Pages

22 December 2015

Sebuah Khotbah Menyambut Natal: “Kelahiran Yesus Kristus adalah:…”

Oleh: Martin Simamora



bagaimana Ia Sang Firman menjadi manusia [Yohanes 1:1,14]?

Lukas 1:18  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.


Natal bukan peristiwa Allah yang melawat manusia sebagaimana Adanya IA, sebab itu mustahil. Allah yang kudus tak mungkin berjumpa dengan manusia didalam keapadaan Allah yang begitu mulia-kudus dan tak terjamahkan oleh manusia. Coba perhatikan situasi ini:

■Keluaran 19:18-21 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa.


Sekalipun Allah datang ke dunia, namun mustahil bagi manusia untuk  berjumpa dengan-Nya secara bebas, selain hanya yang diperkenan-Nya berdasarkan kasih karunia-Nya seperti Musa yang hanya bisa  melihat dari kejauhan saja tanpa  mengalami kebinasaan karena tangan Allah menaunginya:


■Keluaran 33:17-23 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."


Natal adalah Allah mengunjungi manusia bukan didalam ke-apa-adaan-Nya, namun didalam perendahan yang begitu rendahnya, karena Yesus dikandung dari Roh Kudus di dalam rahim seorang manusia, seorang bunda atau seorang ibu tetapi  bukan layaknya seorang ibu yang bersuami atau telah dibuahi oleh seorang pria suaminya.


Hanya di dalam kunjungan Allah semacam ini saja, bahkan manusia yang mengandungnya tidak binasa. Bandingkanlah dengan Musa, yang sekalipun mendapatkan kasih karunia, tidak sebagaimana saat Maria mengandung Yesus.


Bayi itu dikandung dari Roh Kudus, menunjukan konspesi atau bagaimana  janin itu bisa terjadi dan bertumbuh menjadi bayi Kristus, sepenuhnya dilakukan oleh Allah sendiri melalui Roh Kudus, bukannya oleh benih Yusuf. Sebuah kehadiran yang tak terjadi berdasarkan hukum-hukum Alam sebab  mereka pun melayani kehendak Allah dalam peristiwa masuknya Sang Firman kedalam dunia ini.  Hal ini akan begitu jelas sebagaimana epsitel Ibrani menyatakan  peristiwa Roh Kudus merangkaikan janin Yesus di dalam rahim ibu-Nya:

■Ibrani 10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku—


Allah yang menyediakan tubuh daging itu bagi Sang Kristus Sang Terang Dunia [Yohanes 1:5,9].  Tangan Allah yang menjalinkan sel demi sel tubuh bagi Sang Firman dalam apa yang disebut sebagai  berinkarnasinya Sang Firman, menjadi Yesus Kristus.


“Masih bertunangan” dan “belum hidup sebagai suami isteri” namun mengandung layaknya seorang perempuan yang telah bersuami. Jika demikian, darimanakah datangnya  ia yang dikandung oleh Maria itu, atau lebih tepatnya, apakah pengandungan  dari Roh Kudus bermakna Yesus pada dasarnya tidak berasal dari kekekalan ataukah memang ia berasal dari kekekalan [ Yohanes 1:1]?

Perhatikan hal berikut ini:
■Ibrani 1:6 “Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata:….”

“Yang sulung,” atau satu-satunya! yang pertama (studi lebih lanjut baca "artikel ini"). Satu-satunya Sang Terang dunia ini dari Allah yang esa itu! Tak ada pengantara dan  tak ada keselamatan yang lain selain didalam Yesus, sebab Ia satu-satunya keselamatan dari Allah, sebagaimana Allah itu esa.



Yesus ada di dalam kandungan Maria adalah pembuahan dari Roh Kudus yang menjalinkan tubuh daging baginya, sehingga Ia memiliki tubuh yang sama seperti saya dan anda, namun yang membedakannya dengan semua manusia lainnya, Ia adalah Dia yang dibawa Bapa masuk ke dalam dunia ini. Dan Nabi Yohanes  Pembaptis memberikan  kesaksian kenabiannya  mengenai Dia sang Terang dunia yang esa  atau tak ada yang lain itu:


■Yohanes 3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.


