOSONG! 


Harap diperhatikan bahwa saya dan anda tak akan pernah  kehilangan keselamatan, bukan sama sekali hendak berkata, anda  hidup lepas bagaikan anak-anak kesetanan! Hei… pernahkah anda mencintai? Pernahkah anda dicintai? Saya yakin sekali, sekalipun saya dan anda pernah mencintai dan dicintai pastilah dengan sebuah  mencintai yang dapat dilukai, dikecewakan dan dikhianati dan itu melumpuhkan cintamu dan menghitamkan cintamu. Tak berdaya untuk mencintai dan memeluk erat  penuh keberanian sebab isteriku atau suamiku tak kan pernah melukaiku dan menyia-nyiakanku, apalagi ingkar janji!


Seperti Yesus, ya... seperti Yesus yang menerima cinta dari Bapa maka ada sebuah kehidupan percintaan yang begitu mulia: Aku datang untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus-Ku, maka pola semacam inilah yang dinyatakan Yesus akan lahir didalam kehidupan percintaan antara Yesus dengan  segenap anak-anak terkasih-Nya:

Yohanes 15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.


Yesus tinggal didalam kasih kekal dan penuh kuasa dalam Bapa-Nya [tahukah anda ini sebuah pengunjukan yang begitu sukar untuk memesona manusia sebab pada dasarnya kita semua mati dan  terlampau biadab (ini tak berlebihan, untuk mengatakan biadab sebab rasul Paulus menuliskan perihal ini: "seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.  Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.- Roma 3:10-12) terhadap-Nya, untuk mencintainya. 


Bukankah kita terbilang yang telah turut menyalibkannya? Perhatikan apa yang telah dinyatakan rasul Paulus mengenai ini:


Roma 4:23-25 Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.


Adakah kehendak Bapa, agar dari semua yang telah diserahkan kepada Yesus jangan ada yang hilang adalah sebuah pengajaran yang berbahaya sebab anda maknakan sebagai kehidupan seenaknya sendiri? SALAH! Anda tak membaca Alkitabmu sebab anda begitu butanya dan iblis begitu sukses memperdayamu untuk memeluk Yesus dengan merdeka dan percaya diri, bahwa Ia memeliharamu. Yesus berkata:

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

dan perhatikan hal ini seksama:


Yohanes 8:43-45 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.


Inilah kehidupan percintaan yang diselenggarakan Bapa dengan cinta-Nya yang memastikan tak satupun dari yang dipilih-Nya hilang. Ia menggembalakanmu, menuntunmu, mendidikmu dalam kehidupan atau kancah dunia ini atau tantangan iman atau proses pendewasaan dari hari ke hari:

Matius 11:25-27 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. … Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.


Beritakanlah Injil-kabar baik dan nyatakanlah bahwa keselamatan yang datang dari Bapa di dalam Yesus Kristus bukan saja sempurna namun kokoh menjagaimu, memeliharamu sebab Ia adalah Pecinta Ulung dan Penuh Kesetiaan, dan tak akan pernah sanggup membiarkanmu sendirian: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu-Yohanes 14:18. Akankah Ia datang kembali dan tak menjumpai lagi dia yang telah diserahkan Bapa kedalam  tangan-Nya?



Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah

No comments:

Post a Comment