Mengapa Yesus didalam kemanusiaan sejatinya juga sekaligus begitu ilahi, yang  dalam suara kenabian Yohanes Pembaptis berbunyi “siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.” Suara kenabian Sang Nabi Keturunan Imam Zakharia yang sejak dalam kandungan telah disertai Roh Kudus menyatakan”siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.’ Yesus berkata-kata dalam bahasa bumi tetapi tidak berasal dari bumi sehingga tidak termasuk pada bumi. Itulah Yesus Kristus, itulah bayi mungil yang lahir di sebuah titik di bumi di Beth lehem.



Ia adalah satu-satunya yang demikian, sekalipun memang:
Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka


Apakah yang terjadi dengan Sang Logos, kala Bapa membawa Ia masuk ke dalam dunia ini? Maka jawabnya ada pada 2 fundamental kemanusiaan Yesus berikut ini:

menjadi sama dengan mereka
mendapat bagian dalam keadaan mereka


perhatikan  apa yang dinyatakan dalam Filipi 2:5-8
 “…dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.


[dalam versi NIV 5 Your attitude should be the same as that of Christ Jesus: 6 Who, being in very nature God, did not consider equality with God something to be grasped, 7 but made himself nothing, taking the very nature of a servant, being made in human likeness. 8 And being found in appearance as a man, he humbled himself and became obedient to death-- even death on a cross!

Dalam versi KJV 5 Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus: 6 Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God: 7 But made himself of no reputation , and took upon him the form of a servant, and was made in the likeness of men: 8 And being found in fashion as a man, he humbled himself, and became obedient unto death, even the death of the cross.]


Ia memang mendapat  bagian keadaan mereka,  bahkan bukan saja  pada poin kehidupan akhir manusia, yaitu mengalami maut, namun juga turut mengalami realita-realita manusia yaitu kelemahan-kelemahan manusia, hanya saja, Ia  tidak berdosa:

Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.


Karena Yesus adalah Ia yang dibawa Bapa dari sorga ke dalam dunia, maka hakikat keilahiannya tidak mengalami degradasi yang membuat dia tak dapat menghadap Allah dengan kekudusan pada dirinya sendiri. Inilah dia yang begitu berbeda dengan Musa.



Apakah di malam natal bulan ini, kita benar-benar, sebagai orang-orang yang mengaku Kristen –mengaku pengikut Kristus sungguh mengenali Ia yang sedang kita puja dan kita sembah? Dimanakah pusat perayaan natalmu? Apakah yang paling banyak dibicarakan dalam natal? Natal adalah kedatangan hal yang baru dari Allah dan berdampak kekal pada semua kemanusiaan, tak kecuali hari dan waktu ikut merayakannya. Karena Yesus datang maka tahun yang baru datang! Itu  karena Yesus! Tetapi lihatlah pesta-pora dunia begitu menista Yesus, dunia berpesta  seolah tahun yang baru datang begitu saja, tanpa Kristus! Benarkah saya, anda dan semuanya mengenal Kristus itu? Jika ya… maka Ia-lah akan semakin banyak kita bicarakan dan diri kita semakin tidak ada. Yesus datang untuk apakah? Bisakah anda menjawabnya? Bukan soal pengetahuan tetapi seberapa intimnya saya atau anda mengenallinya detik demi detik, jam demi jam dan hari demi hari kehidupan kita yang mengaku sebagai Kristen? Apakah kita semakin seperti Ia yang telah tinggal bersama-sama dengan kita? Ataukah  Ia tinggal bersama-sama dengan kita dan kita semakin seperti yang kumaui, dan jika demikian, itu sungguh amat menakutkan untuk anda rayakan!




Menariknya, Surat Ibrani menyinggung Yesus yang lebih tinggi daripada Musa:
Ibrani 3:3 Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.


Musa menyampaikan pengaharapan  yang akan datang dari Allah, sementara Yesus adalah kegenapan dari segala apa yang diharapkan dan dinanti-nantikan oleh para nabi pemberita kabar baik didalam Sang Pewujud Pengaharapan itu:

Ibrani 3:5  Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,


Ibrani 3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.


1Petrus 1:8-12 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.


Yesus adalah Dia yang dibawa Bapa masuk ke dalam dunia ini telah menjadi sentral pemberitaan para nabi Allah yang kudus. Janin Yesus yang dikandung dari Roh Kudus itu atau Ia  yang dibawa Bapa ke dalam dunia ini dalam penghadirannya sebagaimana anak manusia yang  dikandung di dalam rahim seorang perempuan, pun mengalami persalinan untuk ia  hadir di permukaan bumi ini:


Lukas 2:6-7 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.


Ini perihal yang  benar-benar menakjubkan, sebab saat Allah membawa masuk kedalam dunia  ini, tindakan Allah atas Sang Firman telah menjadikannya bukan saja dapat bersama-sama dengan manusia, namun dapat menjadi kepala atas semua orang beriman, menggenapi segala apa yang dijanjikan Allah kepada  para nabi:


Kisah Para Rasul 3:12-23 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.

Bukan sekedar Ia adalah Allah beserta kita, tetapi Ia menjadi manusia agar mengalami kematian. Hanya Sang Firman dan satu-satunya Pengantara yang dapat mengalami kematian dalam peristiwa salib, sebab  itulah puncak ternista Ia mengalami perendahan beberapa saat lamanya menjadi manusia yang sama seperti semua manusia, memiliki  tubuh yang takluk kepada penderitaan dan kematian:

Ibrani 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Ibrani 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;


Memang benar-benar  tak nampak kemegahan bahwa  Ia Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah. Ini sama sekali bukan menunjukan bahwa Ia Sang Firman menjadi manusia telah mengalami degradasi atau penyusutan kemuliaan, sebab  hal ini semata terjadi sebagaimana dimaksudkan Bapa dan untuk sesaat lamanya saja untuk  tujuan yang begitu mulia: menjalani kematian yang begitu hina agar di dalam kematian-Nya, Ia memusnahkan Iblis. Kematian-Nya adalah kematian yang menggemparkan dan mencengangkan!


Natal, bukan sekedar Allah menjadi manusia, tetapi Ia Sang Firman telah dibawa oleh Bapa masuk ke dalam dunia ini dengan mengenakan padanya tubuh manusia, agar Ia dapat menjadi pengantara  selama-lamanya dan tak tergantikan bagi kita, saat ini:

Ibrani 5:5-10 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini", sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.

Yesus yang  kita kenangkan kelahirannya di dunia ini adalah Yesus yang saat ini masih terus memimpin, memelihara dan membela kehidupan setiap orang-orang percaya yang merupakan  milik Bapa [bandingkan dengan Yohanes 17:6, lalu perhatikan ayat 9 dan ayat 20] sebagai Imam Besar, Ia berdiri dihadapan Bapa bagi setiap saudara-saudara-Nya [Ibrani 2:11-12]:

1Yohanes 2:1-2 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.


Ingatlah, didalam mengenangkan kelahiran Kristus, penting sekali untuk  mengenali sesungguh-sungguhnya, siapakah dia-bagimu? Dan mengapa dia harus begitu dimuliakan, bahkan  sejak didalam kandungan, oleh Allah? Ia yang  senantiasa dikenangkan oleh setiap orang-orang tebusan Kristus dalam pengenangan peristwa Natal Sang Kristus,  sudah ada di sorga dan penuh setia memimpin kita dan menjagai kita sebagai seorang Imam Besar yang mahasempurna di sorga:


Ibrani 8:1-5 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."


Natalnya Kristus di dunia, pada akhirnya menghapus  atau mengakhiri segala keimamatan  yang sebetulnya adalah bayang-bayang dari apa yang akan datang.


Sekarang setiap umat tebusannya mengalami pengudusan senantiasa dari-Nya selama ia berjalan di dunia ini. sebagai orang-orang percaya yang hidup bagi dan bekerja bagi kehendak Bapa di dalam sorga.


Jadi,  Yesus yang dikenangkan kelahirannya itu, pada hakikatnya datang sebagai Imam Besar bagi umat tebusan Allah:


Ibrani 9:11-14 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.


Dia datang untuk menjadi Imam Besar, dengan cara menggenapi semua hal yang tak dapat dituntaskan oleh keimamatan sebelumnya, dan melangsungkan keimamatan besarnya yang mulia itu di sorga saat ini, selama-lamanya berdasarkan  darah kurban yaitu darahnya sendiri yang dibawanya sendiri ke hadapan Bapa. Itulah keimamatan Kristus yang bekerja atas kita saat ini.


Amin

Segala Hormat dan Puji Hanya Bagi Allah Yang Telah Menyatakan Terang-Nya Yang Mulia Dalam Yesus Kristus, Satu-Satunya Keselamatan Dari Allah itu!

No comments:

Post a Comment